Magian Company Jilid 6 Bab 8

[8] Melarikan Diri dari Tibet

Jauh di bawah Istana Potala di Lhasa, pusat politik dan agama Tibet. Terkubur di sana terletak sebuah “menara”, sisa dari Shambhala. Dengan beberapa kebetulan yang tidak disengaja, Tatsuya dan Minoru berhasil menyusup ke Potala, dan di sana dipandu oleh seorang lama, penjaga reruntuhan hingga akhirnya tiba di menara ini tadi malam.

Siang dan malam berikutnya, Tatsuya dan Minoru bergantian menggunakan “tongkat sihir” untuk membaca catatan yang disimpan di “pilar” yang melewati tengah menara.

Mereka tidak membagi pekerjaan. Awalnya, Tatsuya berniat melakukan hal tersebut, tapi setelah akses pertamanya ke “pilar”, dia menemukan bahwa informasi tersebut ternyata sangat penting, dan memutuskan bahwa masing-masing dari mereka harus memiliki akses penuh ke semua informasi sebagai semacam cadangan saling menguntungkan.

Dengan itu, mereka mengubah giliran mereka menjadi setiap tiga jam, dan sesekali tidur siang selama proses tersebut ─ meskipun Minoru tidak membutuhkan tidur, akan lebih efisien jika memiliki pikiran yang istirahat ─ mereka selesai menelusuri semua informasi di “pilar”.

“Minoru, kau baik-baik saja?”

Tatsuya mengkhawatirkan Minoru, yang memasang ekspresi parah di wajahnya setelah menyelesaikan prosesnya. Dia tidak khawatir dengan kondisi fisik Minoru, tapi khawatir dengan guncangan mental yang harus dia alami.

Tercatat di “pilar” menara batu tersebut adalah lokasi reruntuhan Shambhala dan daftar inventaris artefak yang tersimpan di dalamnya.

Di antara item-item yang tercantum, selain infus parasite yang berisiko dari badan informasi ke dalam makhluk, sihir untuk mengubah manusia menjadi parasite serta sihir untuk mengubah parasite kembali menjadi manusia.

Apakah peradaban Shambala yang menciptakan Parasite, atau mereka hanya menciptakan sihir untuk menghadapinya, masih menjadi pertanyaan yang belum terjawab pada saat ini. Tapi Minoru tidak memerlukan konfirmasi akan hal itu untuk mengetahui bahwa ini adalah informasi yang tidak bisa dia abaikan, bahkan jika dia menginginkannya. Tak perlu dikatakan lagi, keinginan untuk mengumpulkan sihir itu pertama-tama muncul di benaknya.

Namun, ada sihir berbahaya di katalog yang memiliki prioritas lebih tinggi dan harus disegel sesegera mungkin.

Sayangnya, peradaban Shambala bukanlah surga ideal yang tidak mengenal konflik. Menurut berbagai tulisan dan pengetahuan, mereka menimbun senjata pemusnah massal untuk mengantisipasi perang terakhir yang akan datang. ─Sihir untuk pemusnahan massal; pembantaian massal. Tidak mungkin hal seperti itu bisa terjadi di dunia saat ini.

“─Tidak apa-apa. Aku memahami prioritasnya.”

Mengangkat wajahnya dari posisi terpuruk, Minoru merespons dengan ekspresi tegas.

Jelas sekali bahwa dia sedang bergumul dengan konflik internal. Namun, Minoru tidak bisa melepaskan tanggung jawab terhadap dunia tempat Minami tinggal. ─Sama seperti Tatsuya yang tidak pernah melupakan tanggung jawabnya terhadap Miyuki bahkan untuk sesaat pun.

“Ayo pergi, Tatsuya-san.”

Minoru pergi ke depan dan mengambil ransel yang ditinggalkannya di lantai.

“Tentu, ayo pergi.”

Tatsuya juga membawa tasnya di punggungnya.

Minoru pergi duluan dan mulai menaiki kembali tangga spiral.

◇ ◇ ◇

Menaiki tangga menara dan menaiki tangga panjang menuju ruang bawah tanah, keduanya kembali ke Istana Potala.

Pintu menuju ruang bawah tanah terbuka dengan mudah dari dalam, seperti yang dikatakan biksu tua itu. Begitu mudahnya sehingga mereka bertanya-tanya bagaimana hal itu tetap menjadi rahasia.

Biksu tua itu berdiri di balik pintu kayu yang berat itu. Cukuplah untuk mengatakan, mereka berdua tidak repot-repot memberitahunya jam berapa mereka kembali dari menara bawah tanah.

Apakah lama ini, penjaga reruntuhan, punya cara untuk mengetahui apa yang terjadi di bawah tanah?

Atau selama ini menunggu Tatsuya dan Minoru kembali?

“Apakah kau sudah mendapatkan kembali warisannya?”

Getaran kecil dalam suara biksu tua itu bukanlah ilusi pendengaran. Dia jelas menginginkan konfirmasi, jaminan bahwa tugas yang dia dan nenek moyangnya genggam selama bertahun-tahun tidaklah sia-sia.

“Aku mendapatkan ilmu yang sangat berarti. Aku sangat berterima kasih atas kerja samamu.”

“Ooh … Tapi aku harus berterima kasih banyak. Mendengar kata-kata ini tidak hanya bermanfaat bagiku, tapi juga bagi semua generasi penjaga kuil ini.”

Biksu tua itu membungkuk dalam-dalam dengan kedua telapak tangan bertumpu.

Adegan ini membuat Tatsuya dan Minoru merasa agak tidak nyaman, yang bisa mereka ucapkan hanyalah “terima kasih” dan “permisi”, lalu mereka segera meninggalkan tempat itu.

◇ ◇ ◇

Di luar, langit kembali cerah hari ini. Bintang berkelap-kelip di langit malam. Bintang-bintang terlihat lebih jelas dibandingkan tadi malam, mungkin karena cahaya lampu kota lebih redup dan tidak cukup kuat untuk mengaburkan langit malam.

Waktu sekarang tidak jauh berbeda dengan waktu malam ketika Tatsuya dan Minoru menyusup ke kota Lhasa. Namun jelas ada lebih banyak toko yang tutup, dan jumlah orang yang lewat tampaknya jauh lebih sedikit dibandingkan malam sebelumnya, ketika terjadi pertempuran di pinggiran kota.

“… Apakah pertempuran semakin intensif?”

Minoru berbicara kepada Tatsuya dengan suara rendah saat mereka berhenti di tengah tangga yang menghubungkan puncak bukit tempat Istana Potala berada ke kaki bukit untuk melihat ke bawah kota.

“Tapi sepertinya tidak ada jam malam.”

Jika jam malam diberlakukan, jalanan akan lebih sepi dibandingkan sekarang.

“Mungkin orang-orang sedang mencium aroma pertempuran yang akan terjadi. Mungkin mereka mencium bau terbakar dan secara sukarela tidak berada di luar.”

“Memang, itu sangat mungkin terjadi.”

Tatsuya mengangguk setuju pada dugaan Minoru.

Tangga yang menghubungkan pusat kota dan Istana Potala, tidak mengherankan, dijaga oleh tentara Great Asian Union. Meski begitu, Tatsuya dan Minoru berjalan melewati mereka tanpa bersembunyi dan pergi ke kota. Spekulasi Minoru bahwa pertempuran meningkat kemungkinan besar benar. Tidak ada penyihir yang ditempatkan di pos itu yang mampu menentang [Kimon Tonkou] miliknya.

Namun mereka hanya berhasil melewatinya tanpa tertandingi sampai mereka keluar dari pusat kota.

Begitu berada di luar kota, keduanya dengan cepat berjongkok di pinggir jalan. Itu tidak tampak seperti lekuk alami. Malah, itu terlihat seperti parit dasar, atau mungkin parit yang sudah dibangun sepenuhnya dan dibiarkan begitu saja.

Di luar kota, pertempuran sedang berlangsung sengit. Pasukan Great Asian Union mengerahkan sejumlah besar personel untuk menyapu gerilyawan di wilayah yang luas.

Yang merepotkan bagi Tatsuya dan Minoru, kontingen besar sedang menjelajahi bukit dan area sekitarnya tempat mereka menyembunyikan Stealth Diver. Bukit itu dipenuhi rumah-rumah terbengkalai yang telah ditinggalkan sejak perang besar sebelumnya. Target pencarian yang paling mungkin adalah rumah-rumah yang ditinggalkan, tapi bukan berarti tidak mungkin untuk menggali dan menaiki kendaraan rahasia dengan tentara musuh yang bergerak masuk dan keluar dari area sekitarnya.

Haruskah mereka menunggu sampai mereka melanjutkan perjalanan, atau haruskah mereka melakukan pengalihan sehingga mereka akan mengalihkan perhatiannya ke lokasi lain? Tatsuya mengamati pergerakan pasukan Great Asian Union saat dia merenungkan hal ini, ketika Minoru tiba-tiba mengeluarkan “Itu …!” di sampingnya.

“Kau mengenali seseorang di sana?”

Tatsuya bertanya tanpa menoleh ke arahnya. Itu bukan pertanyaan besar karena itu hanya konfirmasi.

“Ya. Itu adalah penyihir Kipas Besi …. Yang kuyakini berasal dari Bāxiān.”

“Seorang Bāxiān yang menggunakan kipas angin … Zhongli Quan, kalau begitu.”

Mendengar jawaban Minoru, Tatsuya segera menarik detail yang relevan dari ingatannya.

“Kudengar keahliannya adalah sihir untuk memanipulasi tubuh, baik miliknya atau orang lain, yang hidup atau yang mati.”

“Memanipulasi tubuh orang, katamu ….”

“Ini mungkin terdengar kuat, tapi selama kau bisa menangkal sihir balasannya, itu seharusnya tidak menjadi masalah bagimu, Minoru.”

Yang dimaksud dengan “sihir tandingan”, Tatsuya mengacu pada sihir tandingan yang digunakan Zhongli Quan saat terakhir kali Minoru berada di Lhasa untuk membatalkan sihirnya, dan yang digunakan Lü Dongbin untuk membatalkan sihir Tatsuya sekali di Jepang. Ini adalah pembentukan lapisan psion yang padat dan kacau di sepanjang tubuhnya sendiri. Dengan itu, badan informasi psion, yaitu rangkaian sihir, diencerkan dan dilarutkan oleh lapisan tersebut.

Meskipun benar bahwa itu membuat sihir langsung tidak dapat bertahan melawan mereka, tanpanya mereka tidak akan menjadi tantangan yang besar. Itu adalah penilaian Tatsuya terhadap Bāxiān, unit operasi penyihir Great Asian Union.

“Apakah kau ingin menghadapinya?”

Tatsuya mempertanyakan apakah dia ingin menebus untuk yang terakhir kalinya. Tapi dari nadanya, itu tidak terdengar seperti sebuah pertanyaan dan lebih seperti sebuah saran.

“Apa itu baik-baik saja?”

Tanggapan Minoru juga sama; dia tampak siap untuk beraksi bahkan jika terjadi guncangan negatif dari Tatsuya.

“Tentu, itu bagus. Kita tidak akan mencapai hasil seperti ini.”

Minoru tersenyum mendengar jawaban Tatsuya sambil membubarkan [Parade].

Dan saat berikutnya, dia pergi.

◇ ◇ ◇

Kelompok yang diburu oleh pasukan Great Asian Union di luar Kota Lhasa bukanlah gabungan antara agen dan gerilyawan yang dipimpin oleh agen penyihir IPU Mizar tadi malam.

Itu adalah unit tentara bayaran yang dipimpin oleh anggota Sapta Rishi lainnya yang telah menyusup ke Tibet, dengan nama sandi [Megrez].

Unit tentara bayaran yang dipimpin oleh Megrez terdiri dari sekelompok kecil tentara bayaran Gurkha ditambah orang Tibet yang mencari suaka. Tibet telah mencapai kemerdekaan pada saat pembagian utara-selatan benua Asia Timur selama perang terakhir, namun setelah pembentukan Great Asian Union, Tibet sekali lagi ditaklukkan di bawah kekuatan besar timur sebagai negara bawahan. Beberapa orang Tibet yang melarikan diri ke Tibet pada waktu itu berubah menjadi tentara bayaran dan kini berjuang untuk kemerdekaan penuh dari tanah air mereka.

Para tentara Gurkha yang merupakan keturunan suku pegunungan Nepal ini telah dikenal di seluruh dunia karena kekuatannya sejak abad ke-19. Faktanya, Sapta Rishi Megrez juga orang Nepal.

Nama aslinya adalah Sila Rana. Dia adalah anggota dinasti Rana, yang menguasai Kerajaan Nepal dari akhir abad ke-19 hingga paruh pertama abad ke-20. Karena garis keturunan ini, dia dipandang sebagai pemimpin oleh tentara Gurkha yang bergabung dengan tentara federal IPU. ─Tetap saja, masih banyak pejuang Gurkha yang mempertahankan status bebas mereka sebagai tentara bayaran.

Jika bukan karena kekuatan sihirnya saja, pengaruhnya terhadap tentara Gurkha mungkin akan mempengaruhi pemilihan Sila Rana dari Megrez untuk misi ini.

Megrez datang bersama tentara bayarannya untuk mengintai Lhasa setelah mendengar bahwa Han Xiangzi telah dikalahkan oleh Mizar tadi malam. Karena nama mereka “Delapan Dewa”, Bāxiān hanya memiliki delapan anggota. Bahkan Great Asian Union, yang memiliki banyak personel, hanya memiliki beberapa penyihir level Bāxiān.

Menurut laporan dari anggota yang menjadi informan IPU yang ditempatkan di Great Asian Union, tampaknya Han Xiangzi tidak akan bisa kembali ke jabatannya setidaknya selama seminggu. Informasi lain, meskipun belum dikonfirmasi, yaitu anggota Bāxiān lainnya, Lü Dongbin, tampaknya menyusup ke Jepang dan dibunuh oleh penyihir Yotsuba tersebut.

Tidaklah terlalu optimis untuk berasumsi bahwa pasukan Great Asian Union, yang juga memiliki garnisun di wilayah perbatasan, telah mengurangi kontingen mereka di Lhasa. Tujuan dari pengintaian ini adalah untuk mengonfirmasi fakta tersebut.

Namun, bertentangan dengan ekspektasi ─ atau bertentangan dengan harapan ─ kekuatan Great Asian Union dengan cepat menambah kekuatan mereka. Atau, lebih tepatnya, mereka meningkatkan upaya mereka. Sepertinya mereka telah membaca gerakan Megrez.

Untuk sesaat, Megrez curiga mungkin ada mata-mata di antara kelompok tentara bayaran yang dipimpinnya. Namun dia segera mempertimbangkan kembali kemungkinan bahwa urgensi pasukan Great Asian Union mungkin telah menyebabkan penugasan kembali pasukan secara tergesa-gesa.

Bāxiān adalah kartu truf Great Asian Union di kawasan Asia Tengah. Selain Bāxiān, mereka memiliki lusinan penyihir taktis, beberapa di antaranya dilaporkan bahkan telah mencapai level strategis. Beberapa di antaranya dikatakan berada dalam jangkauan sihir strategis. Tapi para penyihir kuat itu cenderung ditempatkan sebagian besar di utara dan timur negara itu. Agaknya, Great Asian Union memperkirakan konflik besar dengan Uni Soviet atau Jepang akan lebih mungkin terjadi, sementara konflik dengan IPU diperkirakan akan lebih terlokalisasi.

Dengan mengingat visi strategis ini, tidak mengherankan jika ketidakhadiran Bāxiān di garis depan begitu mengganggu. Reaksi berlebihan mereka sudah diduga pada saat itu. Megrez merasakan sengatan dari kurangnya pandangan ke depan sekarang.

Batas pencarian di Great Asian Union semakin dekat. Jumlah mereka lima kali lebih banyak daripada yang dimilikinya. Dia merasa pasukannya memiliki kualitas yang lebih baik secara keseluruhan, namun faktor jumlahnya masih terlalu besar untuk bersaing.

Megrez berpikir meskipun dia mengambil inisiatif, mereka mungkin bukan tandingan musuh. Yang memimpin musuh adalah Zhongli Quan, salah satu Bāxiān.

Kekuatan tempurnya dalam pertarungan kelompok berada di bawah Han Xiangzi.

─Untungnya, spesialisasinya dalam sihir cocok untuk penarikan diri dari medan perang.

─Dia bisa memberikan kesempatan bagi orang-orang di bawah komandonya untuk melarikan diri, bahkan dengan mengorbankan nyawanya sendiri, jika diperlukan.

Megrez membuat keputusannya secara pribadi.

Tapi dia bukan orang yang menunjukkannya. Dia mengadakan penarikan diri dengan ekspresi tenang dan bahkan senyuman di wajahnya.

Pasukan Great Asian Union yang terkonsentrasi di Great Asian Union memfokuskan penyisiran mereka pada rumah-rumah kosong di desa yang ditinggalkan. Sementara itu, dalam upayanya untuk menjauh sejauh mungkin dari Lhasa, Megrez diam-diam menyingkirkan kelompok tentara bayaran itu.

Tetap rendah, dia menjaga langkahnya tetap tenang.

Ini sangat lambat, tetapi prioritasnya tidak terlihat.

Inilah yang diingatkan Megrez pada dirinya sendiri, dan dia memastikan tentara bayaran di bawah komandonya melakukan hal yang sama.

Area di sini merupakan rangkaian tertinggi dan terendah. Lubang dan cekungan di sana-sini merupakan pengingat akan serangan artileri pada perang masa lalu. Dia dan kelompoknya kini menuruni lereng yang lebih mirip cekungan daripada lembah, agar tidak terpeleset.

Seberkas cahaya melewati kepala mereka.

Punggung bukit seharusnya menghalangi pandangan mereka.

Jadi dia berkata pada dirinya sendiri, menahan reaksi kasarnya.

Untuk memastikan, dia berhenti dan membiarkan pasukannya terus berjalan.

Megrez mengintip ke arah sumber cahaya, siap mengaktifkan sihirnya kapan pun ada kesempatan.

Tiba-tiba terdengar teriakan dari arah itu.

Detak jantung Megrez semakin cepat.

Namun dia segera menyadari bahwa hal itu tidak memperburuk situasinya.

Itu adalah jeritan, bukan teriakan.

Jeritan kesakitan.

Tidak diragukan lagi. Unit Great Asian Union yang memburu mereka diserang oleh seseorang.

(Mizar? Tidak, dia bilang dia akan meninggalkan Lhasa.)

(Tapi, siapa itu?)

Megrez belum mendengar detail bagaimana Han Xiangzi meninggalkan lini depan.

Dia tidak mengetahui dermawan tak dikenal yang ditemui Mizar.

Dia tetap tinggal untuk menilai situasinya.

◇ ◇ ◇

Dengan [Teleportasi Tiruan] Minoru muncul di sisi unit Great Asian Union dan menembakkan sihir tanpa jeda waktu.

Semburan petir menyambar tentara Great Asian Union.

Kilatan petir, meregang; bercabang menjadi banyak kilat listrik tipis, bercabang halus, dan tak terhitung jumlahnya. Itu mengingatkan tentara Great Asian Union akan sihir rentetan petir luas milik “Apostel” mereka sendiri.

Sihir yang diaktifkan oleh Minoru, tentu saja, bukanlah [Menara Petir] yang sama yang digunakan oleh Apostel Great Asian Union, Penyihir Kelas Strategis yang diakui secara nasional. Sihir modernnya yang mendasar dan populer [Spark], disusun ulang dengan pendekatan Sihir Kuno.

Tapi hanya sedikit prajurit yang mempunyai pengalaman langsung dengan Sihir Kelas Strategis. Hal yang sama juga berlaku bagi orang Jepang dan negara-negara lain, kecuali negara-negara tersebut di atas mempunyai kesempatan untuk melihatnya dalam video dan foto dengan lebih banyak detail daripada yang dapat diakses oleh publik; minimum sehingga tidak mengganggu operasi di masa depan. Walaupun, dalam aspek itu pun, militer Great Asian Union hanya memberikan kesempatan tersebut kepada segelintir prajurit, bahkan banyak perwira yang tidak memiliki akses terhadap informasi detail.

Oleh karena itu, bagi prajurit berpangkat rendah di Great Asian Union, hal pertama yang mereka kaitkan dengan sihir serangan listrik area luas, karena kurangnya informasi, adalah sihir tingkat strategis [Menara Petir] yang digunakan oleh Apostel negara mereka. Sihir strategis bagi rata-rata prajurit Great Asian Union lebih dari sekadar alat tawar-menawar politik, namun merupakan sambaran petir yang dapat menghantam kepala mereka kapan saja. Sebuah sentimen muncul ketika nasib sebuah negara imperialis multi-etnis hidup di bawah ancaman pembelotan dan pembersihan secara terus-menerus.

Kemiripan sihir petir area luas dengan [Menara Petir] yang dilaporkan membuat para prajurit Great Asian Union menjadi panik. Seperti yang Minoru bayangkan. Meskipun dia mahir menggunakan sihir tipe emisi, efek psikologis adalah tujuannya dalam menggunakan sihir ini.

(Sekarang, ayo keluar, Zhongli Quan)

Sambil bergumam dalam pikirannya, Minoru sekali lagi menggunakan sihir petir area luasnya. Tingkat mematikan dari sihir ini tidak terlalu tinggi. Outputnya tidak cukup untuk membunuh puluhan orang sekaligus. Tapi itu cukup kuat untuk membuat prajurit yang kurang tahan terhadap sihir keluar dari tugas. Hanya dengan dua aktivasi, seperempat dari lebih dari 100 orang dalam pasukan pencarian dianggap tidak efektif dalam pertempuran. Seandainya mereka tidak disebar demi pencarian, hasilnya akan lebih signifikan.

Sebuah kerugian yang tidak bisa diabaikan oleh komandan unit mana pun. Meskipun sebenarnya Zhongli Quan tidak memegang posisi komando resmi, dia masih dalam posisi kepemimpinan di mana dia tetap tidak bisa mengabaikan situasi.

Saat ini Minoru adalah sosok bayangan yang tidak berusaha menyembunyikan kehadirannya. Sisa iblis yang sama yang menyerang markas FAIR. Berbeda dengan harus membuat wajah baru dan menutupi fisiknya, hal ini tidak terlalu membebani sumber daya magisnya. Itu adalah penampilan yang sangat mencurigakan, tapi sekarang adalah saat di mana tidak masalah jika dia menonjol.

Kehadiran yang dia rasakan. Sosok yang jatuh di depan Minoru. Itu adalah seorang pria paruh baya, sedikit kelebihan berat badan, dengan otot dan lemak, seperti pegulat.

Salah satu Bāxiān, Zhongli Quan.

(Kau di sana.)

Minoru menyeringai di balik tabir bayangannya.

◇ ◇ ◇

“Apa itu …?”

Megrez tidak bisa menahan gumamannya saat melihat hal aneh yang dilihatnya itu.

Itu adalah bayangan, sosok seperti boneka, menggeliat dalam kegelapan, seperti kabut hitam. Sosok yang menakutkan, seperti sisa-sisa pengembara dari kuburan.

Bayangan itu mengangkat lengannya, mengulurkannya ke arah Zhongli Quan. Dari ujung lengannya, sekeping bayangan terlepas dan berdiri dengan empat kaki. Segera menerkam Zhongli Quan setelahnya, cepat, seperti anak panah yang terlepas.

“Sesosok [Binatang Bayangan]?”

Gumaman lain keluar dari Megrez. Pada tahap itu, dia tidak lagi berusaha merendahkan suaranya.

“Apa dia seorang penyihir …?”

Megrez setidaknya tahu bayangan berbentuk binatang apa yang menyerang Zhongli Quan. Itu adalah bentuk sihir ofensif kuno yang digunakan oleh para penyihir Great Asian Union. Jadi, apakah itu “bayangan” dari penyihir Great Asian Union? Apa dia menyaksikan konflik internal di Great Asian Union? Atau itu insiden penyerangan sekutu?

Saat Megrez merenungkan pertanyaan-pertanyaan ini, dia melihat Zhongli Quan bertemu dengan [Binatang Bayangan] dengan kipas besinya terulur.

Kipas besi dan [Binatang Bayangan] saling mendorong, berlawanan satu sama lain.

Konfrontasi itu hanya berlangsung beberapa detik sebelum akhirnya pecah.

Kontur [Binatang Bayangan] meleleh dan tersedot ke dalam Kipas Besi.

“[Keutuhan Kekacauan] ….”

Megrez juga tahu apa yang terjadi kali ini.

Sihir balasan [Keutuhan Kekacauan] yang digunakan oleh Bāxiān. Sihir yang menonaktifkan sihir dengan menghancurkan rangkaian sihir, bukan mencegahnya bekerja. Ini menciptakan lapisan padat psion kacau yang melarutkan dan menelan rangkaian sihir. Sihir balasan inilah yang menjadikan Bāxiān salah satu penyihir terbaik dalam pertempuran anti-personil.

Karena Bāxiān memiliki [Keutuhan Kekacauan] sehingga Megrez dan Sapta Rishi lainnya kesulitan melawan mereka. Sapta Rishi mengungguli Bāxiān dari segi sihir ofensif. Itu bukan hanya penilaian pribadinya; itu adalah sesuatu yang diam-diam diakui oleh Great Asian Union.

[Keutuhan Kekacauan], pada dasarnya, hanya melindungi perapal mantra. Oleh karena itu, tidak sulit bagi Sapta Rishi untuk menetralisir kekuatan yang dipimpin oleh Bāxiān. Tapi Bāxiān tetap tidak terluka, yang pada akhirnya akan mengusir mereka. Atau, alternatifnya, menjauh. Pola ini terulang kembali selama bentrokan masa lalu antara Sapta Rishi dan Bāxiān.

“Bayangan”, dari [Binatang Bayangan] telah terhapus, tidak menunjukkan tanda-tanda gangguan. Meskipun dia tidak bisa melihat fisik mereka, apalagi ekspresi mereka, Megrez merasakan bahwa “bayangan” itu mengharapkan hal itu terjadi.

Sebelum Zhongli Quan dapat melakukan serangan balik, sambaran petir berbentuk ular keluar dari tangan bayangan itu. “Ular” itu, memancarkan cahayanya sendiri, merangkak di udara, menyemburkan bunga api, dan menyerang Zhongli Quan.

Zhongli Quan kembali menggunakan kipas besi lipatnya sebagai perisai untuk memblokir “ular” tersebut.

Hanya pada saat berikutnya buru-buru membuang kipas besi itu.

Daripada menertawakan tindakan lucu itu, Megrez malah terkesiap takjub.

Sihir gaya kuno mengilhami sihir dengan bentuk. Karena diberi bentuk, [Keutuhan Kekacauan] tidak dapat menghilangkan rangkaian sihir dalam sekejap, dan ada jeda waktu hingga dibatalkan.

“Bayangan” pertama kali mengonfirmasi fakta tersebut dengan [Binatang Bayangan]. Setelah memastikan sihirnya akan tetap ada saat sedang dibatalkan, dan menyadari bahwa senjata pilihan Zhongli Quan adalah kipas besi, dia melepaskan sihir petir gaya kuno, [Ular Petir], katakanlah, alih-alih [Binatang Bayangan].

“Mereka terbiasa terlibat dalam pertarungan sihir melawan orang lain,” pikir Megrez tentang penyihir “bayangan”. Dan sepertinya mereka tidak hanya menguasai jumlah pertempuran saja. Di balik “bayangan” dia bisa melihat sekilas pengalaman dan keahlian tingkat tinggi dalam pertempuran. Dia merasa begitu.

◇ ◇ ◇

(Ini seperti yang dianalisis Tatsuya-san.)

Minoru tanpa sadar menganggukkan kepalanya di bawah tabir “bayangan” sambil bergumam dalam pikirannya.

Pada saat yang sama, dia merasakan ketakutan.

─Sihir tandingan Bāxiān membutuhkan waktu untuk menghilangkan sihir dengan bentuk tetap.

Setelah bertarung hanya sekali melawan Bāxiān lain, Lü Dongbin, Tatsuya melihat kelemahan dalam sihir balasan yang telah diperjuangkan Minoru.

Tatsuya menduga, dengan benar, bahwa jika pembatalan sihir itu tidak terjadi secara instan, jangka waktu hingga hal itu tercapai akan berguna dalam menimbulkan kerusakan. Kipas besi itu mungkin bisa bertahan dari hantaman [Binatang Bayangan], tapi sambaran petir berbentuk ular melewati kerangka besi kipas itu dan menyetrum pemiliknya.

Tapi dia langsung melepaskan kipas besinya, mungkin karena dia ingat apa yang terjadi terakhir kali mereka bertarung. Dalam pertemuan mereka sebelumnya, Minoru juga mengirimkan serangan listrik yang menyebabkan sengatan listrik pada tangan Zhongli Quan yang memegang kipas besi. Pada saat itu, itu adalah petir yang dibentuk menjadi bola petir, bukan sihir kuno yang meminjam bentuk binatang, tapi sepertinya secara tidak sengaja diterima sebagai “sihir dengan bentuk tetap”.

Bagaimanapun, fakta bahwa dia langsung melepaskan kipasnya setelah memblokir ular petir itu mungkin karena tubuhnya mengingat kerusakan yang dideritanya saat itu.

Zhongli Quan mengeluarkan kipas baru.

(Heh ….)

Minoru terkekeh dalam pikirannya.

Kipas baru itu seluruhnya terbuat dari bambu, sampai ke bagian mukanya.

(Aku sudah menyiapkan tindakan pencegahan. Mungkin dia menyadari bahwa dialah yang berurusan denganku?)

Bambu tidak menghantarkan listrik. Selain itu, bambu merupakan bahan yang keras dan tahan lama. Sekalipun potongan-potongannya dipotong tipis-tipis, jika ditumpuk, potongan-potongan itu cukup kuat untuk digunakan sebagai senjata.

(… Tapi bukankah itu agak dangkal dalam pemikiranmu?)

(Itu bukan satu-satunya hal yang berbeda dari sebelumnya!)

Zhongli Quan menggunakan sihir angin gaya kuno dengan kutukan [Qiongqi].

Minoru mengaktifkan ubin perintah pertahanannya. Dari ubin yang dia lempar ke tanah, burung bayangan terbang satu demi satu, membelah angin Zhongli Quan ke arah yang berlawanan.

Burung bayangan mengambil siluet burung hantu. Teknik yang digunakan oleh Zhongli Quan memanfaatkan konsep Qiongqi, makhluk yang setara dengan yokai Kamaitachi Jepang, yang konon telah diimpor kembali ke benua Asia Timur di mana ia menjadi sihir angin pembawa hex [Qiongqi].

Dan burung hantu adalah musuh alami itachi, musang Jepang. Meskipun Qiongqi, bahaya dan monster besar dari mitologi Cina, dan Kamaitachi pada dasarnya sangat berbeda, Minoru masih menggunakan pertahanan berdasarkan konsep Kamaitachi, untuk menghadapi [Qiongqi] karena itu adalah turunan.

Menggunakan waktu ubin perintah mencegat sihir Zhongli Quan sendiri, Minoru menyelesaikan persiapan aktivasi sihir gaya kuno setelah mengonsumsi seikat jimat.

“─Aku memanggilmu, Yakusa-no-Ikazuchi!”

Dengan kata kekuatan sebagai kunci aktivasi terakhir, sihir dewa semu Minoru aktif.

Itu adalah sihir tingkat tinggi yang meniru sifat dewa. Dalam tradisi sihir gaya kuno Jepang, ini dianggap sebagai jenis seni yang paling sulit. Dengan menggunakan simbol agung, yaitu dewa, sihir semacam ini dapat menembus “kekuatan pelestarian informasi” yang gigih yang digunakan dunia, dan menulis ulang realitas dengan kuat.

Meskipun sekuat itu, ia juga membutuhkan kekuatan sihir tingkat tinggi untuk mengaktifkannya. Persiapannya juga membutuhkan banyak waktu, bahkan menurut standar sihir gaya kuno, yang terkenal lebih lambat. Karena dua batasan ini, ini dianggap sebagai jenis sihir yang tidak praktis dalam pertarungan sesungguhnya.

Di sinilah Minoru memecahkan masalah ini dengan meningkatkan kekuatan sihir, berdasarkan parasitisasinya, mempersingkat waktu dengan mengonsumsi sejumlah besar jimat yang telah disiapkan sebelumnya, dan mengamankan waktu yang diperlukan dengan teknik perlindungan otomatis. Sekarang ia mempunyai masalah yang memerlukan sejumlah besar jimat yang akan dibuang, sehingga hanya dapat digunakan sekali dalam pertempuran, sebagai semacam jurus spesial. ─Semua yang dikatakan, repertoar Minoru mencakup beberapa teknik sihir yang lebih kuat dari dewa semu ini [Yomi-Yakusa-no-Ikazuchi].

Dari bayangan yang membalut Minoru, sekelompok delapan kilat listrik berbentuk ular melompat keluar.

Delapan “ular” yang menyala bergelombang di udara hingga menyerang Zhongli Quan.

Yang kemudian berusaha mengusir ular-ular itu dengan kipas bambunya.

Dia mencobanya, tetapi “ular” pertama merayap ke atas melalui bambu yang dianggap tidak konduktif dan melingkari lengan Zhongli Quan.

Jeritan keluar dari mulut Zhongli Quan.

Penderitaan listrik membakar dagingnya. Tapi dia bahkan tidak sempat pingsan.

Sebelum “ular” kedua melingkari lengannya yang lain, lengan kirinya.

Ular ketiga dan keempat melilit kaki kiri dan kanannya.

Setiap kali, Zhongli Quan terpaksa kembali sadar, menjerit dan hampir pingsan lagi.

Yang kelima melingkarkan tubuhnya dan yang keenam melingkari lehernya.

Akhirnya yang ketujuh menembus dadanya. Pada titik ini, Zhongli Quan mungkin sudah tewas.

Maka sejak saat itu arus listrik haruslah yang merangsang otot dan membuatnya bergerak.

Ular kedelapan dan terakhir merobek selangkangan Zhongli Quan, merayap ke dalam tubuhnya dan keluar melalui bagian atas kepalanya.

Tubuh Zhongli Quan akhirnya dibiarkan jatuh ke tanah setelah melompat dengan tangan dan kaki terentang maksimal.

Tubuhnya menyusut karena kehilangan air, kulitnya hangus hitam sehingga mustahil untuk melihat ciri-cirinya.

 

“Itu sihir yang sangat buruk yang kaugunakan.”

Pada saat yang sama Zhongli Quan jatuh ke tanah, Tatsuya muncul di samping Minoru dengan [Teleportasi Tiruan]. Dia sekarang dapat mengaktifkan [Teleportasi Tiruan] pada jarak sekitar ini melalui area perhitungan sihir virtual yang dia terima dari Eksperimen Penyihir Buatan.

“Aku tidak mengira itu akan menyiksanya sampai mati seperti ini ….”

Minoru menanggapi suara jengkel Tatsuya dengan nada tercengang.

Tapi tidak ada celaan dalam kata-kata Tatsuya, atau penyesalan dalam nada bicara Minoru.

Terlepas dari deskripsi Minoru tentang “penyiksaan sampai mati”, hanya butuh waktu kurang dari sepuluh detik bagi delapan “ular” untuk membunuh Zhongli Quan. Pada tingkat tersebut, hal ini tidak akan dianggap sebagai “metode pembunuhan yang tidak manusiawi,” karena dilarang oleh hukum internasional.

Selain itu, menggunakan sihir itu adalah solusi terbaik untuk pembunuhan ini.

Pada akhirnya, pilihan untuk membunuh dengan cara yang tidak manusiawi atau brutal atau tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang bersedia dan mempunyai kemewahan untuk memilih. Bāxiān bukanlah lawan yang mudah untuk dibiarkan begitu saja.

Namun, faktanya tetap bahwa [Yomi-Yakusa-no-Ikazuchi] melebihi asumsi Minoru sebagai metode serangan, sebuah poin yang akan menjadi pengingat untuk masa depan. Suatu teknik yang konsekuensinya tidak dapat diantisipasi secara akurat berpotensi menimbulkan kerugian bagi penggunanya.

 

Untuk saat ini, cukup mengingat hal itu saja.

“Yah, tidak apa-apa. Ayo pergi?”

“Ya. Tidak ada alasan untuk tinggal di sini lebih lama lagi.”

Tatsuya menatap Minoru, yang masih dibalut bayangan, mengangguk, lalu mengarahkan kakinya ke bukit tempat mereka menyembunyikan Stealth Diver.

◇ ◇ ◇

“… Pff, hah, hah ….”

Megrez melepaskan dalam satu hembusan napas yang dia tahan, mengambil serangkaian napas yang kuat untuk melahap oksigen yang sangat dia rindukan sebelumnya.

Sungguh suatu sihir yang menakutkan, baik dari segi kekuatan maupun keampuhannya. Megrez mulai gemetar lagi memikirkan hal itu. Bawahannya datang untuk memeriksanya, setelah dia tidak menyusul mereka selama beberapa waktu, tetapi mereka tidak menganggap itu sebagai hal yang memalukan.

Karena bawahan itu juga, wajahnya membeku ketakutan. Mereka bisa melihatnya di ujung pandangan mereka. Mayat Zhongli Quan yang hangus tergeletak di sudut pandangan mereka. Megrez dan bawahannya telah menyaksikan sihir listrik yang memanggang tubuhnya. Melihat satu sama lain reaksi ketakutan yang ditunjukkan tubuh mereka membuktikan kepada mereka bahwa pemandangan yang baru saja mereka saksikan bukanlah hasil dari mimpi buruk.

Penyihir lain tiba-tiba muncul di samping penyihir itu, yang tampak seperti iblis yang terbungkus dalam bayangan ─ bukankah itu benar-benar setan?. Kebijaksanaan umum mengatakan bahwa dia telah “melompat” menggunakan sihir [Teleportasi Tiruan]. Namun tidak ada tanda-tanda apa pun. Tidak ada gangguan aliran udara pasca pergerakan juga. Mereka tidak terbungkus dalam bayangan, tapi mereka adalah penyihir seperti bayangan.

Penyihir itu adalah seorang laki-laki. Mungkin masih muda.

“Mungkin” karena wajahnya tertutup sepenuhnya oleh topi, kacamata hitam, dan penutup wajah.

Dia mungkin memiliki fisik yang bagus. “Mungkin” lagi karena, tidak peduli seberapa keras mereka memandangnya, tidak ada kesan jelas tentang dia yang muncul dalam kesadaran mereka.

Dia terlihat, tetapi kau secara tidak sengaja cenderung melupakannya karena alasan tertentu. Penyihir itu seperti bayangan, tidak hanya dalam penampilannya, tapi juga keberadaannya.

Penyihir bayangan mengatakan sesuatu kepada penyihir yang mengenakan bayangan. Yang pertama menganggukkan kepalanya, mungkin sebagai respons terhadap jawaban yang terakhir. Setelah beberapa kata percakapan, mereka mulai berjalan.

Ke arah Megrez.

Megrez merasa tatapan di balik kacamata hitamnya menangkap pandangannya.

Seluruh tubuh Megrez menegang. Bahkan jantungnya terasa seperti hendak berhenti.

Dia tidak tahu kenapa. Pria itu tidak melakukan apa pun padanya. Dia tidak menunjukkan permusuhan, bahkan kewaspadaan. Namun entah kenapa, Megrez merasakan keputusasaan yang tak terduga.

Apa yang tidak bisa dia ungkapkan secara verbal adalah kesenjangan kekuatan mereka yang sangat besar.

Perasaan bahwa kekalahan menantinya, bahwa apa pun yang dia lakukan.

Itu adalah semacam keputusasaan yang menyerang seseorang yang tiba-tiba terdorong ke dalam situasi hidup atau mati.

Penyihir dengan kacamata hitam cermin melirik ke arah Megrez sebelum memalingkan wajahnya, tampak tidak tertarik, ke arah yang ingin dia tuju.

Para penyihir yang berbayang, serta yang mengenakan bayangan, melewati Megrez dan kawan-kawannya.

“Hanya dengan” beberapa puluh meter jauhnya.

Jarak yang bisa mereka hindari satu sama lain jika tidak ada yang mencoba untuk terlibat.

“Tunggu …. Di sana, tunggu.”

Meski begitu, Megrez memanggil mereka. Keduanya menghentikan langkah mereka, dan dia sendiri yang mendekati mereka.

Tentara Gurkha di bawah komandonya berhenti di tempatnya dan tidak mengikutinya.

Pria berkacamata hitam itu mengalihkan perhatiannya ke arah Megrez. Penyihir berbalut bayangan mungkin juga sedang melihatnya.

“Aku melakukan tindakan bodoh yang sangat besar …” Pikiran itu muncul di benak Megrez.

“Aku berjalan menuju malaikat maut dan iblis atas kemauanku sendiri …” Dia juga merasakan.

Tetap saja, dia tidak berhenti.

“Aku Megrez, petugas penyihir di IPU. Aku ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan kalian.”

Suara Megrez sedikit bergetar.

“Kami melakukannya karena alasan kami sendiri. Tidak perlu, terima kasih.”

Responsnya datang dari seorang pria bayangan.

Suara manusia ─ seorang pemuda yang sangat biasa.

Megrez merasa lega karena dia ingin menangis.

“Jika tidak keberatan ─ Jika memungkinkan, bolehkah aku menanyakan nama kalian?”

Pria muda dengan kacamata hitam cermin menoleh ke arah penyihir yang mengenakan bayangan.

Bayangan seperti kabut hitam menghilang dan seorang pemuda berpenampilan polos muncul dari dalam.

Pada saat yang sama dia merasakannya agak antiklimaks, dia juga terkejut melihat bahwa pemuda yang tampak biasa ini tampak bersinar.

Seolah-olah di balik penampilannya yang biasa-biasa saja, tersembunyi kecantikan dewa cahaya muda.

“Black.”

Begitulah pemuda berkacamata hitam itu menyebut dirinya.

“Bright.”

Pemuda biasa itu mengikuti.

“Jadi, Black-dono dan Bright-dono, kan? Aku mengucapkan terima kasih yang terdalam.”

Megrez membungkuk pada kedua pria itu sambil bergandengan tangan, bahasanya lebih sopan dari yang dia sadari.

◇ ◇ ◇

Terjadi pertemuan tak terduga antara Tatsuya dan Minoru dengan salah satu Sapta Rishi, namun keduanya tidak menghiraukan kejadian tersebut.

“Di sekitar sini.”

“Kau tahu persis di mana itu?”

“Ya, benar.”

Setelah bertukar kata singkat, kedua pria itu menggali Stealth Diver masing-masing dengan sihir mereka sendiri.

Mendaki ke dalam, mereka mengaktifkan sistem sihir penerbangan untuk membalikkan keadaan. Kebetulan, mereka sudah memeriksa Urutan Aktivasi sistem sihir penerbangan sebelum lepas landas dari Kadena untuk memastikan tidak ada kode busuk yang tercampur.

“Mari kita sinkronkan tujuannya.”

Tatsuya berbicara kepada Minoru menggunakan komunikasi jarak pendek.

[Diterima. Tolong datanya.]

Setelah menjalin hubungan data antara Stealth Diver, Tatsuya menetapkan tujuannya ke suatu titik di Teluk Benggala yang telah disepakati sebelumnya oleh dia dan Canopus.

“Aku pergi dulu.”

[Aku akan melanjutkannya dalam sepuluh detik.]

“Diterima. Kalau begitu aku akan mulai menghitung mundur.”

Tatsuya menekan sebuah tombol, dan hitungan mundur dimulai pada sepuluh detik.

Pada saat hitungan mencapai nol, sistem mengirimkan urutan aktivasi ke area perhitungan sihir Tatsuya, dan sihir penerbangan diaktifkan.

Stealth Diver lepas landas ke langit, tidak seperti misil dan lebih seperti proyektil senjata api.

◇ ◇ ◇

Mendarat di perairan Teluk Benggala, Stealth Diver tenggelam sebagaimana mestinya, dan ditemukan di dalam air oleh Kapal Induk Kapal Selam Nuklir Angkatan Laut Federal USNA [Virginia]. Sebuah kapal yang tidak asing lagi bagi Tatsuya, setelah menaikinya tiga tahun lalu.

“Tatsuya, sudah lama sekali.”

“Michael, senang bertemu denganmu lagi.”

Kapten kapal, Kapten Michael Curtis, juga tetap pada jabatan yang sama seperti tiga tahun lalu. Dengan memanggil Kapten Curtis dengan nama depannya, Tatsuya mengikuti permintaan, agar dia membedakannya dari Senator Wyatt Curtis.

“Kau yang di sana pasti asisten Tatsuya, kan?”

“Senang bertemu denganmu Kapten, namaku Oujima Hikaru.”

“Jadi, Mr. Oujima, kan? Baiklah, biarkan saja.”

Ada beberapa pertukaran semacam ini, tapi Tatsuya dan Minoru sebagian besar menyambutnya. Dia tidak menyinggung apa yang telah mereka lakukan di Tibet, juga tidak menanyakan pengalaman mereka di sana. Namun, satu hal yang mereka, sebagian besar awak kapal, dan juga kapten tanyakan dengan sungguh-sungguh adalah tentang pengalaman Stealth Diver itu dan bagaimana mereka menyembunyikannya begitu mereka mendarat.

Secara khusus, mereka terlibat dalam diskusi rinci dengan personel dek penerbangan mengenai rincian operasional spesifik Stealth Diver. Mungkin mereka sedang mempertimbangkan untuk menggunakan pesawat itu untuk beroperasi dengan kapal induk kapal selam.

Mereka melanjutkan diskusi yang meriah hingga pesawat penjemputan mereka tiba.

 

Saat itu hampir pergantian hari.

Tatsuya dan Minoru berdiri di dek penerbangan Virginia yang muncul ke permukaan.

Pesawat mendekat tanpa lampu di tengah malam. Meskipun pendaratan hampir seluruhnya dilakukan secara buta, baik perilaku pesawat maupun sikap personel dek tidak menunjukkan kegelisahan.

Pesawat yang hendak mendarat adalah jet pribadi Tatsuya. Sebuah pesawat hipersonik, dilengkapi dengan mesin berbahan bakar hidrogen, sihir kontrol aliran udara, dan sihir kontrol inersia, mampu mencapai kecepatan maksimum Mach 7. Sistem sihir kontrol aliran udara dan inersia juga memungkinkan lepas landas dan mendarat jarak pendek (STOL).

Memanfaatkan sihir pengatur aliran udara, ia mendekat dengan kecepatan yang pasti akan terhenti dengan daya angkat yang bisa diberikan oleh sayap utama secara alami. Meskipun Tatsuya belum memberikan nama untuk pesawat tersebut, pilot pribadinya, Yotsuya Tetsu, dengan leluasa menyebutnya “Raisen”.

Roda pendaratan yang sementara diberi nama [Raisen] menyentuh dek. Pada saat yang sama, rem udara yang kuat diterapkan. Ini adalah aplikasi lain dari sihir pengatur aliran udara. Pesawat, yang inersianya dinetralkan oleh sihir, berhenti dengan sendirinya hanya dengan rem udara, tanpa bantuan jaring barikade atau kabel penahan.

“Michael, aku ingin mengucapkan terima kasih padamu dan krumu atas semua keramahtamahan. Aku sangat menghargai bantuanmu.”

“Kami juga harus berterima kasih kepadamu karena telah membantu kami dalam percobaan praktis. Aku berharap suatu hari nanti kau dapat berbagi dengan kami apa yang telah kaulihat di Tibet, jika hal itu memungkinkan.” jawab Kapten Michael Curtis sambil menjabat tangan Tatsuya.

“Aku yakin kita akan dapat berbicara dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.”

“Begitukah? Kalau begitu aku akan menantikannya.”

Kalimat Tatsuya, setidaknya dalam pikirannya sendiri, tidak tergolong kebohongan.

Curtis, tampaknya enggan, melepaskan tangan Tatsuya. Dia kemudian memberi hormat pada Tatsuya.

Para kru di dek juga memberi hormat secara kolektif.

Tatsuya merespons dengan isyarat dengan tangan kanannya di dada kirinya dan menaiki kendaraan yang sementara disebut [Raisen].

Minoru berusaha meniru isyarat itu, tapi hasilnya tidak semulus yang dilakukan Tatsuya.