High School D×D 2 Life.1

Life.1 Aku Bekerja sebagai Seorang Iblis

Aku membuka mata ke langit-langit yang kukenal di atasku.

Aah, rupanya mimpi.

Rupanya, aku mengalami mimpi indah, tetapi kemudian berubah menjadi mimpi buruk. Itu awal yang bagus. Pernikahanku dengan Buchou, yang kuhormati. Itu sangat bagus sampai….

Jantungku berdebar kencang. Siapa pun bakal merasakan hal yang sama kalau mempunyai mimpi yang sama. Aku juga bernapas lebih cepat.

Aku mengangkat tubuh bagian atasku dan menyeka keringat di dahi dengan tanganku. Wow! Banyak sekali keringat. Aku terkejut dengan jumlah keringatnya.

Pada saat yang sama, aku menyadari bahwa aku menggunakan lengan kiriku untuk menyekanya.

Adegan terakhir itu… Naga Merah itu… aku tak bisa memercayainya karena terlalu banyak elemen fantasi di dalamnya.

Meskipun itu berubah menjadi lengan monster di akhir mimpiku, tak ada yang salah dengan lengan kiriku.

Tetapi, aku mengerti bahwa ada sesuatu yang dimiliki di dalam lengan ini.

Aku melihat jam. Sudah pukul 4.30… ini masih pagi.

Aku menarik napas dalam-dalam dan kembali ke tempat tidurku—Cop, bukan itu!

Aku ingat sekarang! Sudah waktunya! Aku bangun dari tempat tidur dan bersiap-siap.

Sewaktu aku melihat ke luar jendela, ada seorang gadis cantik berambut crimson, Rias Gremory-buchou, dia memakai jersei merah dan berdiri di depan gerbang.

Dia seorang senior dan idola sekolah di SMA tempatku bersekolah. Dia juga ketua Klub Penelitian Ilmu Gaib tempatku menjadi anggotanya, dan identitas aslinya adalah Iblis.

Dia terlihat seperti ini dengan mata birunya setelah dia menyadari bahwa aku tengah menatapnya.

—Cepat.

Dia berbicara sambil tersenyum.

“Aku datang sekarang!”

Aku segera mengganti piyamaku menjadi jersei dan meninggalkan ruangan untuk melakukan latihan pagi.

—D×D—

“Ze~ha~, ze~ha~.”

“Hei, jangan lari dengan menyedihkan. Kalau tidak, aku akan menambahkan 10 putaran lagi setelah berlari.”

Aku berlari di area perumahan, kehabisan napas.

Buchou, yang mengendarai sepeda di belakangku, menyemangatiku tanpa ragu-ragu. Kau tegas seperti biasanya.

Sekitar sebulan yang lalu, aku bereinkarnasi dari manusia menjadi Iblis. Aku menjadi budak Iblis—Rias Gremory-sama—Buchou.

Iblis adalah makhluk yang dipanggil oleh manusia, yang kemudian mengabulkan keinginan mereka dengan imbalan suatu harga. Mereka melakukan pekerjaan seperti itu setiap hari. Buchou tidak terkecuali.

Aku telah bekerja setiap hari sebagai budak Iblis Buchou dan berjalan menuju tujuanku, selangkah demi selangkah.

Apa tujuanku? Jelas sekali!

“Aku akan menjadi Raja Harem… ze~ha~….”

Kata-kata itu keluar dari mulutku selagi berlari.

“Tepat. Dan untuk itu, kau perlu memulai dari latihan dasar harian. Kau harus jadi lebih kuat, meski sedikit.”

Ya, Buchou. Aku tahu.

Saat ini aku adalah Iblis yang baru lahir, tapi kalau aku mendapatkan prestasi dan dipromosikan, maka aku bisa menerima gelar kebangsawanan. Kalau itu terjadi, aku bisa punya budak-budakku sendiri seperti Buchou. Benar sekali! Akan kujadikan banyak gadis sebagai budak Iblisku, dan akan kuwujudkan impianku!

Untuk itu, aku harus menjadi lebih kuat seperti yang Buchou bilang. Kekuatan adalah mutlak di dunia Iblis. Sederhananya, semakin kuat dirimu, semakin tinggi yang bisa kautuju.

Nah, kau bisa bangkit dengan pengetahuan, keahlian perdagangan, dan jenis keahlian lainnya, tapi saat ini aku tak punya bakat di bidang itu.

Jadi, tak ada yang akan dimulai kecuali aku meningkatkan staminaku. Itu sebabnya saat ini aku berlatih setiap hari.

Tapi, Buchou adalah instruktur Spartan.

“Karena budakku menjadi lemah adalah sesuatu yang tak bisa kumaafkan.”

Jadi, dia tak menunjukkan belas kasihan selama latihan pagiku.

Dia membuatku berlari kira-kira 20 kilometer, dan setelah itu membuatku berlari lebih dari 100 putaran. Dia juga menyuruhku melakukan berbagai latihan otot. Bahkan aku tak ingin menghitung berapa banyak yang telah kulakukan.

Iblis adalah penghuni malam yang mengeluarkan kekuatan mereka selama waktu ini. Kupikir lebih baik berlatih di malam hari ketimbang di pagi hari, tetapi ternyata bukan begitu. Menurut Buchou, berlatih di bawah sinar matahari, yang membuat kami lemah, membuat mental kami lebih kuat juga.

Aku menderita sakit otot setiap hari, tetapi membiasakannya adalah hal yang menakutkan dan tidak sakit seperti pada awalnya.

Akhir-akhir ini, aku bisa melakukannya dengan cukup mudah. Itu bukti bahwa aku meningkat setiap hari. Toh, aku dalam kondisi yang baik di kelas pendidikan jasmani. Rekor sprint pendekku semakin pendek, dan tidak melelahkan lagi untuk melakukan sprint jarak jauh.

“Haahaa….”

Aku berhenti berlari ketika aku tiba di taman, itulah tujuannya. Seluruh tubuhku berkeringat….

“Kerja bagus. Sekarang, kita akan beralih ke lari cepat.”

Senyum Oni-Buchou begitu memesona.

—D×D—

“Kemampuanmu bakal lebih bermakna kalau kau memiliki dasar yang baik.”

“Ya… 65….”

Aku mulai melakukan push-up di taman setelah menyelesaikan maraton pagi dan lari cepat.

Buchou tengah duduk di punggungku. Bokong lembutnya terasa luar biasa, tapi aku tak punya waktu untuk menikmatinya karena lenganku sudah kram.

Enggak, sebenarnya, perasaan bokongnya adalah yang terbaik! CAMBUK!

“Auu!”

Bokongku ditampar Buchou…. Suaraku keluar dari mulutku. Aku bukan masokhis, tahu….

“Kau memikirkan hal-hal mesum. Gerakan pinggulmu vulgar.”

“…I-itu… 68… m-memikirkanmu sedang menunggangiku… ​​69… bikin nyaliku sebagai kuda memasuki tahap maksimal… 70!”

“Bicara sambil push-up. Sepertinya kau semakin kuat ya, Ise. Haruskah kutambah seratus lagi?”

Buchou mengatakan sesuatu yang mustahil sambil tersenyum. Aku bakal mati. Aku bakal berada dalam kondisi hampir mati kalau itu terjadi.

“Hmm, seharusnya sudah waktunya dia sampai sini….”

“Huh? Siapa?”

Ketika aku bertanya padanya, aku mendengar suara familier yang berkata, “Permisi.”

Aku melihat ke arah suara itu berasal sambil tetap dalam postur push-up—.

“Ise-san, Buchou-san! Maaf aku terlambat… hauu!”

Si gadis berambut pirang—Asia—tersandung.

 

 

“Ise-san, silakan tehmu.”

“Y-ya, makasih.”

Aku istirahat sambil menyeruput teh yang Asia berikan padaku. Setelah push-up, aku melakukan latihan otot untuk perut dan punggungku sehingga seluruh tubuhku kesakitan.

“Asia, kenapa kau di sini?”

Sewaktu aku bertanya, pipi si cantik pirang menjadi merah.

“Kudengar Ise-san dan Buchou-san melakukan latihan di sini setiap pagi… jadi aku ingin membantu Ise-san. Meskipun hari ini aku hanya bisa menyiapkan teh.”

Asia… kau adalah gadis yang hebat! Aku amat tersentuh!

“Uuu, Asia! Aku amat tersentuh oleh kebaikanmu, Asia! Aaah, tak kusangka bakal datang suatu hari ketika seorang gadis bakal mengatakan itu padaku!”

Aku menyeruput tehku sambil menangis kegirangan.

Asia adalah mantan Sister berambut pirang dan bermata hijau. “Mantan” berarti dia bukan lagi Sister. Saat ini dia adalah Iblis dari grup Gremory.

Bulan lalu, dia terlibat dalam insiden yang membuatnya dibunuh oleh Malaikat Jatuh. Asia mati, tetapi berkat kekuatan Buchou, dia bereinkarnasi menjadi Iblis.

Malaikat Jatuh adalah malaikat jahat yang disebutkan dalam Alkitab dan novel. Ciri mereka kurasa sayap hitam mereka.

Mereka adalah musuh bebuyutan Iblis dan selalu bertempur dengan mereka. Bulan lalu, aku juga terlibat dalam pertempuran melawan mereka. Saat itu, aku menyadari betapa lemahnya aku, jadi aku mulai berlatih seperti ini untuk menjadi lebih kuat. Aku tak ingin Asia mengalami kesedihan itu lagi.

Majikan kami, Buchou, sepertinya memikirkan sesuatu sambil meminum teh hijau.

“Ada apa, Buchou?”

Ketika aku bertanya padanya, dia kembali tersadar dan terbatuk kecil.

“Enggak, tidak apa-apa. Lebih dari itu, waktu yang tepat. Aku memutuskan untuk menyelesaikannya hari ini, jadi ayo kita ke rumahmu sekarang.”

Huh? Kenapa? Rumahku? “Waktu yang tepat”? Apa yang bakal kita lakukan di rumahku?

“Sudah waktunya barang-barangnya sampai.”

Aku akan mengetahui apa yang dia maksud 10 menit kemudian.

—D×D—

“…I-ini?”

Alisku berkedut usai melihat kotak-kotak kardus yang diletakkan di depan pintu masuk rumahku.

Apa ini? Kotak-kotak ini bahkan tak punya nama pengirimnya. Aku memiliki perasaan misterius soal ini. Tak ada bom di dalamnya, 'kan…?

“Sekarang, Ise. Bawalah ini ke kamar,” ucap Buchou padaku sambil aku membuat wajah bingung.

“Hah? Bawa? Aku harus membawa ini ke… rumahku!?”

“Ya, ini adalah barang-barang Asia. Membawanya adalah hal yang akan dilakukan seorang pria terhormat, bukan?”

I—

“Ini adalah barang-barang Asia!?”

Aku sangat terkejut, tapi kemudian Buchou mengatakan sesuatu yang lebih mengejutkan.

“Ya, mulai hari ini, Asia akan tinggal di rumahmu.”

 

 

Rapat keluarga—.

Di antara semua rapat, konferensi, dan majelis terkenal di dunia, itu dianggap sebagai salah satu peringkat teratas untuk tempat negosiasi.

Kata-kata orangtua yang memegang otoritas merupakan faktor terbesar dalam menentukan hasil. Cara kita, anak-anak, bernegosiasi adalah kuncinya.

Tapi orangtuaku, yang seharusnya memiliki otoritas, berlutut ketika di hadapan Buchou.

Mungkin mata Buchou, yang memiliki kekuatan yang tak bisa dilihat dengan mata mereka, membuat mereka bersikap seperti itu.

“Okaa-sama, Otou-sama, karena situasi ini, maukah Anda mengizinkan Asia Argento tinggal di sini?”

Buchou memberi perintah sembrono pada orangtuaku dengan elegan dan ceria.

Keduanya berbisik di telinga sambil menatap Asia.

…Huh, mereka juga menatapku.

Ayahku batuk sekali lalu menanyakan pertanyaan pada Asia.

“Asia…-san, 'kan?”

“Iya, Otou-sama Ise-san.”

Asia membalas dengan wajah gugup.

“O-Otou-sama… kuh… aku tak tahu bagaimana mengatakannya, tapi memiliki gadis asing yang cantik memanggilku ‘Otou-sama’ berulang kali pasti menenangkan hatiku… dalam artian yang bagus.”

Sepertinya ayahku semakin emosional.

Disebut “Otou-sama” oleh dua gadis cantik jelas bakal membuatnya bahagia.

Aku pun yakin bakal jatuh cinta kalau dua gadis cantik memanggilku “Onii-chan”.

“Otou-san!”

Ibuku menyodok ayahku. Ayahku kembali sadar.

“A-ahem! Biarpun kau ingin tinggal di sini, putra bodoh kami adalah perwujudan dari hasrat seksual. Sangat disayangkan, tapi bukankah lebih baik bagimu untuk tinggal di rumah yang ada perempuannya? Aku akan sangat malu kalau terjadi sesuatu.”

Ayah berengsek ini enggak menahan putranya sendiri. Perwujudan hasrat seksual… aku merasa enggak enak karena ayah enggak salah juga.

Tapi apa yang ayahku katakan itu logis, akan lebih baik membuatnya tinggal di rumah yang juga ada perempuannya. Bahkan ibuku ada di sampingnya setuju dan berkata, “Ya, benar.”

Jika seorang gadis pirang cantik tinggal denganku yang punya sangat banyak hasrat seksual, kau tak tahu apa yang mungkin terjadi. Ini akan jadi masalah di seluruh dunia. Orangtuaku mungkin ingin mengatakan itu.

Tapi, aku takkan melakukan apa pun! Aku sangat tidak dipercaya sama sekali, ya….

Omong-omong, aku belum memberi tahu mereka kalau Asia dan aku adalah Iblis, dan Asia dimanfaatkan oleh Malaikat Jatuh. Walaupun kuberi tahu, mereka takkan memercayaiku, dan sebaiknya ibu dan ayahku tidak terlibat dengan Iblis.

Kami meninggalkan banyak hal saat menjelaskan situasinya kepada mereka, dan juga menyertakan beberapa hal yang kami buat.

Buchou sepertinya tak terpengaruh oleh penolakan orangtuaku dan terus bernegosiasi sambil tersenyum.

“Lalu bagaimana jika Asia menjadi putri Anda?”

A-apa maksudmu dengan kata-kata yang mendalam itu… Buchou…?

“Apa maksudmu?”

“Otou-sama, Asia sangat percaya pada Ise. Amat percaya. Aku juga sama. Ise memang kurang cerdas dan sangat lugas, tapi dia bukan orang tolol. Malah, dia memiliki jiwa yang membara sehingga dia akan berjalan menuju rintangan apa pun dan mencoba mengatasinya. Baik Asia dan aku tertarik pada bagian Ise itu. Terutama Asia. Benar 'kan, Asia?”

“I-iya! Ise-san menyelamatkan hidupku dengan mempertaruhkan nyawanya. Dia adalah penyelamat hidupku. Dia juga banyak membantuku di sekolah. Bahkan di kelas, dia….”

Lalu Asia mulai dengan senang hati menjelaskan bagaimana aku membantunya di sekolah setiap hari sambil tersenyum lebar.

Dia bahkan memberi tahu mereka hal-hal kecil dan membesar-besarkannya.

Uooooo… aku sangat malu sampai ingin kabur dari tempat ini.

Orangtuaku seperti, “Oh, Ise kita melakukannya?” dan “Sampai dia berguna bagi orang lain”, dan mereka sepertinya tidak puas dengan apa yang mereka dengar. Nah, setiap orangtua pasti senang bila anaknya dipuji.

Lalu Buchou memberi mereka dorongan terakhir.

“Bagaimana jika homestay ini juga merupakan pelatihan pengantin?”

[Pengantin!?]

Apa itu!? Ayah, ibu, dan aku berteriak dengan sangat keras. Asia seperti, “?”, dan menunjukkan tatapan bingung.

TIK. Kemudian air mata mulai mengalir dari mata ayahku. Lalu ayah berbicara sambil menyeka air matanya.

“…Karena Ise seperti ini, aku yakin takkan pernah melihat cucu. Aku selalu depresi sampai harus mengkhawatirkan Ise yang hidup sendiri bahkan setelah aku menjadi sangat tua….”

Apa… Otou-sama tiba-tiba mulai mengungkapkan isi hatinya…. ​​Maksudku, kenapa dia membayangkan masa depan suram yang dibuat untukku?

Ibuku menyeka air matanya. Tunggu, ibu juga menangis!?

“Aku juga mengira Ise tidak akan pernah mendapatkan pengantin. Itu karena dia Ise. Anak bodoh. Aku mencoba membesarkannya supaya dia tidak menjadi aib bagi masyarakat, tapi itu semua ternyata sia-sia karena dia berubah menjadi seperti ini. Kalau aku bisa kembali ke masa lalu, aku akan meyakinkan diriku yang lebih muda dengan memberi tahunya bahwa, ‘Hati-hati karena anakmu itu akan berubah menjadi anak tak berguna yang menyembunyikan DVD mesum di dalam kotak model kitnya yang tersembunyi di lacinya’.”

Uwaaaaaa! Lokasi porno rahasiaku! Ibu tahu!?

Ayahku memegang tangan Asia.

“Asia-san! Dia memang anak tidak berguna, tapi bisakah aku menyerahkannya padamu?”

“Anda salah… Ise-san bukanlah orang tidak berguna. Dia orang yang sangat luar biasa.”

Asia tidak menyadari maksud ayahku dan tersenyum.

Ibuku, yang melihat itu, menangis dengan keras. Apa ini? Drama apa yang kutonton?

“Rias-san! Kami akan menjaga Asia Argento-san di rumah ini!”

Buchou tersenyum usai mendengar persetujuan ayah.

“Terima kasih banyak, Otou-sama. Ise. Akan kuserahkan perhatian Asia padamu mulai sekarang. Asia, kau akan tinggal di sini bersama Ise. Jadi, pastikan untuk tidak bersikap tidak sopan. Rukunlah dengan orangtua Ise.”

“Sungguh tak masalah? Bukankah… akan menjadi beban… kalau aku tinggal…?”

“Untuk mengenal budaya dan gaya hidup Jepang, yang terbaik adalah tinggal dengan orang-orang dari Jepang. Saat aku bertanya padamu, kau paling ingin tinggal dengan siapa di antara anggota klub kita, kau bilang Ise tanpa berpikir dua kali, 'kan?” jawab Buchou pada Asia yang bingung.

Oh, begitu, jadi itulah alasannya. Asia tinggal di tempat Rias-buchou. Dia meminjam salah satu kamar di gedung sekolah lama yang Buchou, Asia, dan aku datangi.

“Y-ya. Aku memang mengatakan itu, tapi….”

“Tak apa, Asia-san! Biasakan diri dengan Jepang di rumah kami! Lagi pula, kau mungkin akan tinggal di sini secara permanen!”

Ayah, kau mencoba menjadikan Asia istriku, huh….

“Dengar, Otou-sama pun mengatakan ini.”

Meski Asia bingung, dia pun tersenyum saat melihat Buchou tersenyum.

“Aku mengerti, Buchou-san. Ada hal-hal yang tidak begitu aku mengerti, tapi aku akan berada dalam pengawasan Anda, Ise-san, dan Otou-sama dan Okaa-sama Ise-san.”

…Kalian telah tertipu dengan sempurna, Ayah, Ibu… sesungguhnya, hal tentang “pengantin”-ku adalah pukulan telak bagi mereka….

Dengan ini, sudah diputuskan kalau Asia akan tinggal bersamaku.

“…Pengantin, ya.”

Aku sangat cemas pada Buchou yang menunjukkan wajah sedih kala itu.

—D×D—

Beberapa hari telah berlalu sejak Asia mulai tinggal di rumahku.

“Cuacanya bagus hari ini. Ise-san, kami bermain sofbol untuk pendidikan jasmani hari ini. Ini pengalaman pertamaku jadi aku senang.”

Asia dengan senang berjalan menuju sekolah. Aku berjalan di sisinya.

Tak pernah terpikir akan tiba suatu hari ketika aku bisa berjalan ke sekolah setiap hari dengan seorang gadis cantik.

Siswa-siswi yang bersekolah di sekolah yang sama dengan kami menatap kami dengan mata tajam.

“Kenapa Asia-san berjalan dari arah yang sama dengan Hyoudou….”

“Mustahil… apa yang sedang terjadi…?”

“Itu pasti semacam kesalahan, bukan cuma Rias-oneesama, tapi Asia-san juga….”

Begitulah, aku bisa mendengar kata-kata seperti jeritan dari murid lain. Nah, itu wajar saja. Situasi ini tampaknya mustahil bagi siapa pun yang mengenalku.

Aku, yang dulunya adalah seorang siswa mesum yang tidak populer, kini mendadak akrab dengan idola sekolah. Aku juga berjalan ke sekolah setiap hari dengan siswi pirang baru yang dibicarakan semua orang sejak tiba. Dari pandangan orang lain, ini adalah situasi yang sulit dipercaya.

Ada beberapa siswa yang menembak Asia karena mereka seperti “Kalau Hyoudou bisa, aku juga bisa!”, tapi mereka langsung ditolak.

Karena itu, ada yang menaruh dendam padaku. Saat ini pun, ada orang yang menatapku dengan mata penuh kebencian.

Orang lain pasti mengira aku bermain-main dengan tubuh si cantik. Kenyataannya tidak sesederhana yang mereka pikirkan, tapi tak apa-apa.

Fufu. Ini menyenangkan juga. Meski cuma kesalahpahaman, mereka mengira aku populer di kalangan cewek. Oh iya! Itu dia! Cemburulah padaku, para cowok!

Aku masih akan terus meningkat! Fuhahahaha!

“Apa ada yang lucu?”

Oh. Asia menatap wajahku dengan ekspresi khawatir. Saat paras cantiknya ada di hadapanku, membuatku tersipu…. Sepertinya aku belum berpengalaman.

“E-enggak, bukan apa-apa. Omong-omong Asia, apa ada masalah di sekolah? Kau akrab dengan gadis-gadis lain?”

Itu adalah hal-hal yang paling kukhawatirkan.

Seorang mantan Sister baru saja pindah ke sekolah kami. Karena gaya hidupnya jauh berbeda dari kami, dia mungkin merasa kebingungan dengan kehidupan sekolah.

Di saat-saat seperti ini, aku pasti akan membantunya, namun yang terpenting baginya adalah didukung oleh gadis-gadis lain. Kupikir dia akrab dengan gadis-gadis dari Klub Penelitian Ilmu Gaib, tapi aku khawatir soal interaksinya dengan teman-teman sekelasnya. Kurasa dia tak dirundung karena tak terbiasa dengan gaya hidup ini… tapi aku tak bisa menahan diri untuk tidak mengkhawatirkannya.

Sejauh yang kutahu, hal seperti itu tak terjadi, tapi dia mungkin dirundung saat aku tak ada di sana.

Namun, senyuman Asia, yang datang dari lubuk hatinya, menolak kekhawatiranku soal dia.

“Semua orang sangat baik terhadapku. Mereka mengajariku banyak hal agar aku terbiasa dengan Jepang. Aku juga punya banyak teman. Aku juga diundang untuk berbelanja dengan mereka.”

Senang mendengarnya. Sepertinya hubungannya dengan teman-teman sekelasnya berjalan baik. Sekarang, salah satu kekhawatiranku hilang.

Sambil berbicara soal itu, kami tiba di sekolah dan pergi ke ruang kelas.

Nah, setelah masalah kehidupan sekolah Asia terselesaikan, masalah yang tersisa adalah—.

“Asia-chan! Selamat pagi!”

“Selamat pagi, Asia-san. Rambut pirangmu bersinar hari ini juga.”

Begitu kami sampai di kelas, si kepala botak, Matsuda, dan si cowok berkacamata, Motohama, mendekati Asia. Keduanya adalah sobatku. Mereka terkenal mesum, bersama denganku.

“Selamat pagi Matsuda-san, Motohama-san.”

Keduanya menjadi emosional setelah disambut Asia.

“Ini dia, 'kan, Motohama-kun?”

“Benar, Matsuda-kun. Disambut seorang gadis cantik berkata, ‘selamat pagi,’ memberikan hidup bagi kita pagi ini.”

…Seperti biasa, mereka merasa senang dengan hal-hal kecil. Tapi sampai saat ini aku mungkin sama seperti mereka.

Fufufu, memiliki kepercayaan diri sebesar ini benar-benar mengubah orang—.

BUK!

“Gufu!”

Ketika aku bertingkah keren, Matsuda meninju perutku.

“B-buat apa itu, Botak!?”

Aku menentang dia tetapi dia terus tertawa dan menendang kakiku.

Sakit sekali! Apa yang idiot ini lakukan!?

“Hahaha. Ise-kun. Aku mendengarnya.”

Mendengar apa?

“Kudengar kau berjalan ke sekolah bareng Asia-chan setiap hari, 'kan?”

“M-memangnya kenapa?”

“Itu aneh. Kenapa? Kenapa kalian berdua datang ke sekolah dari arah yang sama? Kenapa?”

Hmm. Aku tak tahu dari mana dia mendengarnya, tapi sepertinya dia mendengar kabar angin soal aku dan Asia juga.

Aku menyunggingkan bibirku dan menunjukkan senyum bejat. Aku lalu mengatakannya.

“Dengar, Matsuda, Motohama. Ada tembok antara aku dan kalian berdua yang pasti enggak bisa kalian atasi. Mau bagaimana lagi.”

“Kenapa kau sok bangga begitu!?”

“B-benar, Ise. Cuma karena kau akrab dengan Asia-chan—”

Aku lantas memberikan tamparan terakhir. Aku juga menunjukkan ekspresi kemenangan.

“Aku tinggal bareng Asia. Di bawah satu atap. Benar, Asia?”

“Iya. Aku tinggal di rumah Ise-san.”

[!?]

Keduanya terdiam usai melihat Asia menjawab dengan senyuman. Sepertinya mereka kehabisan kata-kata.

Fu. Fuhahahaha! Hahahaha!

Aku menang! Aku menang!

“Itu bohong!” bantah Matsuda dengan keras.

Dia bahkan menangis. Itu adalah air mata iri. Fuhahaha! Menangislah! Berteriaklah! Dan matilah!

“M-mustahil… Ise tinggal bareng gadis cantik berambut pirang di rumah yang sama…? Itu mustahil… hukum dunia ini bakal runtuh….”

Motohama memperbaiki posisi kacamatanya dengan tangannya yang gemetar.

Dia juga gemetar meski mati-matian berusaha bersikap tenang.

“L-lalu apa kau dibangunkan oleh Asia-chan di pagi hari!?”

Pertanyaan Matsuda. Menyedihkan sekali.

“Asia, sepertinya aku bikin kau membangunkanku hari ini juga.”

“Karena Ise-san tak mau bangun. Ufufu.”

Ah, Matsuda jatuh ke lantai.

“Apa dia juga mengisikan piringmu…?”

Kali ini, Motohama bertanya.

“Kaa-san juga memuji bahwa kau adalah gadis yang bijaksana, Asia.”

“Ya ampun… kau bikin aku tersipu.”

Asia tersipu sambil meletakkan tangannya di pipinya. Aku menatapnya dengan percaya diri, dan tersenyum.

Melihat itu, Motohama memelototiku melalui kacamatanya dan sepertinya dia hendak meneteskan air mata darah.

Wah, bikin teman-temanku iri padaku sungguh menakutkan. Serius, kehidupan sungguh bisa terbalik dengan satu perubahan.

Ramah dengan seorang cewek cantik saja sudah cukup bagi cowok untuk mendapatkan kehidupan yang bahagia.

Ya, walaupun semua cewek di kelas bakal membenciku, aku tak masalah selama Asia ada di sisiku.

Ah, buruk. Tujuanku adalah untuk mendapatkan gelar kebangsawanan dan menjadi Iblis hebat, dan bikin banyak cewek cantik jadi budakku.

Maka, aku harus menjadi cowok yang disukai cewek. Tapi, sepertinya aku tak bisa akrab sama cewek….

“Kau! Kau rupanya kenal banyak cewek imut, bukan!? Rias-senpai! Akeno-senpai! Mereka adalah ‘Dua Onee-sama Besar’ dari akademi kita, tahu!? Lalu idola kecil sekolah kita, Toujou Koneko-chan, dan sekarang si cantik pirang yang baru saja dipindahkan, Asia-chan! Ini salah! Enggak adil banget sampai aku hampir tak sanggup menahannya lagi!”

Matsuda merengek sambil menundukkan kepalanya. Menangislah sebanyak yang kau mau, temanku.

Seperti katanya, akhir-akhir ini aku akrab dengan beberapa cewek cantik.

Terutama Asia yang berjalan ke sekolah bersamaku. Dan sepertinya aku dipuja oleh Rias-senpai dan juga Akeno-senpai….

Yah. Aku berada di grup pemenang sekarang. Pasti di grup pemenang. Ini mungkin poin terbaik dalam kehidupanku. Aku harus menikmatinya agar tidak menyesal setelahnya.

Selagi aku memikirkan itu, Motohama memperbaiki kacamatanya dengan tenang.

“Ise, kupikir memperkenalkan seorang cewek kepada kami bukanlah hal yang buruk. Enggak, maksudku, perkenalkan kami kepada seseorang. Aku mohon. Tolong.”

Motohama mengatakannya sambil mendekatkan mukanya ke mukaku. Dia mengatakannya dengan nada rendah, namun memiliki intensitas yang tinggi.

Tapi memperkenalkan… gadis-gadis cantik yang kuajak bicara adalah yang baru saja disebutkan Matsuda.

Dengan kata lain, aku tak punya koneksi dengan gadis lain. Malah, mereka bahkan tidak menganggapku serius.

Ini kenyataan pahit. Itu artinya aku tak punya ikatan dengan gadis manusia. Gadis-gadis yang akrab denganku semuanya adalah Iblis…. Yah, meski mereka Iblis, mereka semua manis jadi tak masalah.

Hmm? Ah, benar juga. Yah, bukannya aku tidak mengenal seseorang. Ada satu orang yang kukenal.

Aku mengeluarkan ponselku dan memeriksa namanya. Ya, aku memilikinya. Ini seharusnya tak masalah.

“Tunggu sebentar.”

Aku menyuruh kedua sobatku dan Asia menunggu di sini sebentar, lalu pergi ke sudut ruangan jadi aku bisa mendapatkan persetujuan dari orang tersebut.

Kami berbicara selama beberapa menit, tetapi sepertinya orang itu tidak keberatan. Itu bagus.

“Yah, aku menemukan satu orang yang tidak keberatan bertemu kalian. Orang itu juga bakal membawa teman. Ini adalah nomor orang yang bisa kuperkenalkan kepada kalian. Hubungi orang itu melalui pesan dulu. Dengan begitu, kalian bakal merasa lebih bahagia.”

“Makasih!”

Matsuda yang tergeletak di lantai sampai beberapa saat lalu meraih ponselku.

Hei hei, itu perubahan cepat! Sampai beberapa saat yang lalu dia menangis, orang ini sungguh….

Keduanya menyalin nomor itu ke ponsel mereka.

“Terima kasih banyak, Ise-sama! Aku takkan pernah melupakan utang ini!”

“Ya, mari kita lakukan triple date lain kali! Tunggu saja! Kami juga akan mendapatkan pacar seketika!”

Keduanya tersenyum manis. Sepertinya mereka mengalami kebahagiaan, atau lebih tepatnya, bagian dalam kepala mereka dalam mode pesta.

“Jadi, orang macam apa dia? Dia cantik, 'kan?” tanya Matsuda soal penampilan orang yang baru kuperkenalkan. Aku menjawab sambil menggaruk pipiku. “Umm, yah, dia adalah ‘dara’. Aku yakin begitu.”

“Dara… h-hebat… itu benar-benar hebat, Ise-kun!”

“Astaga, kita tak bisa cukup berterima kasih pada Ise-sensei.”

Orang-orang ini menyedihkan. Mereka terus mengubah sikap mereka. Enggak, aku bakal jadi seperti mereka kalau aku tak bertemu dengan Buchou dan Asia.

Maaf aku sudah mengambil semua kesenangan, kawan. Matsuda bertanya padaku sekali lagi dengan wajah tersenyum. “Oh Ise-kun. Omong-omong, kenapa dia disebut ‘Mil-tan’?”

Aku ingin kalian menanyakannya sendiri. Aku juga tak tahu alasannya.

—D×D—

Malam itu.

Aku mengayuh sepedaku di kawasan pemukiman.

“Oryaaaaaa!”

Aku mengayuh sepedaku dengan segenap tenaga.

Saat kami mencapai area yang ditentukan, Asia yang duduk di belakangku meletakkan selebaran ke dalam kotak surat.

“Selesai.”

“OK.”

Aku mulai mengayuh sepedaku lagi setelah aku memastikan bahwa Asia duduk di belakangku.

Selebaran yang baru saja kami taruh di rumah itu adalah benda yang digunakan untuk memanggil kami, para Iblis. Biasanya, perlu menggambar lingkaran sihir untuk memanggil Iblis, tapi di abad ini, tak banyak manusia yang mau menggambar lingkaran sihir untuk memanggil Iblis.

Terlebih lagi, tidak banyak manusia yang percaya pada Iblis di era saat ini. Aku juga tidak percaya sampai saat ini.

Karena itu, masyarakat Iblis yang berada dalam situasi sulit membuat selebaran dengan lingkaran sihir di atasnya yang dapat memanggil Iblis dengan lebih mudah.

Setiap Iblis menempelkan lingkaran sihir pribadinya ke selebaran, dan seperti iklan biasa, mereka menulis kalimat iklan di atasnya.

Selebaran ini tidak berarti apa-apa bagi mereka yang puas dengan gaya hidup mereka, tapi bagi mereka yang mendambakan sesuatu, selebaran ini bersihir sehingga mereka ingin menggunakannya.

Kami muncul di depan manusia yang akan menjadi kontraktor kami melalui lingkaran sihir. Kami mengabulkan keinginan mereka dengan imbalan harga. Begitulah cara kerjanya. Jadi ini adalah metode saat ini yang digunakan untuk memanggil Iblis.

Dan membagikan selebaran ini adalah pekerjaan pertama dari para budak Iblis. Ini menjadi praktik kebiasaan untuk jangka waktu sementara. Kami menggunakan perangkat portabel Iblis untuk menemukan manusia dengan keserakahan yang kuat, dan meletakkan selebaran itu ke kotak surat mereka dan kemudian pindah ke lokasi berikutnya. Mengulangi ini adalah pekerjaan Iblis.

Ya, aku sudah menyelesaikan tugas membagikan selebaran. Alasan mengapa aku melakukan ini adalah—.

“…Ise-san, apa enggak masalah? Untuk membantuku membagikan selebaran….”

“Ya, enggak masalah.”

Ya, aku membantu Asia dalam membagikan selebaran. Dengan begini, aku terus mengayuh sepeda.

“Asia, kau tak tahu caranya naik sepeda, 'kan? Lalu seseorang harus mengayuh sepeda untukmu.”

“Uu, maafkan aku. Aku enggak pernah punya kesempatan untuk naik sepeda… tapi kalau jalan kaki….”

“Aku tak bisa membiarkanmu melakukan itu lagi. Aku mengkhawatirkanmu, Asia.”

Itu perasaanku yang sebenarnya. Ini bukan tentang apakah dia bisa naik sepeda atau tidak, tapi lebih pada kenyataan bahwa aku tak bisa membiarkan Asia berlarian di lingkungan yang asing.

Dia baru saja datang ke Jepang dari Eropa Utara bulan lalu. Dia tak tahu banyak tentang budaya Jepang.

Dia memperoleh kemampuan untuk memahami bahasa Jepang setelah menjadi Iblis, tetapi lain ceritanya jika dia beradaptasi dengan gaya hidup ini. Aku mengajarinya mulai dari dasar, tapi masih banyak hal yang membuatku khawatir tentangnya.

Selain itu, Asia baik kepada siapa pun dan tak tahu cara kerja dunia. Kita takkan tahu hal buruk apa yang bakal menimpanya.

Jadi aku pun menyarankan pada Buchou usai memikirkannya.

“Aku akan membantu Asia membagikan selebaran!”

Buchou dengan senang hati menerima permintaanku. Terima kasih banyak, Buchou!

Dengan itu, aku mendukung Asia. Jadi aku telah berkeliling kawasan pemukiman pada malam hari dengan sepedaku bersamanya.

“Lihat Asia. Itu adalah kuil. Kita Iblis, jadi kita tak bisa memasukinya.”

Aku berbicara tentang kuil tertentu ketika kami melewatinya.

“Iya. Iblis tidak diizinkan pergi ke tempat di mana arwah berkumpul dan dewa setempat tinggal, ya? Sulit bagiku untuk memahami ‘Dewa Shinto’ Jepang karena aku seorang Kristen….”

Akan sulit baginya, yang dibesarkan di bawah satu agama, untuk memahami budaya Jepang. Itulah yang Buchou jelaskan.

Jadi, aku mulai mengajari Asia hal-hal tempat kami tinggal sambil kami membagikan selebaran.

“Ah! Di sana. Sekarang sudah tutup tapi toko roti itu menjual roti enak. Kau ingin pergi membeli lain kali?”

“Iya! Roti Jepang itu manis, aku menyukainya!”

Bahkan percakapan normal pun menyenangkan. Kencan di malam hari. Itu yang terbaik!

Aku selalu ingin mengendarai sepeda dengan seorang gadis yang duduk di belakangku seperti ini.

“Ise-san, apa kau sudah menonton film Roman Holiday?” tanya Asia.

Roman Holiday? Oh ya, kurasa itu film.

“Ini film lama, ya? Tidak, maaf. Aku belum menontonnya.”

“Begitu—”

Asia terdengar agak sedih dengan jawabanku.

“Tapi bagaimana dengan film itu?”

“…Itu selalu menjadi kekagumanku. Persis seperti ini…. Bagaimanapun juga mereka mengendarai sepeda dalam film. Meski begitu aku… ufufu.”

Hah? Dia terdengar sangat senang sekarang. Bahkan lengannya yang berada di pinggulku menjadi lebih kuat.

Aku tidak begitu yakin, tapi oh baiklah. Kalau Asia senang maka itu sudah cukup.

Angin malam ini juga terasa nyaman.

—D×D—

“Kami kembali!”

Asia dan aku telah selesai membagikan selebaran dan kembali ke ruang klub.

Gedung sekolah lama yang tidak terpakai terletak di belakang sekolah. Salah satu ruangan di lantai tiga adalah ruangan Klub Penelitian Ilmu Gaib dan juga tempat berkumpulnya grup Gremory.

“Ara ara, kerja bagus. Akan kubuatkan teh hijau dulu.”

Orang pertama yang menyambut kami adalah wakil ketua klub kami serta tangan kanan Rias-buchou, Himejima Akeno-san. Dia adalah seniorku, siswi kelas tiga, adalah wanita cantik Jepang dengan rambut hitam sutra panjang, dan selalu tersenyum. Dia juga memakai gaya rambut ponytail, yang langka di antara remaja saat ini.

Bersama dengan Buchou, dia dikenal sebagai salah satu dari “Dua Onee-sama Besar” di sekolah kami dan populer di kalangan siswa dan siswi dengan popularitas sebagai idola.

“Hei, bagaimana kencan malamnya?”

Orang yang mengirimkan senyuman padaku adalah Kiba Yuuto, si cowok tampan. Dia adalah pangeran tampan yang telah merebut hati sebagian besar cewek di sekolah kami. Dia adalah musuhku karena aku benci cowok tampan.

“Jelas, itu yang terbaik.”

Aku mengacungkan jempolku ke arah Kiba.

“…Hubungan seksual terlarang di tengah malam.”

Orang yang baru saja mengucapkan hal kasar kepadaku adalah siswi kelas satu bertubuh kecil, Toujou Koneko-chan. Sekilas, dia hanya terlihat seperti siswi SD tetapi karena dia seorang gadis loli, dia populer di akademi kami karena menjadi maskot sekolah kami.

Asia dan aku berjalan menuju Buchou, yang tengah duduk di sofa. [King] kami, Rias-buchou. Bahkan malam ini, rambut crimsonmu tetap indah seperti biasanya.

“Buchou. Kami kembali.”

Aku melapor padanya, tetapi Buchou melamun dan melihat ke arah lain. Apa dia sedang memikirkan sesuatu? Dia bahkan menghela napas panjang.

Asia yang berada di sisiku juga melihat ke arah yang Buchou lihat.

“Buchou, kami kembali!”

Kali ini, aku meninggikan suaraku. Buchou mendengarku dan sadar kembali.

“M-maaf. Aku sedikit melamun. Kerja bagus, Ise, Asia.”

Belakangan ini, sepertinya Buchou tengah memikirkan sesuatu. Ketika dia memerintahkan kami untuk melakukan sesuatu, dia melakukannya dengan keanggunan seperti biasanya, tetapi selain itu, pikirannya pergi ke tempat lain. Kupikir berapa kali dia menghela napas juga meningkat.

Dia mungkin punya masalah serius yang mungkin tak bisa kami pahami. Yah, bagaimanapun juga, dia adalah Iblis Kelas Tinggi.

Jadi mereka ini adalah anggota Klub Penelitian Ilmu Gaib dan juga anggota grup Gremory. Selain aku, semua orang sangat populer di sekolah. Yah, aku terkenal sebagai orang mesum. Hahaha, aku merasa ingin meminta maaf karena merasa berada di tempat yang salah.

Buchou lalu mengatakannya setelah memastikan bahwa Asia dan aku telah tiba.

“Sekarang, aku akan meminta Asia membuat debutnya sebagai Iblis mulai malam ini.”

Oh! Serius!?

“Eh?”

Aku mengatakannya pada Asia yang bingung.

“Asia, kau akan menjalani debutmu yang sebenarnya sebagai Iblis malam ini! Kau akan pergi ke tempat kontraktor melalui lingkaran sihir!”

“A-aku?”

Asia menunjuk pada dirinya sendiri, panik.

“Benarkah, Buchou?”

Buchou mengangguk pada pertanyaanku.

“Iya. Pembagian selebaran akan berakhir hari ini. Kalau aku membiarkannya terus-menerus, tampaknya kencan antara kalian berdua akan berlanjut lebih jauh.”

Uwa. Tolong berhenti merundung budakmu, Buchou. Aku merasa agak malu kalau dia bilang begitu padaku.

Seperti waktu yang sama dengan debutku, Buchou menggambar lingkaran sihir dari Keluarga Gremory di telapak tangan Asia. Berkat itu, kau akan bisa berpindah melalui lingkaran sihir.

“Akeno, periksa apakah Asia memiliki kekuatan iblis yang cukup untuk berpindah melalui lingkaran sihir.”

“Baik, Buchou.”

Akeno-san meletakkan tangannya di dahi Asia setelah Buchou memerintahkannya. Cahaya redup muncul dari ujung jarinya, dan sepertinya dia sedang membaca sesuatu.

“Kami pernah mengalami insiden dengan Ise sebelumnya, jadi kami perlu memeriksanya dengan benar. Meskipun menurutku takkan ada masalah yang sama.”

Aku merasa sedih usai mendengar kekhawatiran Buchou.

Tepat sekali. Debutku sebagai Iblis sangat buruk. Untuk menggunakan lingkaran sihir, butuh sedikit kekuatan Iblis. Tapi aku bahkan tak punya sedikit pun kekuatan iblis sama sekali.

Berkat itu, aku tak bisa berteleportasi melalui lingkaran sihir dan harus menggunakan sepeda untuk pergi ke klien, yang belum pernah dilakukan siapa pun. Saat ini pun, aku harus mengunjungi klien dengan sepeda. Ini sulit ditanggung….

“Buchou, tidak masalah. Tak ada masalah sama sekali. Lebih tepatnya, dia memiliki kekuatan iblis terkuat setelah Buchou dan aku. Kapasitas potensialnya untuk kekuatan iblisnya sangat bagus.”

Buchou tersenyum oleh laporan Akeno-san.

“Itu kabar baik. Dia bisa menggunakan kekuatannya sebagai [Bishop] secara maksimal.”

[Bishop] yang Buchou baru sebutkan adalah peran Asia sebagai Iblis.

Iblis saat ini memiliki aturan yang didasarkan pada permainan catur dari dunia manusia untuk budak mereka. Iblis yang merupakan majikan adalah [King], dan di bawah mereka adalah [Queen], [Rook], [Bishop], [Knight], dan [Pawn].

Sistem untuk budak Iblis yang digunakan Iblis saat ini, [Evil Piece].

Sebelumnya, Buchou dan yang lainnya memberi tahuku kalau dulu, banyak Iblis tewas berperang dengan Tuhan dan Malaikat Jatuh, dan sistem ini diciptakan untuk meningkatkan kekuatan Iblis dengan hanya memiliki sejumlah kecil bawahan untuk menjaga keseimbangan melawan golongan lain.

Setiap bidak memiliki ciri-ciri tersendiri yang meningkatkan kemampuan seorang budak Iblis.

Tentu saja, dengan Buchou sebagai pemimpin kami yang juga merupakan majikan kami, kami juga memiliki peran tertentu.

Akeno-san adalah [Queen], Kiba adalah [Knight], Koneko-chan adalah [Rook], Asia adalah [Bishop], dan aku adalah [Pawn]!

Pada pandangan pertama, [Pawn] tampak lemah, tapi tergantung dari cara menggunakannya, bahkan bisa menjatuhkan [King]! Itulah yang dijelaskan Buchou padaku! Aku harus percaya itu karena tujuanku adalah menjadi “[Pawn] Terkuat”.

Kembali ke topik, karena Asia memiliki kekuatan Iblis yang tinggi, dia tak punya masalah untuk berteleportasi melalui lingkaran sihir.

Ya, sepertinya Asia memulai dari awal yang baik. Aku juga puas dengan itu.

Kemudian, Asia juga akan akrab dengan kliennya dan—.

Kemudian, aku mulai merasa tidak nyaman.

…Apa yang akan terjadi pada Asia yang baik hati kepada siapa pun dan yang tak tahu bagaimana dunia berputar saat dia dipanggil oleh seseorang yang punya banyak keserakahan…?

 

Kasus 1

“Oh, betapa manisnya Iblis-san! Oh ya! Tolong tunjukkan kancutmu! Tolong tunjukkan juga payudaramu!”

 

…Itu buruk.

 

Kasus 2

“Iblis-chan yang cantik! Biarkan aku meremas oppai-mu sebanyak yang aku mau sebagai ganti nyawaku!”

 

…Asia?

 

Kasus 3

“Aku akan memberikan hidupku, jadi biarkan aku berhubungan seks denganmu sampai malam berakhir!”

 

………….

 

“Ise, kau menangis?”

Buchou melihat wajahku dengan ekspresi khawatir.

“Buchou, enggak. Enggak!”

Aku menggelengkan kepalaku sembari air mata mengalir dari mataku.

Enggak. Beneran, enggak! Asia yang kita bicarakan!? Tak mungkin Asia bisa menolak saat pria yang belum dia temui meminta perintah bejat padanya!

Asia yang serius dan bersemangat dengan pekerjaannya akan berusaha mencapainya, bahkan mengorbankan tubuhnya sendiri!

“Buchou! Aku merasa enggak enak kalau Asia pergi sendiri~! Kalau Asia~! Aku enggak tahan kalau ada orang jahat yang meminta keinginan buruk pada Asia!”

Buchou tampaknya sedikit bermasalah usai aku mendekatinya sambil menangis.

“Ise, permintaan yang terlalu bejat bagi Iblis yang mereka panggil tidak datang ke budak Iblis dari Keluarga Gremory. Ada manusia yang meminta keinginan seperti itu, jadi ada Iblis yang mengambil klien itu sebagai profesinya dan permintaan seperti itu ditujukan kepada mereka. Pekerjaan yang kita ambil aman, tahu? Bahkan Iblis memiliki area di mana mereka profesional.”

“Buchou, kau mengatakan yang sebenarnya, 'kan? Itu benar, bukan? Tapi tetap saja, aku merasa sangat tidak nyaman!”

Buchou mendesah setelah melihatku begitu khawatir.

“Baiklah. Untuk menyingkat waktu, akan kutempatkan kau bersama Asia. Kau puas?”

“T-terima kasih banyak! Asia! Biar kutangani orang mesum! Asia, kau bisa membuat kontrak seperti biasa!”

“Y-ya.”

Aku meraih tangan Asia, dan bernapas lega.

Asia sendiri kelihatan khawatir dia merepotkanku, tapi tak apa-apa. Aku perlu melindungi Asia. Aku bahkan membuat janji dengan Buchou, aku juga mengkhawatirkan Asia.

Aku mungkin terlalu protektif terhadapnya, tapi aku ingin menjaganya sampai dia berkata, “Aku bisa melakukannya sendiri!”.

Aku harus melakukan hal-hal seperti ini sampai mereka merasa terganggu. Aku akan melindungi Asia biarpun itu membuatnya membenciku.

“Jadi, kalau ada permintaan datang, Asia, kau akan berteleportasi melalui lingkaran sihir dengan membawa Ise bersamamu.”

“Ya, aku mengerti. Buchou.”

Setelah dia memastikannya, lingkaran sihir besar di lantai bersinar.

Akeno-san yang bertanggung jawab atas lingkaran sihir mulai membaca aksara Iblis yang muncul di bagian lingkaran sihir.

“Ara ara, ada klien yang mencoba memanggil kita, yang menginginkan sesuatu yang bahkan bisa ditangani Asia-chan.”

Mendengar laporan Akeno-san, Buchou tersenyum.

“Itu sangat bagus. Asia bisa memasok kekuatan Iblis yang dibutuhkan untuk berteleportasi melalui lingkaran sihir, dan dia juga bisa mendukung Ise yang tak punya kekuatan Iblis. Ayo lakukan.”

Hmm, akulah yang seharusnya membantunya, tapi sepertinya akulah yang membutuhkan bantuan…. Tak apa. Aku hanya perlu mengawasi Asia melakukan pekerjaan pertamanya!

“Ayo pergi, Asia!”

“Ya, Ise-san!”

Asia dan aku pergi menuju pusat lingkaran sihir setelah semangat kami bangkit.

—D×D—

Aku pulang larut malam bersama Asia.

Asia menyelesaikan pekerjaan pertamanya dengan aman. Tidak seperti debutku, itu berjalan mulus.

“Maaf, aku akan mandi dulu.”

Mengatakan itu, Asia menuju ke kamar mandi. Dia tak bisa berhenti tersenyum karena telah menyelesaikan pekerjaan pertamanya.

Aku juga pergi ke kamarku untuk beristirahat. Ah, baik pikiran dan tubuhku lelah, seperti setiap malam.

Setelah Asia menyelesaikan pekerjaannya, kami kembali ke ruang klub dan melapor pada Buchou, dan menyelesaikan pekerjaan kami sebagai Iblis untuk malam itu. Aku mengkhawatirkan Buchou yang bermuka sedih….

Mencemaskan Buchou itu bagus, tapi akan jadi giliranku untuk mandi setelah Asia selesai.

Menggunakan kamar mandi yang sama yang digunakan seorang gadis… aku tahu aku mestinya enggak memikirkan hal-hal bejat, tapi aku masih di umur memikirkan hal-hal bejat. Jadi ada bagian dari diriku yang bersemangat soal itu.

Enggak, enggak! Aku menggeleng sangat keras dan mencoba menyingkirkan pikiran buruk itu.

Aku harus melindungi Asia! Kalau aku terangsang soal Asia, maka itu menjadikanku orang yang paling buruk!

Mesum! Betapa mesumnya aku! Sial! Aku berharap aku memiliki pikiran seorang petapa hanya untuk saat ini!

Iya! Untuk menghilangkan pikiran burukku, aku bakal duduk sambil menyilangkan kaki! Aku duduk di lantai dan memejamkan mata untuk menenangkan jiwaku.

Aku enggak bejat. Aku bukan orang mesum. Aku adalah makhluk yang melindungi Asia. Aku tinggal dengan Asia tapi aku tak bisa memikirkan hal-hal nakal. Namu namu namu.

Aduh! Lalu aku sakit kepala! Oh, yah! Kenapa aku berdoa!? Aku seorang Iblis! Aku menerima dampak kalau aku berdoa! Hampir saja kuakhiri diri sendiri!

Sial! Apa yang kulakukan!? Tunggu, apa yang kulakukan di kamarku sendiri…?

FLASH. Lalu lantai di kamarku bersinar. Cahaya membentuk lingkaran, dan simbol yang sudah dikenal muncul di sana.

—Ini adalah tanda dari grup kami!

Lingkaran sihir grup Gremory. Siapa ini? Maksudku, kenapa kamarku? Apa seseorang mencoba berteleportasi ke kamarku!?

Lingkaran sihir membuat cahaya besar yang menerangi seisi ruangan, dan seseorang muncul darinya.

Ini siluet seorang gadis. Gadis berambut crimson—.

“Buchou…?”

Seorang yang muncul dari lingkaran sihir tak lain adalah Rias-buchou. Tapi kenapa dia ada di kamarku?

Wajahnya tampak terpojok. Ekspresinya sama seperti di ruang klub.

Buchou mendekatiku segera setelah dia melihatku. Lalu dia mengatakan sesuatu yang mengejutkanku.

“Bercintalah denganku.”

…Maaf? Pikiranku menjadi kosong karena hal mendadak itu. Apa katanya barusan? Apa aku jadi tuli?

Buchou mengatakannya lagi untuk memastikan aku mendengarnya karena aku menunjukkan tatapan bingung.

“Aku ingin kau mengambil keperawananku. Sekarang.”

Bahasa Jepang Buchou sangat menstimulasi seperti biasa.

Post a Comment

0 Comments