High School D×D 2 Life.3

Life.3 Aku Memulai Latihanku

Lesson 1: Latihan pedang dengan Kiba.

 

“Yo, ha.”

“Orya! Oryaaa!”

Aku berlatih pedang dengan Kiba dan aku mengayunkan bokuto padanya.

Kiba menghindari seranganku dengan mulus. Tak peduli seberapa besar kekuatan yang kuberikan pada ayunanku, sepertinya takkan mengenai Kiba.

BASH! Kiba memukul bokuto-ku lagi.

“Bukan itu. Jangan cuma melihat gerakan pedang lawan tetapi juga memperluas garis penglihatanmu sehingga kau bisa melihat lawan dan sekitarnya.”

Tidak sesederhana yang dia katakan, jadi semakin aku berlatih dengan Kiba, semakin aku menyadari perbedaan kekuatan di antara kami.

Sudah kuduga, karena dia adalah [Knight], teknik Kiba ini luar biasa. Dia memukuliku dengan gerakan minimal. Dia telah berlatih lebih lama, memiliki lebih banyak pengalaman tempur, dan lebih dari itu, bakatnya dalam menggunakan pedang jauh lebih baik dariku.

“Kita belum selesai. Aku datang!”

Aku menyadari sekali lagi pada hari ini soal bagaimana teknik pedang Kiba ini luar biasa.

 

Lesson 2: Latihan kekuatan iblis dengan Akeno-san.

 

“Bukan itu. Kumpulkan kekuatan iblis dengan mengalirkan aura yang menutupi seluruh tubuhmu. Kau harus berkonsentrasi dan merasakan gelombang kekuatan iblis.”

Aku bahkan tak bisa mengumpulkan kekuatan iblis ke tanganku sama sekali, biarpun Akeno-san yang mengenakan jersei hitam mengajar dengan teliti.

Gunnnn… konsentrasi! Aku perlu berkonsentrasi keras! Aku harus mengumpulkan kekuatan iblis di tanganku sambil membayangkan membuat sesuatu!

“Aku berhasil!”

Asia yang mengenakan jersei putih telah mengumpulkan kekuatan Iblis di tangannya. Kekuatan iblis berwarna hijau muda. Jadi kekuatan iblis Asia berwarna hijau. Cantiknya.

“Ara ara. Jadi Asia-chan berbakat dalam menggunakan kekuatan iblis.”

Pipi Asia merona usai Akeno-san memberikan pujian padanya.

Ngh… aku di sisi lain adalah kebalikannya. Bahkan huruf pertama dari kekuatan Iblis belum muncul. Aku entah bagaimana membuat bulatan kekuatan Iblis yang sangat kecil, tapi tidak sebesar bola Asia yang seukuran sofbol, melainkan seukuran sebutir beras.

…Nah, kalau Asia bisa menjadi lebih kuat maka tak apa-apa.

Aku toh punya Sacred Gear terkuat! Hahaha!

“Sekarang, mari ubah kekuatan iblis itu menjadi api, air, dan petir. Kalian bisa membuatnya dengan membayangkannya, tapi akan lebih mudah bagi pemula untuk benar-benar menggerakkan api dan air menggunakan kekuatan iblis saja.”

Akeno-san mengirimkan kekuatan iblisnya ke dalam air di dalam botol air.

SYUT! Air yang menerima kekuatan iblis dibentuk menjadi bentuk paku dan merobek botol air dari dalam.

Wow, luar biasa.

“Asia-chan, aku ingin kau meniru apa yang baru saja kulakukan selanjutnya. Ise-kun, aku ingin kau terus memusatkan kekuatan iblismu. Sumber kekuatan iblis adalah imajinasi. Biar bagaimanapun, penting untuk mewujudkan apa yang kaubayangkan.”

Hmm. Membayangkan, ya. Untuk mewujudkan apa yang kaubayangkan di kepala….

“Mungkin lebih mudah untuk mewujudkan apa yang kaukuasai dan apa yang selalu kaubayangkan dengan lebih cepat.”

Kalau itu katamu, Akeno-san. Bukannya aku—.

Hmm? Begitu, sesuatu yang aku kuasai dan sesuatu yang selalu kupikirkan, ya. Ah, lalu apakah itu berarti bahwa ide liarku juga mungkin bisa?

“Akeno-san, apa kau punya waktu sebentar?”

Kalau aku bisa membuat sesuatu yang selalu kupikirkan menjadi kenyataan….

Maka aku mungkin menjadi tak terkalahkan! Wow, menakjubkan! Bahkan kupikir ideku ini hebat!

Setelah Akeno-san kehilangan akal, dia tersenyum padaku sambil berkata, “Ufufu, itu pasti sesuatu yang bakal kaupikirkan, Ise-kun.”

Oh! Jadi ini mungkin saja?

Akeno-san kembali ke mansion. Dia membawa sesuatu dan meletakkannya di depanku.

—Dia membawa banyak bawang, wortel, dan kentang.

Itu adalah bahan untuk kari.

“Sekarang, Ise-kun. Selama kita tinggal di sini, aku ingin kau mengupas semua ini dengan kekuatan iblismu.”

Ah, aku mengerti. Aku memahami apa yang coba Akeno-san katakan dan apa yang dia ingin aku lakukan.

Sepertinya jalan ini bakal bergelombang.

 

Lesson 3: Sparing dengan Koneko-chan.

 

“Nugagaaaaaa.”

BANG! Gufu! Hari ini aku berhasil didorong ke pohon besar untuk kesepuluh kalinya. Enggak, bukan itu.

Aku terlempar oleh pukulan Koneko-chan sekali lagi! Ku! Aku frustasi!

“…Lemah.”

Seorang gadis loli yang mengenakan jersei kuning mengucapkan kata-kata kasarnya padaku.

Sial, aku sangat terkejut! Aku merasakannya saat insiden dengan Riser, tapi dipukuli oleh seorang gadis kecil adalah pengalaman yang cukup mengejutkan buatku.

Koneko-chan adalah seorang gadis Iblis yang pandai melakukan gerakan melempar, gerakan menjepit, dan jenis seni bela diri lainnya. Dia sangat kuat dengan campuran ciri kekuatan super dan pertahanan super tinggi [Rook]. Dia juga jeli karena dia bertubuh kecil, jadi kalau aku berpaling dia akan langsung berada di depanku dan memberikan pukulan ke tubuhku.

Dia menahan cukup banyak, tapi masih sakit kalau aku dipukul olehnya.

“…Kau harus mengarahkan bagian tengah tubuh saat memberikan pukulan di mana kau memukul dengan akurat dan juga dengan mendorong pukulanmu jauh ke dalam tubuh lawan.”

Biarpun dia mengatakan itu, akan sulit bagi pemula sepertiku untuk mendaratkan pukulanku pada lawan.

Koneko-chan mulai memutar lengannya dan mengacungkan tinjunya ke arahku.

“…Nah, kita akan melakukannya lagi.”

Sepertinya aku bakal dibunuh.

 

Lesson 4: Dengan Buchou!

 

“Hei, Ise! Lanjutkan!”

“Osu!”

Saat ini aku tengah mendaki gunung yang sangat curam dengan sebuah batu besar terikat di punggungku. Di atas semua itu, Buchou sedang duduk di atas batu.

Aku mengulangi prosedur di mana aku menuruni jalur gunung, dan kemudian mendaki jalur gunung. Jalur gunung tanpa jalan setapak benar-benar melelahkan.

Pada saat kakiku mati rasa setelah aku melakukan puluhan lap, Buchou pun memaafkanku dengan berkata, “Oke, kita selesai dengan ini.”

“Berikutnya adalah latihan otot. Kita akan melakukan push-up.”

“Y-ya….”

Dia seorang Oni. Seorang Oni-Buchou!

Aku paling tidak punya kemampuan dasar, jadi latihanku lebih banyak daripada anggota klub lainnya. Juga untuk [Pawn] yang harus berlari di sekitar medan tempur, meningkatkan kekuatan dan stamina adalah syarat mutlak.

“Guwaa!”

Buchou tanpa ampun meletakkan batu di punggungku ketika aku dalam postur untuk melakukan push-up. Kekuatan iblis sangat berguna karena bisa mengangkat batu di udara dengan mudah. Kalau saja dia menggunakan itu untuk membawa tas….

DUDUK.

“Unn….”

Lalu Buchou duduk di atas batu. Sedikit kekuatan berdampak pada tubuhku….

“Sekarang, tiga ratus push-up. Ayo mulai.”

“Osu!”

Aku pasti sudah mati ratusan kali kalau aku bukan Iblis.

—D×D—

“Uoooo! Enak sekali! Ini sangat enak!”

Kami makan malam setelah menyelesaikan satu hari pelatihan.

Kami disajikan banyak hidangan di atas meja. Tumbuh-tumbuhan yang sebelumnya dikumpulkan Kiba digunakan untuk rempah-rempah.

Hidangan daging. Ternyata itu babi hutan yang diburu Buchou. Ini pertama kalinya aku makan daging babi hutan, tapi rasanya enak karena tak adanya rasa yang aneh!

Hidangan ikan. Sepertinya Buchou juga yang menangkap ikan ini. Ikan yang dimasak sederhana dengan taburan garam juga terasa enak!

Ada juga berbagai jenis makanan di atas meja.

“Ara ara. Kita masih punya lebih banyak makanan tersisa, jadi makanlah sebanyak yang kaumau.”

Orang yang mengisi ulang nasiku adalah Akeno-san. Sebaliknya, makanan ini adalah buatan tangan Akeno-san!

Kaaaa! Ini enak! Ini enak sekali!

Semua orang menyantap makanan. Kami semua benar-benar lelah setelah latihan dan itulah mengapa aku bisa mengisi perutku dengan banyak makanan.

Sebagian besar barang di dalam tas adalah peralatan untuk memasak. Layak untuk membawa semua tas itu dengan mati-matian dari jalur gunung yang keras itu kalau aku menyantap hidangan lezat seperti ini!

Aku mungkin tak boleh mengatakannya dengan lantang soal bagaimana Koneko-chan menyantap banyak hidangan dengan cepat.

“Akeno-san, kau yang terbaik! Aku bahkan menginginkanmu sebagai istriku!”

“Ufufu, kau membuatku malu.”

Akeno-san tersenyum sambil meletakkan tangannya di pipinya. Kau kelihatan sangat cantik dengan celemek Jepang itu.

“…Aku juga bikin sup ini.”

Huh! Orang yang terlihat sedih di sampingku adalah Asia. Dia terlihat seperti sedang merajuk.

Sup bawang yang ada di atas meja. Rupanya Asia-lah yang membuatnya.

Dia mungkin merasa sedih karena aku hanya memuji makanan Akeno-san.

Aku mengambil mangkuk dan meminum sup dengan satu tegukan. Yup, enak!

“Ini enak Asia! Itu yang terbaik! Beri aku lagi!”

“Ini!? Aku sangat senang… lalu sekarang aku bisa menjadi milik Ise-san….”

“Hmmm? Aku tak bisa mendengar bagian terakhirnya. Apa itu tadi?”

“E-enggak, bukan apa-apa!”

Asia melambaikan tangannya sementara wajahnya memerah. Hah? Apa yang dia coba katakan?

“Sekarang, Ise. Dari pelatihan hari ini, apa yang telah kautemukan?” tanya Buchou padaku usai minum teh hijau.

Aku meletakkan sumpitku dan memberikan jawaban jujurku padanya.

“…Aku yang paling lemah di antara kita.”

“Iya. Itu sudah pasti.”

Aku merasa ingin menangis setelah dia menjawab dengan jelas.

“Akeno, Yuuto, dan Koneko punya banyak pengalaman bertarung meski mereka belum pernah berpartisipasi dalam game, jadi mereka bisa bertarung kalau sudah terbiasa. Tapi kau dan Asia pada dasarnya belum punya pengalaman. Meski begitu, kemampuan penyembuhan Asia dan [Boosted Gear]-mu adalah sesuatu yang tak bisa diabaikan. Bahkan musuh pun tahu itu. Aku ingin kau setidaknya memiliki kekuatan untuk kabur dari musuh.”

“Kabur…? Apa itu sulit?”

Buchou mengangguk atas pertanyaanku.

“Kabur juga merupakan bagian dari strategi. Mundur untuk membentuk formasi baru juga merupakan cara bertarung profesional. Ada cara untuk memenangkan pertandingan seperti itu. Namun, kabur dengan punggung menghadap musuh adalah sesuatu yang cukup sulit. Jika itu adalah musuh dengan kekuatan yang kurang lebih sama denganmu, itu mudah, tapi menunjukkan punggung kepada musuh yang jauh lebih unggul darimu pada dasarnya meminta mereka untuk membunuhmu. Jadi, bisa kabur dari musuh seperti itu juga akan menjadi bagian dari kekuatanmu. Jadi, aku harus mengajarimu dan Asia kapan kalian harus kabur. Tentu saja, aku juga akan mengajari kalian cara melawan musuh secara langsung.”

“Baik.”

“Iya.”

Asia dan aku membalas Buchou di saat yang sama.

Tak terhindarkan kalau Asia terlibat dalam pertarungan ini sejak dia menjadi anggota grup Gremory.

…Aku juga harus punya kekuatan untuk melindungi Asia. Dalam kasus terburuk, aku harus menjadi tameng Asia. Itulah keputusanku.

“Ayo mandi setelah makan. Ini pemandian luar ruangan, jadinya luar biasa.”

—! Dengan kata-kata Buchou aku mulai memikirkan hal-hal nakal!

Pemandian!? Pemandian luar ruangan!? Pemandian udara terbuka!?

Jika itu pemandian luar ruangan, maka itu tempat untuk mengintip! Mengintip adalah cara yang tepat untuk mandi di luar ruangan! Ya, merupakan dosa untuk tidak mengintip kalau kau dilahirkan sebagai seorang pria!

“Aku takkan mengintip, Ise-kun.”

Kiba mengatakan itu lebih dulu sambil tersenyum.

“Idiot! J-jangan mengatakannya keras-keras!”

“Oh, Ise. Apa kau ingin mengintip kami saat kami mandi?”

Semua orang melihatku setelah pertanyaan Buchou.

Uwa. Aku merasa canggung. …Aku merasa ingin meminta maaf karena menjadi mesum.

Tapi Buchou terkekeh.

“Lalu bagaimana kalau kau mandi dengan kami? Aku tidak keberatan.”

Apa!

Aku bisa merasakan listrik mengalir ke sekujur tubuhku! Ku! Bahasa Jepang Buchou memang menakjubkan seperti biasanya! Rasanya aku ingin menangis setiap saat karena itu!

“Bagaimana denganmu, Akeno?”

“Aku tak keberatan kalau itu Ise-kun. Ufufu. Aku mungkin ingin membasuh punggung seorang pria.”

Akeno-san memberikan persetujuannya dengan senyuman! Aku benar-benar ingin dia mencuci punggungku!

Menggelikan! Kalau begitu tak apa!? Tak apa, 'kan!?

Betapa tidak berhati-hati gadis-gadis dari klub ini!?

“Bagaimana denganmu, Asia? Kau seharusnya baik saja kalau itu Ise tersayangmu, 'kan?”

Asia menjadi merah dan menjadi diam setelah pertanyaan Buchou, namun dia pun membuat anggukan kecil dengan kepalanya.

Uwah! Aku tidak pernah menyangka situasi seperti ini akan menimpaku!? A-a-a-a-a-a-apa yang mesti kulakukan!? Aku! Aku! Aku yakin bahwa aku harus membungkukkan tubuh ke depan setiap saat!

“Terakhir Koneko? Bagaimana?”

“…Enggak.”

Dia menolakku!? T-tidak, sensasiku lumpuh sesaat, tapi ini adalah respons alami dari gadis biasa!

“Kalau begitu, tidak. Sayang sekali, Ise.”

Buchou terkekeh dengan ekspresi nakal.

Apa… aku merasa mereka meningkatkan harapanku, lalu menjatuhkanku menuju kedalaman jurang.

Karena keputusan mengejutkan ini, pandanganku menjadi hitam.

Hiks, aku sangat dekat…. Jadi memiliki situasi yang seperti mimpi memang sulit untuk diwujudkan. Maka sepertinya aku harus mengintip—.

“…Kalau kau mengintip, maka aku akan menaruh dendam padamu selamanya.”

Guha! Koneko-chan mengatakan itu lebih dulu! Sialan! Lagian, ini tidak! Kupikir harapanku naik!

“Ise-kun, ayo kita mandi telanjang bersama. Aku akan mencuci punggungmu.”

“Tutup mulutmuu! Aku serius bakal membunuhmu, Kibaaaa!”

Teriakan kemarahanku menggema di seluruh mansion.

—D×D—

Hari latihan ke-2.

Ketika aku bangun di pagi hari, yang menungguku adalah nyeri otot yang luar biasa. Itu karena aku juga berlatih di malam hari.

“Ada pelatihan yang direncanakan untuk malam ini juga. Toh, kita ini penghuni malam,” kata Buchou.

Latihannya jauh lebih sulit daripada latihan yang kulakukan setiap pagi. Latihannya beberapa kali lebih banyak daripada yang kulakukan di pagi hari. Biarpun Iblis jauh lebih kuat di malam hari, aku masih akan mati bila aku berlatih siang dan malam.

Suasana hatiku sudah buruk karena harus berbagi kamar dengan Kiba. Ketika aku mendengar suara gadis-gadis bersenang-senang di atas, aku menyesal terlahir sebagai laki-laki.

Lalu di pagi hari hari ke-2 merupakan waktu belajar.

Kami berkumpul di ruang tamu, dan mereka rupanya memutuskan untuk mengajariku dan Asia tentang pengetahuan Iblis.

Karena itu mereka mengajariku beberapa nama aneh yang sulit diingat. Karena aku diajari hal-hal yang bahkan tak kupahami, otakku nyaris terbakar.

Sewaktu mereka memberikan informasi yang cukup banyak, Kiba menanyaiku sebuah pertanyaan.

“Musuh terbesar kita. Malaikat yang dipimpin oleh Tuhan. Apa nama yang diberikan untuk Malaikat peringkat tertinggi? Juga yang ada di antara mereka?”

“Ummm, ini ‘Seraph’, 'kan? Anggotanya adalah… Michael, Raphael, Gabriel, dan… hmm, Uriel?”

“Benar.”

Fiuh… jadi itu benar. Aku ingat bahwa mereka semua memiliki “-el” di akhir nama mereka, jadi entah bagaimana aku mengingat mereka semua.

“Berikutnya adalah ‘Maou’-sama kita. Siapa nama ‘Empat Maou-sama Agung’?”

“Tentu! Itu mudah! Aku berencana untuk bertemu mereka ketika aku mendapatkan gelar kebangsawanan! Jadi aku ingat semua nama mereka dengan sempurna! Lucifer-sama, Beelzebub-sama, dan Asmodeus-sama! Dan terakhir Maou-sama perempuan yang aku hormati, Leviathan-sama!”

“Benar.”

“Aku pasti akan bertemu Leviathan-sama!”

Aku mendengar dari Buchou. Bahwa orang yang berdiri di puncak para Iblis wanita adalah Maou Leviathan-sama.

Aku juga mendengar kalau dia adalah Maou-sama yang sangat cantik! Aku juga dikasih tahu bahwa aku bisa bertemu dengannya kalau aku beruntung! Ku! Aku enggak sabar!

Betapa cantiknya dia? Karena dia adalah Maou-sama, dia pasti sangat cantik….

Haa… aku sangat ingin bertemu dengannya.

“Kalau begitu selanjutnya, aku akan memintamu menyebutkan nama-nama pemimpin Malaikat Jatuh yang paling kaubenci, Ise-kun.”

Ini dia. Nama-nama Malaikat Jatuh yang sangat kubenci….

Malaikat Jatuh memiliki lebih banyak pemimpin daripada golongan lainnya. Dan nama mereka rumit….

Tapi aku ingat nama-nama dua teratas.

“Grup utama Malaikat Jatuh bernama ‘Grigori’. Nama Gubernurnya adalah ‘Azazel’ dan nama Wakil Gubernurnya adalah ‘Shemhaza’. Aku tahu sepenuhnya sampai sini. Dan nama pemimpinnya adalah… Armaros… Baraqiel… Tamiel… ah, dan, hmmm, ya? Bene-apalah dan C-C-Cociane…?”

“Benemune, Kokabiel dan Sahariel. Kau harus mengingatnya dengan benar. Ini juga dasar-dasarnya. Ini sama dengan mengingat nama perdana menteri dan wakil perdana menteri Jepang serta para pemimpin negara sekitarnya.”

Bagaimana aku bisa ingat!? Mereka punya terlalu banyak pemimpin! Dua sudah cukup! Lalu, apa pekerjaan dari para pemimpin lainnya!?

Astaga, itulah kenapa Malaikat Jatuh sangat menyebalkan. Aku tak bisa menyukai mereka. Lagian, mereka mungkin sampah.

Juga mereka mengawasi “Anak-Anak Tuhan”, dengan kata lain pemilik “Sacred Gear” dua puluh empat jam tujuh hari.

Itu juga alasan kenapa aku diserang dan kenapa Asia sudah sekali dibunuh.

Malaikat Jatuh membuat grup untuk meneliti Sacred Gear. Mereka mengundang pemilik Sacred Gear yang bermanfaat ke grup mereka atau mengambil Sacred Gear mereka sendiri.

Jika tidak menguntungkan, mereka langsung membunuhnya. Serius, mereka adalah sampah terbesar yang pernah ada.

Mereka bahkan membunuh pemilik yang tak tahu soal Sacred Gear mereka sendiri. Begitulah menurutku.

Mereka tampaknya adalah musuh terbesar Iblis, jadi aku takkan menahan mereka. Aku takkan menahan orang-orang yang melakukan hal mengerikan terhadap Asia!

Dengan ini, aku diajari tentang Malaikat dan Malaikat Jatuh. Ini menjadi sangat berguna untuk diketahui.

Aku perlu mengingat terutama tentang hubungan antara Iblis dan golongan lain karena penting.

Lalu selanjutnya, Asia memulai pelajarannya.

“Ehem. Kalau begitu, sekarang, aku, Asia Argento akan menjelaskan tentang dasar-dasar Exorcist.”

Oh. Prok-prok. Aku memberi tepuk tangan pada Asia yang akan berbicara di depan semua orang.

Ah, dia merona. Terima kasih banyak atas tanggapan manis tersebut.

“U-umm. Dari tempatku dulu, ada dua tipe Exorcist.”

“Dua tipe?”

Asia mengangguk oleh pertanyaanku.

“Tipe pertama adalah yang muncul di film dan novel. Sang bapa membaca satu bagian dari kitab suci tersebut, kemudian menggunakan air suci untuk menyingkirkan Iblis dari tubuh orang tersebut. Mereka adalah Exorcist di ‘luar’. Jadi Exorcist di ‘belakang’ adalah orang-orang yang merupakan ancaman bagi kita.”

Buchou melanjutkan penjelasan Asia.

“Ise, kau juga pernah bertemu dengannya, tapi ancaman terbesar bagi Iblis adalah Exorcist yang menerima perlindungan dari Tuhan atau Malaikat Jatuh. Kami sudah lama berjuang melawan mereka di belakang layar. Mereka datang untuk menghancurkan kita dengan kekuatan cahaya yang diterima dari Malaikat, dan dengan tubuh fisik mereka yang mereka latih hingga batas maksimal.”

Lalu aku teringat si pendeta gila sebelumnya.

Dia adalah seorang Exorcist dengan rambut putih. Dia tak hanya membunuh Iblis tetapi juga yang memiliki koneksi dengan Iblis. Sejujurnya, dia tipe orang yang tak ingin kutemui lagi.

Selagi aku memikirkannya, Asia mengeluarkan banyak barang dari tasnya.

Buchou mengambil botol kecil berisi air dengan jemarinya dan memegangnya seolah-olah dia sedang menyentuh sesuatu yang menjijikkan.

“Sekarang aku akan berbicara tentang ciri-ciri air suci dan Alkitab. Pertama-tama, air suci. Akan sangat mengerikan bila Iblis menyentuhnya.”

“Benar, jadi kau tak bisa menyentuhnya juga, Asia. Kulitmu akan terluka.”

“Hiks, benar… aku tak bisa menyentuh air suci lagi….”

Asia kaget usai mendengar komentar Buchou. Yah, dia memang Iblis.

“Akan kuberi tahu bagaimana membuatnya nanti. Aku tak tahu apakah ini akan berguna, tapi ada beberapa cara untuk membuatnya.”

Mungkin ini adalah kehebatannya, jadi Asia terus berbicara dengan penuh semangat.

Yo, Pendeta Iblis! Dia mungkin bakal menangis kalau aku mengatakan hal seperti itu. Aku perlu mengendalikan diri.

“Berikutnya adalah Alkitab. Aku telah membacanya setiap hari sejak aku masih kecil. Tapi aku dalam masalah sekarang karena itu membuat kepalaku sakit meskipun aku hanya membaca satu kalimat saja.”

“Yah, kau 'kan Iblis.”

“Karena kau 'kan Iblis.”

“…Iblis.”

“Ufufu, Iblis menerima dampak hebat.”

“Hiks, aku tak bisa membaca Alkitab lagi!”

Mata Asia mulai berkaca-kaca setelah semua orang menunjukkannya padanya.

Aku sudah mendengar dari Buchou. Kami Iblis sangat menderita jika seseorang membacakan Alkitab kepada kami.

Aku belum mengalaminya, tapi aku mungkin menderita karena kebosanan kalau seseorang membacakannya padaku.

Tunggu, itu artinya Asia telah membaca Alkitab. Jika dia melanjutkan, dia mungkin suatu hari akan mati!

“Tapi, ini adalah bagian favoritku… Ya Tuhan. Maafkan orang berdosa sepertiku yang tak bisa membaca Alkitab–au!”

Dia menerima dampaknya lagi dengan berdoa kepada Tuhan.

Ya Tuhan, abaikan saja doa anak ini.

Dengan ini, setelah kami menyelesaikan sesi belajar pagi kami, kami melanjutkan pelatihan malam kami.

—D×D—

Ada beberapa hal yang kutemukan saat berlatih seperti ini dengan semua orang selama beberapa hari di gunung ini.

Aku tak punya bakat dalam menggunakan pedang.

Aku tak punya bakat dalam seni bela diri.

Aku tak punya bakat dalam kekuatan iblis.

Dan yang paling penting adalah aku sangat lemah.

Aku menyadari betapa lemahnya aku, semakin aku berlatih dengan yang lain.

—Aku takkan berguna dalam game.

Ya, aku tak punya kemampuan penyembuhan seperti Asia.

Apa yang kulakukan dengan benar adalah mengupas sayuran. Nah, itu juga bagian dari pelatihan.

Aku… sangat lemah dan sangat tidak berguna.

—D×D—

Malam itu di mansion.

Aku menatap langit-langit sambil berbaring di kasurku. Seminggu telah berlalu sejak kami datang ke pegunungan.

Sudah berlatih dari pagi sampai malam. Kami juga mengulangi banyak formasi menyerang dan bertahan, serta kombinasi yang mungkin kami gunakan untuk pertandingan mendatang.

Aku melihat ke arah Kiba yang tengah tidur di kasur di sampingku. Dia tidur nyenyak.

…Kiba sangat hebat. Aku menyadari perbedaan di antara kami semakin kami berlatih bersama.

Aku mungkin takkan pernah mengalahkan Kiba dalam pertarungan pedang. Keahlian yang dia peroleh dengan bakatnya sendiri dan banyak latihan.

Aku juga tak punya. Jika aku berlatih keras mulai sekarang, akankah aku punya ilmu pedang yang setara dengan Kiba? Setelah berapa tahun? Tidak, setelah berapa dekade? Tidak, mungkin aku takkan mencapai levelnya untuk selamanya.

Aku—.

Dalam pelatihan kekuatan iblis. Asia terus meningkatkan kekuatan iblisnya selain aku. Dia mulai menguasai menggunakan api, air, dan petir, meski kecil. Tapi aku di sisi lain hanya bisa membuat kekuatan iblis sebesar sebutir beras.

Aku—.

Ah, sial!

Aku tak bisa menahannya lebih lama lagi, jadi aku bangun dari kasur secara perlahan dan menuju dapur. Sewaktu aku tengah minum secangkir air—.

“Ara? Kau masih terjaga?”

Suara Buchou datang dari ruang tamu. Saat kulihat, ada Buchou yang tengah duduk di dekat meja.

“Ah, Buchou. Halo.”

“Kenapa kau begitu kaku? Waktu yang tepat, mari kita bicara sebentar.”

Cahaya lilin membuat cahaya redup di atas meja. Iblis bisa melihat di malam hari, meski tak ada lampu. Berkat itu, kami bisa berlatih bahkan di malam hari. Lalu lilin ini mungkin digunakan untuk penampilan.

Aku lalu duduk di seberang Buchou di mana meja ada di antara kami.

Buchou mengenakan daster merah sambil mengenakan kacamata dan mengikat rambut crimsonnya ke belakang kepalanya.

“Huh? Buchou, apa penglihatanmu buruk?”

“Oh, ini? Ini cuma buat penampilan. Aku bisa berpikir lebih jernih saat memakai kacamata. Fufufu, ini adalah bukti bahwa aku telah lama berada di dunia manusia.”

Buchou terkekeh. Bahkan Buchou dengan kacamata terlihat cantik…. Lebih tepatnya, dia juga terlihat cantik saat memakai daster!

Di atas meja ada banyak kertas yang terlihat seperti peta dan formasi pertarungan. …Apa dia membuat rencana sendiri di malam hari?

Buchou menutup buku catatan dengan strategi berbeda yang tertulis di sana.

“…Sejujurnya, satu-satunya hal yang akan kuperoleh dengan membaca ini adalah memiliki ketenangan pikiran.”

Buchou mengatakannya sambil mendesah.

“Kenapa?”

“Kalau lawannya adalah Iblis Kelas Tinggi lainnya, maka kita bisa bertarung dengan membaca ini. Buku ini ditulis dengan banyak penelitian. Tapi bukan itu masalahnya.”

“? Lalu, apa yang salah?”

“Riser sendiri. Tidak, masalah terbesarnya adalah lawan kita adalah Phoenix.”

Buchou mengeluarkan sebuah buku setelah menjawabku dan meletakkannya di atas meja. Dia lalu menunjukkan halaman yang terbuka. Ada gambar burung api dengan sayapnya terbuka lebar dengan gagah berani.

“Dahulu kala, makhluk mistik, Phoenix, dipandang oleh manusia sebagai burung yang mengatur kehidupan. Itu sangat dipandang sehingga meninggalkan legendanya di banyak negara di dunia manusia di mana konon bahwa air mata Phoenix dapat menyembuhkan luka apa pun, dan darah yang mengalir di dalam tubuhnya dapat memberikan kemudaan abadi bagi mereka yang meminumnya.”

Tapi ada juga keluarga lain yang berbeda dari makhluk mistik Phoenix. Mereka adalah Iblis yang bergelar Marquis, dan dihitung sebagai salah satu dari “72 Pilar”. “Phoenix” dari pihak Iblis.

“Manusia menamai Phoenix-nya Iblis sebagai ‘Phenex’ untuk membedakannya dari makhluk mistik Phoenix, namun makhluk mistik Phoenix memiliki kemampuan yang sama dengan Keluarga Riser. —Dengan kata lain keabadian. Itulah lawan yang harus kita hadapi.”

Keabadian!? T-tunggu!

“Itu curang! Maksudku, menjadi abadi pada dasarnya tak terkalahkan!”

“Iya. Mereka pada dasarnya tak terkalahkan. Meskipun kau menyerang mereka, luka mereka akan segera sembuh. Api mereka bahkan takkan meninggalkan tulangnya. Delapan kemenangan dan dua kekalahan. Ini adalah rekor yang dimiliki Riser di Rating Game resmi. Dia bertarung sepuluh kali dan memenangkan delapan pertandingan. Dia kalah di dua pertandingan dengan sengaja sebagai kebaikan untuk salah satu rumah tangga yang dekat dengannya. Pada kenyataannya, dia memenangkan semua pertandingannya. Dia sudah menjadi kandidat untuk mendapatkan gelar di game resmi.”

…Apa. Aku kehabisan kata-kata.

Sekarang aku mengerti apa yang Buchou maksud dengan “masalah”. —Ini Riser! Dia tengah memikirkan cara untuk mengalahkan bajingan itu!

“Aku merasa tak enak ketika mendengar Riser terpilih sebagai tunanganku. Yah, kupikir Otou-sama dan yang lainnya memilihnya kalau hal seperti ini terjadi. Mereka memilih Riser jadi aku tak punya pilihan selain menikahinya. Meskipun itu menjadi pertandingan antarkeluarga, mereka tahu kalau tak ada cara bagiku untuk menang. Dalam istilah catur, kau akan mengatakan mereka menipuku. Sebuah tipuan.”

Betapa pun kuatnya Buchou, orangtuanya tahu bahwa mustahil Buchou bisa mengalahkan seseorang yang abadi. Itu tidak adil! Maka tak peduli siapa putrinya, mereka tak bisa menghindari pernikahan.

“Saat Rating Game menjadi populer, orang yang paling sering naik adalah Keluarga Phoenix. Tak banyak pertarungan di antara Iblis sampai game itu diperkenalkan. Dalam game di mana [King] juga berpartisipasi, kekuatan Phoenix menjadi lebih jelas. Keluarga Phoenix adalah grup terdepan di antara kelas terkuat. —Abadi. Iblis menyadari betapa mengerikannya kekuatan ini untuk pertama kalinya.”

Jika mereka abadi, maka mereka bisa bangkit berapa kali pun mereka dikalahkan. Iblis lain memiliki batas kekuatan, mereka tak seperti Phoenix, jadi mereka akan dikalahkan begitu mereka kelelahan. Uwa! Mereka sangat kuat sehingga itu tak adil!

—Dan itu adalah lawan kami!

Biarpun kami mengalahkan budak-budak Riser, pasukan wanita cantik, itu tak ada artinya kalau kami tak mengalahkan Riser. Tidak, pertanyaannya adalah, bisakah kami mengalahkannya? Itu takkan menjadi pertarungan di mana mereka berencana menipu untuk mengalahkan kami, bukan?

Buchou terkekeh setelah melihat muka seriusku.

“Kau tahu, bukannya kita tak bisa mengalahkan Riser?”

“Serius!?”

“Iya. Ada dua cara untuk mengalahkannya. Salah satunya adalah mengalahkannya dengan kekuatan luar biasa dan yang lainnya adalah terus menjatuhkannya sampai pikirannya hancur. Metode pertama membutuhkan kekuatan sekelas dewa. Yang kedua adalah untuk menyimpan stamina kita sampai pikiran Riser hancur. Meski tubuhnya abadi di mana dia bisa membangkitkan tubuhnya berkali-kali, pikirannya tidaklah abadi. Pikirannya pasti akan lelah setiap kali kita mengalahkannya. Ini kemenangan kita kalau kita benar-benar menghancurkan pikiran Phoenix. Lalu, dia akan berhenti bangkit dan dia akan jatuh. Nah, cara termudah adalah mengalahkannya dengan kekuatan yang setara dengan dewa yang menghancurkannya dengan satu serangan yang menjatuhkan tubuh dan pikirannya.”

…Bukankah kedua metode itu butuh banyak usaha untuk melakukannya? Mungkinkah melakukan hal seperti itu dalam pertarungan pertama kami? Tidak, kami harus melakukannya.

Dengan kata lain kami harus berjuang sampai dia berkata, “Aku telah sering bangkit sehingga aku kehilangan keinginan untuk bertarung, jadi maafkan aku.”

Oh ya, aku akan menanyakan pertanyaan yang selama ini menggangguku.

“Buchou.”

“Apa itu?”

“Kenapa kau membenci Riser… tidak, lebih tepatnya, kenapa kau menentang pernikahan ini?”

Buchou mendesah oleh pertanyaanku.

Tentu saja Riser terlihat seperti sampah dan cukup suka main perempuan, tapi kupikir dia tidak bisa menolak aturan ini jika kau memikirkan masalah keluarga Buchou.

“…Aku adalah ‘Gremory’.”

“Huh? Y-yah, aku….”

“Tidak. Aku tidak memperkenalkan diri kembali. Aku adalah Iblis dari Keluarga Gremory, dan nama itu akan mengikutiku ke mana pun aku pergi.”

Oh, kupikir aku mengerti.

“Kau membencinya?”

“Aku merasa bangga karenanya. Namun, ini juga merupakan sesuatu yang menjadi beban bagiku. Semua orang melihatku sebagai Rias dari Gremory. Aku tak bisa membiarkan mereka melihatku hanya sebagai Rias. Itulah sebabnya aku menikmati hidupku di dunia manusia. Mereka tak tahu tentang Gremory si Iblis. Semua orang melihatku apa adanya. Aku sangat suka perasaan itu. Aku tak pernah merasakan hal seperti ini di masyarakat Iblis, dan aku tak akan pernah merasakannya sekarang juga. Satu-satunya saat aku dapat menikmati hidupku sebagai diri sendiri adalah ketika aku berada di dunia manusia.”

Buchou melihat jauh. Dia juga memiliki mata yang sangat sedih.

Dia menceritakan padaku sebuah kisah tentang dunia yang tak pernah kubayangkan. Aku Hyoudou Issei, dan aku tak pernah merasakan apa pun atas namaku. Aku sendiri; aku hanyalah anak dari ibu dan ayahku.

Saat ini, ke mana pun aku pergi, orang-orang melihatku sebagai “Hyoudou Issei” sebagai individu. Buchou telah menghabiskan hidupnya dengan memikul nama Gremory di punggungnya. Itu akan sama mulai sekarang.

“Aku ingin bersama seseorang yang akan mencintaiku sebagai Rias tanpa fakta bahwa aku adalah Gremory. Itulah impian kecilku… sayangnya, Riser hanya melihatku sebagai Rias dari Gremory. Dan dia mencintaiku sebagai Rias dari Gremory. Itu sebabnya aku membencinya. Tapi tetap saja, kebanggaan menjadi Gremory sangatlah penting. Perasaanku mungkin rumit, tapi aku ingin menghargai mimpi kecilku ini.”

Jadi Buchou ingin dicintai sebagai “Rias” dan bukan sebagai “Rias Gremory” dari lawan jenis… itulah yang disebut perasaan seorang gadis, ya.

Tapi tak diragukan lagi kalau Buchou merasa rumit karena masalah rumahnya.

Hmm, aku tidak memahami perasaan seorang gadis dan struktur masyarakat Iblis, jadi aku tak tahu harus berkata apa padanya….

“Aku suka Buchou sebagai Buchou.”

Aku hanya mengatakan apa yang kupikirkan. Tapi Buchou menatapku dengan heran.

“Aku tak tahu apa-apa soal Gremory atau soal dunia Iblis, tapi bagiku Rias-buchou adalah Rias-buchou…. Nggh, aku tak paham semua hal rumit tapi bagiku Buchou yang biasa adalah yang terbaik!”

Aku mengungkapkan semua yang bisa kupikirkan dengan senyuman.

Hahaha, aku bahkan tak bisa mengatakan hal-hal yang terdengar romantis.

…Hei, Buchou-sama? Aku tak tahu kenapa tapi pipi Buchou merona.

“B-Buchou? A-apa aku mengatakan sesuatu yang aneh?” tanyaku padanya dengan ragu, tapi Buchou menggelengkan kepalanya sambil berkata, “B-bukan apa-apa!” sambil panik.

Apa? Apa terjadi sesuatu? Yah, aku akan mengesampingkan itu.

“Tapi memiliki lawan seperti itu untuk pertandingan pertama Buchou yang genius, pasti akan menjadi rintangan yang sulit, 'kan?”

“Aku sebenarnya tidak suka kata ‘genius’,” jawab Buchou dengan wajah kemerahan.

“Kenapa?”

“Sebuah bakat yang diberikan oleh Surga… rasanya seperti hadiah dari Tuhan, jadi aku merasa tidak nyaman. Bakatku lahir dari akar Keluarga Gremory yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Aku mewarisi ciri itu sebagai Iblis. Aku tak pernah berpikir bahwa aku menerimanya sebagai hadiah dari Tuhan, dan itu mustahil. Kekuatanku adalah milikku dan Keluarga Gremory. Itu sebabnya aku tidak akan kalah. Aku akan menang kalau harus bertarung. Aku harus menang,” ucap Buchou seolah-olah dia mengatakannya pada dirinya sendiri.

Luar biasa. Buchou sangat kuat. Dibandingkan dengan itu aku… aku….

“Buchou, aku payah. Aku tidak berguna… setelah aku sampai di sini.”

Buchou membuat ekspresi ragu sambil melihatku mengatakan itu dengan suara lemah.

“Ise?”

“Kupikir aku menjadi lebih kuat setelah aku datang ke sini dan berlatih dengan semua orang, tapi lebih dari itu…. Aku merasakan perbedaan di antara kami. Jika aku melakukan latihan pedang, aku menyadari betapa hebatnya Kiba dan menyadari bahwa ‘Aku takkan bisa menjadi pendekar pedang seperti Kiba’. …Saat aku melakukan latihan untuk menggunakan kekuatan iblis, aku menyadari betapa superiornya Akeno-san sambil Asia meningkatkan kekuatan iblisnya… dan aku tidak bisa berbuat apa-apa… aku baik-baik saja selama aku memiliki [Boosted Gear]! Aku bertindak keras dengan berpikir seperti itu….”

Air mata mengalir deras dari mataku tanpa kusadari.

Aku frustrasi, hanya frustrasi. Semakin aku berlatih, semakin aku menyadari betapa lemahnya aku.

—Aku tidak punya bakat bertarung.

Aku telah menyadarinya.

“Aku mengetahui kalau aku yang paling lemah… aku juga mengetahui bahwa… akulah yang paling tidak berguna… aku menyadari tak ada artinya bila aku yang memiliki Sacred Gear terkuat. Karena itulah aku ditertawakan oleh Riser waktu itu, bukan? ‘Cacat’, memang ungkapan yang pas buatku.”

Aku mulai meneteskan banyak air mata di depan Buchou. Air mata berlinang karena rasa frustrasi ini sehingga membuatku terlihat menyedihkan. Bahkan hidungku pun menetes.

Buchou berdiri dan duduk di sisiku. HUG.

—!

Buchou memelukku dengan lembut. Dia mulai mengelus kepalaku berkali-kali.

“Kau ingin percaya diri, bukan? Oke, akan kuberi kau kepercayaan diri. Tapi sekarang, kau harus mengistirahatkan jiwa dan ragamu. Aku akan bersamamu sampai kau merasa ingin tidur.”

Saat itu aku tak mengerti apa maksudnya. Kecuali, kehangatan Buchou menyembuhkan jiwaku.

Itu sudah cukup untuk saat ini.

—D×D—

 “Gunakan [Boosted Gear]-mu, Ise.”

Besoknya. Buchou mengatakan itu padaku sebelum memulai pelatihan.

Dia mengizinkanku untuk menggunakan Sacred Gear-ku yang dilarang digunakan setelah aku sampai di pegunungan. Dia mengizinkanku untuk menggunakannya sekarang… tapi apa yang dia ingin aku lakukan dengan Sacred Gear-ku?

“Seharusnya tidak masalah kalau melawan Yuuto.”

“Iya.”

Kiba maju ke depan setelah Buchou mendesaknya. Dia berdiri di depanku. Hei, apa dia menyuruhku melawan Kiba!?

“Ise, aktifkan Sacred Gear-mu sebelum latih tanding. Coba kupikir… kita akan memulai latihan dua menit setelah kau mengaktifkan Sacred Gear-mu.”

“Y-ya.”

Aku membuat [Boosted Gear]-ku muncul di lengan kiriku seperti yang diperintahkan Buchou.

“Boost!”

[Boost!!]

Sacred Gear mengeluarkan suara oleh kata-kataku, dan aku bisa merasakan kekuatan masuk ke dalam tubuhku. Dengan ini kekuatanku menjadi dua kali lipat.

Sepuluh detik kemudian.

[Boost!!]

Kekuatanku berlipat ganda lagi. Kekuatan yang bisa kurasakan dari Sacred Gear-ku mengalir ke seluruh tubuhku.

Tak masalah kalau kekuatanku berlipat ganda, tapi ada hal-hal yang perlu kuingat saat menggunakan [Boosted Gear].

Kau mungkin berpikir tak ada batasan untuk meningkatkan kekuatanku, tapi kenyataannya bukan begitu. Setelah aku mengaktifkan [Boosted Gear] untuk melihat seberapa jauh aku bisa meningkatkan kekuatanku, tapi setelah beberapa menit, aku pingsan. Alasannya sederhana. Tubuhku tak bisa menahan kekuatan yang semakin meningkat. Saat aku bertanya pada Buchou setelahnya, ‘Misalnya kau adalah truk. Apa yang akan terjadi kalau kau membawa lebih banyak barang daripada yang bisa dibawa oleh truk? Truknya takkan bergerak, 'kan? Seperti itu.’

Begitulah cara Buchou menjelaskannya padaku.

Barangnya sama dengan kekuatanku yang berlipat ganda. Kalau jumlah barang terus bertambah dua kali lipat, maka kecepatan truk akan berkurang dan pada akhirnya takkan bergerak.

Jadi, dengan kata lain jika kekuatannya menjadi terlalu besar, maka itu membuat tubuhku tertekan. Itu sebabnya aku pingsan. Tubuhku yang merupakan bejana takkan mampu menahan peningkatan kekuatan.

Itulah yang terjadi ketika aku mengaktifkannya selama beberapa menit. Permata di gauntlet bersuara yang mengatakan [Burst], lalu tubuhku menjadi lebih berat dan rasanya semua kesadaranku membeku.

Biarpun tak ada batasan pada Sacred Gear, penggunanya yaitu aku dalam hal ini memiliki batasan. Itu adalah kelemahan Sacred Gear-ku.

Yah, itu lebih seperti kelemahanku. Itu bukan kesalahan Sacred Gear.

Aku mendapatkan power-up keduabelasku setelah Buchou memerintahkanku untuk power-up. Lalu Buchou memerintahkanku untuk “Berhenti” meningkatkan kekuatan Sacred Gear-ku.

“Ayo lakukan ini, [Boosted Gear]!”

[Explosion!!]

Bunyi ini juga mewakili penghentian power-up dan bertindak sebagai penghenti. Begitu power-up berhenti, aku bisa bertarung dengan peningkatan kekuatan itu selama beberapa saat. Lamanya waktuku dapat menggunakannya tergantung pada tindakanku selama power-up. Semakin banyak aku bergerak, dan semakin banyak aku menyerang, itu meminimalkan waktu. Ini juga memengaruhi staminaku, dan jika aku dalam keadaan lelah, maka waktunya juga akan lebih singkat. Salah satu cara untuk menggunakan Sacred Gear ini adalah aku tidak menerima luka.

Yah, itulah kenapa kondisiku saat ini di mana tak ada kerusakan dan stamina penuh adalah waktu terbaik untuk menggunakan kemampuan [Boosted Gear]-ku.

Kekuatanku meningkat selama boost, tapi itu tidak stabil dibandingkan dengan waktu ketika aku menghentikan boost untuk menggunakan power-up dalam waktu yang terbatas. Jika aku terlalu banyak bergerak, ada risiko hal itu dapat mengubahku kembali menjadi diriku yang normal. Untuk alasan itu, lebih baik hentikan boost lalu gunakan power-up.

Akan bijaksana untuk berlarian dan bersembunyi sambil menunggu boost.

Sekarang, kekuatanku dalam keadaan yang tidak terpikirkan karena boost dua menit. Kekuatan yang kurasakan di dalam tubuhku tidak normal.

“Ise, aku ingin kau melawan Yuuto dalam kondisi itu. Yuuto, aku akan memintamu untuk menjadi lawannya.”

“Baik, Buchou.”

Kiba membuat posisinya dengan mengarahkan bokuto-nya ke arahku setelah Buchou memerintahkannya.

“Ise, apa kau ingin menggunakan pedang? Atau kau ingin bertarung dengan tangan kosong?” tanya Buchou padaku bagaimana aku akan bertarung.

Hmm, meskipun aku punya bokuto, aku takkan bisa menggunakannya….

“Aku akan bertarung dengan tangan kosong!”

“Baiklah. Sekarang, aku akan meminta kalian berdua untuk memulai.”

Aku juga membuat posisi melawan Kiba. Nah, itu sikap pemula.

WUS. Kiba mendadak menghilang dari pandanganku! Oh sial! Ciri [Knight] adalah kecepatan! Kiba memiliki kecepatan dewa! Setelah aku melupakannya, aku akan menerima serangan itu—.

BANG! Ayunan Kiba turun ke arahku, tapi aku menjaganya dengan menggunakan lenganku. Yeah! Aku bisa menahan ini!

“!”

Kiba membuat ekspresi kaget. Dia lengah! Aku meninju Kiba yang berhenti bergerak.

WUS! Tubuh Kiba lenyap tepat sebelum aku memukulnya, dan pukulanku menembus udara. Sial! Dia berhasil mengelak!

Di mana Kiba? Aku mencoba mengejarnya dengan melihat sekeliling. …Dia pergi! Kalau dia tak ada di depan atau di kiri atau kananku, maka dia di belakangku! Tapi, aku tak melihat Kiba saat aku berbalik.

! Di atasku!? Saat aku melihat ke atas, Kiba turun dengan bokuto-nya mengarah ke bawah.

BANG! Aku mendengar suara yang buruk! Guhaaa! Aku menerima pukulan di kepalaku. Sakiiiiit!

“Aduh….”

Aku tak punya waktu untuk menyentuh bagian di mana aku dipukul dan aku melepaskan tendangan ke arah Kiba yang baru saja mendarat di tanah.

WUS! Dia menghindar lagi! Sialan! Itu tak akan memukul sama sekali! Kalau lawanku adalah [Knight], lantas apa aku akan kesulitan dengan kecepatan mereka!?

“Ise! Tembak dengan sinar kekuatan iblis! Saat kau membentuk sinar kekuatan iblis, tembak dengan bentuk yang paling kaubayangkan!” perintah Buchou.

Sebuah sinar kekuatan iblis? Aku harus melakukannya di sini? Aku tak tahu apa itu akan kena, tapi tak ada pilihan lain! Aku akan mematuhi perintah Buchou.

Aku mengumpulkan kekuatan iblis yang mengalir di dalam tubuhku dan memusatkannya ke telapak tanganku. Ada sinar kekuatan iblis seukuran bola nasi. Kecil seperti biasa!

Aku kemudian menembakkannya ke arah Kiba! Saat itu juga, aku tak bisa percaya apa yang kulihat.

GUOOOOOOOOOO!

Itu besar! Bola kekuatan iblis seukuran bola nasi semakin membesar sewaktu aku menembaknya! Itu mencapai ukuran batu besar! Ini!? Aku mengerti! Itu kekuatan dari [Boosted Gear]! Sinar besar kekuatan iblis itu semakin mendekati Kiba. Kecepatannya juga sangat cepat.

WUS. Kiba menghindar dengan mudah. Nah, itu tidak mengherankan. Oh, tapi itu takkan berarti apa-apa jika tidak kena. Itulah yang kupikirkan, tetapi segera aku menyingkirkan pikiran itu. Bola kekuatan iblis yang meleset dari sasarannya menuju ke gunung di sebelah tempat kami berada, dan—.

BAAAAAAAAAAAAAAAAAAAANG!!

Gunung itu meledak sambil mengeluarkan suara dan ledakan besar!!

Eh! Eh? Eeeeeeeeeeeeh!?

…Satu tembakan kekuatan iblis yang aku tembak meledakkan satu gunung… gunung itu kini ada lubang besar. Itu mengubah pandangannya.

…Eh? Beneran? Itu benar-benar meledakkannya? Itu gunung, tahu? Gunung.

Karena pergantian peristiwa yang tiba-tiba, aku tak tahu harus berkata apa.

[Reset]

Gauntlet itu mengeluarkan suara dan aku juga bisa merasakan kekuatan meninggalkan tubuhku pada saat bersamaan. Sepertinya waktu power-up-ku sudah habis.

Lalu aku kehilangan semua kekuatanku sekaligus. Rasanya perutku kosong. Sepertinya aku telah menggunakan kekuatan iblisku.

“Aku meminta kalian berdua berhenti.”

Buchou mengakhiri pertarunganku dan Kiba. Kiba juga meletakkan bokuto-nya. Aku juga duduk di tanah seolah-olah aku kehilangan kekuatan.

G-gunung itu menghilang.

Jantungku berdegup kencang dengan fakta itu. A-apa aku melakukan itu? Aku masih tidak percaya. S-serangan seperti itu benar-benar keluar dari tanganku….

“Kerja bagus kalian berdua. Sekarang aku mau mendengar kesanmu. Yuuto, bagaimana?”

Kiba menjawab pertanyaan Buchou.

“Iya. Sejujurnya, aku heran. Aku mencoba menyelesaikan sparing dengan serangan pertama.”

Eh? Serangan pertama yang bisa kublokir?

“Tapi aku tak bisa menembus pertahanan Ise-kun. Aku fokus untuk menerobosnya. Aku juga mencoba menjatuhkannya dalam serangan keduaku dengan memukul kepalanya dari atas udara, tapi itu juga gagal.”

Kiba menjawabnya sambil tertawa “Hahaha” dengan ekspresi yang menyegarkan. Kiba menempatkan bokuto-nya ke depan untuk ditunjukkan kepada semua orang.

…Bokuto-nya sudah rusak.

“Aku memperkuat bokuto dengan kekuatan iblis, tapi itu tak bisa memberikan banyak kerusakan pada Ise-kun karena tubuhnya terlalu keras. Kalau kami melanjutkan, aku hanya akan ada pilihan untuk berlarian karena aku tak akan punya senjata.”

“Terima kasih, Yuuto. Begitulah, Ise.”

Begitulah? Apa ini hal yang dia katakan kepadaku kemarin ketika dia berkata, “Aku akan memberimu kepercayaan diri”?

“Ise. Kau bilang bahwa kau adalah ‘yang paling lemah dan tidak punya bakat’, bukan?”

“Y-ya.”

“Itu setengah benar. Kau, yang belum mengaktifkan Sacred Gear-mu, itu lemah. Akan tetapi, kau menjadi orang yang sangat berbeda kalau kau menggunakan kekuatan [Boosted Gear].”

Buchou menunjuk ke gunung yang lenyap.

“Serangan itu adalah serangan Iblis Kelas Tinggi. Jika kena, kebanyakan orang akan lenyap.”

Serius!? Yah, itu memang tampak seperti serangan yang bisa melenyapkan sebagian besar makhluk.

“Tubuhmu yang menjalani latihan dasar menjadi wadah yang bisa menangani Sacred Gear yang meningkatkan kekuatannya secara drastis. Bahkan, tubuhmu cukup kuat untuk menangani peningkatan kekuatan. Sudah kubilang sebelumnya, 'kan? Kau bisa menjadi yang terkuat selama kau meningkatkan dasar-dasarmu. Semakin tinggi kekuatan awalmu, semakin banyak kekuatan yang bisa ditingkatkan. Stamina dasar meningkat dari ‘1’ menjadi ‘2’. Bahkan hal seperti itu akan menjadi faktor besar bagimu untuk menjadi kuat.”

—!

Kekuatanku luar biasa…?

Aku masih tak percaya pada diriku sendiri dan Buchou mengatakannya dengan percaya diri padaku.

“Kau adalah kunci gamenya. Serangan Ise menjadi faktor yang menentukan hasil dari pertarungan. Kalau kau saja yang bertarung, maka akan menakutkan karena kau akan lengah saat melakukan power-up. Tapi, pertarungan ini adalah pertarungan tim. Kau akan dibantu teman-temanmu. Percayalah pada kami. Lalu, kau akan menjadi kuat seperti kami. Kita bisa memenangkan ini!”

—Menjadi lebih kuat. Aku?

“Mari kita tunjukkan pada mereka yang merendahkanmu. Tidak masalah jika lawannya adalah Phoenix atau bukan. Kita perlu mengajari mereka dengan sangat keras tentang seberapa kuat Rias Gremory dan para budaknya!”

[Iya!]

Semua orang membalasnya dengan suara yang kuat. Tepat sekali! Aku memiliki Buchou dan semua orang bersamaku!

Aku akan menjadi kuat! Aku akan menjadi lebih kuat bersama dengan semua orang!

Aku akan mengalahkan Riser Phoenix!

 

 

Setelah bertekad, pelatihan gunung pun berjalan dengan lancar.

Lalu kami mencapai hari untuk pertarungan penentu.

Post a Comment

0 Comments