High School DxD 1 Life.1

Life.1 Aku Berhenti menjadi Manusia

[Bangun! Bangun! Kalau enggak mau bangun, aku bakal me-menciummu ….]

“… Hmm.”

Itu adalah jam alarm suara tsundere, tapi tak punya fungsi untuk membangunkan pemiliknya. Si pemilik jatuh ke lantai dan baru saja bermimpi buruk.

Itu aku.

… Ini adalah cara terburuk untuk bangun.

Aku mimpi buruk lagi.

Belakangan ini, aku sering memimpikan hal yang sama. Mimpi aku dibunuh Yuuma-chan, tapi karena aku di sini masih hidup, itu pasti mimpi.

“Bangun! Ise!”

Suara Ibu berasal dari tangga. Setiap pagi seperti biasa.

“Aku tahu! Aku sudah bangun!”

Sesudah memberikan jawaban seperti itu, aku bangun dari lantai.

Haa ….

Hari ini dimulai dengan awal yang buruk lagi. Aku merasa lesu ….

Aku mengenakan seragamku sambil mendesah panjang.

—D×D—

“Aku pergi dulu.”

Aku menguap saat meninggalkan rumah.

Selama berjalan kaki ke sekolah, aku harus menutup mata lantaran sinar matahari. Aaah, mengganggu sekali.

Belakangan ini, aku sudah mulai merasa lemah di bawah sinar matahari. Rasanya sinar matahari itu menusuk menembus kulitku dan aku tak tahan. Pokoknya, sinar matahari pagi itu buruk untukku. Aku tak bisa bangun di pagi hari sama sekali. Karena aku belum bisa untuk bangun belakangan ini, ibuku datang untuk membangunkanku setiap hari.

Di sisi lain, aku jadi lebih aktif di malam hari. Ada sesuatu di dalam tubuhku yang menguat dan membuatku bersemangat. Aku sungguh sudah jadi orang malam.

Aneh.

Ada yang salah. Aku sering terjaga sampai larut malam, tapi sungguh keajaiban kalau aku mampu tetap terjaga sampai pukul 1 dini hari. Tapi sekarang, aku bisa dengan mudah tetap terjaga sampai pukul 3 atau 4 dini hari. Aku sudah hendak tidur setelah matahari terbit, dan itulah rutinitas harianku. Aku tak kecanduan game online atau pertunjukan tengah malam.

… Apa yang sudah terjadi denganku?

Apa otakku berusaha untuk tak tidur supaya aku tak perlu melihat mimpi pacarku membunuhku?

… Yah, apa itu perasaan pribadiku, jadi kurasa bukan. Wajar saja bagi tubuh untuk merasa perlu tidur.

Perasaan yang kurasakan di malam hari, —kurasa itu sesuatu yang sama sekali berbeda dari sebelumnya.

Aku tak tahu cara menjelaskannya, tapi tubuhku terasa dipompa dan aku merasakan sesuatu yang misterius meningkat dari kedalaman tubuhku. Jadi aku keluar pada malam hari untuk mengujinya. Kecepatan berjalanku meningkat, dan dadaku berguncang dengan kesenangan saat bercampur dengan kegelapan malam. Aku berlari pada malam hari dan terkejut itu memberiku kecepatan yang menakjubkan. Kalau aku bergabung dengan tim lari, aku bisa dengan mudah jadi pelari utama.

Apalagi, aku tak kehabisan stamina. Aku punya begitu banyak stamina dan aku bisa maraton penuh seakan-akan aku cuma joging.

Aku jadi lebih percaya diri dan sewaktu aku berlari di siang hari, itu sangat mengerikan sampai-sampai kupikir staminaku di malam hari adalah mimpi. Tidak, itu kecepatan rata-rata untuk seorang pelajar SMA, tapi ada perbedaan besar saat membandingkan diri malamku dan diri siangku.

Aku menjadi aneh di malam hari.

Ini mungkin terdengar seperti sebuah kalimat yang berasal dari orang aneh yang mengatakan hal itu seperti ini, tapi perasaan yang kurasakan saat malam itulah yang mengubahku menjadi orang yang berbeda.

Uggh … beneran deh, sinar matahari memberiku masa-masa sulit … berbeda di malam hari, aku jadi sangat lemah di siang hari. Tak peduli seberapa jauh aku memikirkannya, pasti ada yang salah denganku.

Aku harus berpikir bahwa tubuhku berubah semenjak aku pergi kencan dengan Yuuma-chan.

—D×D—

Akademi Kuoh merupakan sebuah sekolah swasta yang kudatangi. Kini sekolah ini merupakan sekolah campuran yang dulunya sekolah khusus putri sampai digabung tahun lalu, dan ada banyak perempuan ketimbang laki-laki. Dan, jumlah laki-laki meningkat, tapi masih ada lebih banyak perempuan ketimbang laki-laki.

Aku seorang siswa kelas dua SMA dan rasio siswi dan siswa di kelasku adalah 7 banding 3. Untuk siswi dan siswa kelas tiga itu 8 banding 2.

Saat ini pun, perempuan memiliki otoritas lebih kuat dari laki-laki, dan kebanyakan siswa di OSIS adalah perempuan, dan Ketua OSIS juga seorang perempuan.

Ini merupakan sekolah tempat laki-laki tak bisa berbuat seenaknya, tapi aku masih bergabung dengan sekolah ini.

Ini adalah cerita sederhana.

Tempat ini punya banyak cewek. Itu saja adalah hal yang indah!

Alasan mengapa aku bisa lulus ujian masuk ke sekolah ini yang dikatakan sangat sulit, karena nyali mesumku.

Aku ingin belajar sambil dikelilingi para cewek—.

Untuk alasan itu saja, aku menghadiri sekolah ini.

Apa salahnya dengan itu!?

Apa salahnya dengan jadi seorang mesum!?

Inilah hidupku! Aku takkan membiarkan siapa pun membantahku! Aku bakal bikin harem di sekolah ini!

Dan, itulah misiku ketika pertama kali masuk sekolah ini, tapi sekarang aku merasa tertekan. Aku sungguh naif untuk berpikir bisa punya 2 ataupun 3 pacar di sekolah ini yang mayoritas siswanya adalah perempuan. Hanya sekelompok cowok tampan yang populer sampai para cewek pun tidak menatapku. Lebih tepatnya, mereka mengabaikanku bak seonggok sampah yang tergeletak di lantai.

Sial!

Ini bukan rencanaku! Tak masuk akal! Dalam rencanaku, mestinya aku langsung dapat pacar pertamaku setelah aku masuk sekolah ini! Setelah itu, aku bakal putus dengannya dan mulai pacaran dengan seorang cewek baru dan pada saat aku lulus, kumpulan cewek seharusnya memperebutkanku dalam Battle Royale!

K-kalau begini terus, tujuanku bakal jadi mimpi saja! Tunggu, apa jangan-jangan sudah jadi mimpi!?

Apa ada yang salah!? Masa aku lahir? Hukum? Atau … ada sesuatu yang salah denganku …?

Uwaaaaaaah! Aku tak mau memikirkannya!

Hal-hal itu masuk melalui pikiranku setiap hari.

Aku tiba di kelasku sambil mendesah, dan duduk di kursiku.

“Hei, Sobat. Bagaimana DVD yang kupinjam? Bagus, 'kan?”

Si cowok botak yang berbicara denganku adalah sobat pertamaku, Matsuda. Dia mungkin terlihat seperti seorang olahragawan, tapi dia adalah si mesum yang bikin komentar pelecehan seksual setiap hari. Dia adalah seorang olahragawan sewaktu SMP tempat dia memecahkan banyak rekor, tapi sekarang dia di Klub Foto. Dia sangat terbuka dengan mimpinya yang ingin memotret dari setiap bagian tubuh perempuan melalui lensa kamera. Julukannya adalah si “Botak Mesum” dan si “Sexual Harassing Paparazzi”.

“Fu … anginnya kuat pagi ini. Berkat itu, aku bisa lihat pandangan bagus celana dalampantsu cewek-cewek.”

Cowok berkacamata yang pura-pura bersikap kalem adalah sobat keduaku, Motohama. Dia punya kemampuan khusus yang disebut Scouter yang membuatnya mendapatkan data ukuran para cewek melalui kacamatanya. Tingkat kekuatannya bisa merosot ke bawah kalau dia melepaskan kacamatanya.

Julukannya adalah si “Kacamata Mesum” dan si “Three-size Scouter”. Keduanya adalah sobat-sobatku yang jahat.

Astaga, bertemu dua muka ini di pagi hari bikin aku merasa lesu. Aku merasa mual.

“Aku punya barang bagus.”

Matsuda membuka tasnya, dan mengeluarkan barang-barang di dalam tasnya tanpa ragu-ragu. Buku-buku dan DVD yang tengah menumpuk di mejaku memiliki judul-judul yang bagus.

“Eek!”

Sebuah teriakan kecil datang dari seorang cewek jauh dari kami.

Yah, tentu saja dia akan bereaksi seperti itu. Lagian, sesuatu seperti ini terjadi di pagi hari.

Apa yang kudengar berikutnya dari cewek-cewek yang berkomentar diskriminasi seperti “Kalian adalah yang terburuk~” dan “Mati sana, cowok-cowok kotor”.

“Diam! Ini hiburan kami! Cewek-cewek dan anak-anak menyingkir saja dan menjauhkan diri! Kalau enggak, bakal kuperkosa kalian semua di kepalaku!”

Ucapanmu vulgar seperti biasa, Matsuda-kun.

Biasanya, aku akan bilang, “Wow, dari mana kalian mendapatkan harta-harta ini!” dengan mata berbinar pada buku dan DVD yang menumpuk di mejaku.

Tapi karena aku sudah dalam keadaan yang mengerikan setiap pagi belakangan ini, aku tidak bersemangat.

Matsuda mendesah sambil melihat wajah kusamku.

“Hei, hei, hei. Kenapa kau bermuka begitu saat ada begitu banyak harta tepat di depanmu?”

“Kau enggak bersemangat belakangan ini. Aneh. Ini sangat aneh. Kau jadi berbeda.”

Motohama juga mengatakan itu sambil menyodok kacamatanya seolah-olah dia mengetahui aku sedang bosan.

“Aku juga mau bilang, ‘Wow! Dari mana kalian mendapatkan ini!? Apa kalian mencoba mengubahku jadi monyet!?’. Tapi aku sudah kurang berenergi belakangan ini.”

“Kau sakit? Enggak, mana mungkin. Mana mungkin kau, perwujudan dari semua hasrat seksual, bakal sakit.” Motohama berkomentar kasar tentangku. Dia cowok kasar.

Lalu, Matsuda membuat isyarat dengan tangannya seolah-olah dia menyadari sesuatu.

“Oh, Apa ini efek samping dari halusinasi soal pacar imajinasimu? Yuuma-chan, 'kan?”

“… Ayolah, apa kalian tidak ingat Yuuma-chan?”

Keduanya menatapku dengan mata simpatik atas pertanyaanku.

“Sudah kami bilang, kami tak kenal dia. Kau harus ke dokter sana. Benar, 'kan, Motohama?”

“Benar, aku bakal mengulangi ini lagi, tapi kami tidak diperkenalkan dengan cewek bernama Yuuma-chan.”

… Mereka selalu bertindak seperti ini setiap kali aku bertanya pada mereka soal Yuuma-chan.

Kupikir mereka hanya meledekku.

Tapi, setelah berbicara serius dengan mereka, aku mengetahui bahwa itu tidak benar.

Aku pasti ingat memperkenalkan Yuuma-chan kepada mereka. Mereka mengatakan hal-hal seperti “Kenapa cewek cantik seperti dia adalah pacar Iseeeeee!?” dan “Pasti ada kesalahan sistem yang terjadi di dunia ini … Ise, kau belum melakukan sesuatu yang ilegal, 'kan?” dan terus membuat komentar tak sopan. Aku ingat aku menjadi sombong dan berkata, “Kalian harus punya pacar juga”.

Aku ingat jelas waktu itu.

Tapi mereka tidak ingat. Tidak, apa saja yang tidak mereka ingat adalah Yuuma-chan.

Seolah-olah Amano Yuuma tak pernah ada.

Seakan waktu yang kuhabiskan dengan Yuuma-chan tak pernah terjadi. Sewaktu dua orang ini bilang, rasanya itu hanyalah imajinasiku.

Selama dua hal ini terbukti, tak ada catatan nomor atau alamat surel Yuuma di ponselku. Apa itu dihapus dari memori? Apa seseorang menghapusnya? Itu mustahil! Mustahil aku akan menghapusnya, jadi siapa yang melakukannya!?

Aku menelepon nomor yang kuhafal di kepalaku, tapi nomor telepon itu sedang tak digunakan.

Jadi apakah itu berarti dia tak ada? Apakah itu semua imajinasiku? Sesuatu yang gila seperti itu tak mungkin ….

Aku ingin menyangkalnya tetapi selain dari ingatanku, tak ada bukti untuk membuktikan bahwa dia pernah ada.

Kalau kupikirkan lagi, aku tak tahu alamat rumahnya. Dia adalah seorang siswi dari sekolah lain. Aku tahu sekolah tempat mereka mengenakan seragam yang sama dengannya. Jadi aku meminta beberapa siswa dari sekolah itu mengenai Yuuma-chan.

Tapi tak ada satu pun siswi yang cocok dengan deskripsinya. Dia tak ada di sana.

Jadi, siapa sebenarnya pacarku?

Siapa yang kukencani?

Apakah mimpi yang kualami hanyalah fantasi belaka?

Apakah aku membicarakan mimpiku kepada Matsuda dan Motohama seolah-olah semuanya nyata?

Apakah aku, seorang mesum?

Aku ingat jelas sekali wajahnya, tahu?

… Ada sesuatu yang aneh soal ini.

Seperti kekuatan aneh yang kuperoleh di malam hari. Ada yang salah.

Apa yang sedang terjadi?

Sambil aku memikirkan insiden terakhir itu, Matsuda meletakkan tangannya di bahuku.

“Yah, kita berada di tengah-tengah masa muda kita, jadi ada hal-hal aneh seperti itu bisa terjadi pada kita. Kalau begitu, kalian datang ke rumahku usai sekolah. Yuk kita menonton koleksi rahasiaku sama-sama.”

“Itu ide yang sangat bagus. Matsuda-kun, kau juga harus mengajak Ise-kun.”

“Tentu aku bakal mengajaknya, Motohama-kun. Kita adalah cowok SMA yang didorong oleh hasrat seksual. Kalau kita tidak melakukan hal-hal mesum, kita takkan menghormati orangtua kita yang sudah melahirkan kita.”

Keduanya menyengir cabul. Mesum. Bagaimanapun kau melihat mereka, mereka cuma sekelompok orang mesum. Dan sayangnya, aku salah satunya.

Yah, bodo' amat. Aku juga hidup untuk hal-hal mesum.

“Baiklah kalau begitu! Hari ini, kita tak usah menahannya! Kita akan membawa minuman bersoda dan keripik sambil menonton DVD porno!” ucapku karena mustahil aku bisa berpikir lagi.

“Oh! Nah, begitu dong! Itulah Ise yang kami kenal!”

“Itulah semangat. Kita perlu menikmati masa muda kita.”

Matsuda dan Motohama menjadi bersemangat.

Aku akan meninggalkan insiden tentang Yuuma-chan.

Terkadang aku perlu istirahat juga! Hari ini akan kulupakan kejadian itu dan melanjutkan dengan hal-hal porno sebagaimana cowok di zaman kami!

Itu terjadi setelah kami membuat rencana untuk sore hari.

Ada warna crimson yang menarik perhatianku.

Warna crimson brilian—.

Halaman sekolah dapat dilihat dari jendela kelas. Dan mataku terpaku ke arah seorang gadis tertentu.

Gadis berambut merah crimson. Idola sekolah kami dengan kecantikan melebihi manusia normal. Tubuh langsing bukan bentukan gadis Jepang. Tentu saja. Dia bukanlah orang Jepang. Kudengar orang-orang bilang bahwa dia dari Eropa Utara. Sepertinya dia menghadiri sebuah SMA di Jepang karena pekerjaan ayahnya. Siapa pun akan jatuh hati sesudah menyaksikan kecantikannya.

Rias Gremory.

Dia adalah siswi kelas tiga sekolah ini. Sehingga menjadikan dia seniorku.

Ketika aku menyadari itu, semua orang termasuk aku menatapnya juga, baik laki-laki maupun perempuan. Matsuda dan Motohama juga menatapnya.

Hal ini terjadi setiap pagi. Semua orang menatapnya sewaktu dia berjalan melewati mereka. Beberapa orang berhenti berjalan. Yang lainnya berhenti bicara. Semua orang berbalik untuk menatapnya.

Angin sepoi-sepoi meniup rambut crimson sambil setiap siswa di sekolah ini menatapnya. Rambut crimson panjang tergerai ke pinggulnya membuat pemandangan sekitarnya itu layaknya berwarna crimson juga saat angin meniup rambutnya. Kulit yang indah, seputih salju, luar biasa.

Cantik.

Itulah satu-satunya kata untuk menggambarkan dirinya dalam satu kata. Itulah satu-satunya kata yang dibutuhkan untuk menggambarkan dirinya.

Aku juga terpesona oleh kecantikan dan atmosfer menakjubkannya.

Aku sangat terpesona olehnya sampai-sampai aku selalu berhenti apa yang kulakukan setiap kali aku melihatnya.

Tapi belakangan ini, caraku melihatnya sudah berubah. Dia cantik. Tapi dia terlalu cantik. Aku mulai merasa sedikit takut akan kecantikannya dan takut akan dirinya dari lubuk hatiku. Aku tak tahu aku mulai merasa seperti ini. Tapi aku sudah mulai merasa seperti ini semenjak lenyapnya Yuuma-chan.

Lalu, matanya bergerak. Mata biru jernihnya menatap lekat padaku.

—!

Aku merasa seolah-olah hatiku tengah diraih olehnya.

Apa perasaan ini? Ini perasaan yang kauperoleh ketika seseorang yang lebih unggul darimu berdiri di hadapanmu ….

Dia menyipitkan mata birunya dan sepertinya dia tersenyum.

Dia menatapku?

Tidak mungkin. Aku tak punya hubungan apa-apa dengannya.

Lalu, tiba-tiba aku teringat sesuatu dari mimpiku.

Pada akhir mimpi, ada orang dengan rambut crimson yang berbicara padaku. Orang yang tampaknya lembut, tetapi juga dingin.

Sementara aku membandingkan dirinya dengan orang dari mimpiku, dia sudah menghilang dari pandanganku.

—D×D—

“Aku ingin meremas oppai!”

Aku memeluk Matsuda yang tak bisa berhenti menangis selama kami menonton video terakhir sambil maraton DVD porno.

Usai sekolah, kami mulai menonton film porno dengan semangat tinggi. Kami langsung riang gembira selama mulai menonton film porno usai sekolah, tapi ketika kami menyaksikan banyak film porno, kami malah mengalami depresi, karena pertanyaan “Kenapa kita enggak punya pacar?” memasuki diskusi kami. Rasanya aku mau menangis sehabis kami membahas ini secara serius. Matsuda belum berhenti menangis sejak 3 film sebelumnya. Motohama tengah mencoba berpura-pura tenang, tapi ada air mata yang mengalir dari matanya di balik kacamatanya. Tiga puluh menit yang lalu, Motohama menceritakan ini dengan suara rendah, “… Aku diminta datang ke belakang gedung olahraga sama cewek … itu adalah kali pertama aku dirampok sama cewek …,” sehingga aku pun hendak menangis sesudah mendengarkan itu.

Aku penasaran siapa sih 3 cowok murung saat menonton film porno?

Jelas, jawabannya adalah tiga cowok yang tidak populer.

Sial. Rasanya aku membenci dunia ini usai mengetahui bahwa ada orang-orang seusiaku yang berhubungan seks dengan seorang cewek.

Selagi memikirkan hal itu, film terakhir berakhir dan hari sudah gelap.

Ketika aku melihat arlojiku, itu sudah pukul 10 malam. Aku sudah bilang kepada orangtuaku bahwa aku di rumah Matsuda, tapi mereka bakal khawatir tentangku kalau aku tinggal di sini lebih lama lagi dan aku juga bakal telat untuk sekolah besok.

“Kalau begitu, aku pulang dulu.”

Setelah aku mengatakan itu, kami semua berdiri dan bersiap-siap untuk berkemas.

“Sampai jumpa.”

Sesudah kami berpisah dengan Matsuda di pintu masuk, Motohama dan aku menuju ke rumah.

“Ini malam yang indah. Karena ini adalah malam yang cerah, wajar untuk merasakan itu sewaktu menonton film porno.”

Motohama mengucapkan hal-hal aneh sambil menatap langit dengan napas panjang. Dia tampak sangat lelah. Yah, besok Motohama dan Matsuda akan kembali menjadi diri mereka yang biasa.

“Sampai besok.”

“Ya, semoga bermimpi indah.”

Aku berpisah dengan Motohama dalam perjalanan pulang, tapi dia tampak tak bersemangat sewaktu dia melambaikan tangannya padaku. Mungkin akan kukirim pesan untuk menghiburnya.

Beberapa menit sehabis berpisah dengan Motohama. Aku berjalan menuju rumah, tetapi energi yang mengalir di dalam tubuhku meningkat. Ini adalah gejala dari “meluap dengan kekuatan di malam hari”. Sudah kuduga, pasti ada sesuatu yang salah denganku. Ini bukan fenomena yang normal. Penglihatanku membaik bersamaan dengan pancaindraku.

Mata dan telingaku menjadi sangat baik. Aku pun bisa mendengar percakapan dari rumah orang lain dan melihat jalanan walau di malam hari. Ini sangat aneh saat aku pun dapat melihat dengan jelas di tempat-tempat di mana tak ada lampu jalan! Rasanya kekuatan ini semakin kuat belakangan ini.

Itu karena perasaan dingin yang kurasakan di sekujur tubuhku kini adalah masalahnya!

Aku bisa merasakan aku sedang diawasi oleh seseorang sedari tadi. Aku bisa merasakan atmosfer misterius di hadapanku. Tubuhku gemetar gila-gilaan. Gemetar yang semakin kuat.

Itu seorang pria. Ada seorang pria yang mengenakan setelan jas, menatapku. Dia menatapku dengan mata ganas.

Rasanya tubuhku bakal membeku hanya dengan melihat ke matanya. Bukankah ini yang disebut niat membunuh?

Aku pasti bisa merasakan rasa permusuhan darinya. Enggak, ini adalah sesuatu yang lebih berbahaya. Ini pasti niat membunuh!

Pria itu berjalan mendekat, dengan tenang. Dia berjalan ke arahku! Sampai dia di hadapanku!

Orang jahat!? Pria berbahaya!? Apa aku dalam kesulitan!?

Gawat! Itu lantaran tubuhku belum berhenti gemetaran!

Kenapa aku harus menemukan orang yang berbahaya dalam perjalanan pulang!?

“Ini jarang terjadi. Untuk bertemu seseorang sepertimu di tempat seperti ini.”

………?

Apa katanya? Enggak, enggak, bukannya aneh kalau orang-orang gila seperti dia bicara hal-hal aneh.

Jadi, dia seorang pria berbahaya!

Sial! Apa yang mesti kulakukan kalau dia mengambil pisau!?

Aku tak tahu seni bela diri, aku juga belum pernah bertarung!

A-aku tahu!

Kekuatanku yang meningkat pada malam! Itu dia! Aku bisa menggunakannya buat lari dari sini!

Berjalan mundur, aku menjaga jarak di antara kami.

Pria yang mengeluarkan atmosfer jahat itu mulai berjalan ke arahku.

“Mau coba lari? Siapa majikanmu? Pastinya orang dengan gelar yang sangat rendah atau dengan hobi aneh untuk memilih tempat ini sebagai suatu wilayah. Jadi, siapa majikanmu?”

Aku bahkan tak tahu apa yang kaubicarakan!

TAP! Aku berbalik dan berlari ke tempat aku datang tadi pada kecepatan penuh. Cepat. Aku sangat cepat. Ini aneh bagiku untuk mengatakan ini, tapi kecepatan lariku pada malam itu gila. Aku hanya terus berlari saat akan melalui jalanan yang berbeda di malam hari. Aku terus berlari dan masuk ke jalanan asing. Aku belum kehabisan napas. Aku bisa terus berlari. Kalau begitu, aku akan lari sampai dia tak bisa mengejarku!

Usai sekitar 15 menit, aku tiba ke area terbuka.

—Ini taman.

Aku berhenti berlari, dan memilih berjalan. Aku berjalan ke air mancur sambil menghirup udara. Aku melihat ke sekeliling taman di bawah lampu jalan. Sesuatu terasa misterius akan tempat ini.

—Aku tahu tempat ini.

Aku ingat taman ini ….

Benar juga. Ini adalah tempat terakhir yang kukunjungi pada kencanku dengan Yuuma-chan!

Wow, sungguh kebetulan, atau harus kusebut keajaiban?

Apa aku datang ke sini secara tak sadar? Mustahil ….

MERINDING. Aku merasa panas dingin di punggungku.

Seseorang berada di belakangku … itulah yang kurasakan.

Aku berbalik perlahan, dan bulu hitam jatuh di depanku.

Apa itu bulu burung gagak? Enggak, bukan.

“Apa menurutmu aku akan membiarkanmu kabur? Itu sebabnya makhluk rendahan itu malas ditangani.”

Orang yang muncul di depanku adalah seorang pria berjas dan dia punya sayap hitam yang tumbuh di punggungnya.

Itu pria yang mencurigakan sebelumnya.

… Malaikat? Enggak, enggak, ini bukan dongeng, sangat mustahil!?

Apa itu cosplay? Itu terlihat terlalu asli buat cosplay. Apa itu sayap a-asli? Enggak mungkin!

“Katakan padaku nama majikanmu. Menyebalkan untuk terganggu oleh jenismu. Untuk itu, kami akan … tunggu, apa kau seorang ‘Liar’? Kalau kau tak punya majikan, itu akan menjelaskan ekspresi khawatir di wajahmu.”

Pria mencurigakan itu berbisik sendiri. Jangan mengarang-ngarang sendiri!

Situasi ini serius, tapi tiba-tiba aku teringat insiden yang kualami dalam mimpiku. Mimpi tentang kencan tersebut. Pada akhir mimpi itu, aku dibunuh Yuuma-chan tepatnya di depan air mancur ini. Yah, dengan Yuuma-chan yang punya sayap hitam tumbuh dari punggungnya. Dan ada seorang pria dengan sayap hitam di depanku … ini adalah di mana mimpi menjadi kenyataan?

Hei, hei, bagaimana cewek cantik berubah jadi cowok!?

Enggak, itu tak penting! Yang penting adalah situasiku saat ini!

Kalau ini akan sesuai dengan mimpi itu, maka hal berikutnya yang akan terjadi padaku adalah—.

“Hmph. Aku tak merasakan kehadiran majikan atau rekan-rekanmu sama sekali. Aku tak melihat apa pun yang sedang mencoba untuk menyembunyikan kehadirannya. Dan tak ada lingkaran sihir muncul di sini. Menurut situasi saat ini, kau merupakan ‘Liar’. Sehingga takkan jadi masalah bila aku membunuhmu.”

Pria itu hanya mengatakan beberapa hal yang menakutkan sambil mengangkat tangannya.

Bagaimanapun dilihat, tangannya diarahkan ke arahku!

Aku bisa mendengar suara. Aku tahu fenomena ini.

Sesuatu yang tampak seperti cahaya mulai berkumpul di tangannya. Tunggu dulu, hal fantasi ini mestinya cuma ada dalam mimpi!

Cahaya itu lalu membentuk menjadi sesuatu yang menyerupai tombak.

Tombak—.

Itu memang tombak!

Perutku ditusuk dengan itu di dalam mimpiku, dan aku bakal ke neraka!

—Aku bakal dibunuh!

Pada saat aku menyadarinya, tombak itu telah menusuk perutku.

Kemudian sesuatu itu keluar dari mulutku.

UEK. Banyak darah keluar dari mulutku, diikuti oleh rasa sakit. Itu sakit. Itu sakit sekali! Aku jatuh berlutut. Aku bisa merasakan perutku terbakar. Rasa sakitnya menyebar ke seluruh tubuhku, dan itu sangat menyakitkan sampai-sampai aku tak tahan.

Nyeri ini … bahkan belum bisa menggambarkan rasa sakit ini!

Aku mencoba menarik keluar tombak dengan tanganku, tapi rasa sakit itu menyebar ke tanganku segera setelah aku menyentuhnya. Panas. Ini sangat panas. Ada tanda-tanda terbakar di tempat-tempat menyentuh tombak.

“Guu … aaaah ….”

Aku mulai menjerit. Itu sakit. Itu sakit sekali!

Karena tanganku dalam keadaan ini, apa tombak itu membakar bagian dalam tubuhku?

Sewaktu aku berpikir bagitu, nyerinya meningkat. Jadi ini adalah bagaimana rasanya saat terbakar?

Air mataku tak bisa berhenti karena kesakitan.

TAP, TAP. Lalu ada suara langkah kaki datang ke arahku.

Aku mendongak, dan pria misterius itu membuat tombak lain di tangannya.

“Itu pasti sakit. Cahaya adalah racun bagi makhluk seperti dirimu. Terkena itu akan mengakibatkan luka fatal. Kurasa tombak lemah ini akan cukup untuk menghabisimu, tapi tubuhmu lebih keras dari yang kuduga. Jadi, aku akan menyerangmu lagi. Tapi kali ini, akan kuisi kekuatan yang agak lumayan. Habislah kau.”

Apa dia mencoba untuk menghabisiku!? Aku bakal mati kalau aku tertembak tombak itu lagi!

Saat aku berpikir, aku mulai melihat kembali mimpi itu.

Crimson.

Warna crimson brilian bakal ….

Enggak, mana mungkin dia bakal membantuku. Itu adalah mimpi, jadi ini juga mimpi?

Kalau ini mimpi, maka tolong bantu aku. Meskipun ini hanya mimpi, aku tak mau berada dalam situasi ini!

HYU. Ketika kurasa aku mendengar suara angin, ledakan terwujud di depanku. Ketika aku melihat ke atas, ada asap yang berasal dari telapak tangan pria itu. Ada darah keluar dari tangannya.

“Jangan sentuh dia.”

Seorang wanita berjalan melewatiku.

Rambut crimson. Aku bisa bilang siapa itu, bahkan dengan punggungnya saja.

Dia orang yang kulihat di mimpiku.

Aku tak bisa melihat wajahnya dalam mimpi itu. Tapi sekarang aku yakin bahwa dia adalah orang dari mimpiku.

“… Rambut crimson … kau pasti seorang wanita dari Keluarga Gremory ….”

Pria itu melototi wanita dengan rambut crimson dengan mata penuh kebencian.

“Namaku Rias Gremory. Apa kabar, Malaikat Jatuh-san? Kalau kau mencoba untuk menyakiti anak ini, maka aku takkan menahannya.”

Rias Gremory.

Ya, dia adalah kakak kelas di sekolahku. Wanita cantik dengan rambut berwarna crimson.

“… Fufu. Baiklah. Jadi anak ini milikmu. Jadi kota ini juga merupakan bagian dari wilayahmu. Baiklah kalau begitu. Untuk hari ini, aku akan pamit dulu. Tapi aku menyarankan padamu untuk tidak membiarkan budakmu lepas. Orang-orang seperti diriku mungkin membunuhnya saat sedang jalan.”

“Terima kasih atas sarannya. Kota ini berada di bawah pengawasanku. Jadi kalau kau masuk, maka aku takkan segan-segan.”

“Aku akan mengatakan hal yang sama padamu, pewaris Keluarga Gremory. Namaku Dohnaseek. Kuharap kita takkan bertemu lagi.”

Pria itu menyebarkan sayap hitamnya, dan tubuhnya mulai melayang. Lalu terbang ke langit.

Pria itu melototi Rias-senpai dan aku sekali, lalu menghilang ke angkasa.

Jadi sudah aman sekarang …?

Aku merasa sedikit lega, tapi mataku jadi kabur dan rasanya kesadaranku menghilang. Mataku kabur.

Huh? Bukankah ini buruk? Ini jelas buruk, bukan?

“Ara, kau mau pingsan? Ini pasti luka fatal. Apa boleh buat. Hei, di mana rumahmu—”

Senpai berbicara padaku sewaktu aku jatuh, tapi aku tak bisa mendengar perkataannya.

Lalu, kesadaranku menghilang.

—D×D—

[… Bangun atau kubunuh kau! … Bangun, atau kucabik-cabik kau!]

Sewaktu aku bangun, hari sudah pagi.

Apa artinya ini?

… Apa aku mimpi buruk lagi?

Itu pasti mimpi, tapi terasa terlalu nyata. Sekarang aku di sini, tidur di kasurku. Aku terbangun oleh jam alarm dengan suara yandere. Sepertinya aku bermimpi. Kali ini, itu bukanlah Yuuma-chan, tapi seorang pria aneh yang mengejarku. Tetap saja mereka berdua bersayap hitam.

Aku menggeleng. Tenangkan dirimu, diriku. Kenapa aku terus melihat mimpi semacam ini? Kalau aku ingat benar, kemarin aku pergi ke sekolah seperti biasa dan normal seperti biasa. Usai sekolah, aku pergi ke rumah Matsuda dan maraton porno dengan dia serta Motohama. Lalu aku pulang ke rumah. Di perjalanan pulang, aku diserang oleh orang aneh dengan sayap—.

Lalu aku menyadari keadaan yang tak biasa.

—Aku telanjang.

Aku tak mengenakan sehelai pun.

Apa-apaan ini? Aku sampai tak memakai kancutku! Aku telanjang bulat!

Aku tak ingat itu. Aku tak ingat pulang ke rumah. Apa aku kehilangan ingatan pada usia dini? Aku juga tak punya kebiasaan tidur telanjang.

“… Unnn”

—!

Aku mendengar suara manis.

Lalu aku melihat ke sebelahku dengan hati-hati.

“… Suu~suu.”

Ada seorang gadis berambut crimson tidur di sebelahku.

Dan dia telanjang … kulit seputih saljunya terlalu terang buat mataku.

Kulitnya tampak sangat halus dan itu sangat buruk bagi mataku.

……

Bagaimanapun, itu Senpai. Idola akademi kami. Rambut crimsonnya tersebar di bantal terlihat sangat indah.

Rias Gremory-senpai.

…….

Huh? Tunggu, huh?

Tenang, aku. Oh ya, pada saat seperti ini ada baiknya untuk menghitung bilangan prima agar lebih tenang.

2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23 ….

Daaaah!!

Aku tak bisa! Aku tak bisa tenang! Kenapa aku tidur sama Rias-senpai!? Apa yang sudah terjadi!? Apa yang sudah terjadi!? Tidak, apa yang sudah kulakukan!? Apa aku sudah melakukan sesuatu!?

Aku tak ingat! Aku tak ingat sedikit pun! Kenapa!? Aku harus ingat apa yang sudah kulakukan! Enggak! Kenapa aku dalam situasi ini!?

Apa aku berhubungan seks sama Senpai!? Eh? Apa orang-orang kehilangan keperjakaan mereka seperti ini!? Enggak mungkin! Itu mustahil!

Ingatlah, diriku! Coba ingat-ingat kenangan berharga itu, diriku! Apa yang sudah kulakukan!? Apa hal yang mampu kulakukan!?

Kepalaku bakal meledak gara-gara kebingungan ini, tapi aku terpojok sewaktu berikutnya.

“Ise! Bangun! Sudah waktunya untuk sekolah!”

“Kaa-san, apa Ise masih di kamarnya?”

“Sepertinya begitu Tou-san, sepatunya di pintu masuk jadi dia sudah pulang. Ya ampun! Main di rumah teman sampai telat pulang! Apa lagi, terlambat buat ke sekolah! Kaa-san takkan beri ampun!”

Percakapan antara orangtuaku di lantai satu bahkan dapat didengar di sini.

Lalu diikuti oleh langkah kaki menaiki tangga. Jejak yang membawa suara kemarahan. Ini berbeda dari jejak biasa.

Ibu dalam perjalanan!

Tunggu! Tunggu dulu!

Kalau dia melihat situasi ini, maka akan sangat buruk!

“Tunggu! Aku sudah bangun! Aku akan berdiri dulu!”

“Ya ampun! Kaa-san takkan mengampunimu lagi! Kita perlu bicara sebentar masalah ini!”

Ibu marah!

Dia datang! Ibu datang ke kamarku!

Mana mungkin aku membiarkan Ibu melihat situasiku ini!

“Unn … apa sudah pagi?”

—!?

Senpai menyeka matanya di sebelahku!

Dia bangun! Dia bangun!

GATCHA! Pintu terbuka. Pada saat yang sama Senpai juga mengangkat tubuh bagian atasnya.

Mataku dan mata Ibu bertemu. Dia terlihat marah. Dia terlihat sangat marah!

“Selamat pagi.”

Senpai menyapa ibuku dengan senyum.

Mata Ibu bergerak dariku pada Senpai.

Lalu, wajah Ibu terpaku. Dia menggerakkan matanya padaku lagi. Aku menghindari kontak mata.

“… CEPAT BANGUN.”

Sambil menggunakan suara layaknya mesin, Ibu menutup pintu secara perlahan.

Setelah beberapa saat, aku mendengar suara keras dari kakinya menuju tangga.

“O-O-O-O-Oooooo! Otou-san!”

“Ada apa Kaa-san? Kau kelihatan baru melihat hantu? Apa Ise melakukan hal mesum lagi?”

“Seeeeeeee, seksssssssssss!! Ise berhubungan seks~! Dengan orang asing~!!”

“—!? K-Kaa-san!? Kaa-san, apa yang terjadi!?”

“Internasionaaaaal~! Ise berhubungan seks!!”

“Kaa-san!? Kaa-san!? Tenanglah!! Kaa-saaaaan!”

Aku cuma bisa menutupi wajahku dengan kedua tangan.

Sangat mudah untuk membayangkan apa yang terjadi di bawah.

Bagaimana ini bisa terjadi? Pasti setelah ini akan menjadi diskusi keluarga! Apa alasan yang bisa kubuat untuk menjelaskan situasi saat ini!?

“Keluargamu bersemangat juga pagi-pagi begini.”

Senpai bangun dari ranjang dan mengambil seragamnya di mejaku. Senpai yang telanjang. Tubuh telanjang bulat dari seorang gadis cantik.

… Ummm, kau tahu aku bisa melihat banyak hal ….

Pinggul kecil. Kaki putih panjang. Pahanya. Bokongnya yang berbentuk bagus dan oppai-nya yang sangat besar … aku bahkan bisa melihat putingnya dengan jelas! Kenapa kau tak menyembunyikannya saja!? Kenapa kau tak menunjukkan tanda-tanda menyembunyikan itu!?

Kalau saja aku punya “Three-size Scouter” Motohama, aku bisa dengan mudah mendapatkan pengukurannya secara akurat.

Sekarang, aku menyesali kenyataan bahwa aku tak punya kemampuan itu.

Tapi aku tahu satu hal. Aku sudah melihat banyak tubuh telanjang perempuan dari majalah dan video, tapi keindahan tubuh Senpai ini jauh lebih bagus dari hal-hal itu.

Bagaimana aku harus mengatakannya? Seni? Tubuh dengan bentuk serta kurva yang sempurna. Seperti sebuah lukisan atau patung tubuh telanjang yang ditampilkan di museum.

Sempurna. Satu-satunya hal yang bisa kukatakan adalah “wanita cantik itu masih menakjubkan walau menanggalkan pakaiannya”.

Tapi menatapnya membuatku merasa tak enak.

Aku tak bisa menjadi mesum sempurna.

“S-Senpai!” dengan segera aku mengatakan itu.

“Apa?”

“O-oppai … aku bisa melihatnya!” kataku sambil berpaling darinya. Aku ingin melihatnya, tapi yah. Aku harus bertahan.

“Kalau kau ingin lihat, lihat saja,” balas Senpai dengan berani selagi memakai seragamnya. Dia menyengir.

—!!

Memangnya ada kata-kata Jepang seperti itu!?

Sengatan listrik melewati tubuhku!

Air mata mengalir dari mataku karena kalimat yang tak pernah bisa kaupelajari di sekolah.

Aku sangat terharu dengan kalimat indah itu.

“Apakah perutmu baik-baik saja?” tanya Senpai.

Perut?

Aku menyentuh perutku sambil menatap Senpai berpakaian.

“Kau ditikam kemarin.”

—!

Dengan pernyataan itu, aku sepenuhnya waspada.

… Benar juga, kemarin di taman aku ditikam oleh seorang pria bersayap. Aku ditikam oleh tombak yang tampaknya terdiri dari cahaya, tapi tak ada tanda-tanda yang tersisa di perutku. Aku yakin ada lubang … ini bukan jenis luka yang akan sembuh dalam sehari. Ada begitu banyak darah yang keluar dari situ.

Itu bukan mimpi? Ataukah itu mimpi?

“Omong-omong, insiden kemarin itu bukan mimpi,” celetuk Senpai seakan membaca pikiranku.

“A-aku yakin aku terluka ….”

“Aku menyembuhkannya. Itu fatal, tapi berkat tubuh kerasmu, itu bisa disembuhkan dengan kekuatanku semalaman. Aku membagi kekuatan iblisku denganmu sambil merangkulmu selagi kita telanjang. Aku bisa melakukannya karena kita dari klan yang sama.”

Apa yang … dia katakan?

Hah? Merangkul selagi telanjang?

……

Eeeeeeeeeeeeeeeeh!

Tunggu, apakah itu berarti …!

“Tenang, aku masih perawan kok.”

Dia mengatakan itu seakan dia membaca pikiranku lagi.

Ah, begitu. Aku merasa lega.

Atau aku harus lega?

“Jangan bermuka aneh begitu. Dunia ini dikelilingi oleh hal-hal yang lebih misterius dari yang kaubayangkan.”

Senpai mendekatiku sambil memakai celana dalamnya. Dia mulai mengelus pipiku dengan jari rampingnya. Wajahku jadi merah. Apa boleh buat kalau wajahku jadi merah karena cewek cantik seperti dia melakukannya.

“Aku Rias Gremory. Aku seorang Iblis.”

—Iblis?

Hah? Apa ini bercanda? Aku benar-benar tak tahu ….

“Dan aku juga majikanmu. Senang bertemu denganmu, Hyoudou Issei-kun. Boleh aku memanggilmu Ise?”

… Tapi senyum iblisnya tampak nyata.

—D×D—

Terima kasih atas makanannyaItadakimasu.”

Untuk kakekku yang ada di Surga.

Saat ini, di rumah kami, seorang gadis cantik sedang minum sup miso di sebelahku.

“Ini sangat lezat, Okaa-sama.”

“Y-ya. T-terima kasih banyak.”

Kedua orangtuaku yang sedang duduk di seberangku berekspresi aneh.

Kakek, bagaimana aku bisa memperbaiki suasana aneh ini?

Ini kali pertama aku sarapan dengan suasana aneh ini, dan aku tak tahu harus berbuat apa dalam situasi ini.

“Ise, itu makanan yang Okaa-sama buat. Ayo, makanlah,” ucap Senpai dengan keanggunan. Dia bersikap layaknya seorang onee-sama.

 “I-iya!”

Aku membalas dengan cepat dan mulai memasukkan makanan ke dalam mulutku.

“Jangan makan secara kasar. Makanlah perlahan-lahan supaya kau bisa mencicipi makanannya. Ini adalah makanan berharga yang Okaa-sama bikin untuk kita.”

Senpai menyeka mulutku dengan sapu tangan.

Apa ini? Jenis situasi apa ini?

“I-Ise …,” ucap ayahku dengan suara gemetar.

Ayah agak gugup. Aku juga.

“D-dari mana Nona ini d-datang?”

Usai mendengar itu, Senpai meletakkan sumpit ke bawah dan menundukan kepalanya.

“… Oh, aku minta maaf karena belum memperkenalkan diri … aku membuat malu Keluarga Gremory. Izinkan aku untuk memperkenalkan diri. Okaa-sama[1] dan Otou-sama[2], namaku Rias Gremory. Aku menghadiri akademi yang sama dengan Hyoudou Issei-kun. Senang bertemu dengan Anda berdua.”

Senpai tersenyum. Ayah menanggapi dengan wajah aneh.

“B-begitukah … i-itu hebat. Hahaha! Apa kau dari luar negeri? Bahasa Jepangmu sangat lancar.”

“Ya. Karena pekerjaan ayahku, aku sudah tinggal di Jepang cukup lama.”

Oh. Sepertinya Ayah diyakinkan.

Tapi sepertinya Ibu, yang duduk di sebelahnya tidak.

“Apakah Rias…-san, benar?”

“Iya, Okaa-sama.”

“Apa hubunganmu dengan Ise?”

—!

Itu pertanyaan yang bagus, itu bisa menjawab seluruh situasi sebelumnya.

Ibu ingin tahu jawabannya, tapi Senpai hanya terus tersenyum.

“Kami hanya seorang senior dan seorang junior yang sangat dekat, Okaa-sama.”

“Itu bohong!”

Ibu lantas menolak jawabannya.

Tentu saja. Alasan itu takkan bekerja, Senpai. Karena Ibu melihat situasi itu, alasan itu takkan bekerja!

“Ka-, ka-, kkkkkkkkarena! Di ranjang!”

“Ise bilang dia mimpi buruk, jadi aku hanya tidur bersamanya.”

“Hanya tidur sama-sama!? K-kalian berdua telanjang!”

“Saat ini, orang-orang tidur telanjang sewaktu mereka tidur bersama-sama, Okaa-sama.”

Itu kebohongan besar. Kau hebat, Senpai.

Tapi Ibu jadi tenang dengan ucapannya.

“B-begitukah …? Jadi orang-orang tidur telanjang bersama-sama akhir-akhir ini.”

Bu!? Apa itu semua benar!? Ibu tak masalah dengan itu!?

Lalu aku menyadari bahwa mata Ibu tampak aneh. Matanya tampak kosong, seolah-olah dia dirasuki oleh sesuatu.

Sesudah itu Senpai berbisik di telingaku.

“… Maaf. Kelihatannya bakal merepotkan, jadi aku menggunakan kekuatanku.”

Kekuatan?

Lalu aku ingat apa yang dia katakan sebelumnya.

—Aku seorang Iblis.

… Iblis. Kalau begitu, ini juga karena kekuatan seorang Iblis?

Senpai melanjutkan makan sarapannya. Setelah aku memeriksa, Ayah juga memiliki mata kosong. Apa dia menggunakan kekuatannya pada dirinya juga …?

Seorang Iblis.

Apa yang sudah terjadi?

—D×D—

Berjalan ke sekolah pagi-pagi.

Aku berjalan menuju sekolah, tapi aku mengalami waktu yang sulit karena cara murid lain yang melihatku.

Tak heran.

Di sebelahku adalah idola sekolah kami, Gremory-senpai.

Dan aku berjalan seperti pelayannya saat aku membawa tasnya.

“Kenapa seseorang seperti dia ….”

“Kenapa orang cabul seperti dia di sebelah Rias-oneesama ….”

Aku bisa mendengar teriakan dari para cowok dan cewek dari segala arah. Ada beberapa yang pingsan karena syok.

Ya ampun!? Apa salahnya bagiku untuk berjalan di sebelah Senpai!?

Kami berjalan melalui pintu gerbang sekolah, dan aku berpisah dengan Senpai di pintu masuk.

“Akan kuutus seseorang untuk menemuimu. Mari kita bertemu lagi nanti,” ucapnya sambil tersenyum.

Mengutus seseorang? Apa maksudnya?

Aku tak tahu, tapi aku berjalan menuju kelas.

Sewaktu aku membuka pintu, semuanya menatapku.

Yah, itu normal saja, karena aku dengan Rias-senpai.

BUK! Seseorang memukul kepalaku dari belakang. Setelah aku berbalik, Matsuda berdiri di sana. Motohama di sebelah Matsuda juga.

“Beri aku penjelasan!” teriak Matsuda sambil menangis. Dari ekspresinya, aku bisa menebak apa yang ingin dia katakan.

“Sampai kemarin, kita adalah kawan ‘Aliansi Tidak Populer’!”

“Ise, jelaskan kepada kami dulu. Apa yang telah terjadi setelah kita berpisah?”

Tak seperti Matsuda yang marah, Motohama bersikap tenang saat memperbaiki kacamatanya, meskipun matanya sangat tajam. Kalian berdua membuatku takut.

Tapi aku tertawa, lalu meminta mereka dengan suara percaya diri!

“Teman-teman, apa kalian pernah lihat payudara sungguhan sebelumnya?”

Dengan satu kalimat itu, keduanya gemetar ketakutan.

—D×D—

Usai sekolah.

“Hai. Apa kabar?”

Aku melihat siswa, yang datang menemuiku, melalui mata setengah mengantuk.

Orang di depanku adalah si pangeran tampan nomor 1 sekolah kami, Kiba Yuuto.

Dia merebut hati para cewek di sekolah kami dengan senyumnya ini. Omong-omong, dia satu angkatan sepertiku. Walau dia dari kelas yang berbeda.

Kau bisa mendengar para cewek berteriak kegirangan dari kelas dan koridor. Diam. Berisik sekali.

“Jadi, ada urusan apa kau di sini?” aku membalas dia dengan nada suara meremehkan, tapi Kiba menjawab masih sambil tersenyum.

“Aku datang ke sini atas perintah Rias Gremory-senpai.”

—!

Dengan satu pernyataan itu, aku langsung mengerti mengapa dia ada di sini.

Aku mengerti, jadi dia ya orang yang Senpai utus padaku.

“… OK OK, jadi aku harus apa?”

“Aku ingin kau mengikutiku.”

KYAA!! Kali ini jeritan para cewek.

“Tidak, Hyoudou dan Kiba-kun berjalan berdampingan!”

“Kau bakal terinfeksi, Kiba-kun!”

“Aku enggak bakal setuju dengan Kiba-kun×Hyoudou!”

“Enggak, mungkin itu Hyoudou×Kiba-kun!?”

Mereka membicarakan hal-hal aneh.

Diam. Tutup mulut sana.

“Ah, baiklah.”

Aku setuju untuk mengikutinya.

Aku bakal mengatakan ini dulu, aku tak suka cowok tampan ini.

Aku mengikuti Kiba, yang sudah berjalan di depanku.

“H-hei, Ise!”

Matsuda meneriaki namaku.

“Jangan cemas, kawan. Aku takkan berkelahi.”

Betul. Kau jangan khawatir tentangku, Sobat.

“Apa yang akan kaulakukan dengan DVD ini, ‘Aku, si Selingkuh, dan Udon’!?”

Matsuda meneriaki itu keras-keras sambil mengangkat DVD tinggi-tinggi.

Lalu aku melihat ke luar jendela.

 

Aku mengikuti Kiba, dan kami sampai di gedung belakang sekolah.

Di tempat yang dikelilingi oleh pepohonan ini, ada sebuah bangunan yang disebut gedung sekolah lama.

Rupanya dulu sekali gedung ini dipakai, dan tak ada tanda-tanda orang di sini. Ini sangat menyeramkan sampai tercantum dalam salah satu dari “tujuh keajaiban sekolah”.

Gedung ini tampak sangat tua dan terbuat dari kayu, tapi tak ada jendela pecah dan sulit untuk mengetahui apakah ada bagian yang rusak dari penampilannya. Gedung ini sudah tua, tapi tak terlihat buruk.

Ketua klubBuchou menunggumu,” ucap Kiba.

Buchou?

Apa dia menyebut Senpai? Huh? Buchou?

Apa Senpai punya klub? Apa ini berarti cowok ini adalah bagian dari klub itu juga?

Itu semakin misterius. Yah, selama aku mengikuti cowok ini, aku akan bertemu dengan Senpai.

Kami memasuki gedung berlantai dua, dan menaiki tangga. Kami berjalan ke dalam gedung.

Bahkan koridornya terlihat bersih. Sepertinya ruangan yang tak digunakan tak ada debu setitik pun.

Ketika kau memikirkan bangunan tua, kau berharap untuk penuh serangga, jaring laba-laba, dan debu. Tapi aku belum melihat apa pun.

Jadi mereka sering membersihkan gedung ini.

Selagi aku memikirkan hal-hal begitu, tampaknya kami telah mencapai tujuan. Kiba berhenti di depan sebuah kelas tertentu.

Aku terkejut dengan tanda di pintu yang dibaca—.

[Klub Penelitian Ilmu Gaib]

Klub Penelitian Ilmu Gaib!?

Hanya membaca nama itu membuatku heran. Aku tak bilang bahwa klub itu kedengaran aneh. Tapi menduga bahwa Rias-senpai adalah anggota Klub Penelitian Ilmu Gaib itu ….

“Buchou, aku sudah membawanya.”

Kiba menunggu persetujuan melalui pintu kayu. Lalu, Senpai membalas, “Ya, masuk.”

Sepertinya Senpai ada di dalam sini.

Kiba membuka pintu dan aku terkejut setelah aku mengikutinya ke dalam.

Ada tanda-tanda dan kata-kata aneh dalam setiap area kelas.

Lantai, dinding, dan langit-langit. Semuanya ditutupi dengan tanda-tanda aneh.

Dan yang paling menonjol adalah lingkaran di tengah ruangan.

Kelihatan lingkaran sihir yang memakan sebagian besar ruang di ruangan ini.

Aku bisa merasakan sesuatu yang menyeramkan dan aneh dari situ.

Ada juga beberapa sofa dan meja di dalam ruangan.

Hmm? Ada seseorang yang duduk di salah satu sofa. Itu adalah seorang gadis dengan tubuh kecil ….

Aku kenal dia. Aku kenal gadis itu!

Itu gadis kelas satu, Toujou Koneko-chan!

Dia kelas satu, tapi dia tampak seperti siswi SD karena tampang kekanak-kanakan dan tubuh kecilnya!

Dia cukup populer di antara kelompok-kelompok tertentu. Dia populer di kalangan gadis-gadis juga dan diperlakukan sebagai maskot karena imut.

Dia makan youkan[3] dengan tenang. Dia selalu berekspresi mengantuk.

Kalau aku ingat benar, bisa dibilang dia “kelewat” tanpa emosi.

Dia menyadari kami masuk, dan mata kami bertemu.

“Ini Hyoudou Issei-kun.”

Kiba lalu memperkenalkanku. Toujou Koneko-chan menundukan kepalanya.

“Ah, senang bertemu kau.”

Aku juga menundukkan kepala. Setelah salam, dia melanjutkan makan youkan-nya.

Hmm. Ini seperti yang dibilang kabar burung. Mungkin dia adalah seorang gadis yang tak banyak bicara.

SHA-

Ini adalah suara air yang mengalir berasal dari bagian belakang ruangan. Apa itu suara pancuran?

Lalu aku menyadari ada tirai mandi di bagian belakang ruangan. Ada juga bayangan di tirainya. Itu bayangan seorang gadis. Ada seorang gadis sedang mandi.

Huh!? Mandi!?

Kelas ini dilengkapi dengan pancuran mandi!?

KYU

Lalu ada suara pancuran berhenti.

“Buchou, terima ini.”

Huh? Ada orang lain selain dia?

Aku mendengar suara seorang gadis yang bukan suara Senpai.

“Terima kasih, Akeno.”

Sepertinya Senpai sedang berpakaian dibalik tirai.

Aku mulai merona setelah mengingat apa yang terjadi pagi ini.

Senpai, kau sungguh memiliki tubuh yang mengesankan. Sepertinya aku takkan membutuhkan porno untuk sementara.

“… Muka bejat.”

Seseorang berceletuk. Sewaktu aku melihat ke arah suara tersebut, itu Toujou Koneko-chan. Aku melihat dia, tapi si kecil siswi kelas satu itu hanya makan youkan.

… Begitu ya. Jadi aku punya muka bejat. Maaf deh.

JYA-

Kemudian tirai terbuka. Yang berdiri di sana adalah Senpai yang berseragam.

Dia tampak menggoda dengan rambut basahnya. Dia menatapku, lalu tersenyum.

“Maaf. Aku tidak bisa mandi semalam gara-gara aku di rumahmu, jadi aku mandi tadi.”

Ah, begitu?

Tapi apa yang menggangguku yaitu ada kamar mandi di ruangan ini.

Lalu aku melihat ke belakang Senpai.

Ada seseorang di belakangnya … serius!

Aku sangat terkejut sampai aku terbisu.

Rambut hitam ponytail! Ponytail, yang konon hampir punah! Orang yang konon orang terakhir dengan gaya rambut ponytail di sekolah kami!

Wajah cantik, yang selalu tersenyum! Orang dengan atmosfer Jepang! Orang yang disebut Yamato Nadeshiko meskipun dia adalah seorang siswi, dan juga salah satu idola sekolah kami, Himejima Akeno-senpai!

Orang yang bersama dengan Rias-senpai, konon salah satu “Dua Onee-sama Besar”!

Orang yang diidolakan oleh para murid!

“Ara ara. Halo, namaku Himejima Akeno. Senang berkenalan denganmu.”

Dia memperkenalkan dirinya dengan sopan sambil tersenyum. Suaranya terdengar menarik.

“O-oh. Namaku Hyoudou Issei. S-senang bertemu denganmu juga!”

Meskipun aku gugup, aku menyapanya.

Setelah Rias-senpai menegaskan bahwa kami selesai berkenalan, barulah dia berbicara.

“Sepertinya semua orang sudah di sini. Hyoudou Issei-kun. Tidak, izinkan aku memanggilmu Ise.”

“I-iya.”

“Kami, Klub Penelitian Ilmu Gaib menyambutmu.”

“Eh, ah ya.”

“Sebagai seorang Iblis.”

—!

Ayah dan Ibu. Sepertinya aku terlibat sesuatu yang besar.

 

“Silakan tehnya.”

“Ah, makasih.”

Aku duduk di sofa, dan Himejima-senpai telah membuatkan teh untukku.

Aku minum dengan cepat.

“Rasanya enak.”

“Ara ara. Terima kasih banyak.”

Himejima-senpai mulai tertawa sangat bahagia sambil berkata “Ufufu”.

Kiba, Koneko-chan, Rias-senpai dan aku tengah duduk di sofa mengelilingi meja.

“Akeno, kau duduk di sini juga.”

“Baik, Buchou.”

Himejima-senpai duduk di sebelah Rias-senpai.

Lalu semuanya menatapku.

A-apa … aku semakin gugup kalau semuanya menatapku di tempat yang kecil seperti ini ….

Lalu Rias-senpai berbicara, “Langsung saja kukatakan. Kami semua Iblis.”

K-kau sungguh langsung ke pokok persoalannya.

“Ekspresimu bilang bahwa kau tak percaya apa yang kukatakan. Yah, apa boleh buat. Kau bertemu pria bersayap hitam semalam, 'kan?”

Dia benar. Kalau itu bukan mimpi, maka aku benar-benar melihat itu.

“Itu Malaikat Jatuh. Mereka adalah bekas Malaikat yang melayani Tuhan, tapi mereka adalah makhluk yang telah jatuh ke Neraka karena mereka mempunyai niat jahat. Mereka juga musuh kami, para Iblis.”

Jadi sekarang kami membicarakan tentang Malaikat Jatuh.

Sepertinya kami memasuki sebuah genre fantasi.

“Kami, para Iblis, telah berperang dengan Malaikat Jatuh sejak dahulu kala. Kami telah berebut kepemilikan Dunia Bawah, yang juga dikenal sebagai Neraka di Dunia Manusia. Dunia Bawah ini dibagi menjadi dua wilayah kekuasaan, satu untuk Iblis dan satu lagi untuk Malaikat Jatuh. Para Iblis membentuk perjanjian dengan manusia dan menerima pengorbanan mereka serta meningkatkan kekuatan mereka. Di sisi lain, Malaikat Jatuh mengontrol manusia untuk melenyapkan Iblis. Sampai sini para Malaikat datang untuk menghabisi dua ras tersebut atas perintah Tuhan, yang menciptakan tiga kekuatan. Ini telah berlangsung sejak permulaan zaman.”

“Enggak, enggak, Senpai. Cerita semacam itu sulit untuk diterima oleh seorang siswa normal sepertiku. Apakah ini yang dilakukan anggota Klub Penelitian Ilmu Gaib?”

Jadi percakapan ini telah menjadi kegiatan klub.

“Klub Penelitian Ilmu Gaib cuma kedok. Ini hobiku. Ini cuma tempat berkumpul bagi kita, para Iblis.”

… Tunggu, ini adalah bagian dari kegiatan klub, 'kan?

“—Amano Yuuma.”

Mendengar nama itu, aku melebarkan mataku karena syok.

Dari mana dia mendengar nama itu?

“Hari itu, kau sedang berkencan dengan Amano Yuuma, 'kan?”

“… Kalau kau bercanda, bisa tolong berhenti sekarang? Aku tak mau membicarakan ini di sini.”

Ada kemarahan dalam suaraku. Itu karena saat ini topik itu seperti tabu buatku. Ketika aku membicarakan hal itu sebelumnya, tak ada yang percaya padaku, dan tak ada yang ingat dia. Semua orang bilang itu pasti mimpi. Bahwa itu adalah halusinasiku. Tak ada yang percaya padaku dan tak ada yang ingat keberadaannya.

Aku tak tahu dari mana dia mendengar cerita itu, tapi aku tak mau menerimanya kalau dia bilang bahwa itu semua gaib. Malah, aku bakal marah.

“Dia ada. Sungguh,” aku Rias-senpai.

“Yah, sepertinya dia mencoba menghapus semua bukti di sekitarmu.”

Rias-senpai menjentikkan jarinya, dan Himejima-senpai mengeluarkan sebuah foto.

Aku terdiam setelah melihat orang di foto itu.

“Ini dia, 'kan? Amano Yuuma-chan.”

Ya, orang di foto itu adalah pacarku yang tak bisa kutemukan di mana pun. Aku sudah pernah mengambil fotonya dengan ponselku, tapi itu telah menghilang. Foto itu adalah gambaran yang jelas tentang dirinya, dan ada sayap hitam tumbuh dari punggungnya.

“Gadis ini … bukan, ini Malaikat Jatuh. Dia jenis yang sama seperti yang menyerangmu semalam.”

… Malaikat Jatuh? Yuuma-chan adalah Malaikat Jatuh?

Rias-senpai melanjutkan, “Malaikat Jatuh ini berkontak denganmu untuk mencapai tujuan tertentu. Setelah dia menyelesaikan itu, dia menyingkirkan catatan dan bukti tentang dirinya sendiri.”

“Tujuan?”

“Ya. Untuk membunuhmu.”

—!

A-apa!!

“K-kenapa dia harus membunuhku!?”

“Tenanglah, Ise. Apa boleh buat … err, kau cuma kurang beruntung. Ada pemilik yang tidak terbunuh ….”

“Apa maksudmu, kurang beruntung!”

Apa dia bilang bahwa aku cuma kurang beruntung untuk dibunuh oleh Yuuma-chan di hari itu!?

Huh …?

Dibunuh? Tapi aku masih hidup? Aku masih di sini seperti sebelumnya.

“Hari itu, kau berkencan dengannya lalu pergi ke taman, di mana kau dibunuh dengan tombak cahaya.”

“Tapi aku masih hidup! Lagian, kenapa aku ditargetkan!?”

Benar. Tak ada alasan bagiku untuk menjadi targetnya. Kenapa aku harus ditargetkan oleh Malaikat Jatuh!?

“Alasan mengapa dia mendekatimu supaya dia bisa memeriksa apakah ada benda berbahaya di dalam dirimu. Dia pasti menerima respons yang lemah. Itu sebabnya dia menghabiskan waktu memeriksamu. Lalu dia menegaskan hal itu. Bahwa kau adalah manusia yang memiliki sebuah Sacred Gear—”

Sacred Gear—

Aku sudah familier dengan istilah itu.

—Maaf. Kau adalah ancaman bagi kami, jadi kami memutuskan untuk menyingkirkanmu lebih cepat. Kalau kau menaruh dendam, maka bencilah Tuhan yang menempatkan Sacred Gear di dalam dirimu.

Itulah yang dikatakan Yuuma-chan pada waktu itu.

Jadi ada Sacred Gear dalam tubuhku …?

Lalu Kiba bicara, “Sacred Gear adalah kekuatan tak biasa yang diberikan kepada manusia tertentu. Misalnya, sebagian besar orang yang namanya tercatat dalam sejarah konon pemilik Sacred Gear. Mereka menggunakan kekuatan Sacred Gear mereka untuk mencatat nama mereka dalam sejarah.”

“Saat ini, ada orang-orang yang memiliki Sacred Gear di dalam tubuh mereka. Kau tahu orang-orang yang memainkan peran penting di seluruh dunia? Kebanyakan dari orang-orang itu memiliki sebuah Sacred Gear,” lanjut Himejima-senpai setelah Kiba.

Lalu Rias-senpai menjelaskan, “Sebagian besar Sacred Gear memiliki fungsi yang hanya dapat digunakan dalam masyarakat manusia, tapi ada juga Sacred Gear yang istimewa yang merupakan ancaman bagi kita, para Iblis, dan Malaikat Jatuh. Ise, angkat tanganmu.”

Eh? Aku harus mengangkat tanganku? Kenapa?

“Cepat lakukan.”

Rias-senpai mendesakku untuk melakukannya.

Jadi aku mengangkat lengan kiriku.

“Tutup matamu dan bayangkanlah hal terkuat yang terpikirkan.”

“Hal terkuat …? Son GokuSoramago Satoru dari Dragon BallDrag so-Ball …?”

“Lalu bayangkan, bayangkan orang itu dalam pose tertentu di mana ia tampak kuat.”

“….”

Aku membayangkan Goku saat ia menembak KamehamehaDragonha-nya.

Apa ini cukup?

“Turunkan lenganmu perlahan dan berdiri.”

Aku berdiri dari sofa dan menurunkan lenganku.

“Sekarang tiru pose orang itu. Kau harus membayangkannya, paham? Kau tidak boleh menahannya.”

Sial. Ada orang-orang di sekitarku, dan aku harus meniru Goku melakukan Kamehameha pada usia ini!? Aku terlalu malu untuk melakukannya! Hanya karena aku menutup mataku, bukan berarti bahwa tak ada yang akan menertawakanku!

“Cepat lakukan.”

Rias-senpai mendesakku lagi.

Ooooooi! Serius! Apa aku sungguh harus melakukannya!? Sialan! Lihat saja! Ini pertama dan terakhir kali Hyoudou Issei melakukan Kamehameha!

“Kamehameha!”

Aku mengatakan itu sambil kedua tanganku menyatu dan mendorong maju setinggi dada. Ini adalah pose Kamehameha.

“Sekarang, buka matamu. Tempat ini diisi dengan kekuatan iblis, Sacred Gear bisa muncul lebih mudah.”

Aku membuka mata sambil Rias-senpai memberi tahuku.

FLASH! Lengan kiriku bersinar.

Apaaaaa!?

Apa ini!? Apa ini!?

Benarkah aku melakukan Kamehameha barusan!?

Cahaya itu mulai mengambil bentuk dan menutupi lengan kiriku. Setelah cahaya itu menghilang, lengan kiriku ditutupi dengan gauntlet merah. Itu dilengkapi dengan benda mencolok.

Semacam benda cosplay sangat halus dan realistis. Bagian yang menutupi punggung tanganku memiliki hal seperti perhiasan tertanam di dalamnya. Malah, lebih mirip sebuah permata bukan cuma sebuah perhiasan.

“Apa-apaan iniiiiiiii!!?” teriakku. Aku terkejut sekali.

Jelas saja aku terkejut! Apa ini!? Kupikir aku melakukan Kamehameha, tapi aku mendapatkan benda di lenganku yang tampak seperti yang digunakan Henshin Heroes!

Uwaaah, apa ini!?

“Itu Sacred Gear. Dan itu milikmu. Setelah muncul, kau bisa menggunakannya di mana saja dan kapan saja kau mau.”

—!

Ga-gauntlet merah ini adalah Sacred Gear …?

Eeeeeeeh ….

Aku masih belum bisa percaya. Aku menembak Kamehameha dan aku … aku ….

“Malaikat Jatuh, Amano Yuuma, melihat Sacred Gear-mu sebagai ancaman dan karena itulah membunuhmu.”

… Jadi, Yuuma-chan dan Sacred Gear itu nyata.

Lalu bagian mana aku dibunuh oleh dia itu nyata juga …?

Jadi, bagaimana aku hidup?

“Kau memanggilku saat kau sekarat. Aku dipanggil melalui kertas ini.”

Rias-senpai mengeluarkan selebaran.

Aku tahu selebaran itu.

Saat aku sedang menunggu Yuuma-chan di tempat pertemuan, salah seorang yang memberikan selebaran memberiku selembar. Ini adalah selebaran dengan lingkaran sihir aneh dan slogannya yang berbunyi, “MIMPIMU AKAN DIKABULKAN!”. Kalau kulihat dengan hati-hati, lingkaran sihir di selebaran itu sama dengan lingkaran sihir besar di lantai.

“Ini adalah salah satu selebaran yang kami berikan. Lingkaran sihir ini digunakan untuk memanggil kami, para Iblis. Belakangan ini tak ada banyak orang yang akan menggambar lingkaran ini untuk memanggil kami. Jadi kami memberikan selebaran tersebut pada orang-orang yang tampak akan memanggil Iblis. Lingkaran sihir ini aman dan mudah digunakan. Hari itu, salah satu familiar kami menyamar sebagai manusia dan memberikannya di kawasan bisnis. Kau mendapatkannya pada waktu itu, Ise. Setelah kau diserang oleh Malaikat Jatuh, kau memanggilku saat kau sekarat. Kau berharap sangat keras sehingga itu memanggilku. Biasanya budak-budakku seperti Akeno dan yang lainnya akan dipanggil.”

Waktu itu aku ditusuk oleh tombak cahaya … jadi aku berharap keras.

Ketika tanganku berlumuran darah, sesuatu yang memasuki pikiran adalah crimson. Aku sangat mendambakan gadis dengan rambut crimson, Rias Gremory. Jadi, orang dengan rambut merah yang muncul di akhir mimpi—tidak, orang yang muncul di akhir kejadian itu benar-benar Senpai.

“Saat aku dipanggil dan melihatmu, aku langsung tahu bahwa kau adalah pemilik Sacred Gear dan kau diserang oleh Malaikat Jatuh. Tapi ada masalah. Ise, kau sudah sekarat. Bukan Iblis saja, tapi manusia juga mati kalau tertusuk oleh tombak cahaya Malaikat Jatuh. Ise, kau berada dalam kondisi semacam itu. Jadi aku memutuskan untuk menyelamatkan hidupmu.”

Menyelamatkan hidupku?

Jadi Senpai adalah orang yang membantuku?

Jadi itu sebabnya aku masih hidup.

“Meskipun, sebagai Iblis. Ise, kau terlahir kembali sebagai Iblisku, Rias Gremory. Sebagai budakku.”

PA! Pada saat itu, sayap tumbuh dari punggung orang di sekitarku.

Sayap mereka berbeda dari sayap hitam Malaikat Jatuh, sayap mereka seperti sayap kelelawar.

PA! Dan dengan itu aku juga merasakan semacam sensasi di punggungku.

Melihat dari atas bahuku, aku melihat sayap hitam yang sama yang menonjol dari punggungku.

… Serius?

Aku seorang Iblis? Apakah aku berhenti jadi seorang manusia?

“Mari kita berkenalan lagi. Yuuto.”

Kiba tersenyum padaku setelah Rias-senpai memanggil namanya.

“Namaku Kiba Yuuto. Seperti yang sudah kautahu, aku kelas dua sepertimu, Hyoudou Issei-kun. Umm, aku Iblis juga. Senang bertemu denganmu.”

“… Kelas satu … Toujou Koneko. Senang bertemu kau … aku Iblis juga.” Toujou Koneko-chan menundukan kepalanya.

“Namaku Himejima Akeno, dan aku kelas tiga. Aku juga wakil ketua Klub Penelitian Ilmu Gaib. Senang berkenalan denganmu. Meskipun aku seperti ini, aku juga Iblis. Ufufu.” Himejima-senpai menundukan kepalanya dengan sopan.

Terakhir, Rias-senpai.

Dia melambaikan rambut crimsonnya dan berkata secara langsung, “Dan aku majikan mereka serta Iblis dari Keluarga Gremory, Rias Gremory. Keluargaku bergelar Duke. Mari kita rukun mulai sekarang, Ise.”

Sepertinya aku dalam situasi yang benar-benar tak terpikirkan.

 

[1] Okaa-sama : cara memanggil ibu dan ibu mertua dengan sangat sopan.

[2] Otou-sama : cara memanggil ayah dan ayah mertua dengan sangat sopan.

[3] Youkan : hidangan penutup Jepang kental yang terbuat dari pasta kacang merah, agar, dan gula.

Post a Comment

0 Comments