High School DxD 1 Life.4

Life.4 Aku Menyelamatkan Temanku!

PLAK! Sebuah suara menggema di ruang klub. Suara itu datang dari pipiku.

Aku ditampar. Buchou menampar pipiku.

Dia serius.

“Berapa kali aku harus mengulangi ini? Tidak ya tidak. Aku tak bisa membiarkanmu menyelematkan Sister itu.”

Aku mengunjungi sekolah usai aku tak bisa menyelamatkan Asia dan melaporkan seluruh ceritanya pada Buchou.

Bahkan usai aku melaporkan apa yang terjadi, aku mengusulkan untuk pergi ke gereja itu.

Jelas, untuk menyelamatkan Asia.

Tapi Buchou mengatakan bahwa dia tidak akan terlibat dalam hal ini.

Aku tak bisa setuju dengan keputusannya, jadi aku mencoba untuk meyakinkan dia, meskipun aku tahu itu kasar. Itu sebabnya dia menamparku.

Tamparan pertama yang pernah kuterima selama hidupku itu lebih sakit dari yang kuduga. Terutama hatiku sakit.

Aku telah terus-menerus menghianati Buchou yang memiliki harapan tinggi padaku.

Tapi tetap saja, ada hal-hal di mana aku tak boleh menyerah.

“Lalu aku akan pergi sendiri. Aku khawatir tentang ritual itu. Para Malaikat Jatuh melakukan sesuatu dari balik layar. Tak ada jaminan keamanan Asia.”

“Apa kau benar-benar bodoh? Kau pasti akan dibunuh kalau kau pergi. Kau takkan bisa hidup lagi. Apa kau mengerti?”

Buchou mencoba untuk berbicara dengan tenang, tapi dia berbicara padaku seolah-olah dia memperingatiku.

“Tindakanmu akan memengaruhi bukan cuma aku, tapi juga anggota lain! Kau adalah Iblis dari grup Gremory! Kau harus menyadari itu!”

“Kalau begitu, aku keluar dari grup ini. Aku akan pergi ke sana sendirian.”

“Aku tak bisa melakukan itu! Kenapa sih kau tidak mengerti?”

Kupikir itu adalah pertama kalinya aku melihat Buchou semarah ini.

Aku telah menyebabkan banyak masalah bagi Buchou. Tapi ada hal-hal di mana aku tak boleh mundur.

“Aku berteman dengan Asia Argento. Asia adalah temanku yang penting. Aku takkan meninggalkan temanku!”

“… Itu adalah hal yang indah. Kurasa itu luar biasa kalau kau bisa mengatakan itu secara langsung. Tapi itu berbeda dari apa yang kita bicarakan sekarang. Hubungan antara Iblis dan Malaikat Jatuh tidak sesederhana seperti yang kaupikirkan. Kedua belah kubu telah saling melotot selama ratusan dan ribuan tahun. Kalau kau menunjukkan kepada mereka satu saja celah kelemahan, mereka akan datang dan membunuh kita. Mereka adalah musuh kita.”

“Bukankah melenyapkan musuh cara Gremory melakukan sesuatu?”

“…….”

Kami saling melotot.

Aku tidak mundur. Aku melihat langsung ke matanya.

“Gadis itu awalnya dari pihak Tuhan. Dia adalah orang yang tak pernah bisa hidup berdampingan dengan kita. Meskipun dia pergi dengan Malaikat Jatuh, itu tidak mengubah fakta bahwa dia masih musuh kita para Iblis.”

“Asia bukan musuh kita!”

Aku menyangkalnya secara kuat. Seorang gadis baik seperti dia tak bisa menjadi musuh kita!

“Meskipun bukan, dia tak ada hubungannya dengan kita. Ise, kau harus melupakannya.”

Meskipun dia mengatakan hal seperti itu, mustahil aku bisa melupakannya!

Lalu Akeno-san datang dan berbisik ke telinga Buchou.

Apa itu? Apa terjadi sesuatu? Akeno-san juga berekspresi serius. Tapi sepertinya itu bukan karena diskusi Buchou dan diriku.

Buchou, yang mendengarkan Akeno-san, berwajah serius.

Sudah kuduga, pasti terjadi sesuatu.

Buchou menatapku, dan kemudian melihat sisa anggota.

“Aku harus melakukan sesuatu yang mendesak sekarang. Akeno dan aku akan pergi keluar sebentar.”

—!

T-tidak!

“B-Buchou! Aku belum selesai bicara—”

Buchou meletakkan jari telunjuknya di bibiku.

“Ise, ada beberapa hal yang harus kuberi tahu padamu. Pertama. Kau berpikir bahwa [Pawn] adalah bidak yang lemah, 'kan? Apakah aku benar?”

Aku mengangguk pelan atas pertanyaannya.

“Itu salah besar. [Pawn] memiliki kemampuan khusus yang tidak dimiliki bidak lain. Kemampuan itu adalah [Promotion].”

[Promotion]? Apa itu?

“Sama seperti permainan catur sesungguhnya, [Pawn] bisa berubah menjadi bidak-bidak lain jika mereka mencapai markas lawan. Mereka mampu promosi menjadi setiap bidak lain selain bidak [King]. Ise, ketika kau melangkahkan kaki di lokasi yang kuakui sebagai ‘markas musuh’, kau bisa berubah menjadi setiap bidak selain [King].”

Wow! Jadi aku bisa promosi ke bidak [Knight] Kiba, bidak [Rook] Koneko-chan, dan juga bidak [Queen] Akeno-san!?

“Karena belum lama sejak kau menjadi Iblis, masih ada pembatasan, jadi masih mustahil bagimu untuk dipromosikan menjadi bidak terkuat, [Queen]. Tapi kau bisa berubah ke bidak-bidak lain. Kalau kau menginginkannya kuat-kuat untuk [Promotion] di dalam hatimu, maka akan ada perubahan dalam kemampuanmu.”

Menakjubkan! Hanya mendengarkan itu memberiku banyak informasi!

Jika aku menambahkan promosi dengan Sacred Gear, maka aku mungkin bisa menghajar pendeta itu!

“Dan juga satu lagi. Ini tentang Sacred Gear. Bila kau menggunakan Sacred Gear-mu, ingat ini.”

Buchou mulai membelai pipiku dengan tangannya.

“—Keinginan. Sacred Gear digerakkan dengan kekuatan keinginan. Dan itu juga menentukan kekuatan juga. Meskipun kau adalah Iblis, hasratmu atas keinginan belum hilang. Semakin kuat yang kau inginkan, semakin kuat Sacred Gear-mu akan menanggapimu.”

—Keinginan.

Kekuatan keinginan akan mengaktifkan Sacred Gear ….

Jadi kalau aku sangat menginginkannya, ini akan aktif.

“Ada satu hal terakhir yang tak boleh dilupakan, Ise. [Pawn] pun dapat mengalahkan [King]. Ini adalah dasar dalam catur. Kebenaran ini juga berlaku untuk bidak catur Iblis. Kau bisa menjadi lebih kuat.”

Usai mengatakan itu, dia berteleportasi ke tempat lain melalui lingkaran sihir bersama dengan Akeno-san.

Orang yang tersisa adalah aku, Kiba, dan Koneko-chan.

Usai aku menarik napas dalam-dalam, aku sudah bertekad untuk pergi dan akan pergi.

“Hyoudou-kun.”

Kiba memanggillku.

“Apa kau pergi?”

“Ya, tentu saja. Aku harus pergi. Asia adalah temanku. Akulah yang harus menyelamatkannya.”

“… Kau akan terbunuh. Meskipun kau memiliki Sacred Gear, dan meskipun kau menggunakan [Promotion], kau tak bisa mengalahkan sekelompok Exorcist dan Malaikat Jatuh sendirian.”

Jawaban yang logis.

Aku sudah tahu itu. Aku sangat menyadari hal itu.

“Meski begitu, aku pergi. Walau aku mati, aku akan membebaskan Asia.”

“Tekad yang bagus, itulah yang ingin kukatakan tapi masih nekat.”

“Lalu apa yang harus kulakukan!”

Aku berteriak padanya, tapi dia bilang langsung padaku.

“Aku juga pergi.”

“Apa ….”

Aku terpana usai mendengar sesuatu yang tak terduga.

Tentu saja. Aku hanya mendengar sesuatu yang tidak kuharapkan.

“Aku tak tahu banyak tentang Asia-san, tapi kau kawanku. Meskipun Buchou bilang begitu, ada bagian dari diriku yang menghormati keputusanmu. Apalagi, aku pribadi tak suka Malaikat Jatuh dan pendeta. Aku membenci mereka.”

… Orang ini mungkin memiliki masa lalu juga.

Tapi mendengar kata “teman” darinya ….

“Ingat apa yang dikatakan Buchou? ‘Saat kau melangkahkan kaki di lokasi yang kuakui sebagai ‘markas musuh’, kau dapat berubah menjadi setiap bidak selain [King]’. Jadi bukankah dia tidak langsung mengatakan pada kita bahwa ‘Aku mengakui bahwa gereja adalah lokasi di mana musuh Rias Gremory berada’?”

“Ah.”

Akhirnya aku menyadari itu.

Aku mengerti, jadi itu ya maksudnya.

Itu sebabnya dia mengatakan padaku informasi tentang [Promotion].

“Buchou tidak langsung menyetujuimu untuk pergi. Tentu saja, kurasa maksudnya juga berarti bahwa aku harus membantumu juga. Buchou mungkin memiliki semacam rencana. Jika tidak, dia akan menghentikanmu dengan menguncimu di suatu tempat.”

Kiba tertawa.

… Buchou, makasih banyak!

Aku telah menyaksikan betapa ramahnya Buchou sekali lagi, dan mengucapkan terima kasih dari lubuk hatiku.

Kalau aku kembali dengan selamat, aku akan bekerja lebih keras!

Aku berterima kasih pada Buchou yang tak ada di sini diam-diam, dan gadis bertubuh kecil mendekatiku.

“… Aku juga pergi.”

“Ap-, Koneko-chan?”

“… Aku merasa tidak enak kalau cuma membiarkan kalian berdua pergi.”

Koneko-chaaaaaaaan! Aku tak bisa mengatakan apa yang terjadi dalam pikirannya karena dia tidak menunjukkan ekspresi sama sekali, tapi rasanya aku hanya menyaksikan kebaikan tersembunyi dalam dirinya!

“Aku tersentuh! Sekarang, aku sangat tersentuh, Koneko-chan!”

Aku menjadi emosional dengan ucapan gadis ini.

“H-huh? Tapi aku juga pergi …?”

Kiba tersenyum sedih. Aku tahu, Kiba. Terima kasih.

Aku berpikir bahwa si tampan yang bermasalah agak lucu.

Baiklah! Dengan ini maka mungkin! Kita bisa melakukannya!

“Kalau begitu mari kita pergi untuk misi penyelamatan dengan kita bertiga! Tunggu kami, Asia!”

Dengan begini, kami bertiga menuju ke gereja.

—D×D—

Langit sudah gelap, dan sudah waktunya untuk lampu jalan menyala.

Kami bertiga, Kiba, Koneko-chan, dan aku, yang meneliti gereja dari tempat di mana kami bisa melihatnya.

Tak ada orang yang masuk atau keluar gereja.

Tapi semakin dekat kami ke gereja, semakin kuat aku mulai memiliki perasaan buruk. Aku berkeringat ke sekujur tubuhku.

Saat aku bertanya pada Kiba, dia mengatakan bahwa, “Dari kehadiran ini, aku yakin bahwa ada Malaikat Jatuh di dalam”.

Jadi, bos musuh di dalam.

“Ini, lihat peta ini.”

Kiba menyebarkan peta bangunan di jalan.

Peta gereja. Dari mana dia mendapatkan ini …?

“Yah, itu awal-awal saat kau pergi ke wilayah musuh.”

Cowok tampan itu tersenyum.

Wow, sungguh dukungan cepat. Aku pun tak memikirkan hal itu dan mencoba untuk langsung pergi.

Aku menyadari betapa naifnya diriku sekali lagi.

“Selain sanctuary[1], ada juga asrama. Sanctuary itu terlihat mencurigakan.”

Kiba menunjuk sanctuary itu.

“Jadi kita bisa mengabaikan asrama?”

“Seperti itulah. Kebanyakan kelompok ‘Exorcist Liar’ biasanya membuat beberapa perubahan di sanctuary. Biasanya mereka melakukan ritual yang mencurigakan di bawah sanctuary.”

“Kenapa?”

Aku mengatakan padanya keraguanku. Kiba tersenyum pahit.

“Itu adalah tempat yang mereka gunakan untuk dihormati sebagai tempat kudus, dan dengan melakukan sesuatu yang dilarang Tuhan, itu membuat mereka puas karena itu merupakan penghinaan terhadap Tuhan. Karena mereka menyayangi Tuhan, karena mereka ditolak oleh Tuhan, mereka sengaja melemparkan mantra jahat di bawah sanctuary sebagai representasi atas kebencian mereka.”

Mereka gila. Enggak, Tuhan pun membuang orang-orang setia yang bersalah.

Saat ini aku benci Tuhan karena insiden Asia. Itulah mengapa aku berpikir begitu.

Sanctuary ini terletak tepat di belakang pintu masuk. Kurasa kita bisa langsung masuk. Masalahnya adalah untuk menemukan pintu ruang bawah tanah setelah kita di sanctuary, dan juga kita harus mengalahkan para pembunuh yang menunggu.”

Pembunuh ….

Saat aku mendengar kata itu, aku mulai memiliki firasat buruk.

Kami saling melihat di depan gereja sambil sinar rembulan meremangi wajah kami, lalu kami mengangguk.

Sudah diputuskan!

Sekarang kami hanya perlu masuk!

Tunggu aku, Asia!

Kami melewati pintu masuk dan langsung menuju sanctuary.

Para Malaikat Jatuh pasti telah memperhatikan gangguan kami sampai sini.

Jadi musuh tahu bahwa kami telah memasuki wilayah mereka.

Tak ada akan jalan kembali. Satu-satunya yang tersisa adalah masuk langsung!

Kami membuka pintu, dan melangkahkan kaki di dalam sanctuary.

Ada sebuah altar dan kursi panjang. Sepertinya sanctuary biasa. Cahaya lilin dan lampu interior menyala di sanctuary.

… Oh, ada sesuatu yang tampaknya tidak normal.

Patung orang di kayu salib. Terlihat kepalanya hancur.

Sungguh tempat menyeramkan.

PROK PROK PROK PROK.

Lalu tepuk tangan menggema melalui sanctuary. Seseorang yang tampak seperti seorang pendeta muncul dari balik pilar.

Melihat wajahnya, aku menjadi jijik.

“Pertemuan! Ini reuni! Sangat emosional!”

Dia si pendeta berambut putih menyebalkan!

Kurasa namanya Freed. Itu dia. Jadi dia yang disebut pembunuh, huh.

Dia selalu tersenyum aneh.

“Yah, aku tak pernah bertemu Iblis yang sama dua kali sebelumnya! Kau tahu, karena aku super kuat, aku memotong-motong Iblis di saat aku pertama kali bertemu dengan mereka! Usai aku melihat mereka, aku langsung memotong mereka! Lalu, aku mencium mayatnya dan mengucapkan selamat tinggal! Begitulah caraku dulu hidup! Tapi karena kalian menghancurkan gayaku, aku jadi kehilangan! Itu enggak baik~. Itu enggak baik untuk mengganggu gaya hidupku~! Itu sebabnya~! Kalian bikin aku kesal! Kuharap kalian bakal mati! Benar-benar mati! Dasar Iblis sampaaaaaaaaaaaah!”

Usai menunjukkan kegembiraan dan kesedihan, kini dia marah.

Dia mengeluarkan pistol dan gagang pedang seperti sebelumnya.

BOOOM.

Pedang cahaya muncul. Akan jadi merepotkan jika disayat oleh pedang itu. Pistol itu juga merepotkan. Tapi itu berbeda dari sebelumnya. Sekarang 3 lawan 1.

“Kalian datang untuk menyelamatkan Asia-tan, 'kan? Hahaha! Iblis-sama berhati mulia datang untuk menyelamatkan si jalang yang bahkan bisa menyembuhkan Iblis! Nah, hanya terpesona dengan Iblis seharusnya membuat Sister itu mati!”

Mati? Apa maksudnya!?

“Hei! Di mana Asia!?”

“Yah, ada tangga tersembunyi di bawah altar itu. Dari sana kau bisa pergi ke tempat di mana mereka melakukan ritual.”

Pria itu memberi tahu lokasi rubanah tersembunyi dengan menunjuk pada altar.

Apakah dia tahu bahwa seharusnya dia menghentikan kami? Atau dia memberi tahunya karena dia yakin bahwa dia bisa membunuh kami dan itu akan memecahkan masalah?

“Sacred Gear!” Disinkronkan dengan teriakanku, gauntlet merah muncul di lengan kiriku. Menggunakan Sacred Gear, selesai! Baiklah!

Kiba menghunus pedang dari sarungnya dan Koneko-chan—

Huh! Aku sangat terkejut sampai mataku hampir keluar.

GOGOGO ….

Koneko-chan mengangkat bangku yang beberapa kali lebih besar darinya.

“… Hancurlah.”

Koneko-chan melempar bangku pada si pendeta! Gadis Super dengan metode serangan tak terduga!

“Wow! Oh yeah!”

Pendeta itu melakukan tarian kecil dan memotong kursi dengan pedang cahaya. Kursi yang dipotong setengah menyentuh tanah.

“Di sana.”

SWIFT. Saat kupikir Kiba pergi ke depan, dia sudah menghilang. Dia sangat cepat sehingga aku tak bisa melihat dia!

GIIN! Ada percikan antara pedang Kiba dan pedang cahaya si pendeta itu.

Jadi itu solid meskipun terbuat dari cahaya huh. Toh, meskipun Kiba menebas lurus ke arahnya, aku bisa mendengar suara dua logam bertabrakan satu sama lain.

“Hmmm! Hmmm! Menjengkelkan! Kenapa kalian sangat berisik!? Aku sangat jahat! Maaf kalau berbicara dalam bahasa kematian! Maafkan aku setelah kalian mati!”

Kiba mengelak peluru tanpa suara dengan kakinya sambil terus menyerang musuhnya.

Kiba yang menghindari semua serangan pendeta itu dengan menakjubkan.

Tapi si pendeta itu juga hebat karena dia bisa melawan setara dengan Iblis.

Ya ampun, dia menghentikan serangan Kiba lagi!

Aku tak bisa mengikuti gerakan Kiba dengan mataku, tapi pendeta itu bisa.

Sehingga pendeta menyebalkan itu bukan lawan yang bisa kulawan sendiri.

Kiba dan si pendeta memulai pertempuran langsung. Keduanya saling melotot.

“Mengagumkan. Kau lumayan kuat.”

“Ahaha! Kau juga! [Knight], huh!? Bahkan tak punya titik buta huh! Ini bagus! Ya, ya, ini adalah apa yang kubicarakan. Akhir-akhir ini, aku tak punya pertarungan mengagumkan seperti ini! Aku hampir menangis karena itu! Hmmm! Hmmm! Aku akan membunuhmu!”

“Lalu mungkin aku juga harus bertarung dengan sedikit serius.”

Kiba akan bertarung dengan serius? Apa yang akan dia lakukan?

“Terimalah ini.”

Suara bernada rendah. Aku tak percaya itu suara Kiba karena memiliki intensitas di dalamnya.

Lalu, beberapa hal hitam keluar dari pedang Kiba. Itu mulai menutupi seluruh pedang.

Kegelapan.

Jika aku harus menjelaskan, akan jadi begitu.

Kegelapan menutupi pedang.

Tidak, itu lebih seperti kegelapan itu membentuk menjadi pedang Kiba.

Pedang kegelapan yang bentrok melawan pedang cahaya si pendeta mulai untuk memperluas dan melahap pedang cahaya.

“Apa, apa-apaan ini!?”

Pendeta itu tampaknya bingung.

“—[Pedang Pelahap CahayaHoly Eraser], pedang kegelapan pelahap cahaya.”

“K-kau juga pemilik Sacred Gear!?”

Sacred Gear! Kiba juga!?

Maksudku, pedang kegelapan itu terlihat mengagumkan!

Sialan! Cowok tampan itu memiliki senjata bagus juga!?

Pedang cahaya si pendeta benar-benar dimakan oleh pedang Kiba, dan tak bisa mempertahankan bentuknya setelah cahaya itu dilahap.

Sekarang! Ini adalah kesempatanku!

Aku langsung menerjangnya!

“Sacred Gear! Aktifkan!”

[Boost!!]

Sebuah suara keluar dari permata dan kekuatan mengalir ke tubuhku.

Targetku adalah pendeta menyebalkan itu.

Pendeta itu sadar akan diriku.

“Aku tetap memberi tahumu! Kau menyebalkan!”

Dia menunjukkan pistolnya yang sarat dengan peluru cahaya padaku. Peluru itu ditembak tanpa membuat suara.

Sini!

“Promotion, [Rook]!”

BASHIIN! Peluru cahaya itu tidak menembusku, dan lenyap.

“—! [Promotion]!? [Pawn]!?”

Pendeta itu tampaknya kaget.

Ya, aku [Pawn]! [Pawn] yang akan memukulmu!

“Ciri [Rook]! Pertahanan super dan—!”

Kepalan kiriku memukul wajah pendeta itu. Itulah yang kupikirkan, tapi aku merasakan sesuatu yang keras di tinjuku.

Meskipun begitu, aku menekan sekeras yang kubisa!

Si pendeta itu didorong jauh ke belakang!

“Kekuatan serangan luar biasa.”

Aku tertawa saat bernapas keras.

“Itu untuk memukul Asia waktu itu. Aku merasa lega bahwa aku memukulmu sekali.”

Pendeta itu jatuh di tanah, tapi bangkit perlahan dan meludahkan darahnya ke tanah.

Pipi kanannya bengkak.

Itu saja? Aku dipromosikan menjadi [Rook], tapi sepertinya aku masih belum sekuat Koneko-chan.

Tidak, kalau aku melihat dengan hati-hati, pedang yang tinggal gagangnya saja jadi rusak.

Apa dia menggunakannya sebagai perisai sebelum dipukul olehku?

Jadi itulah benda keras yang kurasakan. Dia memiliki reaksi cepat.

“… Hmm … oh, bukan cuma aku dipukul oleh Iblis sampah, tapi dia mengatakan beberapa omong kosong aneh padaku … —Jangan macam-macam denganku,” teriak pendeta itu.

“Jangan macam-macam denganku!! Sialaaaaan! Iblis seharusnya tidak bertindak sombong dengankuuuu! Aku akan membunuhmu! Pasti! Aku pasti akan membunuhmu! Aku akan memotongmu, sialaaaaaaan!”

Pendeta itu mengambil pedang kedua yang hanya memiliki pegangannya.

Dia masih memiliki itu!? Dia punya berapa banyak!?

Tapi kami bertiga, aku, Kiba, dan Koneko-chan, mengelilingi pendeta itu.

Pendeta itu menyadari itu, dan dia melihat sekitar. Dia mulai menyeringai.

“Wow, wow. Apakah ini yang disebut krisis? Hmm, bagiku, terbunuh oleh Iblis adalah tabu, jadi rasanya aku mundur. Ini memalukan bahwa aku tak bisa mengusir kalian, tapi aku juga tak ingin mati!”

Pendeta itu mengambil sesuatu bulat dan melemparnya ke lantai.

Seketika, mata kita dibutakan dengan cahaya bersinar.

Keparat! Layar asap!?

Ketika mataku sembuh, aku melihat sekeliling tapi pendeta itu sudah pergi.

Kemudian suara pendeta itu berasal dari suatu tempat.

“Hei. Iblis di sana … Ise-kun, bukan? Sejujurnya, aku telah jatuh hati padamu. Jadi aku pasti akan membunuhmu. Pasti, oke? Aku takkan mengampuni Iblis menyebalkan yang meninjuku dan memberiku ceramah, oke? Bye-bye.”

Ketika mataku sembuh sepenuhnya, aku melihat sekeliling lagi, tapi pendeta itu telah lenyap tanpa meninggalkan jejak.

… Dia melarikan diri.

Bahkan dia meninggalkan beberapa kata perpisahan ….

Aku memikirkan hal itu, dan menyadari bahwa tidak boleh buang-buang waktu.

Kiba, Koneko-chan dan aku mengangguk dan pergi menuju tangga tersembunyi altar ini.

—D×D—

Kami bertiga melangkah menuruni tangga di bawah altar.

Sepertinya listrik bekerja di sini juga.

Dengan Kiba di depan kami, kami berjalan ke depan.

Setelah tangga, ada lorong. Terkadang ada pintu di kedua sisi dinding. Jadi ini adalah rubanah huh.

Koneko-chan menunjuk ke ujung dengan mengatakan, “Mungkin pada akhir lorong ini … aku bisa mencium bau orang itu ….”

Jadi Asia di sana. Lalu semangatku naik.

Tunggu aku, Asia. Aku akan segera ke sana!

Saat kita pergi lebih jauh ke dalam, pintu besar muncul.

“Itu?”

“Mungkin. Aku yakin ada sekelompok Exorcist dan Malaikat Jatuh di dalam. Kalian siap?”

Koneko-chan dan aku mengangguk pada Kiba.

“Baiklah. Lalu kita akan membuka pintu—”

Saat Kiba dan aku akan membuka pintu, pintu terbuka dengan sendirinya.

Sementara membuat suara besar, bagian dalam tempat ritual menjadi terlihat.

“Selamat datang. Para Iblis.”

Malaikat Jatuh, Raynare, berbicara dari ujung ruangan.

Ruangan ini penuh dengan pendeta. Mereka semua memiliki pegangan pedang yang membuat pedang cahaya di tangan mereka.

Aku menatap gadis yang melekat pada salib dan berteriak.

“Asiaaa!”

Asia melihat suaraku dan menatapku.

“… Ise-san?”

“Ya! Aku datang untuk menyelamatkanmu!”

Aku tersenyum padanya dan air mata turun dari matanya.

“Ini reuni menyentuh, tapi sudah terlambat. Ritualnya sudah selesai.”

Ritualnya selesai?

Apa maksudnya—.

Tiba-tiba, tubuh Asia mulai bersinar.

“… Aaah, iyaaaaaaaaaaaa!”

Asia menjerit. Dia terlihat sangat kesakitan.

“Asia!”

Aku mencoba meraihnya, tapi para pendeta itu mengelilingiku.

“Aku tidak akan membiarkanmu ikut campur!”

“Iblis sialan! Aku akan menghancurkan kalian!”

“Maju! Pendeta menyebalkan! Aku tak punya waktu untuk melayani kalian semua!”

BAN! Sebuah suara besar. Saat aku melihat, Koneko-chan memukul salah satu pendeta.

“… Jangan menyentuhku.”

Kiba juga menarik pedang kegelapannya.

“Sepertinya aku harus pergi dengan kecepatan penuh. Aku benci pendeta. Kalau ada sebanyak ini, maka aku takkan menahan melahap cahaya kalian.”

Mata Kiba menjadi tajam dan aku bisa merasakan kedinginan darinya.

Kegelapan menunjukkan niat membunuh sangat padat. Ini akan menjadi pertempuran habis-habisan.

“Iyaaaaaa ….”

Pada saat yang sama, cahaya besar keluar dari tubuh Asia.

Raynare membawanya ke tangannya.

“Ini dia! Ini dia kekuatan yang sudah lama kudambakan! Sacred Gear! Dengan ini, aku akan dicintai!”

Dengan ekspresi kegembiraan, Raynare memeluk cahaya itu.

Kemudian cahaya terang menyelubungi ruang ritual.

Saat cahaya itu berhenti, ada Malaikat Jatuh memancarkan cahaya berwarna hijau dari tubuhnya.

“Ufufu. Ahahahahahaha! Akhirnya aku memilikinya! Kekuatan tertinggi! Dengan ini, aku bisa menjadi Malaikat Jatuh tertinggi! Dengan ini aku bisa membalas semua orang yang meremehkanku!”

Malaikat Jatuh itu tertawa besar.

Aku tak memperhatikan dan langsung menuju Asia.

Para pendeta berusaha untuk menghentikanku, tapi Kiba dan Koneko-chan membantuku dengan mengalahkan mereka.

Pedang Kiba menelan pedang cahaya para pendeta, dan Koneko-chan memukul pendeta yang telah kehilangan senjata mereka dengan satu serangan kuat. Kombinasi mereka berdua luar biasa, dan sangat jelas bahwa itu bukan jenis kombinasi yang hanya dengan beberapa hari latihan.

“Terima kasih, kalian berdua!”

Asia, yang melekat pada kayu salib. Tampak tak bernyawa.

Tidak, seharusnya dia baik-baik saja!

Aku membuka ikatan di tangan dan kakinya, dan memeluknya dalam pelukanku.

“… I-Ise-san ….”

“Asia, aku datang untuk membawamu kembali.”

“… Ya.”

Suaranya sangat kecil saat dia menjawab, dan itu tidak terdengar hidup.

Hei, hei!

Seharusnya dia baik-baik saja, 'kan? Dia tidak akan ….

“Itu sia-sia saja.”

Raynare membuat seringai seolah-olah dia menolak pikiranku sekali lagi.

“Pemilik Sacred Gear yang diambil dari tubuh mereka akan mati. Gadis itu akan mati.”

“—! Kembalikan Sacred Gear-nya!”

Aku berteriak padanya, tapi dia hanya tertawa.

“Mustahil aku mengembalikannya. Kau tahu, aku pun menipu atasanku untuk mendapatkan ini? Aku akan membunuh kalian semua dan menghapus semua bukti.”

“… Keparat. Kau berbeda dengan Yuuma-chan yang kuingat.”

Mendengar itu, dia mulai tertawa keras.

“Fufufu, itu cukup menyenangkan. Waktu aku berkencan denganmu.”

“… Kau pacar pertamaku.”

“Ya, melihat itu sangat lucu. Sangat menyenangkan untuk bermain-main dengan orang yang tidak punya pengalaman dengan seorang wanita.”

“… Aku serius menjagamu.”

“Ufufu, ya, kau menjagaku. Saat aku dalam kesulitan kau berhasil mengurus itu segera dan memastikan aku tak terluka. Tapi apakah kau tahu bahwa aku melakukan semua itu dengan sengaja? Karena lucu melihat wajahmu saat panik.”

“… Aku memastikan aku merencanakan kencan pertama kita dengan hati-hati. Untuk memastikan itu akan menjadi kencan yang hebat.”

“Ahahaha! Ya! Itu adalah kencan biasa! Berkat itu, aku sangat bosan!”

“… Yuuma-chan.”

“Ufufu, aku memilih nama itu agar aku bisa membunuhmu. Indah, bukan? Ya 'kan, Ise-kun?”

Kemarahanku melewati batasnya. Kemudian aku berteriak marah padanya:

“Raynareeeeeeeeeeeeeeeeeeeee!!”

“Ahahahahaha! Aku tak ingin bocah busuk sepertimu menyebut namaku!”

Raynare mencemooh.

Aku memiliki begitu banyak kebencian dalam diriku sampai isi perutku berubah hitam.

Aku tak tahu siapa pun yang merupakan sampah besar dari dirinya.

Dia sungguh orang yang sepatutnya disebut iblis.

“Hyoudou-kun! Formasi kita tidak beruntung sambil kita melindungi gadis itu! Cepat pergi ke atas! Kami akan membuat jalan untukmu! Sekarang, cepat!”

Kiba mengatakan itu saat mengalahkan para pendeta.

Dia benar. Masih ada banyak pendeta yang tersisa, sehingga akan ada batas untuk melawan Malaikat Jatuh di sini sambil melindungi Asia.

Aku melototi Raynare, dan kemudian pergi sambil membawa Asia.

“Koneko-chan, kita akan membuat jalan keluar untuk Hyoudou-kun!”

“… Baik.”

Keduanya mulai mengalahkan para pendeta yang mencoba untuk menghalangi jalanku.

Berkat bantuan mereka, aku bisa segera sampai ke pintu masuk ruangan ritual.

“Kiba! Koneko-chan!”

“Kau pergi duluan! Kami akan mengurus ini dulu!”

“… Pergilah.”

“Tapi!”

“Pergi saja!”

Sialan! Kiba! Koneko-chan! Kalian berdua berlagak berlebihan!

Tapi sekarang aku akan harus bergantung pada mereka. Iblis seniorku. Mustahil mereka akan mati di tempat seperti ini!

“Kiba! Koneko-chan! Saat aku kembali, panggil aku ‘Ise’! Pastinya! Kita 'kan teman!”

Itulah yang kukatakan pada mereka. Rasanya seperti mereka berdua tersenyum.

Aku meninggalkan tempat ini dan langsung pergi ke lorong.

—D×D—

Aku pergi menaiki tangga sambil membawa Asia, dan keluar dari sanctuary.

Ada sesuatu yang salah dengan Asia.

Wajahnya pucat. Aku membaringkannya di salah satu bangku.

“Tunggu dulu! Kau akan segera bebas, Asia! Kau akan bisa bermain denganku mulai sekarang!”

Asia tersenyum kecil pada ucapanku.

Kemudian dia meraih tanganku. Aku tak bisa merasakan kekuatan atau kehangatan dari tangannya sama sekali.

“… Aku merasa senang bahwa … aku punya teman … meski hanya sebentar ….”

Asia tersenyum meskipun dia sakit.

“… Jika aku dilahirkan kembali, maukah kau menjadi temanku sekali lagi …?”

“A-apa yang kaukatakan!? Jangan katakan itu! Mari kita pergi ke suatu tempat untuk bersenang-senang! Aku akan menyeretmu meskipun kau tidak mau! Kita akan pergi ke karaoke! Game Center! Kita juga pergi bermain bowling! Tempat lainnya juga! Juga ke tempat itu! Dan di sana!”

Aku tidak bisa berhenti menangis.

Seharusnya aku berbicara dengannya dengan senyum, tapi aku tak bisa berhenti menangis.

Aku tahu.

Aku sudah tahu.

Gadis ini sekarat.

Dia akan mati.

Meski begitu, aku ingin menyangkalnya.

Bahwa ini bercanda—

“Kita adalah teman! Selalu! Ya, itu benar! Aku akan memperkenalkanmu pada Motohama dan Matsuda! Mereka agak mesum, tapi keduanya adalah orang-orang yang baik! Mereka pasti akan menjadi temanmu! Pasti! Kita akan bersenang-senang sama-sama! Kita akan bersenang-senang sebisa kita!”

“… Kalau aku lahir di negara ini … dan pergi ke sekolah yang sama sepertimu ….”

“Ayo pergi! Datang ke sekolah kami!”

Tangan Asia mengelus pipiku.

“… Kau pun menangis untuk seseorang sepertiku … sekarang aku bisa ….”

Tangannya yang mengelus pipiku jatuh perlahan.

“… Terima kasih ….”

Itu kata-kata terakhirnya.

Dia meninggal sambil tersenyum.

Aku kehilangan kekuatanku. Aku hanya berdiri di sana sambil melihat wajahnya.

Air mataku tidak akan berhenti.

Kenapa? Kenapa gadis ini harus mati?

Dia adalah seorang gadis yang baik. Dia adalah seorang gadis baik yang akan menyembuhkan orang-orang yang terluka.

Kenapa tak ada yang menjadi temannya?

Kenapa aku tak pernah di sisinya?

“Hei, Tuhan!? Engkau ada di sana 'kan, Tuhan!? Iblis dan Malaikat ada, sehingga Engkau juga ada, 'kan, Tuhan!? Engkau tengah melihatnya, 'kan!? Engkau melihat semua ini, 'kan!?”

Aku berteriak pada langit-langit gereja.

Aku tak tahu siapa yang akan menjawabku. Tapi aku hanya ingin berteriak ke arah langit-langit.

“Tolong jangan membawa pergi gadis ini! Kumohon! Aku mohon pada-Mu! Dia tidak melakukan apa-apa! Dia hanya menginginkan teman! Aku akan menjadi teman selamanya! Jadi kumohon! Aku ingin gadis ini tersenyum selamanya! Hei! Tuhan!”

Meskipun aku berteriak menuju Surga, tak ada yang menjawabku.

“Apakah ini karena aku berubah menjadi Iblis!? Apakah Engkau meninggalkannya karena aku Iblis dan temannya!?”

Aku menggertakkan gigi dengan penyesalan.

Aku tidak memiliki kekuatan. Aku tidak memiliki kekuatan sama sekali. Kalau aku memiliki kekuatan lebih sebagai Iblis ….

Kalau aku memiliki kekuatan untuk setidaknya menyelamatkan Asia ….

Meskipun aku menyesal, dia takkan pernah tersenyum lagi.

“Ara, Iblis tengah bertobat di tempat seperti ini? Atau kau menginginkan sesuatu?”

Suara yang kudengar dari belakangku adalah milik Raynare.

Saat aku berbalik, ada Malaikat Jatuh menyeringai padaku.

“Lihat ini. Ini adalah luka yang kudapatkan dari si [Knight] muda saat aku datang ke sini.”

Raynare menempatkan tangannya di lukanya.

Cahaya hijaunya mulai menyembuhkan lukanya.

“Lihat. Indah, bukan? Aku bisa menyembuhkan segala jenis luka. Bagi kami para Malaikat Jatuh, yang kehilangan perlindungan dari Tuhan, Sacred Gear anak itu adalah berkat yang indah.”

Hei.

Cahaya itu milik Asia.

Kenapa kau menggunakannya?

Apa Kiba dan Koneko-chan selamat? Aku mulai penasaran.

“Statusku akan naik karena aku akan menjadi Malaikat Jatuh yang dapat menyembuhkan Malaikat Jatuh. Aku bisa membantu Azazel-sama dan Shemhazai-sama! Tak ada yang lebih indah dari ini! Aaah, Azazel-sama … semua kekuatanku untuk Anda ….”

“Aku tak peduli.”

Aku melototi Raynare.

“Aku tidak peduli tentang itu. Malaikat Jatuh, Tuhan, dan Iblis … mereka tak ada hubungannya dengan gadis ini.”

“Tidak, itu berhubungan. Dia adalah manusia terpilih yang memiliki Sacred Gear.”

“… Meski begitu, dia bisa hidup tenang. Dia bisa hidup normal!”

“Tak bisa. Mereka dengan Sacred Gear tak biasa akan ditinggalkan dari dunia dan kelompok. Karena mereka memiliki kemampuan yang kuat. Karena mereka memiliki kekuatan yang berbeda dari yang lain. Kau tahu manusia membenci hal-hal itu, 'kan? Meskipun itu adalah kekuatan yang luar biasa seperti ini.”

“… Lalu aku akan melindungi Asia, sebagai temannya!”

“Ahahahaha! Mustahil! Karena dia mati! Gadis itu sudah mati, lho? Ini bukan masalah bila kau melindunginya atau tidak. Kau tak bisa melindunginya! Kau tak bisa melindunginya di malam itu dan sekarang! Kau benar-benar bocah aneh! Ini sangat lucu!”

“… Aku tahu. Itu sebabnya aku tak bisa memaafkanmu. Dan diriku—”

Aku tak bisa memaafkan semuanya.

Diriku yang tak bisa melindungi Asia. Raynare yang membunuh Asia.

Lalu ucapan Buchou memasuki pikiranku.

——Keinginan. Sacred Gear digerakkan dengan kekuatan keinginan. Dan itu juga menentukan kekuatan juga.

“Kembalikan.”

——Meskipun kau adalah Iblis, hasratmu atas keinginan belum hilang. Semakin kuat yang kau inginkan, semakin kuat Sacred Gear-mu akan menanggapimu.

“Kembalikan Asiaaaaaaaaaaaaaaaaa!!”

[Dragon Booster!!]

Sacred Gear di lengan kiriku aktif seolah-olah menanggapi teriakanku. Permata di gauntlet bersinar terang.

Beberapa tanda misterius muncul di gauntlet.

Pada saat yang sama, kekuatan mengalir ke dalam tubuhku. Dari lengan kiriku dilengkapi dengan Sacred Gear ke seluruh tubuhku.

Aku maju sambil tubuhku dilimpahi dengan kekuatan.

Aku mendorong kepalanku terhadap Malaikat Jatuh yang menyeringai itu.

Raynare menghindar dengan mudah. Serasa dia menari.

“Aku akan menjelaskannya sehingga boneka sepertimu dapat memahami. Ini adalah perbedaan kekuatan sederhana. Aku memiliki kekuatan 1000. Kau memiliki kekuatan 1. Kau tak bisa memperpendek jarak antara kita. Meskipun dengan kemampuan Sacred Gear, kekuatan dua kali lipat hanya 2. Itu sia-sia! Bagaimana kau bisa menang melawanku!? Ahahahahahahaha!”

[Boost!!]

Suara lain dari permata. Tanda pada permata gauntlet berubah dari [I] menjadi [II].

DENYUT

Perubahan kedua terjadi pada tubuhku.

Kekuatan—sesuatu untuk mengalahkan musuh di depanku meningkat.

“Uoooooooooo!”

Aku menyerang sambil mengonsentrasikan kekuatan yang meluap pada tinjuku. Aku sudah dipromosikan ke [Rook].

“Heh! Apakah kekuatanmu sedikit meningkat? Tapi, itu belum cukup!”

Seranganku dihindari lagi.

Saat berikutnya, cahaya berkumpul di tangan Raynare dan membentuk sesuatu.

“Aku menempatkan banyak kekuatan di dalamnya! Rasakan ini!”

ZUDON! Tombak cahaya menusuk kedua kakiku. Itu menembus jauh ke dalam kedua pahaku. Bahkan dengan pertahanan [Rook], aku tak mampu mempertahankan diri.

“Guaaaaaaaaaah!”

Aku berteriak.

Tubuhku merasakan rasa sakit, tapi aku tak boleh berlutut untuk sesuatu seperti ini.

Aku mengambil tombak itu segera. MEMBAKAR.

“Guaaaaaaaaaah!”

Suara terbakar dagingku. Panas! Ini panas membakaaaaaaaar! Apakah karena itu terbuat dari cahaya!? Telapak tanganku yang memegang tombak terbakar.

Ada asap datang dari tanganku. Dan juga dari luka di pahaku. Ini membakar tangan dan kakiku.

Raynare mulai menertawakanku usai dia melihatku mencoba menarik keluar tombaknya.

“Ahahahaha! Iblis berusaha menarik keluar tombak itu adalah hal bodoh! Bagi Iblis, cahaya adalah racun intens. Hanya menyentuh itu akan membuatmu terbakar. Itu rasa sakit terburuk yang bisa Iblis cicipi! Untuk Iblis Kelas Bawah sepertimu, ini—”

“Nugaaaaaaaah!”

Aku berteriak sampai kau tak bisa menjelaskan dengan kata-kata, tapi aku mencoba untuk mencabut tombak cahaya itu perlahan dengan memegang kuat-kuat.

Rasa sakit intens yang disebabkan oleh tombak yang menusuk kakiku. Rasa sakit intens yang ditimbulkan oleh kekuatan cahaya. Hal-hal yang menyebabkan diriku begitu sakit.

Aku akan kehilangan kesadaran karena itu. Rasanya seperti aku akan mati kalau aku tidak menggertakkan gigi dengan keras.

Jadi soal apa itu? Soal apa itu!?

“Ini! Gadis itu! Ini tak bisa dibandingkan dengan apa Asia lalui!!”

Aku mengeluarkan tombak itu secara perlahan sambil air mataku dan air liur keluar dari wajahku.

Ini menyakitkan. Ini menyakitkaaaaaaaan!

Tapi ini! Bagaimana dengan ini!

ZURYUUZURYUU. Tombak itu tengah ditarik dari kakiku sambil membuat suara mengerikan.

Saat tombak itu keluar dari kedua kakiku, aku menjatuhkannya dan tombak itu menghilang sebelum memukul tanah.

CIPRAT. Setelah kehilangan hal yang menghalangi lubang di kakiku, darah mulai mengalir dari lukanya.

Meskipun aku mengeluarkan tombaknya, rasa sakitnya masih tetap ada.

[Boost!!]

Meskipun aku tertusuk tombak dan menghentikan seranganku, gauntlet di lengan kiriku terus membuat suara.

Ini menyakitkan. ini benar-benar menyakitkan.

Aku menangis dan aku memiliki begitu banyak air liur yang keluar dari mulutku.

SLIP. Aku terjatuh usai aku kehilangan kekuatan dalam diriku.

Aku tak punya kekuatan untuk berdiri. Sial, aku tak punya kekuatan di kakiku. Tidak, aku tak punya kekuatan yang tersisa di seluruh tubuhku.

Apakah aku dalam kondisi yang buruk?

“… Sungguh luar biasa. Iblis Kelas Bawah menarik keluar tombak cahaya yang dibuat oleh Malaikat Jatuh. Tapi itu sia-sia saja. Cahayaku tidak menyilaukan, tapi memiliki kemampuan membunuh yang tinggi terhadap Iblis. Kepadatan cahayanya sangat kuat. Sangat kuat sampai itu digunakan sebagai pedang cahaya yang pendeta gunakan. Terkena sekali saja akan sulit untuk disembuhkan, meskipun untuk Iblis Kelas Menengah. Untuk Iblis Kelas Bawah sepertimu, ini adalah batasnya. Fufufu, kau tak bisa meremehkan cidera yang disebabkan oleh kekuatan cahaya, lho? Terutama cahayaku.”

Seperti biasa, dia berbicara panjang tentang sesuatu yang tidak kupahami.

“Cahaya yang beredar di sekitar tubuhmu, dan menyebabkan dampak di seluruh tubuhmu. Jika kau terlambat menyembuhkan itu, kau akan mati. Tidak, biasanya tidak akan aneh untuk mati dengan luka tersebut. Kau benar-benar memiliki tubuh yang kuat, huh?”

Ah, benarkah? Jadi untuk sampah sepertiku yang baru menjadi Iblis, luka ini mematikan, huh.

Sudah kuduga. Aku bisa merasakan sakit meskipun dari dalam tubuhku. Ini bukan rasa sakit karena diserang tapi sesuatu yang lebih buruk.

Rasanya seolah-olah otot dan tulang-tulangku meleleh karena panas. Rasa sakit ini ditularkan langsung oleh sarafku, jadi membuatku lengah sekali pun akan merasakan hal seperti itu yang akan mengacaukan kepalaku.

Mungkin aku akan mati kalau tidak segera disembuhkan.

Tapi.

Aku tak bisa hanya duduk di sini. Tapi aku tak punya kekuatan dalam kakiku. Sialan.

Apakah ini akhir bagiku?

Lalu aku melihat Asia.

Seorang gadis yang tengah tidur dengan tenang.

Maaf karena berisik. Ya, aku baik-baik saja. Aku sungguh baik-baik saja. Tubuhku cukup kuat.

Jadi itu tidak masalah. Dengar, lihat? Aku akan mengurangi penyesalan yang tersisa, Asia.

“Pada saat seperti ini, seharusnya kita berdoa kepada Tuhan?”

Tiba-tiba itu keluar dari mulutku tanpa menyadarinya.

“?”

Raynare tampaknya bingung. Tapi aku terus berbicara.

“Tapi Tuhan payah. Dia tidak mendengarkanku sebelumnya, dan Dia tidak membantu seorang gadis yang baik seperti Asia sama sekali. Hahaha, Tuhan berengsek.”

“Aku penasaran yang ingin kaukatakan. Apa akhirnya kau sinting?”

“Lalu, dia. Maou-sama, maukah kau mendengarkan keinginanku? Kau ada, 'kan? Apa kau mendengarkan? Aku juga Iblis, sehingga maukah kau mendengarkan keinginanku?”

“… Dia benar-benar gila. Anak ini berbicara dengan dirinya sendiri di tempat begini.”

“Aku akan memukul Malaikat Jatuh menyebalkan di depanku, jadi pastikan tak ada yang ikut campur. Aku sungguh tidak ingin ada yang mengganggu. Aku juga tidak perlu kembali. Aku akan melakukannya sendiri. Dan kakiku baik-baik saja juga. Aku akan bangun sendiri. Jadi membuatnya menjadi pertarungan satu lawan satu. Ini situasi yang baik. Kemarahanku sangat tinggi sehingga kupikir aku bisa menangani rasa sakit ini. —Hanya satu serangan saja sudah cukup …. Tolong biarkan aku memukulnya.”

Kakiku bisa bergerak. Aku sudah kehilangan sensasi di kakiku. Hanya bergerak semilimeter saja memberiku rasa sakit.

Tapi itu masih bisa bergerak. Pantatku meninggalkan lantai.

Tubuhku belum berhenti gemetar. Meski begitu, tubuhku bangun perlahan.

Itu menyakitkan. Seluruh tubuhku sakit. Tapi aku bisa bergerak. Aku masih bisa bergerak. Aku hanya harus bertahan sampai aku memukulnya sekali.

“-! M-mustahil! Tubuhmu tidak dalam kondisi untuk bergerak! Karena cahaya—”

Aku mendekati Raynare secara perlahan yang memiliki tampilan terkejut di wajahnya.

Dan aku berdiri. Tepat di depan matanya. Dengan kakiku gemetar dan banyak darah yang mengalir dariku.

“Hei, Mantan Pacar. Aku telah melalui banyak hal gara-gara kau.”

“… Mustahil kau bisa berdiri! Iblis Kelas Bawah tak bisa berdiri dengan luka-luka itu! Cahaya membakar bagian dalammu dari dalam tubuhmu!? Iblis Kelas Bawah tidak punya kekuatan Iblis untuk meringankan efek cahaya seharusnya tidak bisa menahannya!”

“Yeah, ini menyakitkan. Ini benar-benar menyakitkan. Aku pun hampir kehilangan kesadaran. Tapi kau tahu, kebencianku terhadapmu begitu besar sampai aku bisa bertahan.”

Aku melotot lurus lawanku tanpa berkedip.

Seranganku berikutnya menjadi pukulan terakhirku. Jika aku menggunakannya, aku akan jatuh.

Itulah sebabnya aku harus mengakhirinya dengan serangan berikutnya. Aku tak bisa mengalihkan pandangan dari targetku.

“Hei, Sacred Gear-ku. Kau masih memiliki kekuatan untuk memukul makhluk di depanku, 'kan? Lalu mari kita akhiri.”

[Exposion!!]

Suara dari permata yang dibuat sekarang terdengar sangat kuat.

Permata itu bersinar lebih terang. Seperti cahaya terang. Itu menyilaukan.

Tapi tidak seperti cahaya Malaikat Jatuh, cahaya ini tidak memberikan dampak padaku tapi itu memberiku kedamaian.

Baru saja tersentuh oleh cahaya ini rasanya mengalir dengan kekuatan. Ini mirip dengan cahaya menyembuhkan milik Asia.

Jadi ada cahaya yang tidak membahayakan Iblis.

Aku mengambil langkah maju. Darah memercik ke lantai dari lukaku.

Aku juga batuk darah. Sepertinya aku dalam kondisi kritis.

Tidak ada berhenti untuk rasa sakit yang kurasakan saat ini. Bahkan hingga mencapai otakku. Tapi tenang saja. Aku masih bisa bergerak.

Saat ini pun, gauntlet-ku mengalir kekuatan pada diriku.

Ketika aku menentang Raynare di malam itu, aku takut perbedaan kekuatan antara kami.

Instingku sebagai insting Iblis menangkap perbedaan kekuatan luar biasa antara kami, dan tubuhku tidak berhenti gemetar karena itu. Waktu itu, aku menduga bahwa aku tidak pernah bisa mengalahkannya.

Tapi sekarang berbeda.

Kekuatan yang kuterima dari gauntlet ini gila.

Entah bagaimana aku tahu. Ini mungkin karena aku adalah pemilik Sacred Gear.

Kekuatan ini tidak akan berlangsung selamanya. Kekuatan ini untuk satu kali saja.

Jika aku menggunakannya untuk melawan musuhku sekali, maka akan berakhir di sana. Meskipun Sacred Gear tidak mengatakan secara lisan, ia memberi tahuku secara fisik.

Aku membuat postur meninju. Aku tidak punya pengalaman bertarung. Tapi akan baik-baik saja kalau aku memukulnya sekali.

Targetku adalah Malaikat Jatuh menyebalkan yang ada di depanku. Aku pasti akan memukulnya. Aku benar-benar tidak akan melewatkannya.

“… Mustahil. Apa ini? Kenapa sesuatu seperti ini terjadi …? Bukankah Sacred Gear itu seharusnya [Twice Critical] yang menggandakan kekuatan pemiliknya? … Mustahil. Itu tidak mungkin. Kenapa kekuatanmu melampaui kekuatanku …? Gelombang kekuatan Iblis yang kurasakan … itu Iblis Kelas Menengah … tidak, itu Iblis Kelas Tinggi ….”

Kekuatanku mirip Iblis Kelas Tinggi? Apa karena Sacred Gear-ku?

Hei, hei, bukankah seharusnya Sacred Gear ini hanya menggandakan kekuatanku?

Buchou adalah satu-satunya Iblis Kelas Tinggi yang kutemui, sehingga itu berarti bahwa saat ini kekuatanku sama seperti dirinya.

“Bohong! Ini semua kebohongan! Aku Malaikat Jatuh yang telah mencapai kekuatan penyembuhan tertinggi! Aku berubah menjadi makhluk superior dengan mendapatkan ini [Twilight Healing]! Aku menerima hak untuk dicintai oleh Azazel-sama dan Shemhazai-sama! Aku takkan kalah dengan makhluk rendahan sepertimu!”

Sekali lagi Raynare memegang tombak cahaya di kedua tangannya.

BUUN. Aku memukul ke sisi dengan tinjuku. Tombak cahaya itu menghilang dengan mudah.

Melihatku melemparkan tombaknya dengan mudah, wajah Raynare menjadi lebih pucat.

“T-tidak!”

Raynare mengepakkan sayap hitamnya, dan akan terbang jauh.

Apa dia mencoba untuk lari? Hei, hei, kau meremehkan dan menertawakanku sampai beberapa detik yang lalu.

Kau lari secepat kau mengetahui bahwa kau tidak bisa menang? Kaupikir kau itu siapa?

Tapi aku tidak akan membiarkanmu melarikan diri. Enak saja!

TAP. Aku melompat padanya pada saat yang sama dia akan terbang, dan aku meraih lengannya. Aku memiliki kecepatan luar biasa. Kecepatan yang bahkan Malaikat Jauh tidak dapat bereaksi.

Lengan yang kupegang terasa tidak dapat diandalkan, dan itu sangat kecil sehingga dia terlihat lemah.

Aku menarik lengannya ke arahku. Aku pasti tidak akan membiarkan dia pergi.

“Aku tidak akan melepaskanmu, bodoh.”

“Aku superior—!”

“Rasakan ini, dasar Malaikat menyebalkan!”

“Sialan kauuuuuu! Iblis Kelas Bawaaaah!”

“Uoryaaaaaaaa!”

Gauntlet ini mengeluarkan semua energi. Semua kekuatan berkumpul di lengan kiriku, dan aku berkonsentrasi di tanganku.

Aku menggunakan tinju yang meninju lurus dan akurat pada wajah musuhku.

BAM!! Suara keras menggema. Tinjuku memukul wajahnya, dan aku mendorong kepalanku lebih jauh!

Raynare terlempar dengan pukulanku.

GASHAAAAAAAAN!! Malaikat Jatuh itu menabrak dinding sambil membuat suara sangat keras. Dinding itu rusak dan ada lubang besar di dinding. Debu mulai menyebar di mana-mana.

Saat debu itu menghilang, tak ada yang tersisa ke arah aku meninju Raynare.

Lubang itu berlanjut sampai di luar bangunan di mana Raynare di tanah.

Dia tidak bergerak. Aku tak tahu apakah dia sudah mati tapi dia takkan bisa bergerak sejenak.

—Akhirnya, aku membalasnya.

“Rasakan itu.”

Aku tersenyum dari lubuk hatiku. Itu perasaanku yang sebenarnya. Pukulan itu rasanya sangat bagus.

Tapi segera, air mata jatuh dari mataku.

“… Asia”

Dia takkan tersenyum lagi.

—D×D—

Usai meninju Malaikat Jatuh itu, aku hendak jatuh usai menggunakan seluruh kekuatanku…

TON. Sesuatu mendukung dari bahuku. Saat aku melihat, itu Kiba.

“Kerja bagus. Kau benar-benar mengalahkan Malaikat Jatuh.”

Dia menggotong bahuku dengan senyum dan mendukungku. Apa, Kiba pun acak-acakan.

“Yo, kau terlambat Casanova.”

“Fufufu, Buchou bilang untuk tidak ikut campur.”

Buchou?

“Benar. Aku percaya bahwa kau mampu mengalahkan Malaikat Jatuh Raynare itu.”

Saat aku berbalik ke arah mana suara itu berasal, Rias-buchou berjalan ke arahku tersenyum sambil menggoyangkan rambut crimsonnya.

“Buchou? Dari mana datangnya?”

“Dari rubanah. Aku menyelesaikan urusanku, jadi aku menggunakan lingkaran sihir untuk datang ke sini. Ini adalah pertama kalinya aku teleportasi ke gereja, jadi aku merasa gugup.”

Buchou mendesah saat bicara denganku.

Begitu, ya. Jadi itu sebabnya dia datang dari bawah dengan Kiba dan yang lainnya.

Lalu semua Exorcist sudah dimusnahkan. Karena mereka memiliki Buchou sebagai lawan mereka, mereka tidak punya kesempatan untuk menang.

Koneko-chan lalu berjalan melewatiku. Ke mana dia pergi?

Buchou berdiri di depanku.

“Sepertinya kau menang dengan aman.”

“Buchou … hahaha, aku menang.”

“Fufufu, sangat bagus. Itulah yang kuharapkan dari budakku.”

Dia menyentuh hidungku.

“Ara ara. Gereja ini berantakan. Buchou, ini baik-baik saja?”

Akeno-san memiliki wajah bermasalah.

“… Ada apa?” tanyaku pada Buchou dengan takut-takut.

“Gereja milik Tuhan atau agama yang berhubungan dengan Dia, tapi ada kejadian seperti ini di mana gereja digunakan oleh Malaikat Jatuh. Dalam kasus seperti ini, jika kita para Iblis merusak gereja, akan ada saat-saat ketika kita menjadi target pembunuh. Untuk membalas dendam.”

—!

S-serius?

“Tapi kali ini itu tidak akan terjadi.”

“Kenapa?”

“Gereja ini memang sudah ditinggalkan. Jadi kelompok tertentu Malaikat Jatuh telah datang ke sini untuk menggunakannya untuk keserakahan mereka sendiri, dan kebetulan saja kita bertarung di tempat begitu. Jadi kita tidak menginjak kaki di wilayah musuh yang sebenarnya untuk berperang. Jadi itu hanya pertempuran kecil antara Iblis dan Malaikat Jatuh. Hal ini terjadi setiap saat. Itulah yang terjadi.”

Begitu, ya. Jadi itu yang sudah kausimpulkan.

“Buchou. Aku sudah membawanya.”

Orang yang muncul saat membuat suara menyeret sesuatu adalah Koneko-chan.

Dia muncul dari dinding yang rusak, dan apa yang dia serat adalah sebuah sayap hitam, Malaikat Jatuh Raynare.

Jadi Koneko-chan menyeret Raynare yang pingsan.

Tapi dia bilang dia “membawa” itu ….

Dia menggunakan kata-kata unik untuk seorang gadis kecil.

“Terima kasih, Koneko. Sekarang, mari bangunkan dia. Akeno.”

“Ya.”

Akeno-san mengangkat tangannya. Kemudian, air muncul di udara.

Apa itu kekuatan Iblis?

Akeno-san memercikkan air yang dibuat di udara pada Raynare.

BYUR! Raynare batuk usai diguyur.

Malaikat Jatuh itu bangun dan membuka matanya secara perlahan. Buchou memandang rendah dirinya.

“Apa kabar, Malaikat Jatuh Raynare.”

“… Putri klan Gremory ….”

“Halo, namaku Rias Gremory. Aku pewaris Keluarga Gremory. Ini cuma untuk sementara, tapi senang berkenalan denganmu.”

Buchou memberi salam padanya dengan senyum, tapi Raynare melotot padanya.

Lalu dia menyeringai.

“… Kaupikir kau mengalahkanku, tapi maaf saja. Rencana ini dirahasiakan dari para petinggi, tapi ada Malaikat Jatuh lain yang bersamaku. Kalau aku dalam bahaya, mereka akan—”

“Mereka tidak akan datang untuk membantu.”

Buchou mengatakan itu dengan jelas untuk menolak perkataan Raynare.

“Itu karena aku sudah melenyapkan ketiga Malaikat Jatuh Kalawarna, Malaikat Jatuh Dohnaseek, dan Malaikat Jatuh Mittelt.”

“Bohong!”

Raynare menolak apa yang dikatakan Buchou sambil duduk tegak.

Buchou mengeluarkan tiga bulu hitam.

“Ini adalah bulu ketiganya. Kau bisa membedakan mereka lantaran kau sejenis, 'kan?”

Melihat itu, ekspresi Raynare menggelap.

Sepertinya Buchou berbicara kebenaran.

“Saat aku bertemu dengan Malaikat Jatuh Dohnaseek yang menyerang Ise sebelumnya, aku memprediksi bahwa ada beberapa Malaikat Jatuh merencanakan sesuatu di kota ini. Aku mengabaikannya karena kupikir itu adalah rencana yang melibatkan seluruh Malaikat Jatuh. Bahkan aku tidak cukup bodoh untuk melawan semua Malaikat Jatuh. Kemudian aku mendengar bahwa Malaikat Jatuh bergerak diam-diam, jadi aku pergi untuk berbicara dengan mereka, membawa Akeno denganku. Saat aku bertemu mereka secara pribadi, mereka berseru bahwa itu adalah rencana mereka sendiri. Dengan membantumu, mereka mengatakan, mereka akan dipromosikan ke status yang lebih tinggi. Makhluk rendahan yang bergerak diam-diam untuk tujuan mereka biasanya membual soal rencana mereka.”

Buchou menyeringai.

Raynare menggigit giginya dengan frustrasi.

“Mereka pasti memandang rendah kami karena itu hanya dua perempuan yang mendekati mereka. Jadi aku bertanya pada mereka sebagai hadiah perpisahan. Fufufu, mereka bodoh, Malaikat Jatuh yang tak tahu siapa yang akan mati. Karena mereka bersedia untuk membantu dalam rencana menyedihkanmu, mereka sendiri adalah makhluk rendahan.”

Jadi itu sebabnya. “Hal” yang Buchou urus adalah itu.

Dia melenyapkan Malaikat Jatuh lainnya ….

Buchou tengah memikirkan seluruh kejadian ini juga ….

Tanpa sadar, aku mengatakan hal-hal buruk tentangnya ….

Sialan. Aku sangat emosional sampai rasanya aku ingin menangis.

“Terkena satu tembakan bahkan takkan meninggalkan jejak. Putri bangsawan yang memiliki Kekuatan Pemusnah. Buchou adalah Iblis kuat yang disebut genius di antara kelompok Iblis muda.”

Kiba membuat komentar untuk memuji majikannya.

“Dia juga disebut ‘Crimson-Haired Ruin Princess’, lho?”

Akeno-san mengatakan itu sambil tersenyum.

R-Ruin Princess … sungguh julukan menakutkan ….

Jadi itu membuatku anggota dari grup Ruin Princess. S-seram ….

Buchou melihat lengan kiriku. Kurasa dia melihat gauntlet-ku.

“… Naga Merah. Sampai saat ini tak ada tanda seperti ini … begitu, jadi begitu ….”

Apakah aku saja atau mata Buchou terlihat seperti seolah-olah dia agak terkejut?

“Aku tahu alasan utama mengapa Ise mampu mengalahkan Malaikat Jatuh.”

Buchou mengatakan itu dengan tenang.

“Malaikat Jatuh Raynare. Anak ini, Sacred Gear Hyoudou Issei bukanlah Gear Sacred biasa. Itu sebabnya kau kalah.”

Raynare memiliki wajah bingung usai mendengar Buchou.

“—[Sarung Tangan Kaisar Naga MerahBoosted Gear], sebuah Sacred Gear yang dikatakan yang paling langka dari yang langka. Lambang Naga Merah pada gauntlet-nya adalah buktinya. Kau sudah pernah mendengar nama itu, 'kan?”

Usai mendengarkan Buchou, Raynare menempatkan ekspresi yang sangat terkejut.

“[B-Boosted Gear] … salah satu Alat Pemusnah TuhanLonginus … meski itu untuk sementara, dikatakan bahwa ia memiliki kekuatan untuk melampaui Maou dan Tuhan …. Apa kaubilang bahwa kekuatan penuh kebencian itu dimiliki anak seperti ini!?”

“Jika hanya seperti yang diceritakan legenda, maka kemampuan [Boosted Gear] dapat melipatgandakan kekuatan si pemilik setiap 10 detik. Biarpun kekuatannya dimulai dari 1, itu menggandakan kekuatannya setiap 10 detik, dan dapat mencapai kekuatan Malaikat Jatuh kelas pemimpin dan Iblis Kelas Tinggi. Dan dengan menguasai hal itu, ia bahkan bisa menghabisi Tuhan.”

Serius, Buchou!? Aku bisa mengalahkan Tuhan!?

… Jadi itulah kekuatan Sacred Gear.

Ada tanda Naga Merah terukir di gauntlet-ku.

Jadi alasan mengapa terus berkata “Boost, Boost” karena itu melipatgandakan kekuatanku. Jadi itu sebabnya kekuatanku terus meningkat dalam diriku.

Jadi alasan mengapa Raynare takut padaku adalah karena aku telah mencapai kekuatan yang melampaui dirinya tanpa dia sadari.

Sungguh Sacred Gear yang kuat ….

Aku menatap Sacred Gear di lengan kiriku dengan ketakutan.

[Boosted Gear]. Sacred Gear. Ini adalah Sacred Gear yang luar biasa.

Ah, apakah ini berarti aku bisa mewarisi sebuah legenda sebagai Iblis?

“Yah, tidak peduli seberapa kuat itu, Sacred Gear yang membutuhkan waktu memiliki risiko besar. Tak ada musuh yang akan menunggu penggunanya untuk menjadi lebih kuat. Karena kau meremehkannya, inilah hasilnya.”

Ugh. Benar juga Buchou.

T-tentu, tak ada yang banyak musuh yang akan menungguku untuk menjadi lebih kuat.

Jadi, Sacred Gear-ku kuat tapi memiliki banyak kelemahan.

Buchou mendekatiku. Aku bisa mencium bau sesuatu yang enak dari rambut crimsonnya.

ELUS-ELUS. Buchou mulai mengelus kepalaku.

“Tapi itu menarik. Budakku memang hebat. Sudah kuduga, Ise adalah seorang anak yang menarik. Aku akan lebih memanjakanmu.”

Buchou tersenyum padaku.

Ini senyum yang bagus, tapi terlihat agak menakutkan ….

“B-Buchou?”

“Apa?”

Buchou tersenyum. Aku menundukkan kepala karena aku merasa bersalah.

“Maaf. Saat aku bilang aku akan menyelamatkan Asia, aku mengatakan hal-hal kasar padamu karena kau tidak akan membantu… tapi kau membantu kami di belakang layar dan ….”

Aku hanya ingin meminta maaf.

Aku berpikir bahwa Buchou adalah Iblis berhati dingin. Jadi aku terus bersikap kasar padanya.

Jadi aku perlu untuk mengatakan betapa aku menyesal. Tapi Buchou masih mengelus kepalaku.

Aku menangis tanpa menyadarinya. Ya, aku tidak bisa mencapai tujuanku.

“B-Buchou … aku tak bisa … melindungi Asia ….”

“Kau tak perlu menangis. Melihatmu sekarang, tak ada yang akan menyalahkanmu.”

“Tapi … tapi, aku ….”

Buchou menyeka air mata dengan jemarinya.

“Tak masalah. Kau hanya belum terbiasa sebagai Iblis. Karena itu. Jadilah kuat. Aku akan membuatmu bekerja keras mulai sekarang, jadi bersiaplah. [Pawn]-ku, Ise.”

“Ya.”

Aku akan bekerja keras. Aku pasti akan menjadi lebih kuat.

Aku berjanji.

“Nah, aku akan menyelesaikan pekerjaan terakhirku.”

Mata Buchou menjadi tajam dan terlihat kejam.

Buchou mendekati Raynare. Malaikat Jatuh itu menjadi takut.

“Aku akan melenyapkanmu, Malaikat Jatuh-san.”

Itu nada dingin. Itu diisi dengan niat membunuh.

“Tentu saja, aku akan mengambil kembali Sacred Gear itu juga.”

“K-kau serius!? Kekuatan penyembuhan ini adalah untuk Azazel-sama dan Shemhazai-sama—”

“Menjalani hidupmu demi cinta itu indah. Tapi kau juga tercemar dengan kotoran. Kau tidak punya keanggunan. Dan aku tidak mengizinkan itu.”

Buchou mengarahkan tangannya ke arah Raynare.

Sepertinya dia akan membunuhnya dalam satu serangan.

“Aku, di sini.”

Lalu, bayangan muncul dari balik dinding yang rusak.

Si pendeta—, Freed Sellzen.

Dia pendeta menyebalkan itu! Dia kembali walau pernah melarikan diri!

“Wow! Atasanku dalam bahaya serius! Jadi apa yang akan terjadi sekarang!?”

Raynare berteriak pada kemunculan si pendeta itu:

“Selamatkan aku! Kalau kau menyelamatkanku, aku akan memberikan hadiah atau apa pun yang kau mau!”

Freed tersenyum sadis.

“Hmm, hmm. Aku menerima perintah indah dari Malaikat-sama. Eh? Jadi aku bisa berhubungan seks denganmu? Bagiku, berhubungan seks dengan seorang Malaikat-sama seperti kehormatan terbaik dan itu akan menjadi status sosial yang baik bagiku.”

“Ku … j-jangan main-main dan selamatkan aku!”

Ekspresi Malaikat Jatuh itu penuh dengan kemarahan. Dia juga tampaknya terburu-buru.

Tidak, dia terburu-buru. Dia mungkin berpikir bahwa, “Seorang manusia belaka tidak akan menghianatiku”.

“Ararararara, kau tahu bahwa aku benar-benar serius … maksudku, sesuatu yang sederhana seperti itu baik-baik saja, bukan, Malaikat-sama? Jadi tidak? Begitu? Lalu aku akan pergi sekarang. Bagaimanapun dilihat, aku mengalami kerugian, jadi aku cuma bakal pergi.”

Freed mengatakan itu dengan nada lucu saat meringkuk.

“K-kau seorang pendeta, bukan!? Seharusnya kau menyelamatkanku! Aku Malaikat Jatuh perkasa! Aku—”

“Aku tidak butuh atasan yang kalah dari Iblis sampah. Kau cantik, tapi kau tidak punya rencana dan kau keras kepala. Kau hanya berguna sebagai bahan onani. Jadi mati sana. Nah, Malaikat Jatuh yang ditinggalkan oleh Tuhan tidak akan pergi ke Surga atau Neraka, tapi ketiadaan. Mungkin pengalaman musnah akan membantu? Ah, mustahil. Karena takkan ada yang tersisa. Mustahil. Jadi namusan. Tunggu, itu Buddha. Ah, aku mantan Kristen! Dasar nakal!”

Sehabis mengatakan itu, ia mengarahkan pandangannya ke tempat lain, seolah-olah ia telah kehilangan minat pada Raynare.

Dengan itu, Raynare tampak putus asa.

Dia tampak menyedihkan. Apakah ini nasib Malaikat Jatuh yang mencari kekuatan dan menyebabkan amukan?

Freed tersenyum lebar padaku.

Eh? Aku?

“Ise-kun, Ise-kun. Kau memiliki sebuah kemampuan luar biasa. Aku makin tertarik padamu. Kau begitu layak untuk dibunuh! Kau pasti di Top 5 untuk ‘Iblis yang ingin kubunuh’, jadi bersiaplah, oke? Lain kali kita bertemu, mari kita bertarung romantis sampai mati, oke?”

MERINDING. Aku merasa sesuatu yang dingin yang mengalir melalui punggungku.

Pria itu tersenyum namun memiliki niat membunuh ekstrem.

Sebuah tantangan yang ditujukan padaku. Tidak, pemberitahuan lanjutan untuk membunuhku.

“Selamat tinggal! Sampai jumpa! Ingatlah untuk sikat gigi!”

Freed menghilang segera dari tempat kejadian seusai melambaikan tangannya pada kami.

Dia cepat. Pria itu pergi begitu saja.

Tapi entah kenapa, rasanya aku akan bertemu dengannya lagi.

Ini bukan firasat tapi sesuatu yang aneh.

“Sekarang, Malaikat Jatuh Raynare, yang ditinggalkan oleh hamba sendiri. Menyedihkan.”

Buchou tidak memiliki simpati sedikit pun dalam nadanya.

Raynare mulai menggigil.

Mungkin alasan mengapa aku merasa sedikit kasihan padanya karena dia mantan pacarku “Yuuma-chan”.

Nah, itu juga bagian dari rencana yang kotor.

Lalu, Raynare menatapku. Kemudian dia membuat mata sedih padaku.

“Ise-kun! Tolong selamatkan aku!”

Suaranya itu Yuuma-chan, ketika dia pacarku.

“Iblis ini mencoba membunuhku! Aku cinta padamu! Aku sangat mencintaimu! Itu sebabnya, mari kita habisi Iblis ini bersama-sama!”

Sekali lagi Raynare bertindak seperti Yuuma-chan dan memohon bantuan padaku sambil menangis. Aku bodoh karena merasa menyesal padamu, Yuuma-chan. Tidak, Malaikat Jatuh menyebalkan.

“Selamat tinggal cintaku. Buchou, kumohon … tolong cepat ….”

Mendengar itu, ekspresi Malaikat Jatuh itu membeku.

“… Jangan coba-coba bermain mata dengan budakku yang imut. Musnahlah.”

DON! Kekuatan Iblis ditembak oleh Buchou tidak menyisakan apa-apa dari Malaikat Jatuh itu. Satu-satunya hal yang tersisa adalah perasaan misterius yang kurasakan dan bulu hitam yang mengambang di sekitar gereja.

—D×D—

Cahaya hijau mengambang di sanctuary.

Itu Sacred Gear Asia.

Usai Raynare lenyap, itu bisa dilepaskan.

Cahaya hangat bersinar padaku. Buchou membawa cahaya itu pada tangannya.

“Sekarang, mari kita kembalikan ini pada Asia Argento-san.”

“T-tapi Asia sudah ….”

Ya, Asia tak bisa dibangkitkan lagi. Lagi pula, aku tak bisa menyelamatkannya.

Aku berjanji untuk melindunginya! Aku berjanji untuk menyelamatkannya!

Meskipun aku mengalahkan Malaikat Jatuh, tak ada gunanya untuk datang ke sini jika aku tidak bisa menyelamatkannya ….

Tidak, itu akan menjadi penghinaan terhadap teman-temanku.

Mereka berjuang untukku dan Asia. Mereka bahkan tidak memiliki keuntungan.

“… B-Buchou, semuanya, terima kasih sudah berjuang untukku dan Asia. T-tapi tetap saja, bahkan dengan semua bantuan kalian, Asia sudah ….”

“Ise, menurutmu ini apa?”

Buchou mengambil sesuatu dari sakunya.

Crimson—.

Itu adalah warna merah layaknya darah dan itu bidak catur yang memiliki warna yang sama dengan rambut Buchou.

“Itu, 'kan?”

“Ise, ini adalah bidak catur [Bishop].”

“Huh?”

Aku membuat suara konyol atas jawaban mendadaknya.

“Aku terlambat dalam memberi tahumu ini sekarang tapi Iblis dengan gelar kebangsawanan menerima 15 bidak catur, terdiri dari 8 [Pawn], 2 [Knight], 2 [Bishop], 2 [Rook], dan 1 [Queen]. Seperti dalam permainan catur sungguhan. Aku sudah menggunakan satu [Bishop]-ku, tapi aku masih punya satu lagi.”

Lalu Buchou berjalan menuju Asia sambil memegang bidak catur berwarna crimson di tangannya.

Buchou menempatkan bidak catur [Bishop] crimson di dada tubuh Asia.

“Peran [Bishop] adalah untuk mendukung anggota grup lain. Kekuatan penyembuhan gadis ini dapat berguna sebagai [Bishop]. Ini belum pernah terjadi sebelumnya, tapi akan kureinkarnasikan gadis ini sebagai Iblis.”

Sebuah kekuatan Iblis berwarna crimson mengelilingi tubuh Buchou.

“Atas namaku Rias Gremory. Kau, Asia Argento. Aku, membangkitkanmu kembali ke bumi ini sebagai budakku, dan kau dilahirkan kembali sebagai Iblis. Kau, [Bishop]-ku, akan senang dengan kehidupan barumu!”

Bidak catur berwarna crimson bersinar dan masuk ke dalam tubuh Asia. Pada saat yang sama, Sacred Gear Asia masuk ke dalam tubuhnya.

Buchou menghentikan kekuatan Iblisnya setelah memastikan bahwa bidak catur dan Sacred Gear masuk ke dalam tubuh Asia.

Kemudian Buchou mendesah.

Aku hanya melihat dia dalam keadaan bingung.

Setelah beberapa saat, Asia membuka matanya.

Melihat itu, aku tak bisa menghentikan air mataku.

“Huh?”

Suara Asia.

Suara yang kupikir tidak bisa kudengar lagi.

Rias-buchou memberiku senyum hangat.

“Aku membangkitkannya karena aku ingin kekuatannya yang bisa menyembuhkan Iblis. Fufufu, Ise, mulai sekarang, kau akan melindunginya. Karena kau adalah Iblis seniornya.”

Asia mengangkat bagian atas tubuhnya. Dia melihat sekeliling dan menemukan aku.

“… Ise-san?”

Aku memeluk Asia yang terlihat bingung.

“Ayo kita pulang, Asia.”

 

[1] Panti Imam / Pelataran Imam

Post a Comment

0 Comments