High School DxD 3 Life.3

Life.3 Rencana Menghancurkan Pedang Suci!

“Enggaaaaaaaaak!! Aku mau pulang!!” teriak Saji dan mencoba kabur. Koneko-chan menggenggamnya dan tidak melepaskannya. Saat aku menyarankan rencana untuk menghancurkan Excalibur, Koneko-chan memikirkannya dan setuju.

[Aku akan membantu juga. Ini soal Yuuto-senpai, 'kan?]

Bagus sekali Koneko-chan! Saji di sisi lain membiru dan segera mencoba kabur. Dan Koneko-chan menangkapnya.

“Hyoudou! Kenapa aku!? Itu masalah grupmu, 'kan!? Aku dari Keluarga Sitri! Aku seharusnya tidak ambil bagian dalam ini! Sama sekali enggak!!” debat Saji sambil menangis.

“Jangan katakan itu, Saji. Satu-satunya Iblis yang kukenal yang tampaknya bersedia membantuku adalah kau.”

“Bohong! Mana mungkin aku akan membantumuuuu! Aku bakal dibunuh! Aku bakal dibunuh Kaichouuuuu!!”

Oooh, ketakutanmu terhadap Kaichou muncul di wajahmu. Kaichou pasti sangat seram, ya.

“Majikanmu, Rias-senpai, mungkin tegas dan lembut! Tapi tahukah kau! Kau tahu Kaichou!? Dia tegas DAN tegas!”

Ya. Buchou tegas tapi juga lembut. Apakah itu benar? Jadi Kaichou sangat tegas, ya. Itu bagus untukmu. Setelah aku memutuskan, aku pergi mencari Shidou Irina dan Xenovia di dalam kota bersama Koneko-chan dan Saji.

“Hei Koneko-chan. Kau tahu kalau Kiba adalah korban dari ‘Proyek Pedang Suci’ dan juga menaruh dendam pada Excalibur, 'kan?”

Koneko-chan mengangguk oleh pertanyaanku.

“Saat Irina dan Xenovia mendatangi kita, mereka mengatakan ini.”

[Gereja memutuskan kalau akan lebih baik melenyapkan semua Excalibur daripada membiarkannya digunakan oleh Malaikat Jatuh. Tujuan minimum kita adalah menjauhkan Excalibur dari Malaikat Jatuh.]

“Jadi dengan kata lain mereka harus menghancurkan Excalibur yang dicuri atau merebutnya, 'kan?”

“… Iya. Tepat sekali.”

“Itulah alas an yang kupikir kita bisa membantu mereka merebutnya. Dengan menjadikan Kiba sebagai tokoh utama. Tiga pedang telah dicuri, jadi mereka tidak akan keberatan kalau kita merebut atau menghancurkan salah satunya.”

“… Kau ingin Yuuto-senpai menghancurkan Excalibur dan memenuhi keinginannya, 'kan?”

Benar. Aku menganggukkan kepalaku sambil tersenyum. Jika itu terjadi, maka Kiba akan membalas dendam dan semuanya akan baik-baik saja. Lalu dia akan terus melakukan pekerjaan Iblis dengan kami dengan senyuman. Itulah yang kupikirkan.

“Kiba ingin menang melawan Excalibur dan menyelesaikan dendam temannya dan mantan temannya. Xenovia dan Irina ingin mengambil Excalibur dari Malaikat Jatuh biarpun harus menghancurkan mereka. Kita memiliki tujuan yang sama. Apa yang tersisa adalah untuk melihat apakah mereka berdua akan mendengarkan perkataan kita Iblis.”

“… Sepertinya sulit.”

“Hmmmm, ya.”

Itu seperti kata Koneko-chan. Sejujurnya, kemungkinan hal itu terjadi tidak terlalu tinggi. Dan juga ….

“… Ini dirahasiakan dari Buchou dan anggota lainnya.”

Ya. Seperti katanya. Kami tidak boleh ini diketahui oleh Buchou dan Akeno-san. Buchou pasti takkan setuju.

[Biarpun itu demi Yuuto, kita tak bisa menaruh leher kita dalam masalah yang melibatkan Malaikat.]

Itulah yang akan Buchou ucapkan. Bagaimanapun juga dia adalah Iblis Kelas Tinggi, jadi dia akan bersikap tegas soal ini. Sewaktu aku pergi untuk menyelamatkan Asia, dia menentangnya. Aku juga harus merahasiakannya dari Asia. Dia tipe orang yang tak bisa menyembunyikan sesuatu. Dia juga buruk dalam berbohong.

“… Saat kita pergi dan berbicara dengan mereka, itu mungkin akan menyebabkan pertengkaran dan ketegangan antara kita dan mereka mungkin menjadi lebih buruk.”

Itu akan berakhir bila itu terjadi. Aku harus melakukan sesuatu bahkan jika aku harus mempertaruhkan nyawaku. Uoooo. Kalau begitu aku mungkin mati ….

“Karena itulah kau bisa pergi, Koneko-chan. Saji. Kau juga bisa kabur kalau berbahaya.”

“Biarkan aku kabur sekaraaaang!! Itu yang terburuk! Aku bakal dibunuh Kaichou kalau aku melakukan sesuatu seperti menghancurkan Excalibur tanpa sepengetahuannya! Dia pasti bakal menyiksakuuuuuuu!”

Nah, nah. Jangan menangis dan tetap bersamaku. Kau bisa kabur kalau berbahaya.

“Mungkin negosiasi akan sukses. Kalau itu terjadi, maka aku ingin kau membantuku.”

“Uwaaaaaa! Itu sangat tidak bertanggung jawab! Aku bakal mati! Aku pasti bakal dibunuh!!”

Kau benar. Tapi tak ada Iblis cowok lain yang bisa kuajak bicara. Aku bergantung padamu, Saji.

“Aku tak akan lari. Ini untuk teman kita.”

… Koneko-chan mengatakannya padaku dengan mata penuh kekuatan. Gadis ini … tidak peduli apa katanya, dia selalu membara. Dia juga bersemangat tinggi dalam pertandingan melawan Phoenix. Kupikir perasaannya terhadap teman-teman sangat kuat.

 

Dua puluh menit setelah mencari mereka di kota. Tidak mudah menemukan dua wanita berjubah putih dalam misi penyamaran ….

“Tolong beri berkat kepada anak domba yang hilang-”

“Tolong beri kami sedekah atas nama bapa di Surga!”

Kami menemukannya dengan mudah. Ada dua gadis berjubah putih, berdoa di jalan. Wow. Mereka menonjol. Mudah untuk menemukannya. Sepertinya mereka cukup bermasalah. Orang-orang yang berjalan melewati mereka menatap mereka dengan aneh.

“Bagaimana ini bisa terjadi? Inikah realitas negara maju Jepang? Itu sebabnya aku tak suka negara yang tak punya bau kepercayaan kita.”

“Jangan katakan itu, Xenovia. Kita kehabisan uang. Jadi kita harus bergantung pada amal dari para orang sesat ini atau kita tak bisa mendapatkan makanan, tahu? Aaah, kita bahkan tak bisa membeli sepotong pun roti!”

“Hmph. Itu semua terjadi karena kau membeli lukisan palsu itu.”

Xenovia menunjuk pada lukisan seorang saint yang digambar dengan sangat buruk. Apa itu tadi? Apa mereka ditipu dalam pameran palsu?

“Apa katamu? Lukisan ini memiliki gambar seseorang yang terlihat seperti saint! Itu juga yang dikatakan orang dalam pameran itu!”

“Lalu apakah kau tahu siapa orang dalam gambar itu? Aku pastinya tidak.”

Orang di dalam gambar itu jelas terlihat seperti orang asing dan mengenakan pakaian yang jelek dan memiliki sesuatu di kepalanya. Ada juga bayi Malaikat di latar belakang dengan terompet yang melayang di udara.

“… Kupikir itu … Saint … Peter …?”

“Jangan bodoh. Saint Peter takkan terlihat seperti ini.”

“Tidak, dia pasti terlihat seperti ini! Aku yakin!”

“Aaah, kenapa partnerku harus orang sepertimu … Tuhan, apakah ini juga cobaan?”

“Hei, jangan tundukkan kepalamu. Kau benar-benar mengalami depresi saat kau sedang down, bukan.”

“Tutup mulutmu! Itu sebabnya umat Protestan disebut sesat! Kalian memiliki keyakinan yang berbeda dari kami umat Katolik! Tunjukkan lebih banyak rasa hormat kepada para saint!”

“Apa! Apa salahnya, Katolik-lah yang salah di mana mereka masih mematuhi hukum lama!”

“Apa katamu, sesat?”

“Apa katamu, sesat!?”

Keduanya mulai berdebat dengan membenturkan kepala mereka ….

GRRR. Lalu kami mendengar suara perut mereka yang keroncongan saat kami berada jauh dari mereka. Keduanya jatuh ke tanah dengan perut keroncongan.

“… Pertama-tama, mari lakukan sesuatu untuk mengisi perut kita. Atau, ini bukan soal mengambil Excalibur lagi.”

“… Kau benar. Kau ingin mendapatkan uang dari orang-orang sesat dengan mengancam mereka? Kupikir Tuhan akan mengampuni kita bila kita mengancam para sesat.”

“Kau berencana untuk menyerang kuil? Atau kau berencana untuk mencuri kotak persembahan mereka? Jangan lakukan juga. Mari gunakan pedang kita untuk melakukan pertunjukan. Ini adalah hiburan internasional yang bekerja di setiap negara.”

“Itu ide yang bagus! Kalau kita bisa memotong buah dengan Excalibur kita, lalu kita bisa mengumpulkan uang!”

“Ya, kita tidak punya buah. Mau bagaimana lagi. Mari kita potong gambar itu.”

“Enggak! Kau tak bisa memotong ini!”

Keduanya mulai bertengkar lagi. Aku pergi ke arah mereka berdua meskipun aku sakit kepala. Sungguh. Mereka tidak tampak seperti gadis yang bertarung denganku di ruang klub beberapa hari yang lalu.

—D×D—

“Lezat! Masakan Jepang tuh enak!”

“Ya, ya! Ini dia! Ini adalah rasa makanan tanah airku!”

Xenovia dan Irina mulai mengisi perut mereka dengan hidangan yang mereka pesan di restoran keluarga. Astaga mereka rakus sekali. Apa mereka benar-benar pembunuh yang dikirim dari Gereja Kristen?

Ketika mereka melihat kami sebelumnya, mereka menatap kami dengan mata lapar.

“Ummm … kami akan makan sekarang, apa kalian mau ikut juga?”

Saat aku tanya mereka, mereka langsung bilang “oke”.

[Kita menjual jiwa kita kepada Iblis.]

[Ini juga untuk menyelesaikan misi kita.]

Mereka mengatakan sesuatu seperti itu saat kami dalam perjalanan ke sini. Aku khawatir dengan uangku tapi Koneko-chan bilang dia juga akan membayar. Tidak jantan kalau aku membuat seorang gadis membayar! Terutama karena dia adalah juniorku! Itulah yang ingin kukatakan, tapi setelah melihat keduanya makan, aku akan berada dalam masalah besar jika kami tidak membayar sama-sama. I-ini juga untuk klub. Ini untuk grup kami. Sialan kau Kibaaaa! Aku akan melalui semua kesulitan ini untukmu! Aku pasti akan membuat Kiba mengenalkanku pada salah satu klien seksinya!

“Fiuh. Sekarang aku sudah kenyang. Dunia pasti berakhir lantaran kita dibantu Iblis.”

Itulah yang Xenovia katakan.

“Hei. Kami mentraktirmu makanan dan itu yang kaukatakan?”

Aku mengatakannya sambil menahan emosiku. Aku tak bisa berbicara dengan mereka dengan kata-kata yang kuat. Kalau tidak, kami tidak bisa bernegosiasi.

“Pheeeew! Terima kasih untuk makanannya. Aaaah Tuhan, tolong beri amal kepada Iblis ini,” ucap Irina sambil menggunakan salibnya.

[Auu!]

Saat itu aku pusing. Hal yang sama terjadi pula pada Koneko-chan dan Saji sehingga mereka menyentuh kepala mereka juga. Sepertinya kami Iblis menerima beberapa dampak lantaran dia menggunakan salibnya.

“Ah, maafkan aku. Aku melakukannya tanpa pikir panjang.”

Irina tersenyum dengan wajah imut. Keduanya terlihat seperti bishoujo jika kau melihatnya secara normal. Xenovia meminum secangkir air dan menarik napas dalam-dalam. Dia lalu bertanya, “Jadi, kenapa kalian datang kepada kami?”

! Aku tak pernah menyangka dia akan langsung ke intinya. Yah, sepertinya kami tidak bertemu mereka secara kebetulan.

“Kalian berdua datang ke negara ini untuk merebut Excalibur, 'kan?”

“Benar. Kami sudah memberi tahumu hal itu sebelumnya.”

Keduanya sepertinya tidak memberi kami niat bermusuhan karena mereka baru saja menghabiskan makanan mereka. Tak ada gunanya bertarung melawan kami di restoran keluarga ini, dan bahkan jika kami bertarung, mereka yakin mereka bisa mengalahkan kami dengan mudah.

“Aku ingin membantu kalian menghancurkan Excalibur.”

Keduanya tampak terkejut dengan apa yang baru saja kukatakan. Mereka juga saling memandang.

GLEK. Aku menelan air liurku dan menunggu keputusan mereka. Wow, seram. Mengerikan! Jika mereka menolak kami maka kami berada dalam masalah besar. Mungkin akan berubah menjadi pertarungan antara Malaikat, Malaikat Jatuh, dan Iblis! Kalau dipikir-pikir, Excalibur dianggap sebagai hal yang cukup penting. Dan menghancurkan itu bersama Iblis seperti kami mungkin merupakan penghinaan bagi mereka, mungkin? Aku semakin khawatir tentang hal-hal seperti itu, saat Xenovia membuka mulutnya.

“Ya. Mungkin tidak masalah meninggalkan satu pedang untuk kalian. Kalau kalian bisa menghancurkannya, itu saja. Tapi pastikan identitas kalian tidak terungkap. Kami juga tidak ingin petinggi dan musuh kami berpikir bahwa kami berhubungan dengan kalian.”

… Aku baru saja membuka mulut karena aku tidak menyangka kalau dia akan memberi kami izin seperti itu. Apa ini baik-baik saja? Serius? Beneran?

“Hei, Xenovia. Kau yakin? Biarpun itu Ise-kun, dia tetaplah Iblis, tahu?”

Irina mengajukan keberatan. Nah, itulah respons yang normal.

“Irina. Sejujurnya, akan sangat sulit untuk merebut tiga Excalibur dan melawan Kokabiel hanya dengan kita berdua.”

“Aku tahu. Tapi …!”

“Target minimum yang harus kita capai adalah menghancurkan ketiga Excalibur atau mengambilnya kembali. Kalau Excalibur kita juga dicuri, lalu kita harus menghancurkannya sebelum hal itu terjadi. Biarpun kita menggunakan pilihan terakhir, hanya ada 30 persen kemungkinan kita akan berhasil dalam misi kita dan pulang dengan selamat.”

“Meski begitu, kita pikir tingkat keberhasilannya cukup tinggi untuk datang ke negara ini dengan siap mempertaruhkan nyawa.”

“Ya. Para petinggi juga memberi tahu kita untuk melanjutkan misi kita juga dan mengirim kita ke negara ini. Ini hampir seperti pengorbanan diri.”

“Dan bukankah itu yang kita, para pengikut, inginkan?”

“Aku berubah pikiran. Keyakinanku fleksibel. Jadi aku bisa bertindak dengan cara terbaik.”

“Kau! Aku sudah memikirkannya sejak lama, tapi keyakinanmu agak aneh!”

“Aku takkan menyangkalnya. Tapi kupikir tugas kitalah untuk menyelesaikan misi kita dan kembali dengan selamat. Aku akan hidup dan terus berjuang untuk Tuhan. Apa aku salah?”

“… Kau tidak salah. Tapi ….”

“Karena itulah kita tak akan meminta bantuan dari Iblis. Sebagai gantinya kita meminta bantuan dari Naga. Para petinggi tidak menyuruh kita untuk tidak meminjam kekuatan Naga.”

Xenovia lalu menatapku. Naga … dia membicarakan aku. Makhluk yang bersemayam di lengan kiriku … Sekiryuutei.

“Tak kusangka aku akan bertemu Sekiryuutei di negara yang jauh seperti ini. Biarpun kau berubah menjadi Iblis, aku melihat kekuatan naga di dalam dirimu masih ada. Jika seperti yang dikatakan legenda, maka kau dapat meningkatkan kekuatanmu hingga setingkat Maou, 'kan? Kalau mencapai kekuatan Maou, lalu kau bisa menghancurkan Excalibur tanpa keringat. Aku juga berpikir bahwa itu adalah perbuatan Tuhan sehingga kita mengadakan pertemuan ini.”

Xenovia berkata dengan gembira.

“T-tentu saja mereka tidak menyuruh kita untuk tidak meminjam kekuatan Naga …. Tapi kau cuma bicara omong kosong! Keyakinanmu memang aneh!”

“Aneh baik-baik saja denganku. Tapi, Irina. Dia teman masa kecilmu, 'kan? Mari percaya padanya. Kekuatan sesosok Naga.”

Irina terdiam oleh ucapan Xenovia, tapi ekspresinya menunjukkan kalau dia tak masalah untuk saat ini. Oh! Kalau begitu tak apa-apa? Serius? Tapi bagiku untuk meningkatkan kekuatanku menjadi Maou, aku harus meningkatkan kemampuanku lebih jauh. Tapi kalau aku mentransfer kekuatanku yang kutingkatkan secara maksimal pada Kiba, dia bisa menyamai atau melampaui Excalibur. Aku yakin kemungkinannya sangat tinggi.

“Oke. Negosiasi berhasil. Aku akan meminjamkan kalian kekuatan Nagaku. Kalau begitu bisakah aku menelepon partnerku untuk kerja sama ini?”

Aku mengeluarkan ponselku dan menelepon Kiba.

 

“… Aku mengerti situasinya.”

Kiba menutup mulutnya dengan kopi setelah dia mendesah. Kami memanggil Kiba ke restoran keluarga.

[Aku bersama dua pengguna Excalibur itu. Aku ingin kau datang ke sini juga Kiba.]

Saat kubilang begitu, dia datang tanpa mengeluh.

“Sejujurnya, aku merasa tak puas saat pengguna Excalibur memberiku izin menghancurkannya.”

“Itu cara bicara yang kasar. Jika kau adalah ‘Iblis Liar’, aku akan menghabisimu tanpa basa-basi.”

Kiba dan Xenovia saling melotot. Hei, hei. Mari kita tidak bertarung sebelum strategi kerja sama.

“Jadi kau menaruh dendam tentang ‘Proyek Pedang Suci’. Melawan gereja dan Excalibur.”

Kiba menajamkan pandangannya pada ucapan Irina.

“Jelas,” jawabnya dengan suara rendah dan dingin.

“Tapi Kiba-kun. Berkat proyek itu, penelitian pengguna pedang suci menunjukkan hasil. Itulah mengapa itu menciptakan orang-orang seperti Xenovia dan aku yang bisa melakukan sinkronisasi dengan pedang suci.”

“Menurutmu, apakah membunuh semua subjek uji sebagai tindakan yang memaafkan karena proyek tersebut dianggap gagal?”

Kiba menatap Irina dengan mata penuh kebencian. Tentu saja membunuh mereka kejam. Itu terlalu kejam. Kupikir itu adalah tindakan tidak manusiawi bagi mereka yang percaya pada Tuhan. Bahkan Irina tak tahu cara meresponsnya. Lalu Xenovia berbicara, “Kejadian itu juga menjadi salah satu kasus terparah di antara kami dan masyarakat merasa jijik. Orang yang bertanggung jawab atas proyek tersebut pada saat itu dikatakan memiliki masalah dengan keyakinannya. Jadi dia dituduh sesat. Sekarang dia salah satu dari orang-orang di pihak Malaikat Jatuh.”

“Di pihak Malaikat Jatuh? Siapa nama orang itu?”

Kiba tertarik dan bertanya pada Xenovia.

“… Valper Galilei. Pria yang disebut ‘Uskup Agung Genosida’.”

Valper. Jadi itulah nama musuh Kiba.

“… Jika aku mengejar Malaikat Jatuh, bisakah aku menghubunginya ….”

Mata Kiba memiliki warna kebulatan tekad baru. Hanya mengetahui targetnya adalah langkah besar baginya.

“Kalau begitu sepertinya aku harus berbagi informasi juga. Suatu hari aku diserang oleh seseorang yang memiliki Excalibur. Saat itu, dia membunuh seorang pendeta. Orang yang terbunuh mungkin dari organisasimu.”

[!]

Semua orang terkejut. Jelas! Aku tak pernah menyangka bahwa Kiba akan terlibat sebelum kami! Jadi, kenapa dia diam tentang itu sepanjang waktu? Aku yakin dia punya sesuatu dalam pikirannya.

“Nama orang itu adalah Freed Sellzen. Apa nama ini terdengar akrab?”

Freed! Si pendeta berengsek itu! Aku mengingatnya dengan sangat baik. Dia pendeta gila dari kejadian sebelumnya! Dia masih di kota ini!? Xenovia dan Irina sama-sama menatap tajam pada ucapan Kiba.

“Aku mengerti. Jadi, itu dia.”

“Freed Sellzen. Mantan Exorcist dari Vatikan. Genius yang menjadi Exorcist pada usia 13 tahun. Dia memiliki banyak prestasi besar karena dia terus melenyapkan Iblis dan makhluk mistis.”

“Tapi dia berlebihan. Dia bahkan membunuh sekutunya. Freed tidak pernah punya keyakinan terhadap Tuhan kami sejak awal. Satu-satunya hal yang dia punya adalah melawan naluri dan niat membunuh terhadap monster. Dan obsesi abnormal untuk pertempuran. Itu masalah waktu dia akan dituduh sesat.”

Aaah. Jadi, kalian juga punya masalah dengannya. Aku mengerti perasaan itu.

“Begitukah? Freed menggunakan Excalibur yang dia curi untuk membunuh sesama pengikut kami. Bagi kami yang harus membayar harganya karena kelompok pembuangan tidak bisa menjaganya kala itu.”

Xenovia mengatakannya dengan kebencian. Freed pasti dibenci banyak orang. Jelas sekali.

“Omong-omong, mari beralih ke strategi kerja sama.”

Xenovia mengeluarkan pulpen dan menggunakannya untuk menulis di buku memo. Dia memberi kami detail kontaknya.

“Jika terjadi sesuatu, hubungi nomor ini.”

“Terima kasih. Jadi, kami juga harus ….”

“Kami sudah menerima nomor Ise-kun dari Oba-sama.”

“Serius!? Kaa-san!? Dia memberikannya tanpa izinku!?”

Dia memberi tahu nomor putranya tanpa izin.

[Kenapa kau tidak menelepon dia?]

Dia mungkin memberinya nomorku seperti itu karena kami adalah teman masa kecil!

“Ya sudah. Aku akan membayarmu untuk makanannya di lain waktu, ‘Sekiryuutei’ Hyoudou Issei.”

Xenovia berdiri setelah mengatakan itu.

“Terima kasih untuk makanannya, Ise-kun! Traktir aku lagi lain kali juga! Biarpun kau adalah Iblis, Tuhan akan mengizinkannya jika Ise-kun yang mentraktirku makan! Tidak apa-apa kalau itu makanan!”

Irina berterima kasih padaku sambil mengedipkan mata. Bolehkah keyakinan agamamu seperti itu? Kami mengantar mereka berdua, dan kami semua menghela napas dalam-dalam.

Fuuuu. Entah bagaimana itu berjalan mulus. Kupikir itu adalah rencana yang sembrono, tapi ternyata lebih mudah dari yang kukira. Aku merasa merinding ketika aku berpikir bahwa aku mungkin akan ditebas oleh Excalibur jika aku gagal dalam negosiasi. Itu bisa saja menjadi pemicu perang antara Iblis dan umat Tuhan … itu langkah yang cukup berani buatku.

“… Ise-kun. Kenapa kau melakukan ini?” tanya Kiba dengan tenang. Dia pasti bertanya-tanya mengapa aku membantunya membalas dendam.

“Yah, kita 'kan teman. Dan kita termasuk dalam grup yang sama. Dan kau membantuku sebelumnya juga. Bukannya aku mencoba membalas budi, tapi kupikir aku akan membantumu kali ini.”

“Jika aku bertindak sendiri, maka aku akan menimbulkan masalah bagi Buchou. Itu juga alasannya, 'kan?”

“Tentu saja. Buchou bakal sedih kalau kau terus mengamuk. Yah, fakta kalau aku membuat rencana ini sendiri bakal menimbulkan masalah bagi Buchou juga. Tapi itu lebih baik daripada menjadi ‘Liar’, bukan? Ternyata itu berhasil, karena kita membuat kesepakatan dengan orang-orang dari gereja itu.”

Kiba masih belum terlihat puas. Ummm, dia cukup sulit untuk dihadapi. Lalu Koneko-chan berbicara, “… Yuuto-senpai. Aku akan kesepian … jika Senpai menghilang.”

Koneko-chan memasang wajah sedih. Dia biasanya tidak emosional, jadi perubahan mendadak berdampak besar pada semua cowok di sini.

“… Aku akan membantumu … itu sebabnya tolong jangan pergi.”

… Daya tarik Koneko-chan. Oh, sial. Meskipun dia tidak mengatakannya padaku, aku merasakan detak jantungku tak menentu. Aaah, aku pasti tak bisa mengkhianati grup kami. Jika seorang kouhai mengatakan itu padaku, aku pasti tak bisa memberontak! Kiba terlihat bermasalah, tapi kemudian menunjukkan wajah tersenyum.

“Hahaha. Aku menyerah. Kalau Koneko-chan bilang begitu padaku, lalu aku tak bisa melakukan hal sembrono. Oke. Aku akan bekerja denganmu. Berkat Ise-kun, aku tahu siapa musuh sejatiku. Tapi karena kita melakukan ini, kita pasti akan mengalahkan Excalibur.”

Oh! Kiba juga sangat ingin melakukan ini sekarang! Koneko-chan tersenyum karena dia merasa lega. Sialan! Kau terlihat sangat imut Koneko-chan! Aku merasakan detak jantungku tak menentu meskipun aku bukan seorang lolicon!

“Baiklah! Sekarang kita telah membentuk kelompok untuk menghancurkan Excalibur! Ayo kalahkan Excalibur yang dicuri dan Freed sialan itu!”

Aku sangat bersemangat! Baik! Kami akan melakukannya seperti ini! Kupikir kami bisa melakukannya kalau itu aku, Kiba, dan Koneko-chan! Tidak, kami bisa melakukannya! Tunggu kami Excalibur, Freed! Tapi ada satu orang yang tidak begitu bersemangat melakukannya.

“… Ummm, apa aku harus melakukannya juga?” tanya Saji pada kami sambil mengangkat tangannya.

“Maksudku, aku sama sekali tidak terlibat dalam hal ini … lagian, bagaimana Kiba dan Excalibur berhubungan?”

Oh, ya. Orang ini tak tahu soal Kiba dan Excalibur. Bagi Saji, dia mungkin tidak mengerti apa yang terjadi di percakapan sebelumnya.

“… Mari kita bicara sebentar.”

Kiba lalu mulai membicarakan masa lalunya setelah dia meminum kopi. Proyek yang direncanakan Gereja Katolik secara diam-diam. Proyek pedang suci. Tes untuk membuat banyak orang yang bisa menggunakan pedang suci tengah berlangsung di institut tertentu. Ada anak lelaki dan perempuan yang memiliki bakat dalam menggunakan pedang dan pemilik Sacred Gear. Hari demi hari, mereka menjalani eksperimen yang tidak manusiawi. Mereka sedang diujicobakan dan hak kebebasannya dirampas. Mereka tidak diperlakukan sebagai manusia dan hidup mereka diabaikan. Tapi mereka punya mimpi. Untuk hidup. Mereka dipaksa untuk percaya bahwa mereka dicintai oleh Tuhan, dan mereka hanya menunggu “hari itu” datang. Mereka percaya bahwa mereka akan menjadi makhluk istimewa. Mereka percaya kalau mereka bisa menjadi orang yang bisa menggunakan pedang suci. Tapi hasilnya adalah “pembuangan”. Kiba dan teman-temannya tak bisa menggunakan pedang suci.

“… Semua orang mati. Mereka dibunuh. Dibunuh oleh mereka yang melayani Tuhan. Tak ada yang menyelamatkan kami. Hanya karena kami tak bisa menggunakan pedang suci. Anak laki-laki dan perempuan lainnya dimasukkan ke dalam gas beracun saat masih hidup. Mereka menaruh gas beracun pada kami sambil mengucapkan ‘amin’. Kami muntah darah dan menderita di lantai. Meski begitu, kami mencari bantuan dari Tuhan.”

Kiba menceritakan kisahnya. Kami mendengarkan dia tanpa suara. Kiba entah bagaimana berhasil melarikan diri dari laboratorium, tapi gas beracun sudah menginfeksinya. Selain dari orang-orang tertentu, subjek tes yang memiliki kemampuan lebih rendah dari rata-rata semuanya dibuang karena tidak dibutuhkan. Kiba yang berhasil melarikan diri, bertemu dengan Buchou yang datang untuk mengamati Italia saat dia sekarat. Dan sekarang dia ada di sini.

“Aku ingin mencapai penyesalan teman-temanku. Tidak, aku tidak ingin kematian mereka sia-sia. Aku harus terus tinggal menggantikan mereka, dan aku harus membuktikan kalau aku lebih kuat dari Excalibur.”

… Masa lalunya sungguh intens. Asia juga memiliki masa lalu yang menyedihkan. Tapi Kiba telah menjalani kehidupan yang sulit dibayangkan … sejujurnya, aku tak bisa memahami rasa sakit yang Kiba alami. Tapi menurutku sulit untuk hidup, hanya untuk balas dendam. Buchou bilang kalau dia menjadikannya budaknya sehingga dia bisa menggunakan bakatnya pada sesuatu selain mengalahkan pedang suci.

“Uuuuuuu … hiks ….”

Kami mendengarkan masa lalu Kiba dengan serius, tapi kami mendengar seseorang menangis. Itu Saji. Dia menangis dengan keras. Banyak air mata menetes dari matanya, dan menangis keras. Ingusnya juga menetes … Saji meraih tangan Kiba dan berkata, “Kiba! Pasti sangat mengerikan! Pasti menyakitkan! Sial! Tak ada Tuhan atau harapan di dunia ini! Saat ini, aku sangat bersimpati padamu! Ya, itu kisah yang mengerikan! Aku mengerti kenapa kau menaruh dendam pada orang-orang dari gereja dan Excalibur itu!”

Oooh. Lihat bagaimana Saji berbicara.

“Sejujurnya, aku tidak menyukaimu sebelumnya karena kau si cowok tampan … tapi sekarang berbeda! Aku juga akan membantu! Aku bersedia menerima hukuman dari Kaichou! Tapi sebelum itu kita harus menghancurkan Excalibur! Aku juga akan bekerja keras! Kau juga harus terus hidup! Jangan pernah mengkhianati Rias-senpai yang menyelamatkanmu!”

Apa yang dia katakan itu aneh … tapi dia juga sepertiku, dia penuh gairah! Lebih tepatnya dia orang baik. Ya, dia bukan orang jahat. Aku merasa tidak enak menyeretnya ke dalam ini, tapi sepertinya tidak apa-apa.

“Oke! Waktu yang tepat! Aku ingin kalian mendengar ceritaku! Kalian harus tahu tentang aku jika kita bekerja sama!”

Saji tampak agak malu, lalu mengatakannya dengan mata berbinar.

“Impianku adalah … membuat Kaichou hamil dan menikahinya! Tapi, tahukah kalian … bikin seorang cewek hamil dan menikahinya sulit buat cowok tidak populer sepertiku. Tak ada cewek yang bisa kuhamili … tapi suatu saat akan kubuat dia hamil dan menikahinya ….”

… Setelah mendengar pengakuan Saji, ada sesuatu di dalam diriku yang keluar. Lalu ada banyak tetesan air mata mengalir dari mataku. Tentu saja. Tentu saja idiot! Cowok ini! Saji! Dia sama denganku! Dia sejenisku! Dia memiliki pemahaman yang sama tentang dunia denganku … aku hampir menangis karena aku tersentuh. Tapi aku meletakkan tanganku di mulut untuk menghentikannya. Aku mengambil tangan Saji dan mengatakannya langsung padanya,

“Saji! Dengarkan aku! Tujuanku adalah untuk meremas oppai Buchou … dan kemudian mengisapnya!”

“…!”

TES. Setelah jeda, lebih banyak air mata mengalir dari mata Saji.

“Hyoudouuuu! Kau paham apa yang kauucapkan? Apa kau mengerti betapa sulitnya mimpi itu, menyentuh oppai Iblis Kelas Tinggi …. Untuk menyentuh oppai majikanmu?”

“Saji. Kau bisa menyentuhnya. Kau bisa menyentuh oppai Iblis Kelas Tinggi … kau bisa menyentuh oppai majikanmu! Aku benar-benar meremas oppai Buchou dengan tangan ini,” kataku sambil menggerakkan tanganku. Saji melihat tanganku dengan wajah kaget.

“Mustahil!? Sesuatu seperti itu mungkin!? Kau enggak bohong, 'kan!?”

“Aku enggak bohong. Oppai majikan memang jauh. Tapi bukannya kau tidak bisa mencapainya.”

“Mengisapnya…!? Mengisap oppai Ka-Kaichou… maksudmu puting, 'kan …? Tempat di mana kau bisa mengisap adalah putingnya, 'kan …?”

“Bego! Kalau kau mau mengisap oppai, maka puting adalah satu-satunya yang bisa kauisap! Iya! Aku bakal mengisap putingnya!”

“…!!”

Saji mulai menangis seperti laki-laki setelah mendengar ucapan hebatku.

“Saji! Kita mungkin menjadi [Pawn] tak berguna kalau kita sendirian. Tapi itu berbeda kalau ada kita berdua. Kita bisa terbang kalau kita berdua! Kita bisa bertarung kalau kita berdua! Kita bisa melakukannya kalau kita berdua! Kita bisa bikin mereka hamil dan menikahi mereka kalau kita berdua! Ayo berhubungan seks dengan majikan kita sendiri!”

“Yeah. Iya!”

Tak ada yang mustahil kalau dua cowok itu jatuh cinta pada oppai majikannya! Kami bergandengan tangan dan mengangguk. Rekan. Teman bertarung. Meskipun aku menggunakan banyak kata, aku tak bisa menjelaskan hubungan di antara kami. Saat itu Saji dan aku merasakan sesuatu dengan semangat kami dan kami saling terhubung.

“… Ahaha.”

“… Kalian adalah yang terburuk.”

Kiba dan Koneko-chan yang berada di samping kami mendesah. Jika aku melihat sekeliling, semua orang di restoran akan melihat kami dengan mata aneh. Jangan pedulikan mereka. Dengan ini “pasukan penghancur Excalibur” telah dibentuk.

—D×D—

Beberapa hari kemudian ….

Aku sedang duduk di kursiku di kelas, mendesah berat. Setiap hari kami berempat; aku, Kiba, Koneko-chan, dan Saji mencari Excalibur. Lawan kami yaitu si pendeta berengsek Freed yang bekerja di bawah Malaikat Jatuh.

Rupanya, dia sedang memburu para pendeta yang diutus gereja. Jadi kami berkeliaran di sekitar kota dengan mengenakan pakaian pendeta tetapi tetap tidak dapat menemukannya. Perasaan sejatiku adalah aku tak mau bertemu dia lagi. Kami mengenakan pakaian pendeta yang diberikan Xenovia kepada kami yang membuat kekuatan iblis kami tetap rendah, tapi tetap tak bisa bertemu dengannya. Di mana si pendeta berengsek itu bersembunyi?

Aku ingin menemukannya agar Kiba bisa menghancurkan Excalibur … kalau terus begini, kami bakal ditemukan Buchou dan terlibat dalam masalah besar. Dia mulai curiga pada kami … maaf Buchou karena melakukan hal seperti ini tanpa memberi tahumu. Aku akan banyak meminta maaf kepadamu setelahnya. Aku akan bekerja keras juga. Itu sebabnya tolong biarkan kami melakukan ini. Dengan itu, aku meminta maaf padanya di dalam hati.

“Wajahmu serius akhir-akhir ini, Ise,” ucap Motohama sambil memperbaiki posisi kacamatanya.

“Eh? Aaah, yah begitulah. Bahkan aku kadang-kadang harus memikirkan hal-hal tertentu.”

“Masa? Apa kau sedang memikirkan meraba oppai Rias-senpai atau oppai Himejima-senpai?”

“Aku selalu kesulitan memilih itu setiap hari, Motohama. Omong-omong, dalam segi ukuran, Buchou menang. Buchou juga menang dalam segi kesempurnaan. Tapi dalam segi kelembutan Akeno-san menang … cop, punya Buchou lebih berdaging tapi daging Akeno-san memiliki keseimbangan yang bagus dengan oppai dan areola. Jadi itu mengingatkanku pada sesuatu seperti Yamato Nadeshiko! Dalam segi kesenangan, meraba-raba oppai Buchou akan menang. Tapi oppai Akeno-san juga besar.”

“Kalau kau terus melakukan itu, suatu hari kau bakalan dibunuh para pemuja oppai, tahu? Mereka ada banyak di sekolah ini.”

“Motohama … oppai lebih penting dari kehidupan.”

“… Dalam sekali. Aku merasakan kejutan di hatiku.”

CUBIT. Ada seseorang yang mencubit pipiku. Itu Asia-chan. Sepertinya suasana hatinya sangat buruk.

“Ahia-khan afa hang haulahuhan?”

“………………….”

Asia mencubit pipiku tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tapi sepertinya Asia, karena dia tidak mencubitku dengan keras. Dia pasti sudah mendengar semua yang baru saja kukatakan ….

“Sial! Ise, dasar Raja Agung EroEro-daiou! Kau telah merusak Klub Penelitian Ilmu Gaib! Dan bukan itu saja, tapi kau juga menerima perlakuan seperti itu dari Asia-chan! Tidaaaaaaaaaaaaaak!”

Matsuda meludahkan amarahnya padaku sambil menundukkan kepalanya.

“… Kami tahu, Ise. Rupanya kau menggandengkan tanganmu dengan Rias-senpai dan Asia-chan setelah aktivitas klubmu, bukan? Apa kau mencoba pulang sambil memiliki dua bunga di pelukanmu? Kau mestinya terlempar ke dimensi lain dan dilebur monster berlendir.”

Enggak, enggak, Motohama. Ini tidak sesederhana yang kauucapkan. Itu karena Asia dan Buchou bersaing untuk beberapa alasan yang enggak diketahui. Itulah kenapa aku merasa canggung karena aku berada di tengah-tengahnya …. ​​Lebih tepatnya tak ada ruang buat bernapas saat aku di antara mereka! Setiap kali itu terjadi, aku membayangkan hal-hal buruk seperti “Bisakah aku benar-benar menjadi Raja Harem?” Aku cowok payah karena aku bahkan tak bisa mengendalikan seorang gadis pun.

“Omong-omong, Ise. Apa yang akan kaulakukan dengan rencana karaoke dan boling?” tanya Motohama setelah dia kembali ke dirinya yang biasa. Iya. Kami berencana untuk bermain selama setengah hari selama akhir pekan depan dengan kami bertiga, Asia, dan Kiryuu. Kami juga mengundang Koneko-chan dan Kiba. Asia dan Kiryuu akan datang. Anehnya, Koneko-chan sangat ingin datang juga. Kupikir dia pasti akan menolak …. Masalahnya adalah Kiba. Aku telah berbicara dengannya, tetapi dalam situasi ini ….

“Asia dan Kiryuu pergi. Begitu juga dengan Koneko-chan.”

“Uooooooooo! Asia-chan dan Toujou Koneko-chan! Aku bisa menambah ketegangan dengan ini!” teriak Matsuda. Oh, dia bahkan meneteskan air mata … sepertinya dia ingin berbicara dengan perempuan. Maaf, Matsuda. Aku akan terus maju tanpamu. Itu karena aku menghabiskan kehidupan sehari-hariku dengan para bishoujo. Tapi ada juga hal-hal sulit di dalamnya.

BUAK! Ada seseorang yang memukul kepala Matsuda. Itu si gadis berkacamata, Kiryuu.

“Maaf karena aku ikut juga.”

Dia membuat wajah tidak senang.

“Fu. Kau hanya tambahan dari Asia-chan. Kami sudah memiliki seseorang yang berkacamata, dan itu Motohama. Yah, tak apa.”

“Apa-apaan dengan sikap itu, Matsuda? Jangan samakan aku dalam dengan si kacamata mesum itu. Dia cuma bakal mencemari kelompok kita.”

“Cewek ini! Kacamata Motohama spesial karena bisa menghitung BWH[1] cewek! Dia berbeda darimu!”

Tapi Kiryuu hanya menyeringai setelah mendengar Matsuda.

“Apa kau benar-benar berpikir bahwa dialah satu-satunya yang memiliki kemampuan itu?”

[!]

Kami semua merasa tidak nyaman! Kiryuu lalu menatap selangkangan kami!

“Hmm begitu, begitu.”

Aku merasakan sesuatu yang berbahaya jadi aku menyembunyikan selangkanganku dengan kedua tangan! Sewaktu aku melihat, Motohama dan Matsuda melakukan hal yang sama! Setelah melihat reaksi kami, kacamata Kiryuu bersinar.

“Fufufu. Kacamataku bisa menghitung ukuran ‘barang’ cowok. Dari panjang hingga dimensi.”

S-sungguh kemampuan yang menakutkan! Lalu apa Kiryuu tahu ukuran dari semua “barang” cowok di kelas kami!? Aku mulai takut. Tapi Kiryuu meletakkan tangannya di bahuku dan menyeringai.

“Tidak masalah. Ukuranmu cukup besar. Kalau terlalu besar akan merendahkan cewek, tapi kau tetap membutuhkan ukuran tertentu untuk itu. Ya, Rias-senpai dan Asia pasti bakal puas.”

Uoooooooo! Itu pelecehan seksual! Aku dilecehkan secara seksual oleh seorang cewek!

“Bagus untukmu, Asia.”

“?”

Asia menjadi bingung dengan kata-kata Kiryuu. Kau tidak perlu memberi tahunya hal-hal seperti itu!

“Ya ampun, mau bagaimana lagi. Aku membicarakan barang Hyoudou ….”

Kiryuu berbisik ke telinga Asia!

“He, hei! Jangan membicarakan hal-hal aneh ke Asia!”

Aku menarik Asia ke arahku untuk menjaganya. Astaga, aku tak bisa lengah di depan cewek ini. Ya-yah, Asia sudah pernah melihat barangku sebelumnya ….

“Pokoknya. Kalau begitu semua orang kecuali Kiba-kun ikut, 'kan?”

Kiryuu mengubah sikapnya dengan cepat usai dia menyadari bahwa dia tak bisa melanjutkan percakapan ini.

“Enggak, pokoknya akan kucoba membuat Kiba ikut. Dia sebelumnya bilang dia akan ikut juga.”

Ya. Aku akan membawanya entah bagaimana. Kami akan menikmati waktu hidup kami!

—D×D—

Seusai sekolah di hari yang sama.

Kami berkumpul di taman dan mengganti pakaian para pendeta dan biarawati setelah menyelesaikan aktivitas klub normal kami. Salib yang kami pakai adalah palsu. Jika asli maka kami akan terluka. Kami berjalan keliling kota dengan pakaian ini. Kami berjalan terutama di tempat-tempat yang tak ada orangnya. Aku benar-benar ingin mendapatkan petunjuk hari ini.

Meski aku memikirkan itu, waktu berlalu dengan cepat dan sekarang sudah malam … kami akan mendapat masalah kalau tidak segera kembali. Tindakan ini dirahasiakan dari Buchou dan yang lainnya, dan juga akan merepotkan kalau kami tertangkap OSIS.

“Fuu. Tak ada kemajuan hari ini juga,” kata Saji seolah-olah kehilangan minat. Saji adalah orang yang paling ingin melakukan ini. Cowok ini benar-benar cowok baik. Pertemuan pertama kami adalah yang terburuk, tapi sepertinya kami bisa akur. Dia mesum pada tingkat yang sama denganku. Bisa dibilang dia adalah aku versi grup Sitri. Aku berpikir seperti itu, tapi Kiba yang berjalan di depan kami menghentikan langkahnya.

“… Yuuto-senpai.”

Koneko-chan juga sepertinya merasakan sesuatu.

DEGUP. Saat itu juga aku merasa menggigil. Ini adalah niat membunuh? Apa ditujukan pada kami?

“Lihat ke atas!” teriak Saji. Ketika kami semua melihat ke atas, ada seorang pendeta pria berambut putih jatuh dengan pedang panjang!

“Sesuatu seperti perlindungan suci untuk para pendeta aye!”

KACHIN! Kiba mencabut pedang iblisnya dengan cepat dan memblokir tebasan Freed.

“Freed!”

“…! Apa itu suaramu, Ise-kun? Heeee. Bukankah ini reuni yang aneh!? Bagaimana? Apa kekuatan Nagamu meningkat? Apa boleh membunuhmu sekarang?”

Bajingan ini punya sikap gila seperti biasanya! Jadi pedang yang dia pegang sekarang adalah Excalibur? Aku pasti bisa merasakan aura berbahaya yang keluar darinya, seperti pedang Irina dan Xenovia. Kami melepas pakaian pendeta, memperlihatkan seragam biasa kami. Koneko-chan juga melepas pakaian Sister-nya. Yah, seorang Sister juga terlihat imut.

“[Boosted Gear]!”

[Boost!!]

Kekuatanku meningkat. Tugasku kali ini adalah men-support. Aku mentransfer boost kekuatanku pada Kiba. Aku ingin Kiba bertarung sebanyak yang dia bisa, tapi aku harus membantu kalau jadi berbahaya.

“Rentangkan line-ku!”

SWISH!  Sesuatu yang terlihat seperti tangan hitam kurus meninggalkan tangan Saji dan menuju Freed. Di tangannya, ada wajah kadal cacat yang tampak lucu. Tali itu keluar dari mulutnya. Lalu tangan kurus itu adalah lidah kadal!

“Menyebalkan sekali!”

Freed mencoba menangkisnya dengan pedang sucinya, tapi lidah kadal itu berubah arah dan turun. Itu menempel di kaki kanan Freed, dan mulai berputar di sekitar kakinya. Freed mencoba memotong lidah itu dengan pedangnya, tapi itu menembusnya seolah-olah lidah itu tidak punya bentuk fisik.

“Kau tak bisa memotongnya semudah itu. Kiba! Dengan ini dia tak bisa kabur! Habisi dia!”

Kerja bagus, Saji! Begitu, dia menghentikan gerakannya! Freed memiliki kaki yang cepat. Ide yang bagus untuk menghentikannya kabur. Kau punya pikiran tajam, Saji!

“Terima kasih!”

Kiba menyerbu dengan cepat! Dia menuju Freed dengan dua pedang iblis.

“Cih! Jadi bukan hanya [Holy Eraser], begitu! Memiliki banyak pedang iblis. Apa kau pemilik [Sword Birth], mungkin? Wow. Kau bersalah lantaran memiliki Sacred Gear langka, tahu!”

Freed sepertinya menikmatinya, yang merupakan kebalikan dari apa yang dia katakan. Jadi dia tetaplah petarung gila seperti biasanya!

“Tapi. Pedang iblis normal tak bisa memberikan tantangan melawan ….”

KACHIN! Dua pedang iblis Kiba patah setelah membuat suara retakan!

“… Excalibur-chan-ku.”

“Ku!”

Kiba sekali lagi menciptakan pedang iblis. Tapi sepertinya Excalibur terlalu kuat. Itu bisa menghancurkan pedang iblis dalam satu ayunan!

“Kiba! Kau ingin menerima kekuatanku?”

“Aku masih bisa melanjutkan!”

Kiba menolak bantuanku. Sepertinya dia cukup marah. Nah, itu bisa dipahami. Kiba sudah kalah sekali dari Excalibur Xenovia. Harga dirinya mungkin tidak mengizinkannya kalah untuk kedua kalinya juga.

“Hahaha! Caramu melihat Excalibur-ku itu seram. Apakah kau mungkin menaruh dendam terhadapnya? Yah, aku tak tahu apa yang terjadi padamu! Tetapi jika kau dipotong oleh ini, kau bakalan lenyap tanpa jejak, lho? Kau bakal mati, lho! Kau bakal mati! Matilah!”

Freed melompat! Kiba mencoba menghalanginya dengan membuat pedang iblis muncul di sekitar area. Tapi ….

KACHIN! Pedang suci, yang diselimuti cahaya putih-biru, mematahkan pedang Kiba dalam satu serangan! Freed melakukan serangan keduanya tanpa ada jeda! Itu buruk! Kiba akan terbunuh! Lalu aku merasakan sesuatu yang aneh …. Huh? Apa aku sedang diangkat? Aku melihat ke bawah dengan takut, dan itu Koneko-chan. Koneko-chan mengangkatku!!

“… Ise-senpai. Tolong bantu Yuuto-senpai.”

LEMPAR. Aku dilempar sekuat tenaga! Aku terlempar ke udara oleh cewek loli dengan kekuatan manusia super! Uwaaah! Koneko-chan, aku bukan benda! Kau tak bisa melemparku!

“Uooooooooo! Koneko-chaaaaaaaan!!”

Aku semakin dekat dengan Kiba saat aku berteriak. Sialan! Mau bagaimana lagi!

“Kibaaaaaaaa! Aku akan mentransfer kekuatanku padamuuuuu!”

“Uwah! Ise-kun!”

Aku mengaktifkan Sacred Gear-ku saat mendekati Kiba.

[Transfer!!]

Itu membuat suara dan kekuatan Naga masuk ke dalam tubuh Kiba! Ada aura yang keluar dari tubuh Kiba. Ada cukup banyak kekuatan iblis yang menutupi tubuhnya.

“… Aku harus menggunakannya karena sudah menerimanya! [Sword Birth]!”

ZAN! Ada pedang yang keluar dari seluruh area! Dari tanah! Dari tiang lampu! Ada berbagai bentuk bilah yang muncul dari tempat berbeda.

“Ciiih!”

Freed membuat suara dengan lidahnya, dia lalu mulai menghancurkan pedang iblis yang mengarah padanya.

WIS! Kiba menghilang dengan pedang iblisnya segera setelah dia menemukan celah. Dia menggunakan pedang iblis sebagai pijakan dan bergerak dengan bebas! Wow! Dengan mataku, aku hanya bisa melihat sesuatu bergerak ke kiri dan ke kanan! Hebat sekali kecepatan [Knight] ini! Freed mengikuti gerakan Kiba dengan matanya!

WIS! Bersamaan dengan suara angin, ada pedang iblis menuju Freed! Kiba melempar salah satu pedang iblis saat dia menggunakan pedang iblis sebagai jalan setapak! Tidak! Itu bukan hanya satu pedang iblis! Ada beberapa pedang iblis datang dari segala arah!

“Uhaa! Itu trik sirkus yang bagus! Dasar Iblis busuk!”

KACHIN! KACHIN! KACHIN!

Freed menghempaskan pedang iblis satu demi satu dengan ekspresi kegembiraan!

“Excalibur-ku adalah [Pedang Suci Kilat SurgawiExcalibur Rapidly]! Dari segi kecepatan, takkan kalah dengan apa pun!”

Pedang suci yang dipegang Freed mulai bergetar di ujungnya, dan kemudian menghilang! Itu artinya pedang suci bergerak secepat itu! Freed menghancurkan semua pedang iblis dan kemudian menyerbu ke arah Kiba!

KACHIN!

“Ini takkan berhasil!”

Pedang iblis yang digenggam di kedua tangan Kiba hancur.

“MATILAH!”

Saat pedang Freed jatuh ke bawah pada Kiba ….

TARIK. Tubuh Freed ditarik ke belakang, dan dia kehilangan keseimbangan.

“Mana bisa kubiarkan!”

Itu adalah Saji! Kadal itu menarik lidahnya ke belakang, yang membuat Freed kehilangan posisinya! Pada saat yang sama, lidah kadal itu membuat cahaya menjadi suram. Sepertinya itu datang dari Freed dan menuju Saji.

“… Ini!? Sial! Apa kau menyerap kekuatanku!?”

Menyerap!? Apa lidah yang keluar dari Saji itu memiliki semacam kemampuan spesial?

“Heh! Bagaimana! Inilah Sacred Gear-ku [Nadi Naga HitamAbsorption Line]! Selama line ini terhubung denganmu, kekuatanmu akan terus diserap oleh Sacred Gear-ku! Ya! Sampai kau kehilangan kesadaran!”

Sacred Gear! Begitu! Jadi Saji adalah pemilik Sacred Gear juga! Jadi kalau itu tersambung denganmu, kekuatanmu terus diserap! Dan kau bahkan tak bisa memotongnya dengan pedang suci! Sekarang aku tidak ingin bertarung melawan Saji ….

“… Sacred Gear tipe Naga, 'kan!? Tipe yang paling merepotkan. Kemampuan awalnya tidak terlalu menjadi ancaman. Tapi saat itu tumbuh, kekuatan destruktifnya melampaui Sacred Gear lainnya di tingkat yang berbeda. Mengerikan. Sungguh merepotkan!”

Freed mencoba melepaskannya lagi dengan pedang sucinya, tapi tak ada goresan pada Sacred Gear Saji. Apa itu tipe yang tidak bisa kaurusak dengan pedang fisik? Dan apa dia bilang tipe Naga? Kadal itu adalah Naga!? Aku tidak mengerti, tapi itu Sacred Gear yang bagus!

“Kiba! Ini bukan waktunya untuk mengeluh! Kalahkan saja orang itu! Masalah dengan Excalibur bisa datang setelah itu! Orang ini sangat berbahaya! Hanya berdiri di depannya membuatku gemetar! Kalau kita membiarkannya, dia juga akan melukai aku dan Kaichou! Aku akan melemahkannya dengan menyerap kekuatannya dengan Sacred Gear-ku, jadi kalahkan dia sekarang juga!”

Saji menyarankan sebuah rencana. Itu memang rencana yang bagus. Aku juga berpikir itu adalah metode terbaik. Orang ini sangat berbahaya. Lebih baik menghabisinya di sini. Tapi Kiba berekspresi rumit. Aku tahu alasannya. Dia menyesal karena dia tak bisa menang dengan kekuatannya sendiri. Tapi Kiba seharusnya juga paham kalau akan bermanfaat menghabisinya sekarang. Kiba menciptakan pedang iblis seolah dia telah membulatkan tekadnya.

“… Aku merasa enggan, tapi aku juga setuju untuk menghabisimu di sini. Masih ada dua Excalibur yang dicuri. Aku harus berharap dua lainnya kuat.”

“Ha! Aku lebih kuat dari dua lainnya, kau tahu? Jadi! Saat kalian berempat mengalahkanku, tak ada orang lain yang akan menandingi kalian! Kau yakin? Jika kau membunuhku, kau tidak akan punya pertarungan pedang suci yang akan memuaskanmu.”

Freed mengatakannya dengan senyum menjijikkan. Mata Kiba juga berubah setelah mendengar itu. Nggggg. Dia benar-benar merepotkan! Si Freed ini!

“Hmmm. [Sword Birth], ya? Itu adalah Sacred Gear yang bisa memiliki kekuatan nirbatas tergantung pada pemiliknya.”

Lalu ada suara orang lain. Ketika aku melihat ke sana, ada seorang pria tua yang mengenakan pakaian imam berdiri di sana.

“… Apa itu kau, Pak Tua Valper?”

Semua orang terkejut mendengar perkataan Freed. Valper!? Bukankah Valper si pria yang dibicarakan Xenovia? Orang yang menyingkirkan Kiba dan teman-temannya selama “Proyek Pedang Suci” … sama seperti Excalibur, pertemuan yang ditakdirkan!

“… Valper Galilei!”

Kiba memelototi pria tua itu dengan mata penuh kebencian.

“Benar, ini aku.”

Pria tua itu mengakuinya dengan normal. Jadi pria ini adalah musuh Kiba.

“Freed. Apa yang sedang kaulakukan?”

“Pak tua! Aku tak bisa lari karena lidah kadal aneh cowok ini!”

“Hmph. Kau masih belum bisa menggunakan pedang suci dengan sempurna. Gunakan ‘elemen’ yang kuberikan padamu dengan lebih bijak. Aku meneliti karena itu. Kumpulkan elemen suci yang mengalir di seluruh tubuhmu ke bilah pedang suci. Dengan itu, kau seharusnya bisa memotongnya.”

“Iya, iya!”

Pedang suci Freed mulai mengumpulkan aura dan mulai bersinar!

“Seperti ini! Horyah!”

POTONG. Sacred Gear Saji dipotong dengan mudah, dan satu-satunya hal yang menahan Freed telah hilang! Ini buruk! Dia akan kabur!

“Aku akan kabur sekarang! Lain kali kita bertemu akan menjadi waktu pertarungan terakhir kita!”

Freed mengatakan itu tapi ….

“Aku takkan membiarkanmu kabur!”

Ada seseorang yang melewatiku dengan kecepatan yang sangat cepat.

KACHIN! Ada pedang yang berbenturan dengan pedang suci Freed yang memicu percikan api! Itu Xenovia!

“Yahoo! Ise-kun.”

“Irina!”

Irina juga ada di sini. Ooooh! Partner kerja sama kami ada di sini!

“Freed Sellzen. Valper Galilei. Pemberontak. Aku akan membunuh kalian berdua atas nama Tuhan!”

“Ha! Jangan menyebut nama Tuhan sialan yang aku benci itu! Berengsek!”

Freed dan Xenovia beradu pedang, tapi dia mengeluarkan sesuatu. Itu adalah bola cahaya. Itu tadi!? Benda yang digunakan untuk kabur!

“Pak Tua Valper! Kita kabur dulu! Kita akan melapor ke bos, Kokabiel!”

“Tak ada jalan lain.”

“Sampai jumpa! Aliansi gereja dan Iblis!”

Freed melempar bola cahaya ke tanah.

FLASH. Aku tak bisa melihat apa-apa! Cahaya itu menutupi seluruh area dan membutakan mata kami! Pada saat kami mendapatkan kembali penglihatan kami, Freed dan Valper sudah pergi. Sialan! Kami datang jauh-jauh ke sini dan kami kehilangan jejaknya!

“Kita akan mengejar mereka Irina.”

“Baik!”

Xenovia dan Irina mengangguk dan berlari dari sini.

“Aku juga akan mengejar mereka! Aku tidak akan membiarkanmu kabur, Valper Galilei!”

“He-hei! Kiba! Astaga! Apa yang sedang terjadi!”

Semua orang melakukan apa pun yang mereka suka! Orang yang tetap tinggal adalah aku, Koneko-chan, dan Saji. Kami melonggarkan posisi bertarung kami dan menarik napas. Lalu aku merasakan kehadiran seseorang di belakangku.

“Saat kupikir aliran kekuatan tidak biasa ….”

“Ini tentu merepotkan.”

Aku berbalik setelah mendengar suara yang kukenal dan ….

“Ise. Apa artinya ini? Jelaskan.”

Buchou dan Kaichou berdiri di sana dengan wajah serius. Aku membiru.

—D×D—

“… Menghancurkan Excalibur. Kalian berdua ….”

Ekspresi Buchou sangat buruk dan dia meletakkan tangannya di dahinya.

Setelah insiden dengan Freed, Buchou dan Kaichou membawa kami bertiga, Saji, Koneko-chan, dan aku, ke taman terdekat. Lalu kami dipaksa melakukan seiza di depan air mancur.

“Saji. Kau melakukan sesuatu seperti ini di belakangku? Kau sangat merepotkan.”

“Auuu … m-maafkan aku Kaichou ….”

Kaichou juga sedang berbicara dengan Saji dengan ekspresi dingin. Wajah Saji menjadi sangat biru sehingga berbahaya. Dia pasti sangat ketakutan.

“Jadi Yuuto mengejar orang bernama Valper itu?”

“Iya. Kupikir dia bersama Irina dan Xenovia … kurasa dia akan memanggil kita jika terjadi sesuatu ….”

“Apa menurutmu Yuuto yang menjadi pembalas dendam akan memanggil kita secara normal?”

Kau benar sekali. Buchou kemudian melihat ke arah Koneko-chan.

“Koneko.”

“… Iya.”

“Kenapa kau melakukan ini?”

“… Aku tidak ingin Yuuto-senpai pergi ….”

Koneko-chan menceritakan perasaan yang sebenarnya. Buchou terlihat bingung daripada marah saat mendengarnya.

“… Mengatakan ini saat sudah terjadi takkan mengubah apa pun, kurasa. Tapi apa yang kalian berdua lakukan bisa memengaruhi dunia Iblis. Kalian mengerti itu, 'kan?”

“Iya.”

“… Iya.”

Koneko-chan dan aku menganggukkan kepala kami pada saat yang bersamaan. Kami sangat memahami itu. Tidak, kami tidak tahu seberapa seriusnya. Aku bertindak sambil berpikir bahwa ada sedikit bahaya yang terlibat. Jadi skala kasus yang Buchou bayangkan dan yang kubayangkan berbeda. Sepertinya aku menganggapnya terlalu ringan.

“Maafkan aku, Buchou.”

“… Maafkan aku, Buchou.”

Koneko-chan dan aku menundukkan kepala. Aku tidak berpikir dia akan memaafkan kami dengan ini, tapi aku harus. Aku sangat menyesal, Buchou.

PLAK! PLAK! Saat aku melihat ke arah datangnya suara itu, Saji ada di sana sambil pantatnya ditampar! Oooou, Saji! Sungguh adegan menyedihkan!

“Sepertinya kau perlu merenungkan perilakumu.”

“Uwaaaaaaan! Maafkan aku! Maafkan aku! Mohon maafkan aku, Kaichouuu!”

“Tidak. 1000 pukulan pantat.”

PLAK! PLAK! Kaichou menutupi tangannya dengan kekuatan iblis. Dia ditampar dengan tangan itu! Sepertinya sangat menyakitkan! Astaga, menerima itu saat kau menjadi seorang siswa SMA pasti sangat menyakitkan!

“Hei Ise. Jangan berpaling.”

“Aku mengirim familiar-ku untuk mencari Yuuto. Ayo kita temui dia dengan anggota klub lainnya saat dia ditemukan. Kita akan memutuskan apa yang harus dilakukan dari sana. Oke?”

“Iya.”

“… Iya.”

Koneko-chan dan aku membalas ucapan Buchou.

PELUK. Buchou menarik kami ke arahnya dan memeluk kami. Aku bisa merasakan kehangatan Buchou.

“… Kalian berdua sangat bodoh. Membuatku sangat khawatir …” ucap Buchou dengan suara lembut sambil mengelus kepalaku dan Koneko-chan. Buchou … maafkan aku. Untuk membuatmu mengkhawatirkan kami …. Aaaah, aku bisa merasakan kebaikannya. Aku senang menjadi budaknya. Untuk memiliki majikan yang baik seperti dia.

“Uwaaaaaaan! Kaichouuu! Mereka selesai dengan suasana yang nyaman!”

“Mereka ya mereka. Kita ya kita.”

PLAK! PLAK! Sepertinya tamparan Saji takkan berhenti dalam waktu dekat. Sepertinya membuat Kaichou hamil dan menikahinya sangatlah jauh.

“Sekarang Ise. Tunjukkan pantatmu.”

… Hah? Bu-Buchou … bukankah kau memaafkanku …? Buchou tersenyum dengan tangannya yang ditutupi aura berwarna crimson.

“Tugas majikanlah untuk mendisiplinkan budak mereka. Kau juga mendapatkan 1000 pukulan pantat.”

Hari itu, pantatku tewas.

—D×D—

Saat Buchou dan aku tiba di rumah, matahari sudah terbenam, sudah hampir malam. Kami berpisah dengan Koneko-chan sepanjang perjalanan pulang. Dia meminta maaf pada Buchou sampai dia pergi. Tapi dia sepertinya tidak menyesalinya. Sama sepertiku. Juga Kiba … dia mengikuti orang-orang itu tapi dia pasti aman, 'kan? … Dan yang terpenting, pantatku sakit. Aku merasakan cinta Buchou terhadap budak-budaknya dengan pantatku sendiri.

“Kami pulang!”

Saat Buchou dan aku melepas sepatu kami dan hendak berjalan di lorong, ibu menunjukkan wajahnya dari dapur. Dia lalu melambaikan tangannya pada kami dan menyuruh kami untuk datang tanpa suara. Ibu, wajahmu bejat. Buchou dan aku saling memandang dan pergi ke dapur.

“Kemarilah, Asia-chan.”

“Hauu!”

Asia melompat ke depan seolah dia didorong oleh ibu. Asia mengenakan celemek. Itulah yang kupikirkan, tetapi berbeda. Kupikir kulitnya terlihat lebih dari yang seharusnya …. ​​T-tidak, ini …!?

Asiaaaaaaaaa!! Betapa indahnya …! Cop, sungguh penampilan yang enggak senonoh!

“… Seorang temanku di kelas bilang … b​ahwa tidak boleh mengenakan apa pun di bawah celemek saat bekerja di dapur di Jepang … ini sungguh memalukan … tapi aku harus terbiasa dengan budaya Jepang …,” ucap Asia dengan wajah merah.

TES. Ada darah menetes dari hidungku. Asia mencoba membunuhku …! Dia mulai menjadi gadis erotis karena pengaruh Buchou. Siapa yang memberi tahunya sesuatu seperti ini?

“Asia … siapa yang memberi tahumu hal ini?”

“Ya, temanku Kiryuu-san. Tentu saja aku tidak memakai pakaian dalam juga … rasanya dingin … aauu ….”

Dia tidak memakai pakaian dalam … Asia memberi tahuku sesuatu yang bahkan tidak aku minta. Dia pasti menjadi gadis erotis berotak bebal! Tentu saja kupikir aku bisa melihat bagian pentingnya kalau aku melihat dengan cermat …. Enggak! Enggak! Aku tak bisa melihat Asia dengan mata mesum seperti itu!

“Jadi dia, ya! Si cewek berkacamata mesum itu!”

Si Kiryuu sialan itu! Jadi dia penyebab utama di balik semua ini! … Aku merasa agak menyedihkan karena ada bagian dari diriku yang berkata, “Kerja bagus!”. Tapi aku harus memperingatkannya. Keparat! Si Kiryuu itu! Rencananya sebagai biang keladi pasti menunjukkan hasil! Dia melakukan kerja bagus!

“Ufufufu. Dia terlihat manis, bukan? Aku pasti mendukung hal-hal ini. Aaah, aku ingat saat aku masih muda ….”

Ibu!? Apa kata Ibu!? Ibu melakukan hal seperti itu dengan Ayah!? Ya, kalian memang orangtuaku! Itu mesum! Tapi aku enggak mau mendengar cerita seperti itu soal orangtuaku!

“… Begitu. Jadi ada strategi seperti itu,” kata Buchou dengan suara menyesal. Bu-Buchou-sama …? A-apa yang ada di pikiranmu?

“Asia, kau bisa menjadi Iblis sungguhan. Kau benar-benar gadis bejat.”

“Eh!? Aku enggak mau menjadi Iblis bejat!”

Buchou menyeringai dan Asia menjawab dengan wajah bermasalah dan mata berkaca-kaca. Apa yang terjadi di sini …?

“Tunggu sebentar. Aku juga akan melakukan hal yang sama. Asia. Kau telah melakukannya dengan baik dengan melakukan langkah pertama.”

Buchou berbalik dan meninggalkan tempat itu dengan cepat.

“Tunggu, Rias-san! Aku juga akan membantu!”

Ibu mengejar Buchou. Hei! Apa yang sedang kalian lakukan!?

“Ummm, apa yang terjadi? Aku tidak mengerti situasinya ….​​”

Aku meletakkan tanganku di bahu Asia sementara darah menetes dari hidungku.

“Asia. Ya, itu terlihat bagus untukmu. Aku hanya akan mengatakan itu untuk saat ini. Terima kasih. Terima kasih banyak.”

Aku mengucapkan terima kasih beberapa kali. Asia juga terlihat malu. Hmmmm, hanya kami berdua, jadi aku harus mengatakan apa yang kuinginkan sekarang.

“Asia.”

“Y-ya.”

“Bahkan jika orang-orang dari gereja itu datang, aku akan melindungimu. Aku akan mengusir apa pun yang membuatmu takut.”

Aku memberi tahu Asia perasaanku. Aku tidak akan memaafkan siapa pun yang memperlihatkan taringnya pada Asia. Aku tidak ingin kehilangan anak ini lagi … Asia memelukku dalam diam. Uooooo, dia memelukku tanpa memakai apa pun di bawah celemek.

“… Ise-san. Aku tidak menyesal berubah menjadi Iblis. Aku juga belum melupakan keyakinanku kepada Tuhan. Tapi aku telah mendapatkan sesuatu yang lebih penting daripada perasaanku kepada Tuhan.”

“Sesuatu yang lebih penting?”

“Ise-san. Buchou-san. Semua orang di klub. Teman-teman sekolah. Otou-sama dan Okaa-sama Ise-san. Setiap orang penting bagiku. Aku tak ingin kehilangan mereka. Aku ingin bersama mereka selamanya. Aku tak ingin sendirian lagi.”

Asia mengatakannya di lenganku dengan suara gemetar kecil. Anak ini selalu sendiri. Tuhan tidak membantunya. Yang lain tidak membantunya. Aku tak akan membiarkan Asia sendirian. Aku tak akan pernah membiarkan dia sendirian lagi!

“Asia, kau tidak sendiri. Aku takkan pernah membiarkanmu sendirian! Kami akan bersamamu. Hahaha. Ini mungkin tidak bagus, tapi aku akan selalu bersama Asia. Itu sebabnya kau tidak boleh menangis. Jadi tersenyumlah. Senyuman paling cocok untuk Asia!”

“… Aku senang bisa datang ke negara ini. Aku bertemu dengan Ise-san. Ise-san … Ise-san ….”

Asia meletakkan wajahnya di dadaku dengan suara merdu. Jadi aku juga memeluknya dan ….

“…!!”

Tanganku berhenti. Punggung Asia benar-benar terbuka …! Tentu saja. Dia hanya memakai celemek untuk menutupi bagian depan, jadi dia tidak menyembunyikan punggungnya. Asia-chan, pantat cantikmu terlihat! Haaa …. Kulit putih Asia terlihat sangat halus. Aku ingin mencoba mengelus kulitnya, tetapi “kebaikan hati” dalam diriku menghentikannya! Apa yang mesti kulakukan!? Apa yang bisa kulakukan!? Tanganku gemetar karena kehilangan tempat untuk memosisikannya. Pantatnya!? Haruskah aku meraih atau membelai pantat cantiknya!? Aku tak bisa melakukan sesuatu seperti … sebenarnya aku ingin melakukannya! Rasanya Asia akan mengizinkanku biarpun dia terkejut tentang hal itu …. Enggak, enggak. Aku tak bisa memanfaatkan Asia, yang merupakan orang yang mesti kulindungi, untuk keserakahanku sendiri …. Aaah, tanganku bergerak ke arah pantatnya ….

“Aku diusir. Rias-san jadi malu … ah … ara ara.”

Ibu kembali dan menatapku dan Asia dengan seringai.

“K-Kaa-san!”

“Astaga. Sepertinya nenek tua ini menghalangi. Tidak apa-apa, lho? Dapur juga merupakan medan perang. Tidak masalah untuk melakukannya selama kalian membersihkannya, lho? Aaaah, aku sangat ingin segera melihat cucuku.”

Uwaaaaaaaah! Aku tak bisa tinggal di sini lebih lama lagi jadi aku menjauh dari Asia dan meninggalkan tempat kejadian! Aku tak pernah menyangka akan merasa begitu …! Merasa begitu …! Malu ketahuan oleh orangtuaku dalam adegan seperti itu!

“Ise! Aku juga memakainya!”

Aku mendengar suara Buchou, jadi aku menoleh ….

MIMISAN! Lebih banyak darah keluar dari hidungku! Buchou muncul dengan celemek yang bahkan lebih erotis ketimbang Asia! Celemek yang HANYA menutupi bagian-bagian penting. Itu adalah sesuatu yang HANYA dapat kaupahami bahwa itu adalah sebuah celemek!

“Sekarang Asia. Kita akan mulai memasak dengan ini.”

“I-iya.”

Keduanya berdiri di dapur … tapi pada dasarnya telanjang dari belakang …. Darah … aku tak punya cukup darah!

Setelah itu, ayah pulang kerja dan hidungnya juga keluar darah. Jadi ayah dan anak duduk bersama dan tisu ditancapkan di dalam lubang hidung mereka.

“Ayah diberkati. Semua stres karena pekerjaan menghilang.”

“Ya, aku juga, Tou-san. Entah bagaimana aku bisa melupakan semua hal yang menyedihkan.”

“Kau harus menjadikan mereka berdua istrimu, anakku. Lalu Rias-san dan Asia-chan akan menjadi putriku.”

“Hahaha. Aku akan melakukan yang terbaik untuk Otou-sama. “

Kami mengobrol tentang ayah dan anak sambil memasang wajah yang sangat bahagia.

—D×D—

Malam itu, Buchou, Asia, dan aku juga tidur bersama. Tapi baik Buchou dan aku terbangun karena tekanan luar biasa yang belum pernah kami rasakan sebelumnya. Buchou melompat dari tempat tidur dan berdiri di depan jendela. Asia juga bangun setelah merasakan sesuatu. Saat aku melihat ke bawah dari jendela, ada seseorang yang melihat ke atas ….

“… Si pendeta berengsek!”

Orang yang memiliki seringai memuakkan dan membangkitkan yakni si pendeta berambut putih, Freed. Bajingan itu! Apa yang terjadi setelah itu? Apa yang terjadi dengan Kiba? Sial! Aku jadi penasaran!? Dia melambaikan tangannya pada kami.

“… Malaikat Jatuh,” ucap Buchou dengan suara penuh kebencian dan menjentikkan jarinya. Dia langsung menggunakan seragamnya dan membuka pintu kamar.

“Yahoo! Ise-kun. Asia-tan. Sepertinya kalian sedang bad mood. Kalian baik-baik saja? Ara ara, apakah kalian berhubungan seks? Kalau begitu, aku minta maaf. Tidak membaca atmosfer merupakan poin menarikku.”

Ketika kami keluar dari rumah, si pendeta menyebalkan itu berbicara dengan kami dengan ucapan aneh.

“Apa yang kauinginkan?” tanyaku padanya, tapi dia hanya menggelengkan bahunya sambil tertawa. Apakah tekanan dari sebelumnya datang dari orang ini? Tidak. Aku bisa merasakan sesuatu yang aneh dari orang ini, tapi hanya itu. Tekanan berat itu melebihi tekanan Iblis Kelas Tinggi.

Buchou sepertinya menyadari sesuatu dan melihat ke atas. Ada seseorang yang melayang di langit dengan bulan di belakangnya. Itu adalah …. Malaikat Jatuh yang sayap hitamnya tumbuh dari punggungnya. Satu, dua, tiga … dia punya 10 sayap hitam!? Itu adalah seorang lelaki yang mengenakan jubah hitam dengan aksesori detail. Dia menyeringai setelah melihat Buchou.

“Ini pertemuan pertama kita, putri keluarga Gremory. Rambut crimson itu indah. Itu mengingatkanku pada kakakmu yang sangat kubenci sampai membuatku ingin muntah.”

Uoooo! Dia mendadak memberi ucapan provokatif! Aku bisa merasakan kebencian datang dari kata-katanya. Buchou juga memasang wajah dingin. S-seram ….

“Senang bertemu kau, salah satu pemimpin Malaikat Jatuh, Kokabiel. Dan namaku Rias Gremory. Aku juga akan menambahkan satu hal lagi. Kami dan keluarga Gremory adalah makhluk yang paling dekat dengan Maou, dan juga yang terjauh darinya. Jika kau di sini untuk berdiskusi tentang politik denganku, maka tak ada gunanya.”

Kokabiel!? Kokabiel itu!? Pemimpin dari para Malaikat Jatuh!? Bukankah dia orang sungguhan yang muncul di Alkitab dan buku!? Dia sangat terkenal! Sial! Ini pasti buruk! Jika aku melihat, Kokabiel membawa sesuatu. Aku melihat dengan hati-hati … seseorang? Dia membawa seseorang?

“Ini sebuah hadiah.”

Dia lalu melemparkan orang yang dia bawa ke arahku.

“Oh!”

Aku langsung bereaksi dan mencoba menangkapnya.

TANGKAP. Orang yang jatuh ke pelukanku adalah … Shidou Irina! Dia berlumuran darah! Dia terengah-engah! Seluruh tubuhnya penuh luka! Apa ini terjadi setelah dia mengejar Freed!? Apa yang terjadi pada Kiba dan Xenovia!?

“H-hei Irina!”

Meskipun aku memanggilnya, dia bereaksi dengan menyakitkan dan tidak menanggapi. Ini terlihat buruk!

“Dia datang ke markasku. Jadi aku memberinya sambutan. Yah, aku tak bisa menangkap dua lainnya.”

Kokabiel mengatakannya sambil tertawa. Dari ceritanya, Kiba dan Xenovia kabur.

“Asia!”

Aku meletakkan Irina di tanah, dan membuat Asia menyembuhkannya. Ada cahaya hijau keluar dari tubuh Asia, menutupi Irina. Ekspresi Irina mulai melembut dan dia mulai bernapas dengan lembut. Dia tak memiliki Excalibur-nya. Apa yang terjadi padanya? Kokabiel terus berbicara tanpa memedulikan keraguanku.

“Aku takkan melakukan hal bodoh berbicara dengan Maou. Nah, jika aku memerkosa dan membunuh adik perempuannya, maka kemarahan Sirzechs akan diarahkan padaku. Itu tidak akan buruk.”

Buchou menatap Kokabiel dengan mata jijik.

“… Jadi apa motifmu menghubungiku?”

Kokabiel menjawab pertanyaan Buchou dengan gembira.

“Aku akan mengamuk di kota ini memakai markasmu, Akademi Kuoh, sebagai titik awal. Lalu Sirzechs juga akan muncul, 'kan?”

A-apa!?

“Kalau kau melakukan hal seperti itu, Perang antara Tuhan, Malaikat Jatuh, dan Iblis akan dimulai lagi, tahu?”

“Itulah yang kuharapkan. Kupikir Michael akan memulai perang jika aku mencuri Excalibur …. Tapi yang dia kirim adalah Exorcist dan dua pengguna pedang suci. Itu membosankan. Aku sangat bosan! Itulah kenapa aku akan mengamuk di markas adik Sirzechs. Lihat? Kelihatannya menyenangkan, bukan?”

Buchou mendecakkan lidahnya. Itu adalah bukti kalau Buchou sangat kesal. Tapi. Rencana gila apa yang dia coba mainkan!? Bukankah Michael seorang Malaikat yang paling penting di pihak Tuhan? Bahkan seseorang sepertiku yang baru di dunia ini telah melihat namanya di buku. Dia mencoba memulai perang dengan orang sebesar itu!? Sudah kuduga dari pemimpin Malaikat Jatuh!

“… Dasar maniak tempur.”

Buchou mengatakannya dengan kebencian. Namun Kokabiel tertawa kegirangan.

“Ya. Itu dia! Aku sudah bosan dan sangat bosan setelah perang antara ketiga kubu! Azazel dan Shemhazai tidak terlalu tertarik pada perang berikutnya. Mereka lantas mulai mengumpulkan sesuatu yang membosankan seperti Sacred Gear dan mulai melakukan penelitian aneh. Sesuatu yang tidak berguna seperti itu tidak akan berguna bagi kami! … Nah, ceritanya berbeda jika itu adalah [Boosted Gear] seperti yang dimiliki bocah di sana …. Tapi itu bukanlah sesuatu yang bisa kalian temukan dengan mudah.​​”

Kokabiel lalu menatapku. Tekanan yang sangat besar … tubuhku bergetar luar biasa … aku kemudian mengatakannya dengan suara yang kuat.

“… Apakah kalian juga mengejar Sacred Gear-ku?”

“Setidaknya aku tidak tertarik dengan itu. Tapi Azazel mungkin saja. Hobi mengoleksinya itu gila.”

Azazel? Kupikir dia adalah Gubernur Malaikat Jatuh. Apa dia mengumpulkan Sacred Gear?

“Toh, aku akan memulai pertempuran yang melibatkan pedang suci, Rias Gremory. Untuk memulai perang! Sekolah tempat kedua adik dari Sirzechs dan Leviathan bersekolah. Itu seharusnya diisi dengan kekuatan iblis agar aku bisa menikmati kekacauan! Itu juga tempat terbaik untuk melepaskan kekuatan asli Excalibur! Itu tempat yang bagus untuk medan perang.”

Dia berbicara omong kosong! Dia benar-benar tak waras!?

“Hyahahaha! Bukankah bosku yang terbaik? Kegilaannya adalah yang terbaik. Jadi aku juga ingin melakukannya. Dia bahkan memberiku hadiah seperti ini.”

Apa yang Freed keluarkan adalah Excalibur! Dia memiliki salah satu dari mereka di masing-masing tangan! Dia juga memiliki dua di pinggulnya!

“Yang di kanan adalah [Excalibur Rapidly]. Yang di kiri adalah [Pedang Suci MimpiExcalibur Nightmare]. Yang ada di pinggulku adalah [Pedang Suci TransparansiExcalibur Transparency]. Aku juga menerima [Excalibur Mimic] dari cewek di sana! Aku juga merasa ingin mendapatkan [Excalibur Destruction] yang dimiliki cewek lain. Hyaa! Apa aku orang pertama di dunia yang memiliki Excalibur sebanyak ini? Aku juga menerima elemen dari si tua bangka Valper yang bikin aku bisa menggunakan pedang suci. Saat ini aku dalam mode hiper yang bikin aku menggunakan semuanya, lho? Aku tak terkalahkan! Aku hebat sekali! Aku yang terkuat! Hyahahahahahahahaha!”

Freed tertawa seolah menganggapnya lucu.

“Penelitian pedang suci Valper. Ini masalah nyata jika menunjukkan hasil sebanyak ini. Sejujurnya, sepertinya mencurigakan saat dia bergabung dengan rencanaku.”

Jadi Kokabiel dan Valper bersama.

“Apa rencanamu dengan Excalibur!?” tanya Buchou padanya. Kokabiel menggerakkan sepuluh sayap hitamnya dan menggerakkan tubuhnya ke arah sekolah.

“Hahaha! Ayo berperang! Adik Sirzechs Lucifer, Rias Gremory!”

FLASH! Freed mengeluarkan benda untuk membutakan kami! Ini lagi!? Pandangan kami telah lenyap sejenak, namun ketika kembali Kokabiel dan Freed telah hilang!

“Ise! Kita pergi ke sekolah!”

“Iya!”

Pertarungan besar melawan pemimpin Malaikat Jatuh akan segera dimulai!

 

[1] 3 ukuran wanita, yakni Breast (dada), Waist (pinggang), dan Hips (paha).

Post a Comment

0 Comments