High School DxD DX.4 Final Line.

Final Line. OSIS dan Leviathan

Setelah menyaksikan pertarungan sengit antara Ise-kun dan Saji-kun, aku—Kiba Yuuto, menonton sisa Rating Game di ruang tunggu stadion. Setelah kekalahan Saji-kun, yang merupakan satu-satunya anggota tim yang harus mereka lawan melawan Ise-kun, kekalahan tim Sitri tampaknya tak terhindarkan, dan tak ada gunanya terus bersembunyi. Mungkin karena itu, anggota tim Sitri mulai bergerak lagi. Anggota tim Sitri yang tersisa mulai bergerak maju ke markas Ise-kun, dan pertarungan berlangsung di semua tempat.

Di ruang menonton, tim Rias Gremory dan tim Seekvaira Agares-san hadir. Rias-neesan dan Seekvaira-san sama-sama memusatkan perhatian mereka pada metode yang digunakan Sona-senpai untuk menyamakan perbedaan kekuatan yang luar biasa …. Namun, kemampuan tim Sitri dalam pertandingan telah dilumpuhkan oleh pelaksanaan rencana tempur Ravel-san sejak awal … karena strateginya telah memberikan dominasi tim mereka atas situasi, ruangan menjadi sunyi nan seram ketika pertarungan berkembang menjadi hampir satu sisi. Rias-neesan dan Seekvaira-san mempertahankan ekspresi serius, dan tak satu pun dari mereka mengucapkan sepatah kata pun sampai saat ini. Sambil menunggu majikan kami membuka percakapan, kami terus menonton pertarungan yang terjadi di layar.

Bertarung di dataran tinggi berbatu adalah—Loup Garou-san yang telah berubah menjadi Manusia Serigala, dan lawannya adalah Vampir Elmenhilde-san! Loup Garou-san dapat menggunakan serangan sihir yang kuat, ditambah dengan kemampuan fisik yang kuat dari Manusia Serigala, membuatnya sulit bagi Elmenhilde-san untuk melakukan perlawanan yang signifikan. Elmenhilde-san menggunakan kelelawar dan berbagai familiar untuk menetralisir serangan Loup Garou-san, tapi metode seperti itu memiliki keterbatasan. Meskipun dia mencoba untuk menimbulkan luka pada Loup Garou-san, hanya seorang Vampir yang sangat kuat yang mampu melampaui perlawanan dan kemampuan regeneratif Manusia Serigala. Tampaknya Loup Garou-san juga menggunakan sihir untuk meningkatkan kemampuan fisiknya lebih jauh. Karena itu, mustahil bagi Elmenhilde-san untuk mendaratkan pukulan efektif padanya. Akhirnya, Elmenhilde-san dikejar ke jalan buntu di mana tidak ada jalan keluar.

[Putri Keluarga Karnstein, kekuatan yang telah kautunjukkan melebihi harapanku—tapi sekarang saatnya untuk mengakhiri ini.]

Loup Garou-san mengangkat tangannya yang telah diperkuat oleh sihir, dan tampak siap menghadapi serangan terakhir. Namun, tanpa kesempatan untuk melarikan diri pun, Elmenhilde-san menunjukkan senyum tanpa rasa takut.

[… Tidak, pertunjukan baru akan dimulai. Kupikir sudah waktunya aku juga mengungkapkan kartu as di lenganku.]

Elmenhilde-san mulai membuat beberapa lingkaran sihir kecil di sampingnya! Apa yang muncul adalah—boneka perak yang tingginya sekitar lima belas sentimeter! Boneka-boneka itu … penampilan mereka sedikit mengingatkan pada robot ….

[—Boneka?]

Loup Garou-san jelas juga ragu dengan tindakan yang baru saja dilakukan Elmenhilde-san. Pada saat itu, di tengah-tengah menonton pertandingan, Seekvaira Agares-san tiba-tiba berdiri. Ekspresinya—diwarnai oleh keheranan. Dengan suara gemetar, dia berkata, “… Elmenhilde-san, kau … jangan-jangan!”

Di layar, Elmenhilde-san memberi perintah kepada boneka perak!

[Maju, prajuritku!]

Boneka perak mulai bergerak seolah-olah memiliki kehendak mereka sendiri, dan mereka mengangkat pedang dan senjata di tangan mereka ketika mulai menyerang Loup Garou-san! Setelah Loup Garou-san ditebas oleh salah satu pedang, dia dikejutkan oleh kenyataan bahwa asap mulai naik dari lukanya! Dan pada saat yang sama, ekspresinya menunjukkan tanda-tanda penderitaan.

[Itu—terbuat dari perak!]

Loup Garou-san berteriak. Saat boneka melepaskan hujan peluru ke arah Loup Garou-san, mereka memang menimbulkan luka padanya meskipun ukurannya kecil. Boneka yang terbuat dari perak! Bahkan aku merasa terkejut dengan perkembangan itu. Tidak diragukan lagi benar bahwa perak dapat menyebabkan dampak pada Manusia Serigala. Elmenhilde-san memperlihatkan hiburannya dengan senyum saat dia menegaskan.

[Memang, bagi kita yang bukan manusia, perak adalah salah satu hal yang harus kita hindari. Khusus untuk kalian manusia binatang—itu adalah logam yang sangat beracun bagi Manusia Serigala. Aku tidak memiliki masalah ketika menggunakan perak karena aku bisa membentuknya menjadi bentuk manusia seperti ini, dan aku tidak perlu menyentuhnya secara langsung ketika aku memanipulasi mereka dengan kekuatanku.]

Saat dia menyaksikan Elmenhilde-san beralih dari pertahanan ke penyerangan, Seekvaira-san diam-diam bergumam, “Boneka perak itu … mereka jelas punya penampilan Gundam! Selain itu, berdasarkan cara mereka menyerang, tampaknya desain mereka telah dipengaruhi oleh karya terbaru [Iron-Boned Dolphins]! Mereka tidak menggunakan senjata sinar, tapi, mereka bertarung dengan serangan fisik dan artileri berat kuno!”

Kecepatan gumaman Seekvaira-san dengan cepat meningkat. Rias-neesan dan Akeno-san tidak dapat memahami gumaman diri Seekvaira-san, dan hanya terlihat bingung dengan perilakunya. Seekvaira-san mengangkat kepalanya dan menatap langit-langit, sepertinya menyesal.

“Ahh, Gundam perak ya … bagaimana mungkin aku tidak memikirkan kemungkinan seperti itu? Itu tidak sepenuhnya tidak masuk akal. Lagi pula, sosok Gundam yang terbuat dari paduan logam adalah—”

Saat dia menutupi wajahnya dengan kedua tangan, sepertinya dia bingung dengan kata-katanya sendiri …. Dalam keadaan seperti itu, [Queen] dari budak-budak Agares, Alivian-san, dengan lemah tersenyum ketika dia berkata, “Maafkan saya. Pikiran Seekvaira-sama sudah ada di awan … jadi tolong jangan pedulikan beliau dan teruslah menikmati pertandingannya.”

Itu adalah salah satu selingan yang terjadi di ruang menonton …. Rias-neesan berekspresi dengan serius.

“… Bukan hanya Ise dan Seekvaira, tapi Elmenhilde pun telah menjadi sangat bersemangat … [Gundam] ya, rasanya aku mulai tertarik padanya.”

“… Aku suka [First Generation], [M] dan [QQ],” jawab Koneko-chan dengan tenang seolah semuanya normal.

“Untuk lebih dekat dengan suamiku, kurasa aku juga harus memeriksanya ….”

Bahkan Akeno-san meletakkan tangannya di dagunya saat dia memikirkan masalah ini secara serius. … Ah, sudahkah pengaruh Seekvaira-san memengaruhi Rias-neesan dan yang lainnya? Aku punya firasat bahwa ini akan segera menyebar ke semua anggota [D×D].

Sementara itu terjadi di ruang menonton, layar lain menyiarkan aliran pertarungan lainnya. [Knight] tim Sitri, Bennia-san terlibat dalam pertarungan dengan Bova-san dari tim Ise-kun. Dengan gerakan Grim Reaper yang cepat dan ringan, Bennia-san benar-benar menghindar dari semburan berapi-api Bova-san.  

[Fufufu, serangan kasar seperti itu tidak akan bisa mengenaiku.]

[Grrr! Dasar gadis kecil kurang ajar!]

Gerakan lincah Bennia-san hanya membuat Bova-san jengkel dan frustrasi. Tampaknya Bennia-san memiliki kompatibilitas yang baik terhadap lawannya.

Di layar lain, anggota baru tim Sitri—Hoderi-kun (yang menangis) bertarung melawan Irina-san.

[Malaikat-oneesan! Karena kau seorang Malaikat, bisakah kau menahan diri sedikit!?]

[Ogah! Ini adalah cobaan untukmu! Aku akan membimbingmu menggantikan Surga! Amin!]

Hoderi-kun terlihat agak tidak bisa menerima, tapi karena dia bisa bertarung langsung dengan Irina-san meskipun dia masih SMP, dia memiliki potensi yang menjanjikan sebagai pendekar pedang.

Aku melihat pertarungan di layar lain—Ravel-san dan Asia-san dikejar dan disudutkan Shinra-senpai! Mereka sudah mundur ke hutan dekat markas mereka, dan Ravel-san membentangkan sayapnya yang berapi-api untuk melindungi Asia-san saat dia menghadapi Shinra-senpai. Shinra-senpai memegang senjata di tangannya saat dia bersiap untuk mengaktifkan Balance Breaker [Nostalgia Mad Tea Party] untuk menghasilkan cermin besar. Kenyataan bahwa itu terjadi mungkin berarti bahwa dia sudah memenuhi persyaratan untuk mengaktifkan Balance Breaker-nya. Jika siluman muncul dari cerminnya, peluang Ravel-san atau Asia-san akan menjadi sangat tipis. Lagipula, siluman-siluman itu memiliki kemampuan spesial yang kuat dan mereka juga memiliki efek yang luas. Namun, Ravel-san mencoba tetap tenang saat dia mengeluarkan barang dari sakunya—benda itu tipis. Tampaknya buku tipis yang memiliki ilustrasi warna di sampulnya. Ravel-san menunjukkan buku tipis di tangannya dengan mengangkatnya di depan Shinra-senpai saat dia berkata,

[—Kau seharusnya cukup familier dengan ini, 'kan?]

Shinra-senpai menyesuaikan kacamatanya saat dia melirik barang itu dengan ragu. Namun, dia langsung terkejut dan kewalahan!

[—Apa!? I-i-i-i-i-i-i-i-i-itu tidak mungkin, itu …! Itu tidak mungkin …!]

Dia menunjuk buku itu dan tubuhnya gemetar seolah-olah dia telah melihat sesuatu yang jauh di luar bidang kepercayaannya. Ravel melontarkan senyum kemenangan saat dia menjelaskan

[Ini adalah mahakaryamu, Shinra Tsubaki-sama—novel doujinshi super langka yang beredar secara pribadi di Akademi Kuoh. Hanya lima yang pernah dicetak, dan ini adalah karya yang hanya diketahui oleh orang dalam — ‘Alam Semesta Shinra ala Kuoh—Ki×Iss (Dibaca: High School K×I)’.]

Shinra-senpai—bergetar dengan intensitas sedemikian rupa sehingga wajahnya pun menjadi pucat! Setelah mendengar Ravel-san mengatakan itu, aku diingatkan bahwa beberapa saat yang lalu, dia langsung meminta maaf padaku dan Ise-kun.

[Aku harus meminta maaf kepada kalian berdua sebelumnya, Ise-sama dan Kiba-sama.]

Setelah mengatakan itu, Ravel-san membungkuk padaku dan Ise-kun. Dia terlihat sangat menyesal sehingga Ise-kun dan aku hanya saling menatap, tidak yakin harus berkata atau melakukan apa.

[Minta maaf? Padaku … dan Kiba?]

[Mungkinkah ini terkait dengan pertandinganmu melawan tim Sitri?]

Ise-kun dan aku bertanya. Dia mengangguk.

[Ya, jika ada yang salah, itu mungkin merusak persahabatan antara kalian berdua ….]

Menghadapi Ravel-san yang suaranya menjadi pelan, Ise-kun tersenyum dan berkata,

[Yah, tidak peduli apa yang terjadi, persahabatan antara Kiba dan aku seharusnya tidak bisa dipatahkan … kami mungkin milik tim yang berbeda di turnamen, tapi aku tidak berpikir itu akan menyebabkan kami berhenti berteman.]

[Yah, fakta bahwa kami berdua bagian dari gelar kebangsawanan Gremory juga tidak akan berubah. Tapi meskipun mengetahui hal ini, kau masih ingin meminta maaf kepada kami, benarkah itu?]

Menanggapi pertanyaanku—

[Ya.]

Dia menjawab dan mengangguk ….

Ravel-san menghadap Shinra-senpai dan membuka buku itu. Kegelisahan Shinra-senpai begitu jelas dan gamblang sehingga sepertinya dia hampir menangis.

[Apa!? Apa yang kaurencanakan dengan membuka buku itu!? T-tidak, kau tidak boleh! Kau! Kau bukan tipe orang yang akan melakukan hal seperti itu, 'kan …?]

Selagi seluruh tubuh Shinra-senpai gemetar, Ravel-san menarik napas dalam-dalam dan kemudian menatap buku itu untuk mulai membacanya.

[… “Itu adalah momen pembalikan. Anak lelaki yang sering disebut Buas itu membuat ekspresi bernafsu di depan sang Pangeran Akademi nomor satu—Kiba Yuuto. Si Buas—mata memohon Hyoudou Issei merangsang hati sadis sang Pangeran. ‘Kelihatannya kau membutuhkan aku untuk memberimu hukuman’ … Kiba Yuuto mengangkat sudut mulutnya” ….]

[—Ah ….]

Seolah-olah ada sesuatu yang tersentak dalam diri Shinra-senpai. Dia menjatuhkan senjatanya di tempat, dan bahkan cermin yang telah dia wujudkan dengan Sacred Gear-nya lenyap.

[Berhentiiiiiiii!]

Lalu, dia menangis ketika dia menyerbu Ravel-san dalam upaya untuk mengambil buku itu. Ravel-san menghindar hanya dengan menggeser tubuhnya ke satu sisi, dan dia terus membaca isi buku tersebut.

[“Kemari, Buas-san-ku yang manis. Kau liar, tapi kau seperti jalang manja sekarang”. “Mengatakan itu, sang Pangeran menelusuri jemari tipisnya ke bawah tubuh Hyoudou Issei, membuka kancing kemejanya satu per satu”.]

Shinra-senpai langsung jatuh ke tanah dan menutupi wajahnya yang memerah dengan kedua tangannya karena rasa malu yang sangat besar.

[Aku bakal mati! Hatiku! Ha … uwaahhh!]

Namun, Ravel-san tanpa ampun terus membaca dari buku itu.

[“Oh, Buas-san liarku. Menjeritlah dengan suara manismu itu. Malam ini, aku akan menanamkan esensi iblis-iblisku ke tubuhmu”. “Ahh, Gram …!”.]

[Enggaaaaaaaaaaaaaak!]

Sebuah pekikan keras bergema dan pulih melalui hutan dari Shinra-senpai, yang telah kehilangan keinginan untuk bertarung—. Isi buku itu sepertinya tentang aku dan Ise-kun … t-tentang ini dan itu ….

Hahaha, aku tak tahu harus bereaksi bagaimana. Tapi, kreativitas adalah kebebasan pribadi, jadi aku tidak merasa berhak untuk mengatakan apa pun tentang kreasi Shinra-senpai. Namun, jika Ise-kun tidak menyukainya, maka aku mungkin harus memikirkannya ….

Serangan Ravel-san (?), Rias-neesan pun terpana.

“Menakutkan sekali. Metode Ravel Phoenix untuk mengalahkan lawannya sangat menyeluruh ….”

Butir-butir keringat dingin juga meluncur di pipi Koneko-chan.

“… Ketika Ravel menjadi musuh, dia akan lebih menakutkan dibanding orang lain.”

Meskipun mereka telah kehilangan Saji-kun, tim Sitri berjuang mati-matian untuk membalikkan keadaan, tapi tim Ise-kun bertarung dengan sangat baik dengan kemampuan unik mereka untuk berurusan dengan lawan mereka tanpa benar-benar menyerang mereka. Nah, karena situasi yang tidak menguntungkan mereka tidak berubah, apa yang akan menjadi langkah tim Sitri selanjutnya?

Tepat ketika aku terus menonton pertarungan, satu layar tertentu tiba-tiba memancarkan kilat yang menyilaukan yang menarik perhatianku. Melihatnya hati-hati, Bina Lessthan-san yang siaga di langit mengumpulkan sejumlah kekuatan iblis di tangannya. Bina-san menyelimuti dirinya dalam gelombang aura besar yang tampaknya menentang semua logika—.

Volume aura yang luar biasa … yang kualitas dan kuantitasnya pasti milik Iblis Kelas Tertinggi … tidak, itu bahkan lebih tinggi lagi. Sambil semua orang fokus pada Bina-san yang ada di udara untuk melihat bagaimana dia akan menggunakan aura dalam jumlah besar … pilar cahaya melonjak dari sudut field. Segera setelah Bina-san memastikan kolom cahaya itu—dia melepaskan serangan kekuatan iblis yang besar! Setelah kilat sesaat—dalam adegan berikutnya, sudut field tempat kolom cahaya awalnya muncul telah diberantas! Meskipun itu tidak pada tingkat yang sama dengan Dragon Deification Ise-kun, itu masih cukup untuk sepenuhnya memusnahkan wilayah luas dari field …!

<Satu [Rook] dari tim [Sona Sitri] telah gugur.>

Pengumuman yang melaporkan kekalahan seorang pemain dibuat. Satu orang kalah selain Saji-kun dari sisi Sitri akhirnya muncul. Di layar, tayangan ulang penghapusan lawan Bina-san ditampilkan. [Rook] tim Sitri, Yura-san awalnya bertarung melawan Nakiri-kun, ketika tiba-tiba, cahaya yang menyilaukan terpancar dari cincin cahaya di lehernya. Setelah melihat itu, Nakiri-kun mundur, dan ledakan kuat kekuatan iblis Bina-san jatuh di tempat itu untuk melenyapkan Yura-san yang tidak dapat melakukan apa pun. Rias-neesan berkata,

“Sudah dimulai … apa yang akan terjadi selanjutnya adalah kehancuran satu sisi.”

Akeno-san mengikutinya.

“… Jadi alasan mengapa Bina-sama memusatkan kekuatan iblisnya di langit adalah untuk tujuan ini. Saat cincin cahaya Irina-chan melekat pada anggota tim Sitri, ini sudah—”

… Alasan mengapa Bina-san menunggu di langit bukan hanya untuk mendapatkan keunggulan udara; itu juga agar dia bisa memusatkan kekuatan iblisnya untuk tujuan ini …. Setelah waktunya matang, Irina-san bisa mengaktifkan tekniknya untuk menyebabkan cincin memancarkan cahaya yang kuat, dan Bina-san akan menyerang. Mengingat intensitas cahaya itu, lokasi mereka akan langsung diberikan kepada siapa pun yang memantau dari langit.

<Satu [Pawn] dari tim [Sona Sitri] telah gugur.>

Pengumuman kalah lainnya dibuat. Sama seperti Yura-san, Nimura Ruruko-san yang juga memiliki cincin cahaya di lehernya kalah oleh Bina-san. … Untuk memikirkan taktik seperti itu, perencanaan Ravel-san sangat fenomenal …! Rias-neesan berkata, “Sebelum pertandingan dimulai, Ravel secara pribadi menyatakan kepadaku ‘Kupikir kami mungkin tidak akan kalah dari tim Sitri’.”

“Mungkin? Tidak akan kalah?”

Rias-neesan menjawab keraguanku.

“Menurutku alasan mengapa dia menambahkan ‘mungkin’ adalah karena jika aturan yang dipilih adalah serupa dengan [Rampage Ball] yang mereka ikuti terakhir kali, akan lebih sulit untuk memastikan diri mereka dari kemenangan. Tapi, gadis itu merasa dari awal bahwa mereka akan menang. Sebagian darinya adalah karena dia telah menyiapkan rencana tempur seperti itu, tapi dia juga mengatakan ini dengan keyakinan ….”

—Selama Ise-sama dan Bina-sama ada di tim ini, tidak mungkin bagi kami untuk kalah kecuali kami melakukan kesalahan yang ceroboh.

Kata Ravel-san rupanya. Rias-neesan menyipitkan matanya dan berkata.

“… Ise dan Bina Lessthan keduanya memiliki kekuatan yang bisa dikategorikan sebagai kelas Maou atau bahkan lebih tinggi. Untuk menghadapi mereka, tim Sitri tidak bisa bersaing dengan kekuatan asal-asalan, jadi mereka akan menggunakan berbagai taktik dan Saji untuk menekan Ise. Tetapi metode seperti itu masih tidak berhasil. Meskipun Ise memang kuat, seluruh daftar Tim [Sekiryuutei of the Blazing Truth] seperti kumpulan prajurit yang kuat. Dengan Ise dan Rossweisse yang sama-sama mampu memperkuat anggota tim mereka, mereka bahkan lebih tangguh. Yang paling penting, orang yang mengarahkan tim adalah—”

—Ravel Phoenix.

… Karena dia hampir dapat mencapai kemenangan melawan tim yang diawasi oleh Rudiger Rosenkreutz-shi, dia telah mendapatkan pengakuan tidak hanya di Dunia Bawah, tetapi juga di golongan lain. Selain itu, dalam pertandingan ini, dia telah sepenuhnya menggunakan kekuatan Ise-kun.

“Momen ketika aturan umum seperti ini dipilih, Ravel dengan tenang terus menjalankan strategi untuk mengskakmat lawannya.”

Setelah mendengarkan pandangan Rias-neesan, Seekvaira-san mengangguk setuju.

“Berdasarkan langkah pertama berlebihan dan metode yang mengikuti, sudah cukup jelas untuk dilihat.”

Rias-neesan kemudian menyatakan.

[—Sona sudah skakmat sejak lama. Terutama setelah Saji, satu-satunya yang bisa mengalahkan Ise dikalahkan; kekalahan tim mereka hampir dijamin. Seperti keadaan sekarang, hanya masalah melihat siapa yang akan menghabisinya.]

Seperti yang Rias-neesan katakan, salah satu layar menunjukkan adegan di mana Sona-senpai sudah tidak punya tempat untuk melarikan diri. Area field di layar memiliki kolam yang berbeda dari yang Ise-kun dan yang lainnya lawan sebelumnya. Sona-senpai ada di sana—dalam konfrontasi dengan Xenovia. Xenovia mencengkeram pedang Durandal dan Excalibur di tangannya. Sona-senpai berkata kepada Xenovia.

[Pertandingan ini adalah kemenanganmu.]

Sona-senpai sendiri dengan jelas mengakui kekalahan mereka.

[… Apakah kau mengakui kekalahan?]

Ditekan oleh pertanyaan Xenovia, Sona-senpai menjawab,

[Ya, kami akan terus bertarung sampai akhir prinsip, tapi kami sudah dikalahkan. Dengan field hancur, tim kalian dengan mudah dapat menemukan kami dan menyerang dari atas. Mengingat itu, satu-satunya hal yang bisa kami lakukan adalah bertaruh semua hal pada duel antara Saji dan Ise-kun.]

Bahkan ketika berbicara tentang kekalahannya sendiri, Sona-senpai tetap tenang.

[Kami memikirkan berbagai strategi … tapi strategi itu pun digagalkan oleh Ravel-san. Lalu, Saji kalah dari Ise-kun … meskipun kekuatan Ise-kun telah habis, Bina Lessthan-san masih ada—itu sebabnya skakmat bagi kami.]

[Jadi tim Sitri mengubah strateginya sejak awal dan memutuskan untuk mempertaruhkan segalanya pada tantangan satu lawan satu Saji?]

[Benar. Setelah kami mengetahui tentang ledakan meriam Ise-kun yang kuat, serta kerja sama antara Elmenhilde-san dan Nakiri-kun, situasinya sudah menjadi sulit bagi kami. Dan setelah melihat Bina Lessthan-san di langit, itu menjadi masalah berapa banyak gerakan yang diperlukan sebelum kami terpojok.]

Sona-senpai menyipitkan matanya dan menghela napas.

[—Ravel-san memeriksa kami tanpa bertarung melawanku. Dia benar-benar gadis yang menakutkan.]

Meskipun ada nada negatif dalam kata-katanya, Sona-senpai masih meningkatkan kekuatan iblisnya sendiri. Aura biru aqua mulai menutupi seluruh tubuh Sona-senpai.

[Tapi, kalah seperti ini akan tidak adil bagi mereka yang telah tersingkir—setidaknya, aku akan mengalahkanmu.]

Mata Sona-senpai memancarkan cahaya aneh, dan perubahan mulai terjadi di kolam terdekat. Air di kolam membengkak dan melayang ke udara. Di bawah kendali kekuatan iblis Sona-senpai, air dari kolam berangsur-angsur berubah menjadi bentuk tertentu. Yang tampak di sana adalah naga-naga besar yang terdiri dari air yang panjangnya hampir sepuluh meter! Selain itu, Sona-senpai juga menggunakan kekuatan iblisnya untuk membuat lebih dari sepuluh elang, beberapa singa kolosal, dan sekawanan serigala yang tak ada habisnya dari air. Meskipun Xenovia terkejut dengan ini, dia masih mengangkat pedangnya dan berkata pada Sona-senpai.

[Aku benar-benar ingin mengobrol denganmu melalui pertarungan, dan sekarang panggung telah ditetapkan untuk konfrontasi ini.]

Sona-senpai bertanya,

[Kau ingin bertarung melawanku? Dan mengobrol juga? Apakah ini … tentang posisi Ketua OSIS?]

Xenovia segera menggelengkan kepalanya.

[Justru karena aku sudah menjadi Ketua OSIS, aku ingin mempelajari jalan yang dilalui oleh mantan Ketua OSIS berdasarkan gaya bertarung, cara hidup, dan sebagainya.]

Kata-kata jujur dan langsung Xenovia langsung membuat Sona-senpai tertegun sejenak… tapi dia kemudian tersenyum gembira.

[Ufufufu …. Ya ampun, itu pasti sangat khas darimu, Xenovia. Daripada mengobrol, kau ingin belajar melalui pertarungan …. Begitu, jadi ini adalah Ketua OSIS saat ini.]

Sona-senpai menghentikan tawanya dan ekspresinya segera berubah menjadi dingin ketika dia menatap Xenovia. Setelah mengerahkan naga air dan sepasukan binatang buas, Sona-senpai berkata,

[Baiklah. Kalau begitu, maka aku akan memberi tahumu apa itu Ketua OSIS—melalui naga air ini, Leviathan, dan binatang buas ini …. Aku juga sudah berlatih, tahu?]

Sona-senpai mengangkat tangannya untuk memberikan instruksi, dan naga air—Leviathan dan binatang buas meluncur ke arah Xenovia! Xenovia menghindar ke samping dan mengayunkan salah satu pedangnya untuk menembakkan gelombang suci pada Leviathan dan sepasukan binatang buas, tapi gelombangnya melewati tubuh mereka. Naga air membuka mulutnya dan meludahkan benda-benda seperti jarum! Itu mungkin jarum air yang telah dikompresi dan dikeraskan dengan kekuatan iblis. Xenovia menggunakan pedang sucinya untuk menangkis serangan, tapi dia tidak bisa sepenuhnya menahan semuanya, dan banyak jarum air menembus tubuhnya. Dia mencoba untuk menghilangkan jarum air, tapi karena memang sudah air, mereka berhamburan ke tanah segera setelah kekuatan iblis di dalamnya menghilang. Xenovia meningkatkan aura suci agresif Durandal dan melepaskannya sebagai gelombang suci besar. Naga dan binatang buas yang telah terbentuk dari air tidak mampu menahan serangan itu, dan mereka kembali ke tanah sebagai air ketika kekuatan iblis yang memberdayakan mereka hilang. Namun, Sona-senpai segera menyalurkan kekuatan iblis ke dalam kolam, menciptakan kembali Leviathan dan pasukan binatang buas. Sona-senpai berkata,

[Mari kita mengadakan kontes. Apa kau kehabisan stamina dulu? Atau aku menghabiskan kekuatan iblisku dulu?]

Apa yang terjadi selanjutnya adalah pertarungan berlarut-larut antara Sona-senpai yang dengan terampil memanipulasi air dan Xenovia yang tidak dapat menyerang dengan tegas. Di tengah pertarungan mereka, sering juga ada pengumuman anggota tim Sitri lainnya yang kalah. Namun meski begitu, Sona-senpai terus menggunakan kekuatan iblisnya untuk mengarahkan serangan air ke arah Xenovia. Selama kolam air itu ada, itu tidak terlalu membebani Sona-senpai untuk menggunakannya untuk serangan. Di sisi lain, semakin Xenovia terus bertarung dan bertahan, semakin dia kehabisan kekuatan fisik dan staminanya. Xenovia sudah mengonsumsi stamina dalam jumlah yang signifikan, dan dia mulai bernapas dengan berat ketika bahunya naik turun. Sona-senpai secara bertahap meningkatkan jumlah binatang buas yang dia ciptakan, dan kemampuan Xenovia untuk merespons secara bertahap tergelincir. Sepertinya Sona-senpai berencana untuk mengalahkan Xenovia murni dengan jumlah.

Alhasil, banyak binatang air benar-benar mengelilingi Xenovia. Binatang buas yang dikendalikan Sona-senpai tidak terbatas pada gerakan sederhana seperti serangan di depan—masing-masing adalah produk dari kontrol kekuatan iblis yang rumit yang dapat mengubah gerakan mereka sesuai dengan serangan Xenovia. Karena beberapa binatang buas bahkan menggunakan tipuan, Xenovia terus-menerus di ujung akalnya. Naga air—Leviathan juga menembakkan pasak kuat dari air terkompresi dari mulutnya, dan banyak pasak air tajam itu menusuk ke daerah di mana mereka bertarung. Pohon-pohon, tanah, dan batu-batu ditembus dengan mudah. Tanpa armor, Xenovia tidak akan bertahan lama jika dia terkena serangan langsung.

… Jadi Sona-senpai juga mampu menggunakan serangan kuat seperti itu untuk menutupi area yang luas. Selain itu, karena satu-satunya unsur yang diperlukan adalah air, selama kekuatan iblisnya tidak habis dan ada air, dia mampu melakukan hampir semua hal. Meskipun bentuk airnya dihancurkan oleh pedang suci Xenovia, ia dapat dengan mudah memberikan bentuk pada air dan menyerang lagi. Tingkat kendali kekuatan iblis Sona-senpai dengan air sangat tepat sehingga semua orang di ruang pengamat dibiarkan terbisu. Tapi dalam keadaan seperti itu pun, Xenovia terengah-engah saat dia bertanya pada Sona-senpai.

[Apa OSIS bagimu …?]

Sona-senpai menggunakan binatang air untuk mengelilingi Xenovia saat dia menjawab.

[Itu adalah tempat untuk mewujudkan mimpiku dan mimpi para budakku, dan itu juga tempat bagiku untuk belajar lebih banyak tentang sekolah dan murid. Pada saat yang sama, itu adalah tempat bagiku untuk memperdalam ikatanku dengan orang-orang yang ada di sana setiap hari—sebagai Ketua OSIS, aku mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang ‘sekolah’.]

Setelah mendengarkan respons Sona-senpai, Xenovia terlihat sangat tersentuh.

[… Begitu, kau memang luar biasa. Kau jauh lebih baik dariku. Tapi, aku juga ingin kau mendengarkan pendapatku.]

[Ya, katakanlah.]

Xenovia dengan blak-blakan berkata,

[Bagiku, OSIS—tidak, Akademi Kuoh sendiri dipenuhi dengan hal-hal yang membawa kegembiraan dan kesenangan. Semua yang kualami di sana seperti mimpi, dan itu adalah tempat terbaik! Dan karena itu adalah tempat terbaik bagiku, aku ingin membuatnya sehingga semua muridnya berpikir itu adalah tempat terbaik juga—aku ingin melindungi senyum semua orang yang terdaftar di Akademi Kuoh! Itulah mengapa OSIS ada, dan itulah mengapa aku menjadi Ketua OSIS!]

Xenovia berteriak ke arah langit!

[—Aku ingin mengubah Akademi Kuoh menjadi tempat yang akan membuat semua orang bahagia!]

Meskipun Sona-senpai awalnya terkejut oleh perkataan Xenovia, dia segera memperlihatkan senyum lembut. Cara Xenovia menyampaikan pikiran dan perasaannya pada Sona-senpai adalah menunjukkan tekadnya.

[Sona-zenkaichou, dibandingkan denganmu, aku mungkin hanya memiliki kecerdasan seekor binatang kecil. Tapi, aku punya caraku sendiri dalam melakukan sesuatu!]

Xenovia meningkatkan aura Durandal dan Excalibur semaksimal mungkin, lalu mempersiapkan sikapnya untuk melepaskan gerakan pemungkas itu! Itu adalah teknik pemungkas Xenovia yang melibatkan penggunaan dua pedang suci untuk membentuk salib.

Apa dia berencana untuk menggunakan jurus itu untuk menyingkirkan naga air dan binatang buas Sona-senpai? Tapi, meskipun dia dapat menghilangkannya untuk sementara, Sona-senpai dapat menggunakan sedolot kekuatan iblis untuk menciptakan kembali Leviathan dan binatang buas itu.

Xenovia mengangkat pedang suci yang disilangkan ke udara—dan benar-benar menargetkan kolam!

[Cross×Crisis—!]

Durandal dan Excalibur—gelombang suci yang sangat besar yang dihasilkan dengan menyilangkan kedua pedang legendaris itu, melonjak menuju kolam air! Setelah gelombang suci mereda—yang muncul di layar adalah pemandangan di mana seluruh badan air telah menghilang tanpa jejak! Kawah besar tetap berada di lokasi, dan tidak ada setetes pun air! Pada saat yang sama, naga air dan semua binatang yang mengelilingi Xenovia menghilang!

[… Apa!? Kau langsung menghancurkan sumber airnya …!]

Sona-senpai terpana mengikuti pengeluaran teknik Xenovia. Sona-senpai telah kehilangan naga air, binatang buas, dan bahkan sumber airnya—Xenovia menggunakan kesempatan itu untuk mendekat dan melancarkan serangan! Bahkan tanpa air, Sona-senpai menggunakan kekuatan iblis bawaannya untuk menyerang, tapi Xenovia menangkis serangan itu dengan pedang sucinya! Ketika sampai pada kemampuan fisik, Sona-senpai bukan tandingan Xenovia.

[Aku akan mengalahkanmu, Sona-zenkaichou!]

Setelah dengan mudah menghancurkan lingkaran sihir pertahanan yang telah Sona-senpai bangun di depannya, Xenovia menggunakan kesempatan itu untuk mendaratkan tebasan depan langsung pada Sona-senpai! Setelah menerima cedera fatal, Sona-senpai—mulai memudar menjadi cahaya gugur.

[… Jadi ini adalah Ketua OSIS generasi baru ….]

Meninggalkan kata-kata itu, [King] tim Sitri tampak puas saat dia menghilang ke dalam cahaya gugur—. Tidak lama kemudian, pengumuman dibuat.

<[King] dari tim [Sona Sitri] telah gugur.>

Setelah menyaksikan adegan itu, Rias-neesan menutup matanya dan berbisik.

“… Itu pertandingan yang bagus, Saji, Sona.”

Pengumuman pemenang kemudian disiarkan di seluruh field dan venue.

<Pemenangnya adalah—tim [Sekiryuutei of the Blazing Truth]!>

—Ise-kun dan yang lainnya telah meraih kemenangan. 

 

Setelah pertandingan berakhir, tim Gremory kami meninggalkan ruang menonton. Kami mulai berbicara ketika kami berjalan melalui koridor.

“… Koneko, gadis dari generasimu itu benar-benar keterlaluan.”

“… Rias-oneesama, aku sudah tahu itu. Gadis itu, Ravel selalu melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda.”

Koneko-chan berbicara dengan ekspresi sangat serius.

“Ravel adalah monster. Sejauh menyangkut pertarungan, ketika dia dipasangkan dengan Ise-senpai, dia memiliki kekuatan tempur yang berbeda dibandingkan dengan ketika Rias-oneesama dipasangkan dengan Ise-senpai.”

Mendengarkan Koneko-chan yang biasanya tidak membuat pernyataan seperti itu, Rias-neesan mengungkapkan senyum tanpa rasa takut.

Fufufu, itu sangat baik bagimu. Kalau begitu—benar juga, kita harus menyiapkan monster yang jauh lebih menakutkan darinya.”

Tidak lama setelah ini, Rias-neesan berhasil membujuk Yang Mulia Vasco Strada, pria yang dikenal sebagai [Kekejaman Surga], untuk bergabung dengan tim kami.

Post a Comment

0 Comments

Like this blog? Keep us running by whitelisting this blog in your ad blocker.

Thank you!

×