High School DxD DX.5 Life.3

Life.3 Pesta Menginap untuk yang Berbakat dan Bertalenta

Ini adalah sesuatu yang segera terjadi setelah awal Tahun Baru, ketika kudeta [Prajurit Gereja] berakhir dan segalanya menjadi tenang.

Di sudut ruangan Klub Penelitian Ilmu Gaib, Kiba dan Irina sedang berbicara dengan wajah serius.

“—Lalu, tentang kejadian ini, tapi gereja—”

“—Benar, informasi dari petinggi—”

Sepertinya mereka sedang membicarakan gereja dan Surga. Koneko-chan berkata padaku yang penasaran.

“… Sepertinya mereka menyelesaikan pembicaraan tentang Tosca-san dengan pihak gereja.”

Ah—Begitu.

Aku memahami perkataan Koneko-chan.

[Tosca] adalah nama teman lama Kiba, yang dibawa oleh prajurit gereja pada kudeta beberapa hari yang lalu.

Kiba mengira dia telah kehilangan semua rekannya, tapi hanya satu dari mereka, seorang gadis, yang secara ajaib selamat. Ini adalah gadis bernama Tosca.

Saat ini, kami mengambil hak asuh gadis ini, Tosca dari para prajurit dari pihak gereja dan dengan Kiba sebagai pusatnya, kami merawatnya. Namun, bertahun-tahun dia tidak sadarkan diri bukanlah sesuatu yang bisa segera disembuhkan.

Apalagi, dia berada di negeri asing, tinggal di rumah asing, jadi kekhawatirannya bukanlah sesuatu yang biasa.

Dan karena dia bukan Iblis maupun Malaikat, melainkan hanya manusia biasa, dia perlu belajar bahasa Jepang sejak awal.

Namun, meski begitu, Tosca-san ingin bersama dengan Kiba, satu-satunya rekannya yang selamat dan dia kebetulan bertemu dengannya.

Kiba menerimanya dengan gembira dan memberikan bantuannya.

“Aku juga mengajarinya bahasa Jepang.”

Buchou baru dari Klub Penelitian Ilmu Gaib, Asia mengatakan itu.

Itu benar, semua wanita yang tinggal di kediaman Hyoudou bekerja sama dan membantu menjaga Tosca-san. Tapi, tiba-tiba dikelilingi oleh banyak wanita yang baru pertama kali dia temui, sepertinya Tosca-san sangat bingung karenanya.

Dia sedikit takut pada kami, yang merupakan Iblis ….

“… Sepertinya Tosca-san sedikit takut pada Rias-zenbuchou,” kata Koneko-chan.

Alasan mengapa Tosca-san takut pada Rias adalah—karena dia dibesarkan di institusi gereja asli. Dan di sana, Iblis Kelas Tinggi murni seperti Rias, adalah target untuk ditakuti lebih dari yang kami bayangkan. Dia masih tidak bisa melihat langsung ke arah Rias.

Mungkin itu sesuatu yang sudah diduga.

Jika kau menanamkan pemikiran semacam ini bahwa [Iblis adalah musuh] atau [Iblis adalah makhluk jahat] pada seseorang, dan Iblis Kelas Tinggi tiba-tiba muncul di depan matamu, kau mungkin akan takut pada mereka juga.

Kiba juga sangat waspada terhadap Rias saat pertama kali bertemu dengannya …. Ini adalah aspek pahit bagi mereka yang berasal dari institusi gereja ….

Meski Tosca-san menjadi terikat secara emosional pada Asia dan Xenovia, yang merupakan Iblis juga. Alasan besar dibalik itu adalah entah bagaimana dia mendengar nama Asia dan Xenovia saat dia di institut.

Kesimpulannya, Rias pada dasarnya bekerja sebagai cadangan dan anggota Klub Penelitian Ilmu Gaib yang baru bertanggung jawab atas Tosca-san.

Ekspresi penyesalan kecil Rias sangat berkesan, tapi … tidak ada yang bisa kami lakukan untuk itu.

Ketika aku memiringkan kepala untuk merenung, seseorang membuka pintu klub dengan momentum.

“Yahoo, semuanya dari Klub Penelitian Ilmu Gaib! Aku datang untuk bermain!”

Itu adalah siswi yang penuh dengan pengetahuan mesum, Kiryuu! Cewek ini! Sejak Asia menjadi Buchou baru dan dia mengetahui identitas kami, dia selalu menemukan waktu untuk menunjukkan dirinya di klub! Klub Penelitian Ilmu Gaib menjadi tempat berkumpulnya pengetahuan mesum!

“Itu lebih sehat daripada tatapan mesummu, tahu?”

Sambil mengangkat kacamatanya, Kiryuu mengatakan ini padaku! Sial! Dia tipe yang bisa membaca pikiranku juga!

Menemukan Kiba dan Irina yang sedang berbicara, Kiryuu mendekati mereka.

“Kiba-kyun-paisen dan Irina-san ditemukan. Hei, apa Tosca-chan baik-baik saja?”

Dia dengan santai mulai berbicara dengan mereka! Astaga, apa dia tahu tentang Tosca-san? Cewek ini, setelah mengetahui kebenaran tentang kami, serangannya menjadi terlalu cepat!? 

Kiba menjawab sambil tersenyum.

“Kiryuu-san, berkat buku referensi yang kauberikan padanya, Tosca mulai tertarik pada kata-kata dalam bahasa Jepang.”

“Karena banyak anak yang dibesarkan di institusi gereja memperlakukan orang dengan buruk, dorongan Kiryuu-san sangat membantu.”

—Ucap Kiba dan Irina.

Jadi Kiryuu … mendorong Tosca-san.

Asia berkata, “Sejujurnya, Tosca-san benar-benar membuka hatinya pada Kiryuu-san …. Sudah kuduga, karena dia wanita manusia sepertinya, sepertinya dia bisa santai.”

Heh—jadi seperti itu.

Ah, setelah kau menyebutkannya, Kiryuu langsung bergaul dengan Asia dan Xenovia, yang awalnya buruk dalam berurusan dengan orang.

Jika kami memikirkannya dari aspek ini, maka mungkin Kiryuu memiliki semacam bakat untuk membuat wanita yang keluar dari gereja terbuka padanya.

Namun, aku memiliki sedikit kekhawatiran. … Maksudku, Ini Kiryuu, tahu? Dia adalah orang yang bertanggung jawab untuk menyebarkan pengetahuan mesum ke Asia. Tapi, dengan pengecualian diriku, semua orang dari Klub Penelitian Ilmu Gaib sepertinya sangat memercayainya. Popularitasnya sangat tinggi.

“Karena itu berkat aku, Asia dan yang lainnya memulai serangan cabul mereka, kau seharusnya sedikit berterima kasih.”

Apa dia membaca pikiranku lagi?

Kiryuu menoleh ke sini dan mengatakan sesuatu seperti itu!

Sial!

Kalau kau mengatakan sesuatu seperti ini, akan sulit untuk melakukan serangan balik! Maksudku, perilaku berani Asia dan yang lainnya menjadi salah satu sumber energiku!

Aku bersyukur untuk itu! Tapi, aku tidak membuat Asia-chan dan yang lainnya menjadi mesum!

Kiryuu berkata dengan kacamatanya yang bersinar.

“Sekarang Kiba-kun, apa hal yang kita periksa beberapa hari lalu sudah beres?” tanya Kiryuu pada Kiba.

Kiba menjawab dengan senyum lebar.

“Ya. Itu karena Tosca ingin membuka dirinya untuk teman-temanku juga.”

Selagi aku bingung dengan pembicaraan di antara mereka, Kiba berkata, “Sejujurnya, aku ingin mengadakan pertukaran antara anggota Klub Penelitian Ilmu Gaib dan Tosca. Irina-san dan Kiryuu-san membantu memoles rencananya. Karena kita tinggal di kota ini, aku ingin dia secara bertahap akrab dengan semua orang.”

Tanpa diduga, dia mengatakan ini dengan penuh optimisme.

Maksudku, meski Kiba biasanya dibalut dengan atmosfer hangat khasnya; Dia secara mengejutkan sangat ketat dengan dirinya sendiri dan rekan-rekannya dari segi latihan khusus atau bekerja, serta pelatihan fisik dan mental.

Kelemahan Xenovia telah ditunjukkan padanya berkali-kali olehnya.

“Tapi apakah itu akan baik-baik saja? Bukankah itu akan menjadi sedikit kejam untuknya?”

Aku sedang mempertimbangkan Tosca-san yang baru saja bangun dan menempatkan dirinya di negara asing.

Kiba menggelengkan kepalanya.

“Tidak seperti itu. Tosca ternyata sangat nakal, bahkan di rumah kami— … Nah, mari kita tinggalkan percakapan semacam ini untuk nanti. Bagaimanapun, menggunakan akhir pekan ini, aku akan membawa Tosca ke rumah Ise-kun.”

Kiryuu yang berada di sisinya turun tangan sambil berkata: [Aku akan pergi].

… Kiryuu akan datang untuk mendidik Tosca-san. Tiba-tiba, Kiryuu melihat ke arah pintu.

“… Dan sepertinya kita punya tamu.”

Melihat ke sana, pintunya agak terbuka dan seseorang sedang mengintip ke dalam ruangan.

“… Siapa itu?”

Saat aku mendekati pintu, orang yang mengintip merasa bahwa dia telah ditemukan dan membuka pintu sepenuhnya. Orang yang berada di sisi lain dari pintu yang terbuka itu—Zenfukukaichou, Shinra-senpai!?

“S-Shinra-senpai!? Kenapa kau ada di sini?”

Atas pertanyaanku, Shinra-senpai yang membatu dalam posisi aneh, buru-buru memperbaiki postur tubuhnya dan berdehem.

“Eh-ehem, karena aku di bawah masa kehadiran bebas, aku berpikir untuk melihat-lihat sekolah … kyun, jadi aku berpikir untuk melihat sekolah lama dengan hati-hati.”

Mempertimbangkan semua itu, dia memberikan pandangan sekilas ke arah Kiba … j-jadi memang seperti itu. walau kupikir dia tertarik dengan pembicaraan yang kami lakukan. Yah, dia tertarik karena itu adalah percakapan yang dibuat oleh Kiba, yang membuatnya terobsesi.

Terlebih lagi, Rias mendengar dari Sona-zenkaichou bahwa Shinra-senpai sangat penasaran dengan Tosca-san.

Ah, tiba-tiba aku melihat kacamata Kiryuu bersinar.

“Shinra-senpai, apa kau ingin ikut rencananya juga?”

Dan dia mengatakan sesuatu seperti ini! Shinra-senpai terkejut tetapi dalam sekejap, wajahnya mulai cerah, meski tiba-tiba dia membuat ekspresi tegas dan mengeluarkan batuk palsu lagi.

“… Aku mengerti. Kalau mau, lalu aku akan membantu dengan kemampuan burukku.”

… Se-serius? Jadi, apakah Shinra-senpai akan bergabung dengan pertemuan dengan Tosca-san juga?

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi jika itu untuk rekan penting Kiba, maka aku akan bekerja keras juga!

“Oke, Kiba. Aku akan bantu juga. Apa yang harus kulakukan?”

Sebelum Kiba selesai mengucapkan [Terima kasih], Kiryuu langsung berkata, “Kalau begitu, kita akan mengadakan pesta menginap di rumahmu! Jika kita makan nasi dari panci yang sama dan melewatkan sepanjang hari bersama, tentu saja dia akan membuka dirinya untuk orang lain!”

Gadis ini hanya membuat permintaan yang tidak-tidak! Namun, yah, ini juga jalannya. Para anggota di ruang klub ini juga mengangguk sebagai penegasan.

Diputuskan bahwa Tosca-san akan datang untuk bermain di rumahku akhir pekan ini.

 

Akhir pekan—larut malam pada hari Jumat.

Mulai hari ini, hingga awal minggu pada hari Senin, diputuskan bahwa Tosca-san akan tinggal di kediaman Hyoudou. Setelah pekerjaan Iblis kami berakhir, pesta pun dimulai.

Tosca-san, yang tinggal bersama dengan Kiba dan Gasper, sudah tiba. Shinra-senpai, yang menyatakan dia akan berpartisipasi, sudah tiba juga.

“… Selamat malam. U-un, tolong jaga aku selama tiga hari ke depan.”

Tosca-san, yang belajar menyapa dalam bahasa Jepang, dengan cepat menundukkan kepalanya.

Dia adalah seorang gadis berambut putih, yang diikat menjadi dua kepang. Kudengar dia berasal dari asal yang sama dengan Freed dan Siegfried, lembaga pelatihan prajurit itu.

Namun, dia tidak memenuhi persyaratan yang diminta oleh lembaga pelatihan prajurit, jadi dia dengan cepat dikirim ke institusi penelitian yang sama dengan Kiba.

Hmm, dia berbeda dari si bajingan Freed, karena dia adalah gadis yang sangat manis.

“Halo, tolong jaga aku juga.”

Tiba-tiba, Kiryuu muncul dari punggung Kiba. Karena gadis ini akan tinggal di kediaman Hyoudou selama tiga hari juga, entah bagaimana seram … karena kami tidak tahu apa yang akan terjadi. Ah, atau lebih tepatnya, apakah ini pertama kalinya dia datang rumahku?

Meskipun dia memiliki hubungan yang baik dengan Asia dan yang lainnya, dia tidak datang ke sini untuk bermain.

Yah, akan buruk jika dia tahu identitas kami, jadi mau bagaimana lagi. Bagaimanapun, gadis ini sangat tajam.

Rias menerima semuanya.

“Selamat datang di kediaman Hyoudou. Kalian disambut di sini, Kiryuu-san dan Tosca-san juga.”

Rias jelas tersenyum tapi—Tosca-san buru-buru bersembunyi di belakang punggung Kiba … sesuai perkiraan. Apa dia masih takut pada Rias?

Sambil menunjukkan senyum pahit, Rias mendesak kami untuk masuk ke dalam rumah.

Kiryuu menoleh ke arah tangga yang menghubungkan dengan lantai dua dan berkata, “Baiklah, ayo kita mulai berburu ke kamar Asia! Kalau aku tidak salah, ada di lantai dua? Asia, aku akan melihat apa kau punya pakaian dalam cabul!”

Kiryuu mulai berjalan dengan cepat!

“Kiryuu-saaaaaaaannnnnn! Tolong, tunggu!”

Asia-chan mengikutinya! Sialan kau, Kiryuu! Kalau kau berperilaku terlalu cabul, aku akan turun tangan! 

Dari lorong masuk, Shinra-senpai mengamati bagian dalam rumah sambil mengangkat kacamatanya.

“… Ini adalah pertama kalinya dalam hidupku aku menginap di rumah laki-laki …. Tapi, setelah aku memikirkannya karena ada begitu banyak perempuan di sini, tidak tidak terasa seperti rumah anak laki-laki.”

Itu pasti seperti yang dikatakan Shinra-senpai. Jumlah anak perempuan yang tinggal di rumah ini jauh lebih banyak daripada jumlah anak laki-laki.

Dibandingkan dengan rumah laki-laki, tempat ini terasa seperti asrama siswi.

Kiba berdiri di sampingku dan berkata dengan antusias.

“Ayo kita segera mulai pesta teh.”

“Ya, betul.”

Aku memiliki pendapat yang sama, Jadi ketika aku berpikir untuk berbicara dengan seseorang terlebih dahulu, Tosca-san mulai menatap wajahku. Dia lalu mengalihkan pandangannya ke wajah Kiba.

Tiba-tiba dia mulai melihat kami dengan makna yang dalam.

… Apa aku dan Kiba berdiri berdampingan adalah sesuatu yang langka?

Atau apakah itu sesuatu yang menarik minatnya? Dengan bingung aku terus memikirkan tatapan Tosca-san.

“… Selamat malam Yuuto senpai, Gya-kun, Tosca-san dan Shinra-senpai.”

Itu adalah suara Koneko-chan. Melihat ke atas, dia baru saja turun tangga ke lorong masuk. Dia akan bergabung dengan pesta teh.

 

Step 1: Koneko-chan dan Tosca-san.

“…….”

“…….”

Di sofa sebuah ruangan kosong di lantai atas, Koneko-chan dan Tosca-san saling memandang dalam diam.

Koneko-chan hanya diam, tapi Tosca-san meringkuk karena malu.

Untuk saat ini, mereka berdua adalah kenalan. Karena Koneko-chan sering membantu Kiba untuk mendukung gaya hidup Tosca-san; mereka berdua akan bertemu setiap kali itu terjadi.

Kiba memotong kue buatan tangan yang dia bawa dari mansion dan membagikannya di antara kami.

Koneko-chan, yang mengisi mulutnya dengan kue, berkata, “Yuuto-senpai sangat ahli dalam memasak. Pada dasarnya dia bisa membuat segala jenis kudapan, seperti kue ini.”

Tosca-san melanjutkan pembicaraan Koneko-chan.

“… Ya, aku selalu terkejut dengan makanan Isaiah. Sampai-sampai dia akan mampu membuat makanan semacam ini dengan sangat terampil …. Sebelum ini, aku bahkan tak tahu bahwa di luar dunia memiliki jenis makanan lezat ini.”

Sungguh kesan yang jujur. … Itu mengingatkanku saat Asia mulai tinggal di sini.

Ketika Asia, yang juga dibesarkan di gereja, datang ke sini, dia menjadi terkejut dan bahagia dengan mencicipi semua jenis makanan.

Yah, itu mungkin reaksi yang wajar, karena dia berasal dari gaya hidup sederhana.

“… Sudah kuduga, kue Kiba-kun enak sekali.”

Shinra-senpai meneteskan air mata dengan memakan kue Kiba di sisiku. Dia juga tersentuh saat dia makan kue yang dibuat Kiba pada hari Natal juga.

Sambil tiba-tiba melihat Gasper, Koneko-chan bertanya pada Tosca-san.

“… Kau tidak takut pada Gya-kun? Dia sering masuk ke dalam kotak kardus dan menutupi kepalanya dengan kantong kertas, jadi bukankah itu membuatmu takut padanya?”

Ah—Jika seseorang melihat Gasper untuk pertama kalinya dan dia masuk ke dalam kotak kardus atau menutupi kepalanya dengan kantong kertas, itu mungkin sulit baginya karena dia melepaskan intensitas yang aneh.

Karena Koneko-chan sudah tinggal bersama Gasper, dia mungkin penasaran tentang itu.

“Aku tidak menakuti Tosca-san … 'kan?”

Sambil mengajukan keberatan ini, Gasper mencoba mengonfirmasi dengan orang itu sendiri.

Tosca-san tanpa sengaja tertawa pelan.

“Awalnya aku kaget kalau dia adalah seorang Vampir dan agak takut, tapi karena aku belum pernah mendengar ada Vampir yang masuk ke dalam sebuah kotak kardus … entah kenapa aku jadi bingung harus bereaksi bagaimana.”

Karena dia dibesarkan di institut gereja, dia mungkin diajari tentang bahaya Vampir, jadi wajar saja untuk waspada terhadap sesuatu yang awalnya adalah musuhnya, tapi … Gasper adalah seorang Vampir yang sering masuk ke dalam kotak kardus.

Melihat reaksi Tosca-san, mereka membuka diri satu sama lain. Mungkin karena mereka hidup bersama, adaptasi semacam ini berlangsung cepat.

“Kalau Gya-kun melakukan sesuatu yang aneh, kau hanya perlu membuatnya minum semangkuk sup dengan bawang putih tumbuk.”

Koneko-chan membuat lelucon semacam ini.

Gasper yang disebutkan tadi menjawab: [Itu mengerikan, Koneko-chan!] dan mengajukan keluhan, tapi karena itu Gasper, jadi tidak apa-apa.

—Tosca-san lalu bertanya pada Koneko-chan dengan malu-malu.

“… Aku mendengar dari Isaiah, bahwa kau adalah sesuatu seperti adik perempuan baginya … u-ur, jadi, aku akan senang jika kau membiarkan aku mendengarmu berbicara saat kau bertemu Isaiah ….”

… Ah, begitu.

Tosca-san mungkin ingin mengetahui detail tentang Kiba setelah proyek Pedang Suci. Karena mendengar detail dari orang itu sendiri dan mendengar detail dari temannya sangat berbeda.

Koneko-chan tersenyum manis.

“Ya, Yuuto-senpai juga seperti Onii-chan bagiku. Oke, akan kubicarakan tentang hari kami bertemu. … Meskipun aku mengatakan itu, Yuuto-senpai adalah bajingan ketika kami bertemu.”

Koneko-chan mengeluarkan tawa kecil. Melihat itu, Kiba berkata, “Tolong jangan dilebih-lebihkan.” sambil menunjukkan senyum pahit.

Saat Koneko-chan mulai membicarakan tentang kenangannya, ada seseorang yang membuka pintu kamar sedikit dan mendengarkan pembicaraan itu—.

“… Aku penasaran –nyan ….”

Itu adalah Kuroka.

Apa dia penasaran dengan Tosca-san atau dia penasaran tentang apa yang Koneko-chan bicarakan tentang masa lalunya? Ataukah dia penasaran dengan kue buatan tangan yang dibuat Kiba?

Yah, mungkin semuanya.

Aku bergerak dengan tenang ke pintu dan dalam diam membukanya mendorong Kuroka dengan bertanya padanya, “Kau ingin masuk?”

“Kalau begitu, aku akan melakukannya tanpa syarat.”

Awalnya, Tosca-san terkejut pada Onee-san dengan telinga kucing, tapi karena dia lebih tertarik dengan apa yang Koneko-chan bicarakan, dia segera mengembalikan fokusnya ke sana.

Hmm, ini tren yang bagus. Aku mendengarkan pembicaraan sambil merasa lega, namun Kiba tiba-tiba bertanya, “Apa kuenya sesuai dengan seleramu?”

“Hm? Ya, aku menyukainya.”

Itu adalah Sachertorte yang sangat manis, tapi memakannya sambil meminum teh hitam membuatnya masuk akal, sehingga garpu tersebut bergerak tanpa sadar.

“Nanti, aku akan memanggang kue keju yang disukai Ise-kun.”

“Ya, enak. … Tunggu, kenapa kau tahu jenis kue yang aku suka …?”

Aku melemparkan pertanyaan ini padanya, tapi … tiba-tiba, aku merasa sedang diawasi.

Karena Tosca-san sedang melirik ke situasiku—dan situasi Kiba. Apakah kami melakukan sesuatu yang tidak biasa?

“Ini terjadi beberapa tahun yang lalu, Saat aku dan Yuuto-senpai pergi ke toserba tertentu. Kita tersesat di dalam toserba—.”

Selagi aku bingung, Koneko-chan terus membicarakan masa lalunya.

 

Step 2: Tosca-san dan dua Onee-san

Kemudian, setelah pembicaraan Koneko-chan dan Tosca-san mencapai titik perhentian.

Ara, ara, bolehkah aku ikutan juga?”

Memegang matcha latte (teh hijau dengan susu), Akeno-san muncul.

“Biarkan aku berbaur juga.”

Dari belakangnya, Rossweisse-san juga muncul.

Tosca-san dengan mudah terbuka pada Gasper dan Koneko-chan yang seumuran dengannya, tapi bagaimana dia akan menghadapi kedua Onee-san yang lebih tua ini? Kudengar dia masih waspada terhadap Rias ….

Tentunya, Tosca-san menunjukkan ekspresi gugup pada kedatangan Akeno-san dan Rossweisse-san.

Akeno-san bertanya, “Apa yang kalian bicarakan?”

Koneko-chan menjawab, “Tentang masa lalu Yuuto-senpai”.

Akeno-san tersenyum mendengar kata-kata itu dan tersenyum pada Tosca-san.

“Kalau tidak keberatan, aku juga bisa membicarakan tentang Yuuto-kun. Karena sejak dia datang ke sisi ini, aku dan Rias telah mengawasinya seperti adik kecil.”

Betul sekali. Akeno-san adalah senior seperti Rias, yang telah mengawasi Kiba sejak dia bereinkarnasi sebagai Iblis. Jadi mungkin ada sisi Kiba yang hanya terlihat oleh Onee-san ini.

Seperti yang diduga, Kiba menjadi malu juga dan mulai menggaruk pipinya dengan jarinya.

Tosca-san tersenyum oleh respons Akeno-san.

Setelah meminum matcha latte, ekspresinya menjadi lebih rileks.

“… Hangat. Sedikit pahit tapi manis juga. Hangat, nyaman dan enak.”

Tosca-san membocorkan kesan ini setelah meminum matcha latte Akeno-san.

Yah, karena lagi pula itu adalah matcha latte asli Akeno-san. Aku mendengar dia mempelajarinya dari ibunya dan ibu Rias, karena dia cukup ahli dalam hal itu. Dia semakin mahir membuat teh latte dan jenis lainnya.

Karena teh hijau mungkin akan cukup pahit bagi Tosca-san yang baru tiba di Jepang, jadi dia malah membuatnya menjadi latte.

Ini adalah cara Akeno-san menjadi perhatian.

“… Aku juga membuat teh, tapi aku belum pernah membuatnya menjadi latte. Haruskah kutanyai Himejima-san nanti?”

Shinra-senpai, yang duduk di sisiku, berkata dengan kagum pada kemampuan teh Akeno-san.

Setelah semua orang mulai meminum matcha latte, Akeno-san mulai berbicara.

“… Oh, baiklah, kenangan indah yang aku miliki dengan Yuuto-kun adalah saat kami berempat; aku, Rias, Koneko-chan dan Yuuto-kun, pergi ke sebuah peternakan beberapa tahun yang lalu. Hari itu, Yuuto-kun menjadi terobsesi dengan pengalaman memerah susu sapi—”

Malam itu, masa lalu Kiba yang memalukan terungkap—.

Setelah Akeno-san kurang lebih selesai berbicara, Rossweisse-san memulai [kuliah toko 100 yen] sampai larut malam.

 

Step 3: Tosca-san dan Gereja Trio + α

Di pagi hari di malam pertama.

… Kali ini, sekelompok wanita tidak tidur di kamarku. Sebagai gantinya, Kiba dan Gasper sedang tidur di kamarku di atas futon yang dengan cepat diatur di atas beberapa tatami.

Berapa lama waktu telah berlalu sejak aku memiliki anak laki-laki yang tidur di kamarku?

Kalau itu sebelum aku bertemu Rias dan yang lainnya, Matsuda dan Motohama sudah datang ke sini untuk bermalam, tapi …. Yah, karena kami mengadakan pesta anak laki-laki tadi malam, ketegangan kami sangat tinggi, jadi kami memainkan permainan papan sampai langit cerah.

Sesuatu seperti pesta anak laki-laki di kamarku tidak buruk! Bahkan aku ingin bermain dengan teman-temanku di kamarku!

Dan sekarang tibalah hari kedua sejak Tosca-san mulai tinggal di rumahku.

… Karena kami pergi tidur di pagi hari, kami anak laki-laki bangun sebelum tengah hari karena kami benar-benar melewatkan sarapan.

Aku ingin ikut sarapan dengan semua gadis, tapi … mungkin kami melakukan sesuatu yang buruk pada Tosca-san.

Meninggalkan kamarku dan berjalan melewati koridor, yang terlihat di hadapanku adalah Trio Gereja bersama Kiryuu dan Tosca-san.

Melihat ke arah mereka, Tosca-san menyatukan tangannya dan sedang berdoa untuk Irina!?

“Oh, Malaikat Irina-sama! Tolong awasi aku sepanjang hari ini juga!”

Irina sepertinya tidak puas, jadi dia menunjukkan sayap dan halo sambil membuat ekspresi kegembiraan dan menjawab, “Ya, Tosca-san. Semoga kau mendapatkan berkat Surga hari ini juga—Amin.”

… Apa yang sedang kaulakukan? Aku menjadi bingung harus bereaksi bagaimana terhadap ini.

Sejujurnya, Tosca-san melihat ke arah Irina seolah-olah dia sedang melihat sesuatu yang sakral. Nah, Irina adalah Malaikat pertama yang dia temui.

Sampai sekarang, dia hanya tahu tentang Malaikat melalui hal-hal yang diajarkan padanya, jadi ketika dia bertemu seorang Malaikat, mungkin ada sesuatu yang masuk ke dalam hati pengikutnya.

Karena saat mereka bertemu, dia langsung meneteskan air mata dan berdoa kepada Irina. Irina merasa puas diperlakukan sebagai Malaikat, sedangkan Tosca-san sangat puas karena telah bertemu Malaikat.

Itu adalah situasi saling menguntungkan.

Kudengar Irina menjaga Tosca-san di gereja juga. Dan, karena dia adalah seorang anak yang awalnya dibesarkan di institut gereja, tidaklah aneh baginya untuk berpegang pada keyakinannya. Tidak mungkin Surga akan mengabaikannya setelah memperhitungkan ceritanya.

Sebuah institut yang berhubungan dengan gereja di dekat Kota Kuoh sedang membantu dengan imannya.

Ah, aku hanya memperhatikan pakaian mereka sekarang. Itu adalah penampilan yang biasa digunakan di luar.

“Hei, kalian mau pergi ke suatu tempat?”

Xenovia membalas pertanyaanku.

“Ya, kami berencana pergi berbelanja wanita dengan anggota ini.”

Heh, belanja, 'kan? … Ah, entah bagaimana, aku memahaminya.

Bagi seseorang yang dibesarkan di gereja, sesuatu seperti berbelanja akan sulit dilakukan, atau lebih tepatnya, itu adalah sesuatu yang mirip dengan tabu. Karena seorang umat dimaksudkan untuk meninggalkan hasrat duniawi dan mengabdikan diri pada iman sepenuhnya.

Terutama anak-anak yang dibesarkan di institut gereja, karena ketika mereka menjadi cukup dewasa untuk memahami apa yang terjadi di sekitar mereka, mereka sudah diberitakan tentang ajaran Tuhan dan mengabdikan tubuh mereka pada keyakinan mereka—.

Asia, Xenovia dan Irina dibesarkan di gereja juga, tapi sejak datang ke kota ini mereka membiarkan diri mereka sendiri pada tingkat kebebasan tertentu, yang menghasilkan fakta bahwa mereka bisa mengalami banyak hal yang dianggap tabu bagi umat gereja.

Hasilnya, Trio Gereja benar-benar menikmati gaya hidup gadis sekolah biasa.

Kiba mengatakan ini di kamarku tadi malam.

[Karena aku ingin Tosca menikmati gaya hidupnya saat ini, aku ingin setidaknya mengajaknya berbelanja di toserba.]

Kiba dengan lembut mengatakan ini. … Dia mungkin ingin kawannya menikmati kehidupan sehari-harinya. Dia mungkin ingin memperlihatkan kepadanya sisi menyenangkan dari dunia ini yang tidak bisa dia alami di institut gereja.

Karena Tosca-san bersama dengan anggota gereja lainnya dan Kiryuu, yang merupakan anggota sesama jenis yang mudah dihadapi, dia memasang ekspresi ceria.

Kiba berkata, “Semuanya, aku serahkan Tosca dalam penjagaan kalian.”

Karena pertemuan khusus wanita itu penting, Kiba mempercayakan Tosca pada Asia dan yang lainnya.

Kami, grup yang mempercayakan Tosca-san, ke Trio Gereja pergi.

“Ayo sarapan dulu.”

Aku mengatakan ini sambil peregangan dan Kiba menjawab dengan riang.

“Aku akan membuatkan sarapan, Ise-kun. Apa makanan Jepang tak amasalah atau kau lebih suka masakan Barat? Aku bakal bikin apa saja.”

Masakan Jepang itu bagus, tapi masakan Barat sulit dilepaskan …. Selagi aku khawatir untuk menjawabnya, aku merasa bahwa aku sedang ditatap oleh seseorang. 

Tepat sebelum pergi, Tosca-san sedang mengawasiku—tidak, dia sedang mengawasiku dan Kiba dengan tatapan dalam.

 

Step 4: Tosca-san dan … aku?

Malam itu, semua orang makan malam bersama.

Pada akhirnya, Tosca-san terbuka pada semua orang? Dengan Trio Gereja dan Kiryuu sebagai pusatnya, Tosca-san berbicara dengan semua orang.

Dia bingung saat bertemu dengan Le Fay, yang merupakan penyihir untuk pertama kalinya, tapi melalui meditasi Asia dan Koneko-chan, dia melunakkan sikapnya.

Ravel tidak ada di sini sekarang, tapi ketika dia kembali, aku ingin dia dan Tosca-san menjadi teman melalui pesta teh.

Atau sebaiknya.

“Tosca-san, tidak apa-apa lho? Mereka semua adalah orang-orang yang lembut, jadi tidak ada yang perlu ditakuti. Tuhan selalu menjaga kita.”

Seolah membuat pertunjukan, Irina mengatakan ini dan Tosca-san juga ….

“Ya! Malaikat-sama!”

Tosca-san mulai merasa hatinya tertahan dengan kuat oleh perkataan Irina. … Itu menjadi situasi yang tak biasa tapi apakah Xenovia menganggap ini sebagai sesuatu yang sangat menarik?

Dia tertawa keras dari awal sampai akhir. Dia mungkin tidak bisa menghadapi sikap Irina ini.

Tosca-san pada dasarnya bisa berbicara dengan semua orang, tapi … aku merasakan itu sampai sini. Tosca-san hanya menghindariku dan Rias!

Dia tidak berbicara denganku sedikit pun! Bahkan ketika aku secara tidak langsung berbicara dengannya.

“….”

Dia diam!

Apalagi, saat itu terjadi, kenapa dia melihat reaksi Kiba!?

Sudah kuduga, apa dia takut pada pria selain Kiba!? Tidak, dia membuka dirinya untuk pria yang masuk ke dalam kotak kardus dan yang mengenakan pakaian perempuan, Gya-suke, jadi tidak terbatas pada itu!

… Mu-mungkin, aku tidak baik karena aku mesum? Tapi, aku tidak pernah melihat Tosca-san secara seksual sekali pun, tahu?

Mungkin saja, aku tidak bisa melihat kawan Kiba yang baru saja bangun dengan cara ini! Jika aku melihatnya seperti itu, setidaknya aku akan menunggu beberapa tahun. Atau lebih tepatnya, saat oppai-nya tumbuh sedikit lagi …!

Enggak, enggak, selain aku, setidaknya aku ingin dia terbuka dengan Rias.

Meskipun dia adalah Iblis Kelas Tinggi, dia wanita yang lembut dan luar biasa. Dia pasti akan berteman baik dengan Tosca-san. Tapi mungkin saja, [Iblis] Kelas Tinggi adalah sesuatu yang menakutkan baginya …. Rias bukanlah manusia yang bereinkarnasi menjadi Iblis, melainkan Iblis berdarah murni.

… Itu adalah hal yang sulit dilakukan untuk umat yang taat ….

Usai makan malam, aku memiringkan kepala untuk merenung di ruang tamu. Semua orang mengambil sikap santai di ruang tamu. Tentu saja, Tosca-san juga ada di sini ….

Tiba-tiba, Kiryuu mulai berkata, “Kalau dipikir-pikir, reputasi Hyoudou di antara para gadis di sekolah telah berubah belakangan ini.”

—!

I-ini pembicaraan yang sangat menarik.

“Heh, dengan cara apa?”

Aku tanpa sadar bertanya. Itu reputasiku di antara para gadis, jadi tentu saja aku ingin tahu soal itu!

Setelah meminum teh hitam, Kiryuu menjawab, “Hmm—, mereka mengatakan ini: Dia bukan binatang buas seperti yang kuduga, atau dia menjadi karnivora adalah sesuatu yang langka akhir-akhir ini.’ Dibandingkan sebelumnya, mereka sekarang tidak punya banyak prasangka terhadapmu.”

—!! Bagaimana ini bisa terjadi?! Pembalikan mendadak dramatis semacam ini bisa terjadi!?

Aku terkejut dengan evaluasi ulangku, jika hanya jumlahnya kecil.

Karena untuk beberapa waktu, aku dihina sebagai perwujudan hasrat seksual atau binatang buas dan aku bahkan dicurigai melakukan hubungan homoseksual dengan Kiba, tapi datang ke sini, hal semacam ini terjadi ….

“Serius? … Sebelum aku menyadarinya, apakah pesona kejantananku tumbuh?”

Aku mencoba untuk bersikap sedikit keren sambil meletakkan tanganku di dagu, tapi Kiryuu benar-benar mengesampingkannya.

“Entahlah, mungkin bukan itu? Tapi, perubahan reputasimu dimulai dari Kiba-kun.”

“Aku? … Apa aku mengatakan sesuatu?”

Kiba terkejut karena namanya tiba-tiba muncul dalam pembicaraan.

Kiryuu melanjutkan.

“Kiba-kun ditanyai oleh para gadis, 'kan?”

[Dalam perspektif Kiba-kun; apa pendapatmu tentang Hyoudou-kun?]

—Tampaknya para gadis menanyakan pertanyaan ini pada Kiba.

Kiba sepertinya juga mengingatnya.

“Ah, kalau soal itu, pasti aku menjawab seperti ini—”

Kiba menjawab seperti ini:

[Yah, Ise-kun itu mesum. Tapi, menurutku setiap anak laki-laki seusia ini juga seperti itu. Dia hanya membiarkannya terlihat di permukaan sedikit lebih mudah. Tapi dia memiliki rasa tanggung jawab yang kuat dan tidak akan meremehkan siapa pun, jadi sebagai sesama seorang pria, dia adalah seseorang yang sangat mudah bergaul.]

Untuk kata-kata yang jelas dan sopan yang diucapkan oleh Kiba, mungkin para gadis mempertimbangkan kembali pendapat mereka tentangku dan itu berhubungan dengan evaluasi ulangku.

… Uuhh! Yang dibutuhkan seseorang adalah teman yang baik! Sial, tidak seperti Matsuda dan Motohama, Kiba benar-benar menatapku!

Aku memeluk leher Kiba dengan lenganku!

“Terima kasih, sobat! Kaulah satu-satunya yang akan mengatakan hal seperti itu untukku!!”

Aku mulai menangis dengan keras!

Maksudku, satu-satunya cowok dari generasi yang sama denganku yang akan mengatakan hal-hal baik semacam ini tentangku adalah cowok ini!

Tentu saja, aku bakal terharu!

“Hahaha, sakit, Ise-kun.”

Kiba terlihat sedikit malu, tapi hal seperti ini tak apa-apa! Oke, di malam kedua pesta menginap ini, kami para cowok bakal mengobrol sampai subuh lagi!

Tosca-san, yang sampai saat ini mengamati situasi dalam diam, tiba-tiba membuka mulutnya.

“… Ka-katakan.”

Apa! Dia menatapku dan memulai percakapan!

“Ya? Yah, Tosca…-san.”

Aku menjawab sambil terkejut. Sambil menelan ludah di mulutnya, Tosca-san bertanya setelah memperkuat keinginannya.

“… Er, hubungan seperti apa yang kalian berdua miliki …?”

“… Ya?”

Saat aku balik bertanya, Tosca-san berkata dengan suara keras.

“… Aku bertanya hubungan seperti apa yang kau miliki dengan Isaiah?!”

Ah, hubunganku dengan Kiba …? Aku dan Kiba saling memandang dan menjawab.

“… Sesuatu seperti teman? Kawan? Rekan ….”

Aku menjawab seperti ini, tapi Tosca-san berdiri di tempatnya dan mulai mengeluh dengan mata berkaca-kaca!

“… aku pikir [Bieru] itu t-t-tidak sehat!”

——!!!?? … B, Bieru? Maksudnya BL!? A-apa-apaan ini!!!

“… Tosca-san!? D-darimana kau mempelajari hal semacam itu!?”

Aku mengajukan pertanyaan ini! Ini bukan jenis pengetahuan yang mudah didapat dengan hidup normal!

Sambil melihat ke arah Kiryuu, Tosca-san berkata dengan malu-malu.

“… Itu tertulis di buku referensi yang K-Kiryuu-san pinjamkan padaku! Hubungan antara Hyoudou Issei-san dan Isaiah adalah [Bieru], fenomena ketika dua pria saling mencintai! K-kau tidak bisa! Tuhan berkata bahwa pria dan wanita harus dipersatukan!”

Tosca-san mulai mengeluh padaku dan Kiba, yang wajahnya memerah!

Aku melihat ke arah Kiryuu!

Fufufu.”

Cewek ini! Dengan kacamatanya yang bersinar, dia mengangkat sudut mulutnya seolah tersenyum! Itu adalah kejahatan yang direncanakan!? Kau meminjamkan [Buku BL] ke Tosca-san sebagai buku referensi Jepang!?

Dia mengatur pertukaran budaya yang tidak masuk akal untuk seorang gadis kecil yang percaya diri! Cewek berkacamata ini!

Ha! Aku tiba-tiba mengerti segalanya!

Alasan mengapa Tosca-san melirikku dan Kiba—maksudnya ini! Dia tertarik pada hubunganku dengan Kiba dan dia tidak bisa berbuat apa-apa!

Tosca-san bertanya pada Kiba secara langsung!

“Isaiah! Bagaimana …? Bagaimana menurutmu … Hyoudou Issei-san?”

“Ini adalah sesuatu yang ingin aku tanyakan juga. Apa itu, Kiba-kun!?”

Bahkan Shinra-senpai, yang mengawasi dengan saksama sampai saat ini, datang menanyakan ini! Shinra-senpai, kenapa kau bersikap proaktif dalam waktu seperti ini!?

Berbicara tentang Kiba—dia menundukkan kepalanya dan hanya mengucapkan beberapa patah kata.

“Y-yah … kami berteman … kau tahu?”

Jangan katakan hal semacam ini dengan wajah merah cerah! Kau hanya akan membuat kesalahpahaman, tahu!?

“K-kau mencintainya!?”

“J-jadi, kau mencintainya!?”

Tosca-san dan Shinra-senpai mendesak lebih banyak jawaban! Lihat, 'kan, jadi seperti ini!

Atau lebih tepatnya, Tosca-san dan Shinra-senpai menunjukkan lebih banyak ekspresi sekarang daripada sebelumnya!

Kiba, sambil melihat ke arahku, bingung bagaimana menghadapinya.

“… Hal semacam ini di depan orang itu sendiri agak sulit … 'kan?”

Enggak, enggak, enggak, enggak, enggak, enggak! Jawaban macam apa itu!? Tidak masalah kalau cuma mengatakan [Kami adalah teman!], 'kan!? Kenapa kau perlu menjawab dengan cara yang tidak perlu ini untuk menciptakan kesalahpahaman!?

Melihat reaksi Kiba, seluruh tubuh Tosca-san mulai gemetar.

“B-benar saja, kau mencintainya … kau adalah [Bieru] … Isaiah jadi anak nakal ….”

Shinra-senpai juga gemetar.

“… Mereka BL … Sudah kuduga, Hyoudou-kun dan Kiba-kyun adalah BL ….”

Namun, dia menunjukkan sedikit senyuman.

“… Ya, tidak, tapi ini tidak buruk-buruk amat.”

Dia mengatakan sesuatu seperti ini! Shinra-senpai baik-baik saja dengan hal semacam ini!?

Tiba-tiba, Shinra-senpai meraih tangan Tosca-san!

“Tosca-san! Ayo bekerja keras agar kita tidak kalah dari Hyoudou-kun!”

“Ya, aku tidak memahaminya dengan baik, tapi [Bieru] sama sekali tidak baik!”

Entah bagaimana, kata-kata dari keduanya saling tidak berhubungan, tapi apakah mereka memiliki pemahaman yang sama hanya dengan pikiran mereka!?

Tidaaaaak! Tolong, yang benar saja!!

Bagiku, pesta menginap ini menjadi neraka yang melahirkan kesalahpahaman—.

Ada satu hal lagi yang terjadi selama pertukaran Tosca-san, tapi sejujurnya, itu adalah cerita rahasia.

 

Di malam dari hari terakhir, Tosca-san mengambil keputusan dan—berbicara dengan Rias.

“… Aku selalu tidak bisa bertanya, tapi aku membulatkan tekad ….”

Tosca-san langsung bertanya pada Rias.

“… Bisakah kau ceritakan tentang saat kau bertemu Isaiah?”

Sambil tersenyum, Rias dengan mudah menyetujui “Ya”.

Tosca-san tidak takut pada Rias karena dia adalah seorang Iblis.

Rias tahu segalanya tentang Kiba sejak dia bereinkarnasi menjadi Iblis.

Itu sebabnya, karena Tosca-san mencapai kesimpulan bahwa Kiba meninggal secara tidak wajar, dia takut dari lubuk hatinya yang terdalam bahwa dia menyerah pada keinginannya untuk membalas dendam.

Namun, dia ingin tahu lebih banyak tentang satu-satunya rekannya yang tersisa; Kiba.

Dengan kondisi pikiran seperti ini, Tosca-san mengumpulkan semua keberaniannya dengan satu atau lain cara dan bertanya pada Rias.

Dan kemudian, akhirnya, diliputi emosi dan dengan suara berkaca-kaca, Tosca-san menyampaikan apa yang sebenarnya ingin dia katakan kepada Rias.

“—Sungguh, terima kasih banyak telah membantu Isaiah.”

Menerima kata-kata ini, Rias juga meneteskan air mata dan berkata.

“Hmm, dan kau juga. Terima kasih sudah hidup.”

Rias menjawab seperti itu—.

Setelah pesta menginap ini, Tosca-san bisa sering menunjukkan senyuman manis kepada kami—.

Mulai sekarang, kita akan terus hidup bersama dan akrab dengan Tosca-san! Benar, 'kan? Kiba!

Post a Comment

0 Comments

Like this blog? Keep us running by whitelisting this blog in your ad blocker.

This is how to whitelisting this blog in your ad blocker.

Thank you!

×