Choppiri Toshiue Jilid 3 Prolog

cover

“Hime-chan, apa ada seseorang di sekolah yang kausukai?”

Pertanyaan Uryu-sensei begitu mendadak sehingga rasanya aku bakal meludah. Yah, kujawab “Aku,” tapi maksudku bukan aku yang seorang pekerja kantoran yang mendekati usia tiga puluhan; Maksudku aku yang masih sekolah dasar. Aku tidak begitu ingat persis usiaku waktu itu, tapi aku mungkin berada di tahun kelima atau keenam sekolah dasar. Selama tahun-tahun sekolah dasarku—atau harus kukatakan, sampai aku mulai hidup sendiri selama kuliah—aku tinggal di kampung halaman di bagian utara prefektur. Kampung halamanku sangat jauh sehingga sekolah tempat aku masuki sebenarnya telah ditutup karena penurunan populasi. Aku berada di pusat komunitas kecil kota pada hari itu.

“K-kenapa tanya begini, Uryu-sensei?”

“Hahaha. Hime-chan, wajahmu merah,” katanya sambil tertawa riang.

Uryu-sensei—nama lengkapnya Uryu Kozue—suka tertawa. Matanya sedikit menakutkan, tapi dia tidak pernah mengintimidasi karena dia selalu tersenyum. Dia tinggi dan langsing bagai model. Dari sudut pandang anak sekolah dasarku, dia tampak seperti apa artinya bagi seseorang untuk menjadi seorang wanita muda.

Meskipun aku memanggilnya Uryu-sensei, dia bukan guru sekolah melainkan guru kelas memasak. Setiap tahun, selama liburan panjang seperti liburan musim panas dan musim dingin, dia bersikap sebagai pengajar untuk kelas memasak anak-anak yang diadakan sebagai bagian dari acara regional. Yah, kukatakan itu adalah kelas memasak, tapi itu benar-benar hanya acara kecil dengan partisipasi kurang dari sepuluh anak. Namun, aku berpartisipasi di dalamnya setiap tahun. Kalau boleh jujur, itu karena orangtuaku yang menyuruhku hadir. Kalau aku dibiarkan sendirian, aku akan menghabiskan seluruh liburanku dengan bermain gim video, jadi ibuku, yang tidak bisa diam saja, memaksaku untuk berpartisipasi.

“Kau seorang gadis, jangan bermain Nintendo saja dan belajarlah memasak sesuatu,” katanya kepadaku, membuat pernyataan seksisme usang yang akan menyebabkan kegemparan di media sosial saat ini. Dan pada catatan itu, mengapa orang-orang dari generasi ibuku menyebut semua jenis perangkat keras gim video “Nintendo”?

Nah, melihat ke belakang, aku berterima kasih kepada orangtuaku. Keahlian yang kukembangkan di kelas memasak itu adalah penyelamat ketika aku mulai hidup sendiri … belum lagi, pada saat aku terlalu ketagihan dengan gim video entah aku laki-laki atau perempuan.

Itu karena sekitar waktu Game Boy Advance rilis. Ini bukan hiperbola; yang kulakukan hanyalah bermain gim video. Aku begitu tenggelam dalam gim video sehingga selama istirahat panjang seperti liburan musim panas, mereka mengganggu kebiasaan tidur dan makanku. Wajar jika orangtuaku khawatir dan mencoba mengeluarkanku dari rumah.

“A-Anda terlalu banyak tertawa,” kataku.

“Haha, maaf.”

Hanya Uryu-sensei dan aku di dapur pusat komunitas. Kelas memasak sudah berakhir, dan anak-anak lain sudah pulang. Orangtuaku terlambat menjemputku, jadi Uryu-sensei masih menungguku.

“Tetap saja, itu bukan sesuatu yang bikin malu, 'kan? Di usiamu, kau akan segera melakukan percakapan seperti itu dengan teman-temanmu, 'kan, Hime-chan?”

“… Betul.” Itu saja yang pernah dibicarakan teman-teman perempuanku saat kami istirahat di sekolah. Itu selalu hal-hal seperti siapa yang mereka pikir keren dan siapa yang mereka sukai. Kadang mereka bahkan memberi peringkat kepada anak laki-laki. Namun ….

“Aku … tidak benar-benar mengerti,” aku mengakui. Aku berusaha keras untuk bergabung dengan gadis-gadis itu dan mengatakan hal-hal yang sesuai dengan percakapan sehingga aku tidak ketinggalan di sekolah, tapi aku tidak pernah memiliki perasaan khusus terhadap anak laki-laki di sekolahku.

Aku tidak mengerti. Aku benar-benar tidak mengerti, batinku. Diriku yang masih SD masih belum tahu apa artinya jatuh cinta pada seseorang.

“Hm, begitu. Nah, apa yang kau suka, Hime-chan?”

“Advance!” kataku, nyaris tidak membiarkannya selesai. “Apakah Anda tahu tentang Gameboy Advance, Uryu-sensei?! Ini luar biasa! Meskipun Gameboy Color sudah cukup luar biasa, sekarang bahkan lebih canggih! Saat ini, aku sedang memainkan gim bernama Mega Man Battle Network. Ini benar-benar menyenangkan! Setting aslinya dan sistem pertarungannya yang inovatif sangat bagus, dan itu adalah mahakarya yang harus dilestarikan untuk anak cucu—”

“… W-wow, benarkah?” balas Uryu-sensei, sedikit terkejut. Melihat ini, aku kembali sadar. Di sekolah dasar, meskipun biasanya tipe pendiam, ketika datang ke mata pelajaran tertentu aku menjadi banyak bicara. Aku adalah salah satu dari tipe anak-anak itu …. Um, tunggu. Aku tidak benar-benar ingin mengakuinya, tetapi aku mungkin masih seperti itu sekarang setelah aku berusia dua puluh tujuh tahun ….

“Aku tidak bermain gim video, jadi aku tidak terlalu mengerti. Maaf.”

“… Aku juga minta maaf. Aku terlalu bersemangat.”

“Aku mengerti. Kau lebih menyukai gim video daripada percintaan, Hime-chan? Kau seperti anak zaman. Kau sama sekali tidak tertarik pada anak laki-laki?”

“T-tidak, bukannya aku tidak tertarik, tapi … ini terlalu cepat bagiku. Aku berpikir tidak apa-apa kalau aku menunggu sampai aku menjadi dewasa.” Usai kukatakan itu, aku melihat ke tangan Uryu-sensei. Di jari manis kirinya ada cincin kawin yang cantik.

“Anda sudah menikah dan punya anak, kan, Uryu-sensei?”

“Betul.”

“Yang berarti Anda sudah bertemu belahan jiwa Anda, 'kan?”

Seorang belahan jiwa … ketika aku masih di sekolah dasar aku percaya pada hal semacam itu. Aku hanya tahu tentang cinta dari drama televisi dan manga, dan kupikir ketika semua orang menjadi dewasa, mereka bertemu belahan jiwa mereka dan menikah. Selain itu, aku berpikir bahwa orang yang bercerai melakukannya karena mereka entah bagaimana menikahi seseorang yang bukan belahan jiwa mereka secara tidak sengaja.

“Belahan jiwaku …. Hmm, aku penasaran soal itu. Itu mungkin tidak benar.”

“A-apa?”

“Cara berpikir kami benar-benar berbeda, kau tahu? Kami selalu hanya bertengkar. Kami adalah dua orang yang dibesarkan di lingkungan berbeda yang hidup bersama … ini menyusahkan,” Uryu-sensei mengeluh, terdengar seperti dia sudah muak.

“Berapa kali pun kukatakan kepada suamiku yang bodoh untuk tidak melakukannya, dia selalu berdiri ketika menjadi nomor satu, dan rambut wajahnya berserakan ketika dia selesai bercukur. Dan dia berkata, ‘Aku cukup membantu dari segi membesarkan anak kita dibandingkan dengan bagaimana keluarga lain melakukannya.’ Apa maksudnya ‘membantu’? Ini anak kami, 'kan? Kenapa cuma diasumsikan bahwa aku yang utama membesarkan anak kami? Maksudku, kami bahkan tidak membicarakan keluarga lain. Aku sedang berbicara tentang kami. Lalu ada malam itu aku mencoba untuk memulai sesuatu dan dia berkata, ‘Kau sudah mencoba untuk punya anak lagi?’ Bahkan apa itu? Jadi itu saja tentang menikah? Apa dia bilang bahwa jika kami tidak membuat anak maka dia tidak akan melakukannya denganku?”

“U-um ….”

“Ups, maaf. Kau mungkin terlalu muda untuk topik itu, Hime-chan,” katanya dan menertawakannya. Sebagai anak sekolah dasar, aku tidak begitu mengerti bagian tentang apa yang mereka lakukan di malam hari … aku sekarang mengerti. Pasangan di mana-mana pasti mengalaminya.

“Itu hanya satu hal yang membuat frustrasi. Mungkin belahan jiwaku masih ada di suatu tempat. Seseorang yang luar biasa yang akan menjadi pangeranku, yang lebih sempurna, lebih tampan, dan lebih kaya, dan yang sepenuhnya aku setujui ….”

“O-oh tidak ….”

Saat itu aku mungkin terlihat sangat kesal. Uryu-sensei secara tidak sengaja menikah dengan seseorang yang bukan belahan jiwanya, jadi kehidupan pernikahannya akan menjadi bencana dan dia mungkin akan bercerai! Aku sangat khawatir sehingga aku kehilangan kata-kata.

“Tapi kau tahu,” Uryu-sensei melanjutkan, “Aku mencintainya, untuk suatu alasan.” Dia menyipitkan matanya seperti dia sedikit bermasalah, tapi dia tersenyum bahagia. Pada saat itu, Uryu-sensei yang biasanya santai dan dewasa terlihat seperti seorang gadis kecil.

“A-Anda mencintainya?”

“Ya. Aku mencintainya.”

“Meskipun Anda sering bertengkar?”

“Ya. Kami bertengkar berulang kali, dan ada banyak hal soal dia yang tidak kusukai, tapi … aku mencintainya. Itu menjengkelkan, 'kan?”

Ketika dihadapkan dengan kasih sayang yang blak-blakan seperti itu, aku menjadi sangat malu sehingga tidak bisa berkata apa-apa. Melihat reaksiku, wajah Uryu-sensei juga menjadi sedikit merah, dan dia menambahkan, “Aha ha. Rahasiakan ini dari suamiku, oke?” sambil menertawakannya.

Dia menghela napas dan melanjutkan. “Jika Tuhan atau seseorang muncul dan berkata, ‘Sekarang akan kuperkenalkan kau kepada seseorang yang merupakan belahan jiwa yang lebih baik,’ aku akan menolaknya. Dengan percaya diri akan kuberi tahu mereka bahwa aku puas dengan suamiku saat ini.”

“… Yah, bukankah itu berarti suamimu saat ini adalah belahan jiwamu?”

“Hmm …. Yah, kurasa. Itu mungkin benar. Ahaha, aku benar-benar tidak tahu.” Uryu-sensei tertawa ringan.

“Jatuh cinta dengan seseorang benar-benar tampak hebat,” kataku dengan kekaguman. Uryu-sensei memberiku senyuman ramah dan meletakkan tangannya di kepalaku.

“Suatu hari nanti kau akan bertemu orang seperti itu juga, Hime-chan. Biarpun mereka bukan belahan jiwamu, seseorang akan datang yang akan membuatmu merasa ingin bersama mereka.”

Aku benci mengakuinya, tapi untuk waktu yang lama, aku tidak mengerti arti dari percakapan itu. Aku hanya terus bertambah tua sambil terus tidak mengerti sama sekali apa artinya jatuh cinta pada seseorang. Ketika aku masih mahasiswa, aku tidak berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler dan hanya bermain gim video, jadi aku ge—aku menstabilkan pusat gravitasiku. Aku menjalani diet neraka di bawah bimbingan Yuki-chan setelahnya, tetapi ketika kupikir aku akhirnya menjadi kurus, aku menemukan diriku dalam zaman es pekerjaan. Lalu, setelah berburu pekerjaan yang mengerikan dan dipekerjakan, aku menjadi sibuk setiap hari, dan beberapa hari libur kuhabiskan untuk bermain gim video … aku melakukan yang terbaik untuk menjalani hidupku melalui apa pun yang dilemparkan kepadaku, dan, seperti itu, aku sudah hampir tiga puluh.

Aku sudah berusia dua puluh tujuh tahun, usia yang sama sekali tidak bisa disebut anak-anak … dan aku pun jatuh cinta untuk pertama kalinya sepanjang hidupku. Aku jatuh cinta dengan seseorang selain diriku sendiri, dan aku akan berhadapan langsung dengan apa artinya jatuh cinta dengan orang lain.

Post a Comment

0 Comments