Valhalla Saga Episode 3-2

Episode 3-2 Kesatria Naga (2)

Mustahil untuk menghentikannya.

Dia menyadari itu begitu dia melihatnya. Bahwa semuanya akan berakhir bila dia terkena satu pukulan saja.

Tae Ho menginvestasikan semua runenya dengan gesit. Sementara itu, monster itu menendang tanah sekali lagi dan setelah Tae Ho berkedip sekali, monster itu sudah di depannya.

BANG!

Pedang yang jatuh dari atas bagai petir. Tapi Tae Ho bahkan tak tahu bagaimana dia menghindarinya. Dia berguling-guling di tanah dan setelah menjauhkan diri, dia mengangkat kepalanya untuk melihatnya.

Dia bisa merasakan tatapannya. Setelah dia melihatnya dari dekat, dia mengetahui bahwa itu lebih besar dari imajinasinya. Meskipun monster itu menurunkan posturnya, sepertinya kepalanya mencapai 5 meter.

Dia merasa mati rasa. Sepertinya tatapannya menusuknya. Gigi yang bisa dilihatnya dari mulut terbuka itu menakutkan.

Tetapi, Tae Ho tidak meringkuk dan menghadapinya. Dia bernapas dengan kasar. Walaupun hanya satu tarikan napas, tubuhnya berhenti gemetar. Dan lebih tepatnya, kekuatan kembali ke kakinya.

[ Saga: Prajurit Abadi ]

Dan pada saat itu, keduanya bergerak. Pedang yang diayunkannya pada ketinggian rendah lewat di depan mata Tae Ho. Tae Ho menyerbu ke depan bukannya jatuh kembali dan kemudian mengayunkan pedangnya untuk mengiris pahanya.

Itu dangkal.

Kulitnya lebih keras dari yang dia kira dan otot-ototnya keras. Tae Ho ingin mundur ketika bergerak lagi. Ayunan pedang yang rendah melintas di depan Tae Ho lagi.

Tae Ho mengelak sekali lagi dengan menariknya kembali. Dan begitu kakinya mencapai tanah, dia berguling ke samping. Petir jatuh sekali lagi di tempat Tae Ho berada.

BANG!

Dia menghindari serangannya tiga kali sekarang. Dia bisa merasakan tatapan para prajurit di dekatnya. Dan dia juga bisa merasakan kemarahan monster itu.

‘Tetap tenang. Konsentrasi.’

Dia akan melakukan serangan balik setelah menghindar. Serang kaki dan pecahkan posisinya.

Itu seperti sebuah game. Metode itu mirip dengan ketika dia melawan monster bos.

Dia hanya memiliki satu nyawa. Dan lawannya punya banyak hp. Dan serangannya amat luar biasa.

Tapi dia masih harus melakukannya.

“Kuoooo!”

Monster itu menjerit. Dan pada saat yang sama, gnoll di dekatnya datang menyerang sambil menjerit. Para prajurit yang kehilangan komandan mereka bertindak sendiri. Sebagian menyerbu ke arah gnoll dan sebagian lainnya ke arah gnoll raksasa.

“Arah kakinya!”

Salah satu prajurit berteriak. Dan pada saat yang sama, tiga prajurit yang menyerang mengarah ke kaki gnoll raksasa. Namun, monster itu tidak tinggal diam. Dia melompat ke udara dan menghindari serangan.

“Kuo!”

Ia menjerit dan mengayunkan pedangnya secara luas setelah mendarat. Para prajurit mundur dengan tergesa-gesa, tetapi salah satu dari ketiganya dipukul di bahunya dan lehernya juga tercabut.

Bau darah menyebar. Dua prajurit yang menghindari serangan itu, mengangkat senjata mereka sekali lagi untuk menyerang kaki gnoll sekali lagi.

Dan Tae Ho berpikir. Bahwa kakinya itu buruk.

Tae Ho tengah berpikir tentang menyerang kakinya untuk menurunkan posturnya dan kemudian menyerang organ vitalnya seperti mata atau lehernya, tetapi dia menjadi yakin dengan bentrokan baru-baru ini. Bahwa strategi ini sekarang tidak ada gunanya, sekarang monster itu sudah melindungi kakinya.

Lalu bagaimana?

Gnoll raksasa melompat ke arah Tae Ho secara tiba-tiba dan mengayunkan pedangnya. Bukan hanya gnoll, tetapi pedangnya juga terlihat seperti truk sampah.

Tae Ho juga nyaris tidak menghindari serangannya kali ini. Setelah pedang melewati tepat di atas kepalanya, mata Tae Ho mengejar kepala gnoll raksasa.

Itu masih tinggi. Itu adalah ketinggian yang tidak akan dia raih dengan melompat. Tetapi memukul kakinya tidak ada gunanya.

Tae Ho berguling di tanah. Monster itu berbalik dengan cepat. Dan saat itu, Tae Ho maju lagi.

Heda sudah bilang.

Bahwa saga adalah reproduksi dari yang asli. Tetapi itu bisa menggunakannya dengan benar sedikit.

[ Saga: Serangan Prajurit Bak Badai ]

Tubuhnya menjadi cepat.

Tapi itu masih kurang. Ketika dia memainkan game yang dimaksudkan untuk memilih anggota tim nasional, serangan Kalsted benar-benar bak badai dan menyapu medan perang. Tak ada yang bisa menghentikan Kalsted, yang mengendarai langit dan menuangkan guntur.

Mereproduksi itu masih mustahil. Tapi itu baik-baik saja walaupun hanya satu langkah.

Jika dia bisa melangkah di langit.

Jika dia bisa menendang udara!

Dia melompat. Lalu, melompat lebih tinggi lagi dengan menendang udara.

Monster itu berbalik sepenuhnya. Tapi dia tidak bisa melihat Tae Ho. Karena Tae Ho lebih tinggi dari kepalanya.

“Uoooo!”

Tae Ho berteriak sambil jatuh di atas kepalanya. Monster itu mengangkat kepalanya secara refleks dan pedang Tae Ho mengarah ke matanya.

“Kuooo!”

Ujung pedang menusuk matanya. Darah cerah berceceran, dan monster itu berteriak keras.

Tae Ho, yang memegang pedangnya yang terjebak, ditangkap oleh gnoll dan dilempar ke tanah. Saat dia terjatuh, dia merasakan sakit dan syok yang sepertinya menghancurkan tubuhnya, tapi mungkin karena berkat Idun, dia tidak kehilangan kesadaran.

“Pant. Pant.”

Tae Ho mengangkat tubuhnya dengan susah payah. Dia bisa melihat gnoll yang kesakitan.

Indra pro-gamer Lee Tae Ho berkata. Kesatria naga legendaris Kalsted memastikannya. Bahwa ini adalah waktu untuk membunuhnya.

Tae Ho mengertakkan gigi dan menahan rasa sakit. Dia menendang tanah sekali lagi dan berlari ke sana. Dia sudah tidak punya senjata, tapi itu tidak masalah.

Hal lain yang dikatakan Heda kepadanya.

Saga ini tidak hanya dimaksudkan untuk menguatkan tubuh.

Itu bisa melakukan hal-hal di luar itu.

[ Saga: Pedang Prajurit ]

Tae Ho mencengkeram udara. Awal dari ‘Dark Age’. Dia bisa mulai merasakan pedang yang digunakannya untuk membunuh monster bos bernama pertama, prajurit orc Graksha, di server Korea.

“Uooooo!”

Tae Ho menendang tanah sekali lagi. Lalu, dia melompat tinggi dan memotong leher monster yang memegang kepalanya kesakitan.

Lehernya pecah dan darah mengalir bagaikan air mancur. Tae Ho tak bisa mendarat dengan benar dan berguling-guling di tanah, lalu menggunakan pedangnya sebagai tongkat dan bangkit. Dan pada saat yang sama, seperti kebetulan, tubuh gnoll yang besar jatuh dengan suara keras.

Prajurit di sekitarnya menelan udara. Bahkan para prajurit yang masih berada di tengah pertempuran tengah memandang Tae Ho. lalu, mereka semua mulai berteriak keras.

“Woo hoo!”

“Prajurit Idun!”

“Monster itu sudah mati!”

Para gnoll kehilangan semangat. Dan para prajurit berteriak lebih keras. Tae bisa merasakan detak jantungnya. Dia mengangkat pedangnya tanpa sadar dan meraung. Dan kemudian, asap merah mulai keluar dari mayat raksasa gnoll dan diserap oleh Tae Ho.

Dia memiliki lebih dari sepuluh rune terendah dan dua rune inferior. Energi meluap dari tubuhnya.

Tae Ho menghela napas dan melihat pedang di tangannya. Pedang yang digunakan Kalsted saat dia level rendah. Walau itu hanya tingkat rendah karena hanya memiliki mantra rune dasar, itu adalah salah satu dari beberapa senjata kuat ketika keluar di server.

Saga ketiga, pedang prajurit.

Dia yakin itu bisa menciptakan kembali senjata yang digunakan Kalsted.

Tae Ho lantas memikirkan pedang terkuat di server global dan pada saat yang sama pedang pribadi Kalsted, ‘pedang naga Astellone’ tetapi masih mustahil seperti sekarang. Mustahil untuk menciptakan kembali Astellone dengan level Tae Ho saat ini.

‘Tapi suatu hari nanti.’

Tae Ho mengepalkan tangannya dengan erat dan mengangkat kepalanya. Para prajurit yang telah membersihkan gnoll di sekitarnya sedang menatapnya. Dan salah satu dari mereka berkata.

“Musuh masih datang. Kita harus terus menyerang.”

Prajurit dengan helm bertanduk menunjuk ke arah gnoll yang datang dengan kapaknya. Para gnoll sedang menyerang dari luar dataran putih. Dan sasaran serangan juga pasti ada di sana.

Prajurit itu memandang Tae Ho lagi. Beberapa mengangkat bahu dan beberapa membuat gerakan dengan dagunya seolah mendesaknya.

Tae Ho bisa menebak mengapa mereka bersikap demikian. Dan itu sebabnya dia mengepalkan senjatanya sekali lagi.

Karena harus ada seseorang yang memimpin kelompok. Dan Tae Ho juga tidak suka merusak momentum.

“Prajurit! Serang!”

Teriakan Tae Ho menyebar di udara. Telinganya mulai memerah karena malu, tetapi tak ada yang peduli dengan perubahan kecil tersebut. Para prajurit berteriak keras dan menyerbu menuju para gnoll. Tae Ho ada di sebelah mereka.

Mata Tae Ho menatap musuh. Setiap kali dia mengambil langkah, dia menjadi lebih kuat. Itu bukan karena dia menginvestasikan runenya.

[ Tingkat Sinkronisasi: 5% ]

Pedang Tae Ho berubah dan menjadi lebih tajam.

Post a Comment

0 Comments