Date A Bullet Jilid 1 Inui Yume

○Inui Yume

Pada siang hari di jalanan di kota yang tak berpenghuni, dua gadis saling berhadapan di bawah latar belakang langit biru.

Salah satunya adalah seorang gadis bergaun putih dan biru, berkucir dua dengan tajam mengingatkan antena. Kemurnian Astral Dress-nya yang putih dan biru cocok dengan kesan gaun yang cocok untuk dunia yang ditandai oleh sinar mentari.

Di sisi lain adalah seorang gadis bergaun hitam dan merah. Dia berambut hitam dan Astral Dress di mana warna merah dan hitam saling berbaur. Namun, karakteristiknya yang paling khas adalah mata kirinya. Yaitu sebuah jam——sebuah bola mata terus berdetak.

Glek, Inui Yume meneguk.

Kemungkinan karena sudah berada di ambang kematian beberapa kali. Tapi sekilas, dia bisa membaca kekuatannya.

“Jadi, kenapa kamu memanggilku? Meski sepertinya tak ada hubungannya dengan Doll Master.”

Mendengar perkataan Yume, Tokisaki Kurumi tak bisa menahan senyum.

“Iya, iya, itu benar. Sama sekali tak berhubungan dengan itu. Hanya ada sesuatu yang aku mau.”

“Apa maumu? Aku tak punya sesuatu untukmu.”

“Ada sesuatu. Sebuah undangan telah tiba untukmu, bukan?”

“… Heh, apa? Jadi ternyata begitu. Kamu sungguh orang yang aneh.”

Araara, ara. Jadi, bisakah kamu memberikannya padaku?”

Dengan ceria, Kurumi tersenyum.

Untuk mematahkan senyum itu, Yume mengucapkan dari mulutnya.

“Tidak, kalau kamu menginginkannya, andalkan kekuatanmu sendiri——”

Sebuah tembakan menggema ketika sebuah benturan menghantam bahu Yume dengan kekuatan yang luar biasa. Mata Yume melebar. Dalam sekejap mata, gadis di depan telah mengeluarkan pistol pendeknya.

“Oh, kalau begitu ijinkan aku menggunakan kekuatanku untuk memburumu.”

Kurumi tersenyum kecil.

Yume tak berniat mendengarkan percakapan ini sampai akhir. Tampaknya pihak lain bermaksud untuk membunuhnya sedari awal. Dengan niat membunuh di matanya, Yume memanifestasikan pedang bermata dua <Estoc>.

Ara, apa itu Unsigned Angel-mu?”

“Mari mulai!”

“… Oke. Keluarkanlah segenap kekuatanmu.”

Kurumi tersenyum. Ekspresi yang sangat menyeramkan muncul pada gadis bergaun hitam dan merah yang mengambang di langit. Mungkin karena perasaan yang tidak jelas dan menindas ini, Yume mengeluarkan teriakan yang mengesankan sambil menyerbu untuk menyerang.

Pertarungan telah dimulai.

Biarpun begitu, bahkan ketika dilihat dari perspektif Empty, itu jelas pertarungan satu sisi.

Ada perbedaan dalam kecepatan penerbangan. Ada perbedaan dalam kisaran serangan. Meskipun serangan Inui Yume terbang dengan kecepatan lebih cepat dari yang bisa dilihat mata, gadis bergaun hitam dan merah dengan mudah menghindarinya dengan sempurna.

Tak masuk akal.

Apakah keberadaan Quasi-Spirit sangat kuat di dunia ini?

Empty hanya bisa menyaksikan tanpa bernapas.

Astral Dress putih dan biru Inui Yume kini ternoda darah. Vermillion jelek, merah scarlet yang menyedihkan.

Dia ketakutan. Saling membunuh adalah apa yang dia harapkan. Namun, gadis di depannya adalah musuh yang sulit jauh melebihi harapan.

“Jadi, kalau kamu menyerahkannya padaku, masalah ini akan terselesaikan,” ungkap gadis bergaun hitam dan merah itu.

Namun, memberikan ini berarti kekalahan. Itu karena kebenciannya, kebencian ekstrem atas kekalahan, yang memungkinkannya untuk tetap menang.

“Tidak! Sama sekali tidak! Bagaimana aku bisa menyerahkannya kepada orang sepertimu!”

“Merepotkan sekali. Aku ingin berpartisipasi dalam permainan yang juga ingin kamu ikuti. Jumlah peserta tetapnya sudah diputuskan, jadi tak mungkin ada kompromi timbal balik di antara kita.”

“Jelas kamu berbicara tentang kompromi setelah kejadian itu terjadi, aku harus menolak dengan sederhana!”

“Yah, apa tak ada pilihan selain bertarung? Aku sudah memutuskan. Memutuskan untuk berpartisipasi dalam permainan itu. Karena itu, akan kuhancurkan semua rintangan untuk tujuan itu.”

Rasa dingin merambat di punggungnya. Quasi-Spirit ini, mustahil. Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa upaya komunikasi akan sia-sia. Membunuh atau dibunuh, hanya ada dua pilihan.

“Kamu, ini——!”

Serangan mengayun ke target mereka dari pedang Estoc di tangannya. Dia mengerti, dia mengerti bahwa ini sembrono.

Karena, sejak awal, serangannya bahkan belum menyerempet target …!

Tapi dia ingin menang lebih banyak dengan berpartisipasi dalam permainan itu, untuk menjadi lebih kuat. Dia tak boleh kalah di tempat seperti ini.

Dia telah menggunakan banyak dari teman-temannya sebagai makanan. Demi dia bertahan hidup, dia telah mengkhianati mereka. Jadi tentunya, di mata Yume Inui, dia adalah tokoh utama dunia ini.

Seperti keadaan sekarang, sudah tak mungkin mundur …!

——Bodoh sekali. Kenapa mustahil untuk mengerti tanpa sendirian?

Dengan bisikan rendah.

Semburan rasa sakit. Sebuah lubang telah terbuka di tubuhnya. Sephira Crystal yang membuktikan keberadaannya telah direnggut. Alih-alih menyakiti, itu adalah perasaan kehilangan yang menakutkan. Tentunya, jika saat ini melihat ke cermin, ekspresi dirinya yang buruk pasti akan tercermin.

“Aku sama sepertimu. Tidak, dibanding tekadku yang jauh lebih kuat. Keinginan untuk menjadi lebih kuat? Apa itu saja? Kalau itu saja, harapan yang sia-sia dan membosankan——tolong jangan berdiri di hadapanku.”

Kekalahan total.

Pada saat yang sama kartu undangan diambil, dia menempel ke kaki gadis itu dengan satu tangan. Ketika gadis itu berusaha melepaskannya dengan jijik, Yume mencoba menghentikannya.

“Tunggu.”

“Apa lagi?”

“Ceritakan padaku mimpimu. Aku ingin bertanya, mimpiku, mimpi seperti apa yang kuhilangkan.”

Kurumi membuka matanya yang sedikit gemetar. Inui menatapnya dengan bersiap untuk mati di sudut matanya. Mengatakan kepalsuan sekarang tidak akan diperbolehkan.

“Mimpiku adalah——”

Sewaktu Kurumi menyampaikan mimpinya, Yume tersenyum senang singkat.

“Benar. Kalau begitu, akan bermanfaat untuk menghilang.”

Dia melepaskan tangannya. Sejenak, tubuh Kurumi bergerak. Namun, dia tak memenuhi syarat untuk menjangkau dia.

Sephira Crystal Yume yang hilang, jatuh.

Perasaan hancur di langit tak senyaman yang dibayangkan——seperti pemikiran yang merenung di benaknya pada saat yang sama.

Satu orang jatuh sedangkan yang lain masih tersisa. Yang tersisa adalah gadis bergaun hitam dan merah, Tokisaki Kurumi.

Seperti yang dijanjikan, dia telah kembali.

“Itu, tadi Inui-san, dia ….”

“Dia mati.”

Kurumi menyatakan dengan dingin dan tanpa ampun. Mati, bagaimana? Apa dia dibunuh oleh Spirit di depannya?

Tak ada terlalu banyak rasa realitas di sini. Apa itu karena tadi mereka berdua terbang di langit? Sederhananya, percakapan ini serasa terjadi di dunia fantasi.

Ara, kamu takut?”

Saat Kurumi menyeringai, Empty mengangguk sambil kebingungan sejenak. Berbicara tentang ketakutan atau tidak, itu tentu saja sangat menakutkan. Namun, Empty secara ajaib tetap tenang.

Gadis di depannya bukanlah seseorang yang perlu ditakuti. Tidak, seolah-olah seseorang telah berbisik bahwa dia seharusnya tak takut padanya.

“Tapi. Aku akan sangat bermasalah kalau aku meninggalkanmu sekarang! Walau aku menyesal, tolong tetap bersamaku sebentar!”

Kali ini, giliran Kurumi yang terlihat bingung. Matanya berulang kali berkedip cepat saat dia menatap Empty. Dia berada di bawah kesan bahwa benar-benar alami untuk melarikan diri.

Lalu, Kurumi yang memecah kesunyian.

“Ha … aku mengerti, baiklah. Sepertinya kamu akan sedikit berguna.”

Empty dengan lembut menyapu dadanya, menundukkan kepalanya dengan rasa terima kasih kepada Kurumi.

“Terima kasih, aku dalam perawatanmu!”

——Jadi, siapa aku sebenarnya?

Dan aku harus apa mulai sekarang?

Dihadapkan oleh Empty yang melempar berbagai pertanyaan, Kurumi terkikik.

“Siapa kamu atau bukan, tentu saja aku tak tahu apa-apa soal itu. Dan, apa yang harus kamu lakukan selanjutnya, aku sendiri tak tahu.”

“Yah, meskipun aku tahu kamu tak tahu—!”

Terlepas dari harapan untuknya yang tampaknya mahakuasa, harapan itu hilang begitu saja.

“Kalau begitu, maaf telah mengganggumu, tapi apakah ada Quasi-Spirit di kota ini?”

“Wajar kalau tak ada di sini. Karena kota ini adalah panggung.”

“Hah, panggung. Untuk bernyanyi?”

“Yah, orang lain selain aku akan bernyanyi. Kalau kamu membandingkannya dengan … ansambel ratapan putus asa dan jeritan yang menyakitkan.”

“…?”

Gadis ini tak bisa sepenuhnya memahami makna di balik perkataan itu. Tapi pokoknya, Empty dapat mengatakan bahwa dia berbicara tentang sesuatu yang menyakitkan dan mengerikan.

Sewaktu Kurumi tampaknya menyadari hal ini, wajahnya mulai sedikit merona merah.

“Lupakan.”

“Itu … bagaimanapun juga, ratapan putus asa itu; itu bukan sesuatu yang bisa kulupakan dengan mudah!”

Karena orang itu sudah pernah menembakkan senjatanya, dia hanya bisa menerapkan kebijakan nonperlawanan. Tapi itu tak masalah, dia takkan memberi tahu siapa pun! Karena tak ada seorang pun di sini sama sekali!

“Dengar, aku bisa melihat tujuannya secara bertahap. Meskipun ini adalah tujuanku.”

Kurumi dengan kuat menggenggam pergelangan tangan gadis itu. Kekuatan cengkeramannya sangat kuat sehingga Empty pun merasa sakit, tapi dia masih menahannya.

Dia merasakan kuat-kuat bahwa jika dia melepaskan tangan itu, Kurumi akan meninggalkannya.

Selain itu, bahkan dengan cengkeraman kuat itu … dipegang oleh seseorang itu tidak terasa buruk.

Mendongak, gadis itu mengalihkan pandangannya ke langit. Di tengah kota, ada bangunan aneh di antara semua struktur gaya modern yang berbaris. Itu seperti spiral, seperti piramida, dengan karakteristik geometris itu adalah bangunan yang sangat aneh.

Kurumi menunjuk ke bangunan itu sambil berbicara.

“Tujuanku adalah gedung sekolah itu.”

“… Gedung sekolah?”

“Iya, itu adalah gedung sekolah. Karena itu adalah sekolah.”

“Sekolah?! Kamu serius?”

“Tentu, serius sekali.”

Ha—, Empty, benar-benar tak bisa memahami keadaan, menghela napas.

“Jadi bisa dikatakan, inilah alasannya. Kita pergi ke sekolah. Kehidupan sekolah, bagus. Tak ada yang dipikirkan, cuma belajar, rasanya enak!”

“Wah wah, aku akan sangat mendukung kalau kamu berpikir begitu.”

Kurumi mengubah senyumnya menjadi senyum lebar. Kendati wajahnya memiliki senyum yang tidak menyenangkan, gadis itu tak mampu untuk peduli soal itu.

Kemudian lagi, senyum tak menyenangkan pun benar-benar tak masalah. Karena tak ada yang lebih kejam daripada perasaan kesepian yang dirasakan saat itu.

Bagian dalam gedung sekolah ini cukup dingin.

“AC-nya bagus, 'kan?”

“Meskipun di luar tak sepanas itu, Dominion ini lumayan nakal.”

“Dominion?”

Gadis itu dibingungkan oleh kata yang tak dikenal ini, tapi tampaknya tak mungkin bahwa Kurumi akan mengajarinya makna dibalik kata itu.

Namun, menilai dari ekspresi muram yang dimiliki Kurumi sambil menggumamkan kata itu; gadis itu berspekulasi bahwa kata ini adalah sesuatu yang tak menguntungkan baginya.

“Hanya untuk memastikan, aku akan bertanya padamu lagi. Kamu ingin mengikutiku?”

“Aku akan pergi, aku akan pergi. Aku mengikutimu!”

Dari jawaban cepat itu tanpa ragu-ragu, Kurumi menatap kosong dengan ekspresi terpana.

“—Sekarang, bersiaplah. Tentu saja, kamu tidak akan berhenti karena takut. Tapi itu tak pernah merupakan hal yang baik, bukan?”

“…….”

Pada saat itu, gadis itu terdiam.

“Meskipun aku membawamu ke sini karena sekadar main-main, mungkinkah beban ini terlalu berat untuk Empty?”

“Sejak awal, aku bahkan tak tahu apa yang ada di dalam gedung itu.”

Manusia takut akan hal yang tak dikenal——tapi.

Tak mungkin bagi manusia untuk tak takut pada hal-hal yang tak sepenuhnya mereka pahami atau hal-hal yang tak dapat mereka sentuh. Ketakutan malam dipicu oleh sentimen “Akankah itu membuatmu menderita” dari teka-teki yang bersembunyi di kegelapan. Ketika keraguan semacam itu lahir, rasa takut tercipta.

Hanya bayi yang bodoh dan polos yang takkan takut akan sesuatu yang tak bisa dilihat atau diketahui.

Berdasarkan sudut pandang itu, gadis ini adalah bayi.

Bahkan setelah diberi tahu bahwa dia seharusnya takut, dia tak tahu harus takut apa.

Kurumi berpikir sejenak sebelum itu mengarah pada metode yang mudah dipahami.

“… Apa kamu membenci rasa sakit?”

“Uhh, ya benar.”

“… Apa kamu takut dengan hal-hal buruk?”

“Tentu saja.”

“Apa kamu suka bertarung?”

“Eh.”

Kurumi berbisik pelan di telinga gadis itu tanpa menunggu jawaban.

“Empty, Empty-san. Mulai sekarang, aku akan membunuh Quasi-Spirit. Apa kamu juga akan membunuh Quasi-Spirit yang semuanya berbentuk seperti gadis cantik?”

Membunuh, sama seperti apa yang terjadi pada Inui Yume beberapa saat yang lalu.

Tampaknya mulai sekarang, dia akan terus membunuh lagi.

… Namun, dia tak bisa tak mengikutinya.

Lagi pula, apa yang dia tahu sekarang hanya dua poin: “Tak ada ingatan” dan “Kota yang dibangun, dengan hampir tak ada orang”.

Sepertinya melangkah maju mungkin berarti mati, tapi jika dia kembali sekarang dia pasti akan mati.

Kembali ke gang itu dan membusuk tanpa memikirkan apa pun, itu adalah sesuatu yang sama sekali tak diizinkan terjadi.

Ditinggal mati oleh kelambanan, dikabulkan biarpun Tuhan mengijinkan itu, dia tak bisa mentoleransi hal yang sama.

Pastinya. Tentunya.

Empty terkejut setelah secara tak sengaja melihat ke luar jendela. Melihat hati-hati, tak ada sinar mentari yang berkilauan di langit biru. Namun, keseluruhan langit ini terang benderang.

“Di dunia ini, tak ada matahari.”

“Eh? … Itu benar, kurasa matahari akan terlalu besar.”

“Ah—ini 'kan dunia lain.”

Kurumi melirik Empty sambil bergumam sendiri. Kala Empty memiringkan kepalanya, Kurumi menghela napas.

“Mungkin, begitu. Seperti yang telah kamu amati, inilah dunia lain. Setidaknya untukmu saat ini.”

“Ah, memang sih.”

“Biarkan aku jelaskan nanti, kalau ada nanti.”

“Wow!”

Situasi di sana mengejutkan.

“Sangat banyak …!”

Ada banyak murid.

Gaya interior kelas, meskipun agak kuno, dapat ditemukan di mana saja di Jepang. Ada kursi dan meja kayu yang berdiri berdampingan, dan beberapa karakter tertulis di papan tulis yang sudah agak pucat. Dan yang paling mengejutkan Empty adalah di mana “Gadis-gadis” duduk di kursi kelas yang tampaknya seusia dengan mereka.

Hidup, bernapas, dan bergerak. Tak salah lagi bahwa makhluk ini adalah manusia, seorang gadis dari generasi yang sama. Pakaian mereka sangat bervariasi; beberapa mengenakan pakaian yang menyerupai seragam sekolah sementara yang lain jelas mengenakan pakaian kasual.

Gadis-gadis itu mengalihkan perhatian mereka kepada Tokisaki Kurumi dan Empty. Di bawah tatapan itu, Empty mencengkeram dadanya dengan lega memahami bahwa ada orang lain yang hidup selain Tokisaki Kurumi.

“Itu melegakan. Memang sih, ada beberapa orang di sini yang hidup.”

Jika dia dengan hati-hati memeriksa tatapan mereka, dia mungkin akan memperhatikan bahwa tatapan ini hanya berisi permusuhan, kedengkian, dan niat membunuh, tapi Empty terlalu senang sampai tak menyadarinya sama sekali.

Di podium, ada dua boneka yang sedikit lebih besar dari bayi. Salah satu boneka berambut panjang berwarna kastanye dan kimono merah, memberikan penampilan yang agak lembut. Daripada dibilang “Imut”, akan lebih tepat untuk dibilang “Cantik”. Tentunya, itu juga termasuk terjemahan dari karakter China.

Yang lainnya adalah boneka laki-laki berambut pirang yang agak pendek. Ia mengenakan celana panjang dan membawa ransel yang sesuai dengan preferensi pemilik. Dari perspektif itu, itu tidak “Imut” atau “Cantik”. Kata “Gagah” akan paling cocok untuk menggambarkannya. Entah kenapa, Empty menganggapnya seperti itu.

Nah, penampilan itu bukan masalah.

Masalah terbesarnya yakni boneka kimono tiba-tiba mulai melambaikan tangannya, membungkuk dan melompat dari podium.

“Boneka itu bergerak … kenapa …?”

“Biasanya, itu takkan bergerak.”

Itu tak mengandalkan tali atau kekuatan eksternal seperti motor untuk bergerak. Sangat alami, gerakannya mendekati tindakan manusia.

Boneka kimono itu membuka mulutnya.

“——Bolehkah aku bertanya siapa namamu?”

Boneka kimono yang cantik itu berbicara dengan suara bagaikan bel berdentang. Selain bingung dan heran, Empty sudah menyerah memikirkan hal ini. Sebuah boneka berbicara, kurangnya akal sehat.

“Entri baru, namaku Tokisaki Kurumi.”

Pada saat itu, gerakan boneka itu berhenti. Mata kacanya menatap Kurumi.

“Kamu tak bisa bergabung dengan permainan kecuali kamu punya kartu undangan.”

Ara ara ara. Bukan kebetulan; aku baru menerima undangan.”

Menghadapi kata-kata itu, semua orang kecuali dua boneka itu menatap Kurumi dengan tatapan tajam seolah-olah akan membelah tubuhnya.

Meskipun Empty tak bisa mengerti, Kurumi mulai menjelaskan dengan caranya sendiri.

“Melawan orang luar biasa yang pantas menerima undangan ini, dengan mudah aku kalahkan.”

Usai diam sesaat, boneka itu dengan lembut mengayunkan lehernya. Dari sudut pandang Empty, itu tampak agak enggan. … Meskipun itu hanya boneka.

“… Aku mengerti. Bagaimana dengan yang itu?”

Kurumi membalas dengan senyum.

“Aku membawanya. Sepertinya dia baru muncul di dunia ini. Karena semua orang ada di sini, aku berencana menggunakannya sebagai umpan.”

“Betul. Aku adalah umpan yang dibawa oleh Kurumi-san … umpan? Apa aku umpan?!” teriak Empty dengan panik.

Ara, kalau kamu benci kata umpan, kamu juga bisa bilang pemikat.”

“Bukannya itu hal yang sama!?”

“Apa lagi? Seorang budak atau pelayan juga boleh saja. Kamu tak hanya perlu tidur, tak ada persyaratan untuk pembayaran. Orang yang secara sembarangan memohon padaku, bukankah begitu?”

“Tapi aku tak memintanya! Aku tak ingat pernah setuju untuk menjadi budak atau pelayan!”

“Yah, yah, itu gawat.”

“Pernyataan itu merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia!”

Ekspresi keheranan Empty sudah menghilang. Kehadiran seperti miliknya sudah menjadi “Fenomena” yang umum. Kadang-kadang di dunia ini, seekor domba yang berkeliaran telah kehilangan semuanya sesekali akan muncul.

Atau dengan kata lain, seorang gadis pengembara yang belum berpisah dengan hidupnya sendiri.

“Tentu saja, kekuatan Sephira Crystal ini tampaknya sekecil kerikil. Aku mengerti, aku menerima perlakuan umpan ini.”

Boneka kimono merah telah merespons.

“Aku menghargainya.”

Kurumi mengucapkan terima kasih. Sepertinya tak apa-apa baginya untuk tinggal di sini, Empty pun bisa tenang dan membuat dirinya untuk melihat-lihat.

Melihat hati-hati pada gadis-gadis seusia yang sama, jelas bahwa ada sesuatu yang tak biasa di tangan mereka.

Itu adalah senjata—objek yang bisa masuk dalam definisi itu.

Pedang besar, tombak panjang, busur raksasa yang tidak proporsional dengan tubuh gadis itu——bahkan meskipun itu setidaknya bisa dipahami, ada juga salib kayu besar yang sulit dijelaskan.

Tepuk, memecahkan sangat keras. Melihat boneka aneh yang berdiri di podium, ia menyatukan kedua tangannya.

Tepuk tepuk tepuk.

“Semuanya, para peserta saat ini semuanya telah tiba sesuai jadwal. Tolong izinkan aku untuk menutup pendaftarannya.”

Boneka kimono merah yang telah kembali ke podium berbicara dengan pelan.

“Maaf, karena aku tak memberi tahu ini sebelumnya, tapi namaku Akako Machi. Aku akan bertindak sebagai wasit pertandingan.”

Lalu, boneka berambut pendek itu berbicara dengan suara tegas.

“Demikian juga, Lycos juga akan bertindak sebagai wasit. Dengan kata lain, perkatan kami juga perkatan dari Doll Master.”

Semua orang menampilkan respons yang rumit terhadap kata “Doll Master”. Ketakutan, kegelisahan, canggung, semangat juang, kebencian, semua berbagai emosi itu bercampur di dalam kelas.

“Jadi, tolong angkat tangan dan perkenalkan diri secara berurutan. Selanjutnya, aku akan menunjukkan keterangan palsu senjata dan Astral Dress di sini.”

Lycos mengalihkan perhatiannya kepada Akako Machi. Akako Machi mengambil daftar itu dengan satu tangan dan perlahan-lahan berpatroli di ruang kelas sebelum mulai memanggil setiap nama.

“Peserta nomor 1. Sheri Musika, tolong berdiri!”

“Sini, sini, sebelah—sini!”

Seorang gadis dengan kulit berwarna cokelat mengangkat tangannya dengan penuh semangat. Penampilannya yang cantik dan suaranya yang ceria sedikit mengingatkan pada gaya Brasil. Dengan senyum polos, dia tampak memiliki gigi yang menonjol keluar dari mulutnya untuk menonjolkan pesonanya.

Pakaiannya sangat sederhana dengan kaus pink dan spats hitam. Lebih baik mengatakan bahwa itu membuatnya terlihat jauh lebih muda dari usia yang sebenarnya.

Tertanam di tangannya adalah lensa optik besar——

“Apa itu, kaca pembesar … unyah!?”

“Tolong jangan bicara.”

Kurumi berbisik pelan sambil dengan santai mencubit pantat Empty. Namun, terlepas dari ini, Sheri berdiri untuk menghadapi semua orang, menundukkan kepalanya sambil membuat tanda peace.

“Aku adalah Spirit tipe Kelima, Sheri Musika! Senjataku adalah Unsigned Angel <Sekhmet> (Hollow Flaming Demon Lens). Astral Dress-ku adalah Blazing Spirit Dress no. 28 <Yaqut>! Jadi umm … haruskah aku menghitung jumlah orang yang terbunuh?”

Dia mengatakan sesuatu yang kejam dan berbahaya dengan nada cepat.

“Umm … bercanda ….”

“… Tidak.”

“Hobi menabung! Menyimpan uang untuk menyokong saudara kandung!”

Empty mengangguk berpikir bahwa dia mungkin anak yang baik.

Dari sini, Lycos menunjukkan dengan suara tajam.

“Tapi, dia tak punya saudara laki-laki atau perempuan.”

Empty yakin bahwa dia adalah anak yang buruk.

“Ahahaha. Ketahuan——”

Kendati begitu, tanpa ragu apa yang baru dikatakannya, Sheri tiba-tiba duduk kembali di kursinya.

“Peserta nomor 6.”

“D-di sini!”

Seorang gadis berdiri dan membungkuk ke arah boneka itu. Lalu, dia menundukkan kepalanya ke sekelilingnya juga.

Meskipun akan kasar untuk menyebutnya kuno, entah kenapa baju pelaut putih dan rok biru laut panjangnya terasa seperti sesuatu yang termasuk dalam standar lama.

Gaya rambutnya sepertinya cocok dengan ini dengan tiga kepang kuno. Sudut matanya tampak sedikit terkulai, yang membuatnya terlihat cukup lunak——tapi ada juga rasa ketidaknyamanan yang fatal. Ujung pisau berbentuk cincin memancarkan cahaya dari bagian pinggang roknya.

“… Umm, apa itu?”

“Itu cakram. Itu adalah senjata lempar India kuno.”

“Spirit tipe Kedelapan, aku Tonami Furue. Senjataku adalah Unsigned Angel <Silphid> (Wind Ring). Astral Dress no. 34 <Skywalk>. Hobiku adalah memasak dan menjahit.”

Dengan suara tepuk tangan, Empty bertepuk tangan. Sambil tersenyum, Tonami melambaikan tangannya.

Sekarang kali ini yang pasti, Empty mengira bahwa dia adalah orang yang baik.

“Kebetulan, dengan cakram yang dimilikinya, kepalamu akan terbang dengan satu serangan.”

“Tidak, tapi meski begitu, aku masih ingin percaya dia orang yang baik …!”

Jika semua orang cantik, berbudi luhur, dan penurut, maka mungkin dunia ini akan berubah menjadi ruang mati tanpa jeda.

Firasat seperti itu melilit Empty.

“Peserta nomor 11. Biru …, 'kan?”

“… Tsuan. Spirit tipe Kesepuluh, Tsuan.”[1]

Gadis itu menjawab dengan suara pelan sebagai jawaban atas pertanyaan Akako Machi. Rambut memesona yang menyambar sekali pandangan dan tatapan tekad yang membuat tak peduli segalanya, kecantikan seperti itu memiliki pesona apa pun gendernya.

“Aku ingin kamu berdiri.”

Mendengar perkataan Lycos, Tsuan berdiri diam.

Di tangannya ada tombak kapak perang pegangan panjang. Senjata kombinasi yang menggabungkan tombak tajam dengan palu perang, bebas memilih antara menikam dan menghancurkan.

Empty mengalihkan perhatiannya—tatapan mereka berpotongan. Jantungnya berdetak sangat kencang.

Alih-alih malu atau tersipu, ini karena rasa takut yang tak tertahankan.

“Senjataku adalah Unsigned Angel <Lailaps> (Celestial Wolf). Astral Dress … Extreme Death Spirit Dress no.15 <Brinicle>.”

Mendengar apa yang dikatakan Tsuan, ruang kelas menjadi obrolan. Mata semua orang terfokus padanya, tapi dia tak mengindahkannya, karena dia hanya menatap pemandangan di luar jendela.

“… Kenapa semua orang jadi berisik?”

“Nama <Lailaps> terkenal di dunia ini karena membunuh 100 lawan dan menghancurkan mereka dengan satu serangan.”

Tentu, jika seseorang dapat mengayunkan senjata itu dengan bebas, akan mudah untuk menghancurkan satu orang.

“Tapi, mustahil untuk lama-lama mengangkat senjata. Dia bukan gorila.”

Tiba-tiba hawa dingin, suasana kelas membeku. Tsuan menatap Empty—dengan tatapan itu, Empty berpikir “Ah, aku sudah mati”. Mulai dari bagian atas kepala, itu akan menjadi sebuah kuas untuk serangan.

Tampaknya, kesan Empty telah menggeserkan urat saraf gadis itu dengan cara yang salah.

Mendadak, Kurumi menunjukkan senyum cerah.

Ara, ara, sepertinya kamu mengerjakan peranmu sebagai umpan dengan sangat cepat. Aku sangat senang kamu bekerja dengan sangat antusias.”

“I-itu sama sekali bukan rencanaku! Bagaimana menyatakannya, itu terucap tanpa sengaja!”

“… Hobi, tak ada. Itu saja … aku bukan gorila.”

“… Bukan gorila.”

Tsuan mengatakannya dua kali, mungkin untuk menekankan pentingnya hal itu.

Sambil menatap tajam dengan penuh perhatian pada Empty, Tsuan duduk. Empty membanting wajahnya ke bawah untuk terus melarikan diri dari tatapan itu.

“Sekarang … lanjut ke peserta nomor 13.”

“Iya~.”

Gadis yang memegang salib kayu kasar dan boneka berdiri. Dibandingkan dengan gadis-gadis lain, dia luar biasa muda. Gadis itu seperti gula manis yang dibalut busana Lolita pink. Dia adalah satu-satunya yang memberikan senyum polos kepada semua orang sedari awal.

“Spirit tipe Keempat, Ibusuki Panie. Senjataku adalah Unsigned Angel <Talos> (Bronze Monster). Astral Dress-ku adalah Old Thread Spirit Dress no. 52 <Victoria>. Terima kasih atas pertimbanganmu, Onee-chan.”

Menghadapi senyum itu adalah restu di dunia ini. Satu-satunya yang nyaris tak menanggapi adalah Empty dan Tonami Furue. Sisanya semua bergumam “Idiot” sambil menunjukkan tatapan jijik.

Karena sejak dia muncul di kelas ini, dia dan semua orang di sini bukan tipe orang yang sama.

Meskipun Empty adalah satu-satunya yang tak bisa mengerti, tapi——

“…?”

“Ada apa?”

“Oh, tidak, bukan apa-apa.”

Empty adalah satu-satunya yang merasakan sifat dua-wajah Ibusuki Panie yang halus dan tidak alami. Selain itu, itu benar-benar perasaan tak nyaman yang sangat kecil. Untuk proses berpikir Empty saat ini, akan lebih baik untuk melakukan yang terbaik untuk memahami situasi saat ini. Tak perlu melekat kuat pada informasi halus ini, jadi Empty segera mengabaikan perasaan tidak nyaman itu.

“Hobiku adalah makan manisan. Panie senang selama aku bisa makan manisan. Tapi, Panie butuh banyak reiryoku untuk makan manisan. Jadi, perlu membunuh. Uhh.”

“Itu insentif yang mengerikan ….”

“Orang lain juga cenderung serupa.”

“Semua orang berusaha keras! Hei, hei, ohh——!”

Akhirnya, Panie berbicara sambil mengangkat tangannya, tapi tak ada yang setuju.

“Peserta nomor 15.”

“Iya! Aku Hijikata Isami!”

Seorang gadis berambut pendek dengan gesit berdiri ke depan dan menundukkan kepalanya. Dia seperti dari divisi olahraga asli dengan celana pendek olahraga dan jersei biru.

Mata cokelat kemerahannya menjaga atmosfer kehendak yang keras, dengan pedang Jepang dipegang di tangannya (meskipun mungkin agak terlalu besar untuk disebut itu) dia tampak seperti samurai riang.

Berkenaan dengan bukan hanya namanya dan pakaian pendidikan jasmani, Kurumi tampak jijik.

“Ada apa?”

“Tidak, tipe itu, aku tidak bisa menghadapinya.”

“Ahh … aku mengerti, aku mengerti.”

“Tentu saja tak ada maksud lain di balik itu? Meskipun tak ada, tapi ….”

“Aku mendengarnya! Itu tak masalah! Karena kamu juga tipe yang sulit aku hadapi!”

Kurumi mengerutkan alisnya saat Empty melompat. Isami, sambil mengangkat pedang Jepangnya, tertawa ahahaha dengan tatapan itu. Lalu, gadis di belakangnya menopang kacamatanya ke atas saat dia berbicara.

“… Cepat mulai memperkenalkan dirimu.”

“Oh, benar juga! Aku adalah Spirit tipe Pertama, Hijikata Isami! Senjataku adalah Unsigned Angel <Yinbentabei>; Astral Dress-ku adalah Special Military Astral Dress no. 28 <Heiseiwei>! Hobi bertarung! Minat juga pertarungan! Mari kita saling memotong! Tapi idealnya aku ingin memotong secara sepihak! Baiklah, salam kenal!”

Ini transisi dari bagian atletik ke bagian memotong manusia.

Tentu, jika dilihat lebih dekat ada warna berbahaya di matanya. Bagaimana menyatakannya; dia kelihatan tipe yang akan membunuh orang dengan senang hati.

Selanjutnya, itu adalah gadis yang memperingatkan Isami terakhir kali.

“Peserta nomor 16.”

“Iya.”

Seorang gadis berambut hitam panjang mengenakan kacamata berdiri. Dia mengenakan seragam: blazer biru navy, blus putih, dan rok kotak-kotak dengan panjang rata-rata. Kacamata itu disebut kacamata berbingkai rendah yang terlihat bagus menempel di atas sudut matanya.

Jika Isami adalah bagian dari organisasi atletik, maka dia akan menjadi bagian dari organisasi sastra. Dan juga memberi kesan memiliki atribut anggota komite disiplin super agresif … dengan Empty akan menilai begitu.

Gadis dengan busur gaya barat saling berpandangan dengan Isami——bertukar senyum tanpa rasa takut.

Kemungkinan ada keterlibatan persaingan kuat, Empty hanya berpikir itulah masalahnya.

“… Spirit tipe Kedua, Takeshita Ayame. Senjataku … Unsigned Angel <Crotos> (Primitive Longbow); Astral Dress-ku adalah Stellar Spirit Dress no. 79 <Alnasl>. Hobi membaca.”

Usai perkenalan singkat itu, Ayame dan Isami saling berpandangan sekali lagi. Dengan tak adanya semua perasaan lain, semangat juang mereka mulai merembes keluar.

“Menyenangkan sekali, rival, betapa muda rasanya!”

“… Jika itu terlihat muda, maka tak masalah.”

Ini tak hanya penuh dengan kemudaan. Poin itu yang Kurumi jelaskan.

“Peserta nomor 19.”

“Ohh.”

Bahkan di barisan yang sangat beraneka ragam ini, seorang gadis yang menarik perhatian berdiri. Pertama adalah pakaiannya. Baju pelaut dengan dasi dilepas beserta rok panjang. Di satu tangan ada tombak panjang yang ditandai dengan warna beracun saat meneteskan cairan ungu yang menjijikkan.

Rambut keemasan, tapi jelas sudah diwarnai. Ada tanda-tanda rambut hitam di kepalanya yang membuatnya menyerupai puding. Ekspresinya tampak hampir meledak. Dengan kata lain, jika diberi kesempatan, amarahnya akan segera meledak.

Dibandingkan dengan murid lain,

“Spirit tipe Kesembilan, Nogi. Senjataku adalah Unsigned Angel <Basilisk> (Joyous Poison Fang). Astral Dress-ku adalah Brilliant Spirit Dress no. 63 <Angel Dust>.”

“Ummm.”

Empty, setelah merasa itu agak tak wajar untuk perkenalan, dengan sopan mengangkat tangannya.

“Ya, umpan-san.”

“Aku tahu nama keluargamu, tapi siapa namamu?”

“….”

Ketika Nogi merajuk dan membuang muka, Lycos membuka mulutnya sebagai pengganti.

“Namanya Aiai.”

“Aiai.”

Lycos mengangguk dengan pelan ketika menyebutkan namanya lagi.

“Nogi Aiai.”

“… Itu nama yang menarik!”

Sangat sunyi, suasana di kelas membeku sekali lagi. Bahkan ekspresi Kurumi tercengang “Apa yang baru kamu katakan …” di wajahnya.

“Bilang nama itu menarik sungguh memalukan …,” gumam Aiai dengan desisan.

“… Uhh, maafkan aku.”

“Tunggu aku nanti di belakang gedung sekolah.”

“Hiiiiiiii!”

Empty menempel di lengan Kurumi, tapi Kurumi, merasa itu tak nyaman, dengan cepat melepaskannya.

“Peserta nomor 23.”

Yang berikutnya berdiri adalah seorang gadis yang berpakaian sangat aneh. Rambut agak kecoklatan, tubuh langsing, dan yang terpenting, wajahnya tersembunyi di balik perban.

Sambil berdiri, gerakannya terasa agak kaku karena menyembunyikan wajahnya dengan perban.

Pakaiannya juga menonjol seperti jempol yang sakit, mirip seperti piyama pasien.

Meskipun ada rasa kebersihan dalam warna sian, masih tampak ganjil di kelas.

“… Spirit tipe Keenam, False Proxy. Unsigned Angel-ku <Gyges> (Invisible Finger). Astral Dress-ku … Hollow Spirit Dress no. 19 <Mastermind>.”

Dia berdiri dengan tak peduli, menundukkan kepalanya dengan biasa saja, dan duduk dengan biasa saja.

“Kamu sakit?”

Dia sama sekali tak bereaksi terhadap bisikan Empty. Kurumi menatapnya dengan saksama.

Hanya karena dendam.

Hanya karena kesal.

… Dari sini, itu sedikit aneh untuk Empty.

“Peserta nomor 27.”

Mendengar Lycos berbicara kepada kerumunan, seorang gadis dengan rambut hitam bundel yang polos mengangkat kepalanya.

Pakaiannya adalah seragam pelaut berwarna biru nila yang direnovasi ulang, dengan rok pendek sampai terlalu terang. Dari celah seragam pelaut itu, renda hitam yang berkibar terlihat; Bagaimanapun juga, itu jelas bukan zirah rantai.

Dengan ekspresi galak, kilatan tajam di matanya waspada terhadap kelalaian, dan pandangan sekilas tentang paha yang menggoda itu … itu persis seperti seorang kunoichi.

Dia tampak kuat. Sangat, sangat, sangat tampak kuat. Tapi entah kenapa, ada suasana yang sangat berbahaya di sekitarnya, seolah-olah dia akan mengatakan “Kuh, bunuh aku …” setelah ditangkap oleh musuh.

“Spirit tipe Ketujuh, Sagakure Yui. Senjataku adalah Unsigned Angel <Qibaoxingzhe> (Seven Treasure Pilgrim). Astral Dress-ku adalah … Hidden Form Spirit Dress no. 34 <Idzuna> … salam kenal.”

Dia berbisik dengan dingin sebelum segera duduk kembali.

“… Tampak bagiku bahwa kamu adalah tipe orang yang mengatakan ‘Kuh, bunuh aku’ setelah ditangkap.”

“…!”

Pada saat Kurumi membisikkan itu, Empty menilai perlu segera mencubit perutnya sendiri dengan segenap kekuatannya untuk mencegah kecelakaan lain, tapi tak ada yang terjadi.

“….”

Tapi sementara dia terus menatap pemandangan ini, tak ada insiden sama sekali. Karena itu, itu bukan dirinya sendiri, tapi Kurumi——tentu saja Kurumi juga menjaga fokusnya dengan tegas, tapi dia juga terlihat tenang.

“Peserta nomor 29.”

“Dia absen.”

Usai mendengar apa yang dikatakan Kurumi, Empty memiringkan kepalanya——tapi dalam waktu singkat mengeluarkan ekspresi tercengang.

Itu dia. Dia adalah gadis yang jatuh saat pertarungan kejamnya melawan Kurumi dan menghilang seperti buih laut.

Akako Machi dan Lycos mengangguk usai melihat sekeliling kelas dan memastikan bahwa dia tak ada di sini.

“Nomor kehadiran——tak ada. Biar mudah, nomor 29 saja.”

“Jadi, ini aku.”

Duduk di sebelahnya, Kurumi berdiri.

Lalu dengan suara yang menawan, dia memberikan pengenalan diri yang bombastis.

“Spirit tipe Ketiga, Tokisaki Kurumi. Angel <Zafkiel>. Astral Dress——Spirit Dress of God’s Authority no. 3 <Elohim>.”

Kali ini suasananya tak jadi berisik.

Ruang membeku——tak ada waktu yang berhenti.

“… Angel? Itu bukan Unsigned Angel?”

Tonami Furue dengan takut-takut mengangkat tangannya untuk mengajukan pertanyaan kepada Akako Machi. Boneka itu lalu memutar kepalanya untuk membantah kata-kata itu.

“Tidak, Tokisaki Kurumi memiliki Angel. Dibalut Astral Dress dari keagungan Tuhan. Konon——dia adalah Spirit asli.”

Keheningan yang begitu hebat sehingga suara napas seseorang pun bisa didengar.

Suasana menjadi sangat tak stabil. Meskipun Empty tak tahu alasannya, gadis yang dikenal sebagai Tokisaki Kurumi telah mengungkapkan identitasnya tanpa cemas. Tampaknya bahkan di antara kelompok kepribadian yang berbeda ini, dia tetap kelas top——seorang gadis yang layak dihormati.

Empty melihat sekeliling untuk mengamati reaksi semua orang.

Hampir semua orang terguncang dan bertukar pandang dengan orang-orang terdekat. Pengecualian adalah gadis bernama Tsuan. Dia dengan erat mempertahankan fokusnya pada Kurumi tanpa ragu-ragu—bahkan ketika garis pandangnya bersinggungan dengan mereka.

Segera, pikiran Empty merasakan bahaya seperti bertemu beruang di hutan, sambil dia memalingkan muka.

Sementara itu, Kurumi tersenyum dan melambaikan tangannya kembali setiap kali tatapannya bersilangan milik orang lain.

“… Bisakah kamu percaya itu?”

Ketika Nogi Aiai menggumamkan itu, beberapa orang menyatakan persetujuan mereka. Yang lain tampaknya terlalu takut untuk saling berpandangan dengan Kurumi.

Lycos sekali lagi bertepuk tangan untuk menarik perhatian semua orang.

“Sejauh ini, sepuluh orang telah tiba.”

“U-uhh. Bukankah aku belum memperkenalkan diri?”

Empty mengangkat tangannya dengan tajam.

“Itu tidak perlu,” balas Lycos dengan suara yang jelas-jelas menunjukkan kebosanan.

“A-aku selalu merasa bahwa kamu mengecualikan aku!”

“Baik. U—hh, siapa namamu?”

“Namaku! Empty! Ah, aku dipanggil nama itu biar mudah.”

“Astral Dress … sepertinya itu tak ada!”

“Karena aku tak tahu apa itu Astral Dress, mungkin tidak!”

Empty berbicara dengan berdiri bangga.

“Orang ini benar-benar baru lahir ….”

Seolah heran, Nogi Aiai bergumam.

“Ketika aku dilahirkan? Umurku sekitar 17 tahun … bagaimanapun aku berpikir aku seusia itu.”

Sambil memiringkan lehernya, Nogi Aiai menggumamkan “ah—…” sambil menekankan tangannya ke wajahnya.

“Uhhh, Empty-san. Kita bukan manusia.”

Tonami dengan takut-takut berbicara.

“Ya, aku tahu itu, tapi …?”

Saat Empty memiringkan kepalanya dengan bingung, Tonami menghela napas.

“Bisakah aku serahkan pada Tokisaki Kurumi-san untuk menjelaskan semuanya dari awal?”

“Eh, ogah. Ini terlalu merepotkan.”

“Tolong jelaskan kalau bisa!”

Bahu Empty berguncang, tapi Kurumi masih melihat ke arah lain.

“——Kita bukan manusia.”

Tegas Nogi Aiai dengan keras. Pada saat itu, gerakan Empty berhenti total.

“Betul. Kita adalah Quasi-Spirit. Meskipun kita dulu manusia, kita sekarang hidup di Dunia Tetangga. Yang kita butuhkan sekarang untuk bertahan hidup bukanlah jantung, melainkan Sephira Crystal. Yang penting lebih dari segalanya adalah … mimpi.”

Tonami mengambil alih berbicara untuk Nogi Aiai.

“… Mimpi …?”

Gadis itu mengangguk ramah sambil tersenyum.

“Kamu juga bisa menganggapnya sebagai tujuan kesadaran. Tubuh fisik kita tak ada. Jadi, kalau kamu memikirkannya, itu seperti hantu.”

“… Hantu?”

“Aku ingin melakukan ini, aku ingin jadi seperti itu——kalau tak ada mimpi seperti itu, Quasi-Spirit tak bisa bertahan hidup. Aku tak lapar, tapi aku tak bisa bertahan hidup kecuali aku ingin menyantap makanan lezat. Kalau kamu ingin berpakaian dengan pakaian yang indah, kalau kamu ingin terus bernyanyi, terus saja ingin melakukannya. Dan——”

Isami berdiri dengan senyum tak kenal takut.

“Kalau kamu tidak bertarung, Quasi-Spirit juga tak bisa bertahan. Sama seperti kami!”

“Iya. Bertarung, bertarung, saling membunuh. Kalau kamu tidak menghilangkan kehidupan orang lain, kamu hanya bisa melihat kenyataan bertahan hidup memudar.”

Menambahkan perkataan Takeshita Ayame, Sagakure Yui melanjutkan.

“——Pada akhirnya menghilang perlahan, semua yang menunggu adalah pemusnahan. Karena kita adalah makhluk yang hanya bisa terus hidup dengan memakan mimpi kita.”

“Uhh. K-kalau memang begitu … apakah semuanya?”

Empty menatap Lycos——boneka itu mengangguk sambil menyatakan dengan suara yang menakjubkan.

“Sepuluh orang di sini berkumpul untuk saling membunuh.”

Empty kehabisan kata-kata.

“Ini adalah perang (date),” ungkap Lycos.

“Ini adalah pertarungan timbal balik dalam waktu dekat (date),” ucap Akako Machi.

“Untuk memutuskan siapa yang akan berdiri paling akhir,” lanjut Lycos.

“Tolong, tolong lakukan yang terbaik untuk saling membunuh,” ujar Akako Machi.

Lycos dengan sopan mengeluarkan benda seperti permata dari tas. Ukurannya mungkin sekitar bola bisbol.

Namun, itu terlalu aneh untuk disebut batu permata. Mendeskripsikannya, rasanya seperti serpihan-serpihan kecil yang saling menempel dengan perekat … dari penampilan itu menghasilkan perasaan tak nyaman.

“Untuk yang selamat, penguasa (Dominion) dari Daerah Kesepuluh (Malkuth), Doll Master, akan memberinya Sephira Crystal ini.”

“Mengagumkan ….”

Fuu, seseorang mendesah gembira.

“Eh, apa itu Sephira Crystal?”

Empty berbalik ke arah Kurumi sambil bertanya. Usai berpikir sejenak, Kurumi menusukkan tangannya ke dada Empty, dengan lembut menusukkan jemarinya ke dadanya.

I-iyah?”

Kurumi mengabaikan jeritan kebingungan Empty.

“Yang disebut Sephira Crystal seperti jantung untuk Spirit. Tidak, itu adalah jantung. Kita memproduksi reiryoku dari kristal kecil itu.”

“Kalau itu menghilang——”

“Kamu akan mati, 'kan?”

“Eh. Kalau begitu, mungkinkah itu Sephira Crystal yang sangat besar?”

Sejujurnya, hanya ada firasat buruk datang dari itu. Saat Empty berpikir begitu, Akako Machi tiba-tiba menjawab dengan sangat tenang.

“Sephira Crystal ini beratnya seratus Quasi-Spirit. Artinya, orang yang memperoleh ini akan mendapatkan kekuatan seratus orang.”

“Seratus orang ….”

Semua orang menahan napas, mengintip sekelilingnya untuk mengamati keadaan. Jika tidak hati-hati, pertarungan sampai mati akan segera dimulai di tempat ini. Semangat juang memenuhi ruangan dengan langkah yang dipercepat.

“——Kalau kamu menginginkan kekuatan ini, berikan bukti bahwa kamu kuat. Itulah pesan dari orang itu.”

“Hal-hal seperti itu tengah dilemparkan untuk permainan sesaat … aku tak bisa memercayainya.”

Akako Machi memutar lehernya untuk membantah gumaman Ayame.

“Bagi atasanku, ini bukan permainan. Ini sungguhan. Dengan mendapatkan Sephira Crystal ini, pemenang akhirnya bisa melawan atasanku dengan pijakan yang sama. Kalau tidak, orang itu tidak akan selamat.”

“Begitu ya. Maka kamu berada di posisi yang sama dengan kami.”

——Kamu tak bisa bertahan hidup tanpa bertarung. Jika kamu tidak saling membunuh, kamu tidak bisa bertahan hidup. Itu tidak baik jika ada perbedaan kekuatan yang luar biasa. Adapun untuk mengetahui alasannya, tak ada pemenuhan dalam hidup dengan kesenjangan dalam kehebatan.

“Semuanya, tak ada keberatan. Kalau ingin menolak, tinggalkan ruang kelas ini dengan tenang.”

Sikap Lycos berubah serius.

Tak ada satu orang pun yang mencoba meninggalkan ruang kelas. Bahkan Tonami yang tampak lemah, atau Ibusuki Panie yang tampak tak cocok untuk bertarung, tak berniat untuk pergi.

“Hei, hei, boneka-san. Bagaimana kalau kita memulai? Segera, siap, dan mulai saling membunuh sekaligus?” tanya Panie.

“Menentang! Aku menentang! Mungkin itu hanya ide kasar, tapi aku percaya bahwa aku akan terseret ke dalam sesuatu yang mengerikan di depan mataku!”

Empty, merasakan perasaan buruk, mengangkat tangannya.

Akako Machi, yang mengabaikannya, membalas.

“Apa boleh buat, itu mustahil karena jumlah pengaruh keberuntungan menjadi masalah daripada murni persaingan untuk kekuatan. Silakan tinggalkan ruang kelas ini setiap lima menit. Urutan keluarnya akan ditentukan oleh lotre.”

“Yah——. Dalam hal ini, sebaiknya pergi sesegera mungkin. Karena kamu bisa menyergap mereka satu per satu sesudahnya.”

Mendengarkan Panie, perhatian semua orang kecuali Isami terfokus pada Kurumi. Hanya Isami yang melihat dengan iris terang. Kurumi lalu berbicara sambil tertawa riang.

“Kalau begitu, aku ingin memilih sedini mungkin. Sepertinya semakin lama menunggu, semakin kamu akan menjadi sasaran.”

“Iya! Ya, ya, ya! Pastikan untuk membiarkan kami main dulu!”

Empty memohon dengan sangat, tapi boneka itu terus mengabaikannya.

“Berusaha merebut setiap kesempatan itu tidak baik.”

“Ini masalah yang sangat serius buatku!”

Akako Machi mengeluarkan kotak kertas tempat slot lotre bisa diambil.

“Maafkan aku karena persiapannya agak sederhana, tolong ambil dari sini.”

Semua Quasi-Spirit mengambil dari lotre sesuka hati. Empty memberikan doanya sambil pada saat yang sama dengan penuh perhatian melihat Kurumi mengambil dari lotre——.

Hasilnya.

“Menjadi yang terakhir. Untuk melangkah sejauh ini menjadi yang terakhir. Kurumi-san, kamu sama sekali tidak beruntung!”

“Kamu terlalu berisik, Empty-san. Yah, kapan saja tidak masalah bagiku.”

“Apa kamu memperhitungkan hidupku dengan benar?”

“Tidak.”

“Itu terlalu mengerikan—”

Melirik percakapan di antara keduanya, Sagakure Yui berdiri.

“Jadi, aku mulai dulu.”

Semua orang dengan tenang melirik penampilannya. Sagakure melirik kembali ke Empty——Empty mencengkeram Kurumi dengan erat.

“Sephira Crystal akan menjadi milikku.”

Membuka pintu ke ruang kelas, sosok Sagakure dengan cepat menghilang.

Kurumi menatapnya sambil diam-diam membisikkan sesuatu pada Empty.

“Nah, aku ingin tahu apa kamu bersedia berguna?”

“Bisakah aku bertahan kalau aku melakukan itu?”

“Kalau ditangani dengan hati-hati, itu akan menjadi yang terbaik.”

Meskipun Empty merasa agak tak nyaman dengan jawaban itu, tak ada pilihan lain selain terus mengambil kesempatan ini.

“A-aku harus apa?”

“Sangat sederhana. Tanyakan saja kepada mereka sebelum mereka pergi. Apa yang mereka harapkan, apa yang mereka perjuangkan. Untungnya, kamu tidak berdaya. Itu adalah sesuatu yang dipahami semua orang … jadi mereka mungkin membuka hati mereka untukmu.”

“… Akan kucoba.”

Empty berdiri dan memandang berkeliling ke arah para murid. Jika menekan dengan urutan apa pun, orang pertama yang ditanyai haruslah gadis bernama Tsuan, tapi——

“U-uh ….”

“….”

Menanggapi suara itu, Tsuan menoleh untuk melihat Empty.

“——————————Ah.”

Orang-orang terkadang akan mati karena hanya ditatap. Saat ini Empty mengalami sensasi itu dengan sungguh-sungguh. Dia merasa bahwa dia akan dibelah terbuka hanya karena berusaha menjangkau tangannya.

Daripada kebencian, lebih baik mengatakan bahwa dia tidak tertarik pada Empty. Namun, Empty juga merasa bahwa kali ini dia akan berakhir mati jika dia membiarkan rasa penasarannya lebih bertaruh dari dirinya sendiri.

“… Bukan apa-apa ….”

Minat Tsuan memudar ketika Empty buru-buru mundur.

Suara tawa cekikikan. Berbalik untuk melihat, Tonami Furue melambaikan tangannya untuk mengundang. Merasa diselamatkan, Empty duduk tepat di sebelahnya.

“H-halo.”

“Ini kerja keras, terlibat dalam situasi seperti itu segera setelah dilahirkan.”

“Y-ya. Ini tidak mudah. Umm … bagaimana kamu tahu aku baru saja lahir?”

“Kita Quasi-Spirit lahir dengan mengandalkan reiryokuken kita sendiri.”

Reiryoku ken?”

“Hmm——katakanlah misalnya, kamu punya manju ini di sini, 'kan?”

“Iya.”

Tonami menempatkan manju putih di atas meja. Setelah itu, sambil mengepalkan tinjunya dengan tak ada yang dipegang, dia membuka tangannya sekali lagi. Di sana, manju putih lain muncul di telapak tangannya.

“Oke, sekarang ada dua.”

“Eh, trik sulap?”

“Tidak, aku menciptakan manju dengan reiryoku. Reiryokuken adalah batas yang kita buat. Aku benar-benar mahakuasa di dalam interiornya. Ini bisa menciptakan hal-hal yang diinginkan dan situasi yang kuharapkan—”

Mendengarkan Tonami, Empty buru-buru mengulurkan tangannya.

“… Un——keluar Castella, keluar Castella, keluar Castella! Manis, lembut, dan dengan isian kental, keluar Castella!”

Dia membuka tangannya.

Itu tidak muncul.

“Itu tidak keluar.”

“Yah, tentu saja ada beberapa syarat untuk trik sulap seperti tadi. Kamu hanya bisa mereproduksi benda yang sama di tangan atau yang tak dianggap aneh oleh latar belakang sekitarnya. Misalnya, buku teks dan kapur tulis bisa dibuat di kelas ini. Tapi, pisau takkan berfungsi, karena akan aneh ada pisau di ruang kelas.”

“Ha—— ….”

“Juga, barang-barang yang bisa diproduksi akan berubah secara proporsional dengan ukuran reiryoku-nya. Empty-san sepertinya masih belum bisa menghasilkan apa-apa. Sulit dikatakan, tapi kamu berada di level kelas … bulu?”

“Cuma di level bulu!”

Tonami terkikik sambil menganggukkan kepalanya.

“Jadi begitulah semua orang tahu bahwa Empty-san baru saja lahir. Karena, kalau kamu tidak bisa mengembangkan reiryokuken untuk dirimu sendiri, kamu akan mati hanya karena ditepuk dengan ringan.”

“B-bagaimana aku bisa membuat reiryokuken muncul!”

“Jika diajarkan padamu, apa kamu akan berpartisipasi dalam pembunuhan ini? Karena bisa menghasilkan reiryokuken berarti kamu akan dianggap sebagai ancaman. Bahkan mungkin membuat Unsigned Angel dan Astral Dress-mu segera terlihat.”

Empty mengerang usai mendengar Tonami.

“Ugh, ughhh. Tapi ….”

“Meskipun benar-benar berbahaya tak bisa menggunakan reiryokuken, situasimu saat ini mungkin sedikit lebih aman, Empty-san.”

“Sudah waktunya, Tonami Furue.”

Akako Machi menoleh untuk memberi tahu Tonami. Tonami berdiri dengan senyum minta maaf di wajahnya.

“Jadi, aku akan mengambil langkah pertama. Selamat tinggal, Empty-san.”

“Y-ya. Mohon berhati-hati~.”

Saat Empty melambaikan tangan, Tonami dengan canggung mengembalikan isyarat itu sebelum pergi.

Sulit membayangkan bahwa dia melempar tantangan dan memasuki pertempuran setelah ini——dia terlihat seperti murid yang pulang dari sekolah.

Empty menghela napas saat dia memutuskan untuk menantang Quasi-Spirit berikutnya.

“Aku tak bisa mengatakan apa-apa kepadamu.”

Takeshita Ayame tanpa ragu menolak untuk berkomunikasi dengan Empty.

“J-jangan katakan itu.”

“Sepertinya, Kurumi yang menyuruhmu untuk menanyakan informasi, 'kan?”

“Sama sekali tidak, tak ada yang seperti itu sama sekali?”[2]

Ayame dengan dingin menatap Kurumi. Pada gilirannya, Kurumi pura-pura tak tahu sambil menatap ke luar jendela, semua masih sadar akan tatapan itu.

“Sudah kuduga, aku tak bisa membayangkannya sebagai Spirit.”

“Spirit … apa itu berbeda dari Quasi-Spirit?”

“Sangat berbeda … membandingkan keduanya!”

Hijikata Isami tiba-tiba menyela. Ayame memelototinya dengan ekspresi kesal, memberi kesan bahwa Isami telah secara paksa menyelipkan dirinya ke dalam percakapan.

“I-Iya!”

“Jadi, maksudnya, tak hanya ada Quasi-Spirit di sini, ada yang resmi juga?”

“Ya … seperti itulah.”

“Dan salah satunya adalah Tokisaki Kurumi!”

“… Salah satu yang pertama. Makhluk hidup yang pertama ada di dunia ini. Kita tersesat di dunia ini karena kebetulan.”

Empty memiringkan kepalanya untuk menanggapi pernyataan Ayame.

“Apa kamu tersesat?”

“Eh. Ini tetangga. Dunia Tetangga. Kalau begitu, dunia yang berbatasan dengan yang satu ini adalah——”

“Artinya, itu adalah dunia tempat kita dulu ada. Ingatan dan pengetahuan umum kemungkinan diperoleh dari saat kamu tinggal di sana. Aku juga, itu umumnya berlaku untuk semua orang!”

“… Seperti itu ….”

Empty meletakkan tangannya di dadanya sambil memikirkan dirinya sendiri.

Biarpun dia tak bisa mengingat apa pun, setidaknya dia ingin tahu nama.

Sambil melihat Isami dan Ayame pergi, dia berharap untuk itu.

“Semuanya, apa kalian semua mati?”

Tak konsisten dengan wajah mudanya, Panie dengan tenang mengatakan isi kekejaman imajinasinya.

“Mati …?”

“Jadi, ini surga … atau neraka, atau setidaknya kurasa tempatnya seperti itu. Panie dan yang lainnya hampir tak bisa mengingat apa pun kecuali nama, tapi aku hanya ingat menghadapi hal-hal yang sangat menyakitkan. Jadi aku ingat suatu kali berdoa bahwa aku tak ingin mati.”

Itu mungkin kecelakaan.

Dia mungkin telah ditindas dan memilih mati.

Atau mungkin begitu mendadak sehingga dia tak tahu bagaimana dia dibunuh.

“Hanya dengan menggunakan reiryokuken di sini, kamu bisa makan kue setiap hari dan tidak menambah berat badan, semua itu sangat bagus.”

“Kalau begitu, kenapa bertarung?”

Mendadak, semua gerakan Ibusuki Panie berhenti.

“——Aku akan mati. Aku harus bertarung.”

Empty dibiarkan bingung dengan jawaban itu. Jelas bahwa mati karena pertarungan adalah suatu kemungkinan, tapi aneh untuk berpikir bahwa dia akan mati jika dia tidak bertarung.

“Bukan itu yang kamu pikirkan……. Um———, Panie berpikir bahwa pilihannya akan dimulai besok. Jadi, perlu bekerja keras untuk bertahan hidup sampai besok.”

Seperti kata Panie, dia meninggalkan ruang kelas sambil mengikuti instruksi dari boneka itu.

“Mulai besok … kamu akan mulai?”

Memandangi Kurumi——hanya dia menguping pembicaraan itu sambil memberi isyarat dengan tangannya.

“U-uhh. Halo, False-san.”

“….”

Gadis itu memalingkan wajahnya dalam diam.

“Aku ingin berbicara sedikit denganmu, bagaimana menurutmu?”

Sunyi.

Hanya lima menit hening, dia dengan cepat berdiri dan meninggalkan ruangan.

“Ahahahaha, kamu ditolak.”

“Ditolak itu tidak enak didengar! Orang itu pemalu!”

“Meskipun aku tidak memahaminya dengan baik, mungkin bukan itu!”

“Oh tidak——cuma diabaikan saja.”

Jadi, yang datang untuk berbicara adalah Sheri Musika dan Nogi Aiai.

“Sheri-san ….”

“Kamu akan datang untuk berbicara dengan kami, 'kan?”

“Yah, aku … aku tidak ingin membicarakan hal-hal penting untuk diriku sendiri.”[3]

“Aiai-san ….”

“B-berhenti memanggilku dengan nama itu, dasar berengsek! Panggil aku Nogi! No—gi—!”

Nogi mulai mencubit dan memuntir wajah Empty. Melihat adegan ini, Kurumi mencengkeram perutnya untuk menekan tawanya.

“Aaaawwww, maaf, maaf, aku enggak hati-hati!”

“Jadi, apa yang ingin kamu tanyakan?”

“Yah … apa itu Sephira Crystal?”

“Sumber kehidupan dan kekuatan kita. Bagiku, orang itu, dan juga untukmu juga.”

Dengan satu ketukan, Nogi memukul dadanya sendiri dengan jemarinya.

“Yah, agar lebih akurat, kita hanya punya pecahannya.”

“Pecahan …?”

“Hanya keberadaan asli yang memiliki Sephira Crystal sejati … seorang Spirit. Apa yang kita miliki adalah semacam pecahan dari itu.”

“Apa ada perbedaan?”

“Bahkan hanya dari sebuah pecahan, ukuran dan kemampuan energinya akan bervariasi. Tapi jika itu adalah Sephira Crystal sejati, kita tak bisa melakukan apa pun melawan kekuatannya ….”

Nogi melipat tangannya untuk merenungkannya sejenak sebelum membuka mulutnya untuk menyampaikan pendapatnya.

“Betul. Sebagai perbandingan, ini seperti bencana. Sementara kita melampaui batas level manusia, Spirit memiliki perasaan topan yang datang untuk menghancurkan segalanya.”

“… Meskipun itu dikatakan, mungkin Aiai juga belum melihat Spirit asli.”

“Eh, Kurumi-san ….”

Tokisaki Kurumi.

Eksistensi yang besarnya berbeda dibandingkan dengan Quasi-Spirit, Spirit yang asli dan otentik.

“Aku tak setuju dengan apa yang dikatakan orang itu.”

“Begitukah? Dia terlihat nyata bagiku.”

Nogi mengerutkan kening menanggapi Sheri.

“Hei. Kalau itu benar, kita tidak akan menjadi lawan yang bisa menandinginya.”

——Kekuatan Spirit, itu berbeda dari Quasi-Spirit yang ada di sini. Ini bukan hanya berada dalam besaran yang berbeda. Spesies berbeda, titik asal berbeda, dan yang terpenting, kekuatannya sendiri berbeda.

“Yah, kalau kamu bisa mencapai level Dominion, aku tak tahu ….”

“Ah, uhh, Dominion apa ini? Apa ini seri permainan kartu untuk dimainkan bersama teman?”

“Kamu benar-benar salah …. Yang disebut Spirit, suatu hari mereka semua menghilang dari dunia ini. Meskipun ada beberapa area yang tidak memiliki Spirit, tapi bagaimanapun mereka semua menghilang sepenuhnya. Konon bahwa mereka pergi ke dunia lain. Dengan kata lain, Dunia Tetangga ini tiba-tiba bukan milik siapa pun lagi.”

Tuhan sudah tiada.

Raja telah turun takhta.

Dengan kata lain, ini adalah pertempuran untuk menentukan raja berikutnya.

“Sekarang, Dunia Tetangga ini saat ini didominasi oleh Quasi-Spirit yang paling dekat dengan Spirit asli. Itulah Dominion.”

“Hah, aku mengerti.”

Empty mengangguk.

“Tapi kalau kamu bisa menangkap gumpalan Sephira Crystal——kamu bisa mendapatkan kekuatan yang sebanding dengan mereka.”

Ekspresi wajah Sheri tiba-tiba berubah menjadi sesuatu yang akan membuat orang-orang yang melihatnya merinding. Empty hanya menjaga jarak darinya, tapi Nogi malah tertawa berani.

“… Ya——Sephira Crystal itu benar-benar pantas dengan membunuh semua orang.”

“Eh, bisakah itu diselesaikan dengan damai?”

“Apa kamu pikir itu bisa diselesaikan dengan damai?”

Kemungkinan besar itu takkan berhasil, batin Empty. Boneka itu sudah bilang sebelumnya bahwa itu setara dengan 100 Quasi-Spirit. Jika mereka bisa mendapatkan kekuatan 100 orang, maka tidak mengherankan bahwa semuanya termotivasi.

“Ups, giliranku sekarang. Kalau begitu, sampai jumpa lagi.”

“Berikutnya adalah aku …. Lalu, yang terakhir adalah Spirit yang memproklamirkan diri, bertahan dengan baik, 'kan? Karena kamu harus dibunuh olehku.”

Ara, ara, aku tak sabar ingin bertemu kau.”

Kurumi terkikik sambil menyaksikan Nogi meninggalkan kelas.

——Setelah itu, Empty pun berjalan menuju Kurumi.

“Kamu belum mulai mengumpulkan informasi yang berguna. Dasar payah.”

Semua orang mengakui kekuatan itu. Para Spirit, yang dikatakan paling kuat sampai-sampai dikategorikan sebagai spesies yang berbeda.

Jika Kurumi ada di antara mereka, Empty harus bertanya padanya.

“Ya, kamu benar. Aku adalah Spirit——yang asli.”

Tanpa pamer, gadis itu berbicara. Dia tak tahu apakah ini bohong, karena keduanya tidak menghabiskan cukup waktu untuk memahami kebenaran.

Empty mengangkat suaranya dengan teriakan kagum. Jika dia masuk ke daerah yang terlalu lalai, pistol kuno itu akan segera diangkat dari tangannya dan diarahkan ke kepalanya.

Tapi, hanya ini yang harus dia tanyakan.

“… Kenapa kamu ikut serta dalam pertempuran ini?”

Menurut percakapan sebelumnya, Spirit sudah memiliki Sephira Crystal spesial.

Dalam hal itu, tak ada gunanya mendapatkan itu.

“Biarpun disebut Spirit, keadaannya masih bisa beragam … aku menyia-nyiakan kekuatan. Jadi, aku ingin Sephira Crystal sebagai sumber daya cadangan. Karena bagaimanapun aku adalah Spirit, itu akan mudah.”

“Hmm, begitu.”

“Sudah waktunya, yah Tokisaki Kurumi-sama.”

“Iya.”

Kurumi berdiri dan berjalan keluar dengan pistol di tangannya. Di ambang meninggalkan ruang kelas, dia berbicara kepada Empty.

“Jadi, ayo pergi, saksi mata-san.”

“Ah, um … aku tahu, ayo pergi.”

Tepat sebelum meninggalkan ruang kelas, dia melihat Lycos dan Akako Machi menatap mereka.

Kebetulan, boneka-boneka itu——pertama kali Empty berpikir pada dirinya sendiri “Apa-apaan itu”.

Tak ada yang mengira itu aneh bahwa boneka-boneka itu bergerak dan tertawa, atau apakah itu kekuatan “Doll Master” Dominion?

 

Lycos dan Akako Machi dengan hati-hati bersuara di ruang kelas tempat semua orang pergi.

“Sembilan peserta, satu absen, satu proxy.”

“Sesuai dengan orang-orang dengan penamaan yang membawa Quasi-Spirit, menggunakan Unsigned Angel sebagai alat pembantai untuk membantai musuh.”

“Nafsu dan harapan, berlindung dalam keputusasaan dan keinginan, menari dalam kegilaan.”

“Kirimkan semua darah dan jiwa. Pergilah ke tempat suci.”

“Ayo sekarang——biarkan kita memulai perang (date) kita.”

Tanpa suara.

Tenang.

Segera setelah itu, suara tepuk, tepuk, bertepuk tangan terdengar.

 

[1] Kanji 蒼 bisa dibaca sebagai biru atau Tsuan

[2] Seluruh kalimat diucapkan dalam katakana dalam bahasa Jepang, kemungkinan untuk menyampaikan kesalahan Empty karena berbohong

[3] Nogi beralih dari aku (atashi) feminin ke aku (ore) maskulin

Post a Comment

0 Comments