High School DxD 3 Life.1

Life.1 Klub Penelitian Ilmu Gaib Memanas!

BANG!

Bunyi logam beradu bergema di langit biru.

“Baiklah. Aku saja.”

Aku segera menangkap bola bisbol yang melonjak dengan tanganku yang bersarung tangan.

Nice catch, Ise.”

Buchou tersenyum dan mengacungkan jempol. Kami, Klub Penelitian Ilmu Gaib, sedang berlatih bisbol di halaman belakang gedung sekolah lama di mana tak tumbuh rumput. Enggak, ini bukan pekerjaan Iblis.

“Minggu depan adalah ‘Turnamen Bola’ Akademi Kuoh. Ini adalah pertarungan antarklub yang harus kita menangi.”

Begitu kata Buchou dengan suara tegas. Ya, salah satu acara terbesar sekolah, “Turnamen Bola”, sudah dekat. Secara keseluruhan, ini adalah acara di mana kami bermain olahraga yang berhubungan dengan bola, seperti bisbol, sepak bola, bola basket, dan tenis. Pertandingan ini termasuk kontes antarkelas, gender dan tentunya ada juga beberapa antarklub. Entah kau anggota klub olahraga atau bukan, itu kewajiban klub; tentu saja, itu termasuk Klub Penelitian Ilmu Gaib.

Apa yang sebenarnya dimainkan klub diumumkan pada hari acara, kami tak tahu akan seperti apa. Jika jumlah anggota klub berbeda, pengaturannya sportivitas, setidaknya dari segi jumlah. Menurut pengumuman OSIS, beberapa cabang olahraga mungkin membutuhkan lebih banyak pemain, jadi kami perlu memastikan bahwa kami memiliki pemain cadangan. Dan sebagai keputusan, kami berlatih olahraga yang kemungkinan besar akan muncul. Hari ini kebetulan menjadi bisbol. Saat hari sudah senja, langit mulai gelap. Biasanya, kami menghabiskan waktu mengobrol di ruang klub. Akhir-akhir ini, kami mulai berganti ke seragam olahraga dan berlatih olahraga. Yah, meski aku tidak benci bergerak untuk bersenang-senang, buat orang sepertiku yang berlatih di pagi hari, staminaku terkuras sepanjang hari. Latihan di pagi hari, belajar di sekolah, berlatih olahraga dan pekerjaan Iblis di malam hari …. Sejujurnya, tidak mengherankan kalau aku mati … menjadi Iblis merupakan satu-satunya alasan aku masih bertahan hidup.

“Latihan memukul sudah beres sekarang. Jika itu bisbol, maka Koneko akan jadi batter keempat.”

“… Siap.”

Memang wajar jika si gadis super, Koneko-chan, menjadi batter keempat. Tak usah mengeluh soal itu. Biarpun kami memilihnya, Koneko-chan akan menang.

“Sekarang! Kita akan berlatih ‘knock[1]! Nah semuanya! Kenakan sarung tangan kalian dan bentangkan!”

Buchou sangat bersemangat. Dia begitu energik dan lincah sehingga pada dasarnya dia sedang terbakar.

“Ufufufu. Buchou menyukai hal-hal semacam ini,” ucap Akeno-san sambil cekikikan.

“Aku rasa aku mengerti. ‘Onee-sama’-ku benci kalah.”

“Ya, benar. Tentu saja, tidak mungkin kita kalah kecuali kita melakukan kesalahan.”

Aku setuju. Sebagai Iblis yang pada dasarnya lebih kuat dari manusia, di hari olahraga kami harus menahan diri. Tentu, kami tak akan menghadapi pertandingan yang sulit. Di sisi lain, kami harus mempelajari aturan dan sifat bisbol. Itulah alasan kenapa Buchou membuat kami berlatih.

“Meski otakmu tahu, tubuhmu juga harus tahu,” kata Buchou. Semangat yang luar biasa kuat. Itulah Buchou kami, teori dan praktik. Terlepas dari fisik superior kami, itu perlu karena kami tak tahu apa yang mungkin terjadi.

“Ini, Asia! Aku mulai!”

KLANG! Buchou memukul bola ke arah Asia.

“Haaan! Aaau-aaau-aaau … aah!”

Bola melewati kaki Asia. Tentu saja, selera olahraga Asia berada di bawah luar biasa. Terkadang, dia bahkan tersandung tanpa mengenai apa pun.

“Asia! Kalau kau gagal menangkapnya, kejarlah!”

“Y-ya!”

Sejak insiden Riser, Buchou mulai menunjukkan banyak perhatian tentang pertandingan. Dia sepertinya sangat menyesali kekalahan dari melawan Riser. Namun, jelas kami dirugikan. Tapi, fakta bahwa kami kalah telah merusak harga diri Buchou … dia bilang dia benar-benar ingin menang … kalau saja aku bukannya tak berguna ….

“Selanjutnya adalah Yuuto! Ini!”

KLANG! Buchou memukul bola ke arah Kiba. Ini pasti sangat mudah bagi Kiba, dia pelari tercepat di grup kami. Dia bisa melakukan banyak hal. –Adalah yang kupikirkan ….

“….”

BUG! Kiba berdiri di sana seperti orang idiot dan dipukul. Hei hei hei!

“Kiba! Kendalikan dirimu!” teriakku pada Kiba. Dia lalu menatapku dengan ekspresi bingung!

“… Aah, maaf. Aku tidak memperhatikan.”

Kiba mengambil bola dan melemparkannya kembali pada Buchou. Buchou menangkap bola sambil mendesah.

“Yuuto, ada apa? Akhir-akhir ini kau bersikap agak aneh. Ini tidak seperti dirimu.”

“Maaf.”

Kiba dengan tulus meminta maaf. Buchou benar. Orang ini sedang memikirkan sesuatu yang serius belakangan ini. Bahkan selama diskusi di Klub Penelitian Ilmu Gaib, dia akan memandang tempat lain dan tidak berpartisipasi. Aku bahkan mendengar bahwa itu menjadi topik hangat di kelasnya, “Seorang pangeran tengah melamun”. Gadis-gadis itu khawatir dan bersemangat atas ekspresinya. Mati sana, cowok tampan! —Adalah yang biasanya kupikirkan … tapi juga kupikir dia bersikap aneh belakangan ini. Orang ini selalu tersenyum jadi ini agak tak terduga … kalau intuisiku benar, dia mulai bersikap aneh setelah kami mengadakan “aktivitas” klub di rumahku. Apa karena fotonya? Di pertandingan Riser, suaranya memendam kebencian saat dia berbicara dengan [Knight] musuh. Rupanya, Kiba seperti ini karena “pedang suci”. Tapi begitulah; untuk saat ini kami harus bekerja keras untuk “Turnamen Bola”.

“Hmmmm ….”

Oh, Buchou mengambil buku panduan bisbol. Buchou cenderung membaca kala ada hal-hal yang muncul. Dia cukup kutu buku. Di rumah dia membaca beberapa teks yang rumit.

“Ara ara. Omong-omong, Ise-kun, apa kau tahu?” tanya Akeno-san.

“Tahu apa?”

“Akhir-akhir ini, Buchou mulai membaca buku panduan tentang cinta.”

“… Buku panduan tentang cinta!?”

A-aku cukup kaget … sampai Buchou membaca buku tentang cinta … apa ini berarti dia menemukan seseorang yang disukainya …? Buchou-ku … disentuh cowok lain … enggaaaaaak! Aku tak mau memikirkannya! Melihatku menggenggam kepalaku karena terkejut, Akeno-san mulai tertawa.

“Ufufufu. Ise-kun, kau tak usah khawatir soal itu. Ini akan baik saja. Mustahil bagi Buchou untuk memiliki kekasih bila ada kau.”

“A-apa kau yakin? Aku akan percaya padamu. Ahhh, kalau Buchou ingin punya pacar, aku bakal mati ….”

“Kalau Buchou mendengar, dia bakal sangat terkejut. Ufufufu, ini pengalaman pertamanya. Kau bakal dalam masalah, Ise-kun.”

“?”

Meski aku tak paham apa yang coba Akeno ucapkan, itu tak masalah selama Buchou tak jatuh cinta pada cowok lain.

“Oke, lanjutkan!”

Buchou mengayunkan tongkat pemukulnya sekali, dan latihan dimulai kembali.

—D×D—

Waktu makan siang, keesokan harinya.

“Turnamen Bola” sudah dekat. Hari ini, kami kemungkinan besar akan berlatih keras juga. Kami diberi tahu untuk pergi ke ruang klub setelah makan siang. Rupanya, ini pertemuan terakhir kami. Buchou sungguh serius.

“Ruang klub hari ini juga?” tanya Matsuda sambil menyantap roti kari miliknya.

“Ya, latihan buat turnamen.”

“Hah … Klub Penelitian Ilmu Gaib berlatih bermain bola. Tapi … semua orang di klubmu jago olahraga, 'kan?”

“Ya.”

Bagaimanapun juga kami adalah Iblis. Dibanding manusia, kami kuat.

“Ise. Kau mesti hati-hati. Ada rumor buruk soal kau,” kata Motohama tiba-tiba sambil memperbaiki kacamatanya.

“A … apa yang kaubicarakan?”

“Ise si monster buas, bermain-main dengan cewek cantik. Dia menahan Rias-senpai dan Himejima-senpai. Dia memaksa mereka untuk melakukan kejahatan, tindakan seksual yang bertentangan dengan keinginan mereka. ‘Fufufu. Ojou-sama bermartabat bermuka cabul untukku! Dasar babi!’. Lalu kau menyiksanya dengan kata-kata dan kekerasan.”

“Heeeeeeeei!! Apa-apaan ituuuuuuu!?”

Aku berteriak karena rumor gila ini. Tentu saja! Apaan itu!?

“Masih ada lagi. Si buas itu pun mengarahkan taringnya yang kotor pada maskot sekolah, Koneko-chan, yang bertubuh loli. Lantas dia melakukan hubungan seksual yang intens yang dapat dengan mudah menghancurkan tubuhnya. Dia berpesta dengan tubuh yang belum berkembang. ‘Senpai … tolong hentikan …’. Tapi kata-katanya sia-sia bagi si buas itu. Nafsu seksnya lalu mencapai Malaikat yang baru saja pindah ke sekolah kita; dia menyerang Asia-chan di hari pertama. ‘Aku akan mengajarimu tentang budaya Jepang dengan pelajaran khususku usai sekolah’. Dia bikin Malaikat itu jatuh ke jurang terdalam … kau membawanya ke rumahmu. Neraka yang tak pernah berakhir terjadi di kamar kecilmu. Perburuan Ise yang kejam terhadap para cewek cantik tak pernah berakhir. … Nah, sesuatu seperti itu.”

“… Serius? Jadi semua orang melihatku seperti itu?”

Aku melihat sekeliling kelas. Ini mungkin sebuah kesalahan tapi serasa ada orang yang terlihat seolah-olah aku adalah binatang nafsuan … Uuu! Itu cuma imajinasiku! Aku cuma membayangkannya! Sialan! Siapa yang menyebarkan rumor tentangku!?

“Sebenarnya, kami yang menyebarkan rumor itu.”

“Ya.”

Motohama dan Matsuda mengaku tanpa penyesalan. Kedengarannya seperti kebohongan, bukan? Orang-orang ini adalah temanku!

TOK! BANG! Aku memukul mereka tanpa sepatah kata pun! Tentu saja! Keparat sialan ini!

“Sakit, dasar sadis!”

“Ya. Jangan melampiaskannya pada kami, dasar buas!”

“Jangan bercanda! Menyebarkan rumor tentangku?! Kalian! Apa kalian sungguh mau mati, yang benar saja!?”

“Hm … kami bakal gila gara-gara cemburu kalau enggak melakukan hal seperti ini.”

“Hahaha! Lebih tepatnya kepala kami sudah menggila!”

“Menyesallah sedikit! Apa yang coba kalian lakukan pada kehidupan sekolahku!?”

“Omong-omong, ada juga rumor soal kau dan Kiba menjadi pasangan homo.”

“Nafsu seks monster buas itu pun sampai pada sang pangeran sekolah! Kami juga menyebarkannya.”

“Ini sangat populer di antara beberapa gadis.”

“Kyaaa! Siapa yang uke dan siapa yang seme?”[2]

“Mati sana! Pokoknya mati sana!”

Mereka teman terburuk! Sial! Kalau saja aku tak mengenal mereka begitu lama, aku pasti sudah menghajar mereka! Orang-orang ini memang sialan! Hah ….

Betapa menyenangkannya waktu makan siang bersama teman-temanku, aku harus pergi ke ruang klub. Aku pergi setelah meletakkan bentoku yang kosong di tas. Di mana Asia? Oh, dia sedang makan siang dengan gadis lain di sudut. Aku senang dia akrab. Dia memberi tahuku bahwa dia punya teman.

“Maaf Matsuda dan Motohama, aku akan pergi ke ruang klub dulu.”

“Oh, kau bekerja keras. Itu bagus buatmu.”

“Kau suka olahraga?”

“Apa boleh buat. Perintah Buchou. Dan karena aku berlatih, aku pasti akan memenangkan ini.”

“Energik juga. Sampai saat ini kau cuma bersemangat dengan pornografi dan semacamnya.”

“Kau benar-benar berubah. Apa kau makan sesuatu yang buruk? Apa hidupmu berubah saat kau melihat payudara asli?”

“Yah, berapa kali pun melihat payudara asli, itu selalu luar biasa.”

“Mati sana!”

“Mati sana!”

Hmph! Bencilah aku sepuas kalian. Selagi kalian membicarakan hal yang bukan-bukan soalku, aku akan bisa melihat payudara Buchou! Tapi … apa aku benar-benar berubah? Masa? Yah … aku memang berubah menjadi Iblis.

“Hei, Asia. Sudah selesai makan siang?”

“Asia, pacarmu memanggil.”

Gadis berkacamata yang duduk di dekat Asia, Kiryuu Aika, mengatakannya dengan wajah mesum.

“P-p-p-pacar!!?”

Bingung. Aku belum pernah melihatnya seperti ini sebelumnya. Nah, gadis mana pun akan bingung jika seseorang menyebut teman lelaki dekatnya itu “pacar”.

“Eh? Aku salah? Tapi kalian berdua selalu bersama, jadi kupikir kalian berdua pacaran.”

“I-i-itu … auu ….”

Wajah Asia segera memerah. Kalau kau mengatakan sesuatu seperti itu di kelas, semua orang akan melihatmu … dan aku bakal malu!

“Hmmm. Terus? Kalian terlihat seperti pasangan. Kalian selalu bersama dan akrab, seperti kombinasi. Kalian juga tinggal bersama dengan izin orangtuamu, 'kan? Seorang cowok dan cewek yang tinggal di bawah satu atap. Itu akan jadi … mufufufu. Omong-omong, akulah yang memberi tahunya soal ‘mandi bersama’! Jadi?! Apa kau menikmatinya?!”

“Itu kau, ya! Apa maksudmu ‘kombinasi’!? Jangan mengucapkan hal-hal seolah-olah kami adalah robot yang bisa bergabung! Itu tidak sopan! Yah … aku memang ingin melakukan hal ini, tapi aku tak bisa melakukan hal seperti itu pada Asia!”

Benar! Akulah yang harus melindungi Asia! Jadi, aku tak boleh melakukan hal seperti itu!

“Hmm. Itu aneh. Asia li … Mugah!”

Asia menutupi mulut Kiryuu dengan kedua tangan.

“Aaaah! Tolong hentikan, Kiryuu-san!”

Asia …? Aku belum pernah melihat mukanya semerah ini …. Matanya juga berair. Apa mungkin Kiryuu menyimpan rahasia Asia yang tidak ingin aku ketahui? Hmmmm … itu mungkin obrolan perempuan jadi sulit bagiku untuk mengganggu.

“Pokoknya, Asia. Kita disuruh pergi ke ruang klub, jadi ayo pergi.”

“Baik!”

Asia masih belum tenang. Nah, membahas hal-hal seperti ini terlalu menggugahnya ketika kau memikirkan di mana dia dibesarkan. Bahkan aku akan merasa malu jika diberi tahu bahwa dia adalah pacarku … tapi, jika Asia adalah pacarku, maka aku akan hidup bahagia. Namun, saat ini, aku memiliki perasaan perlindungan yang lebih kuat untuk Asia. Aku tak bisa memikirkan hidupku tanpa Asia lagi. Senyuman Asia menjadi bagian darinya. Merenungkan hidup bahagiaku, kami mendekati ruang klub.

—D×D—

Ketika kami memasuki ruangan, anggota lain sudah ada di sana … dan ada juga mereka yang bukan anggota klub juga.

! Aku kaget sewaktu melihat orang yang duduk di sofa di samping anggota klub.

“Kaichou ….”

Ya, orang yang duduk di sofa adalah Kaichou-sama sekolah Akademi Kuoh kami. Ketua OSISKaichou adalah siswi yang cantik dan langsing, dan berhawa dingin dan tegas di sekelilingnya. Dia sangat cantik sehingga dia tak terlihat seperti warga Jepang, tapi namanya Shitori Souna-senpai. Dia adalah seniorku di kelas tiga. Di sekolah dia yang terpopuler ketiga. Tentu saja yang paling populer adalah Rias-buchou, diikuti oleh Akeno-san. Dia berhawa seram yang takkan membiarkan siapa pun mendekatinya. Itu juga lantaran dia memiliki mata orang yang tegas, tapi dia juga sangat cantik. Dia lebih populer di kalangan siswi ketimbang siswa, dan dia mungkin lebih populer daripada Rias-buchou dan Akeno-san dengan perempuan. Jika aku melihat dengan teliti, ada satu siswa lelaki selain Kaichou yang berasal dari OSIS.

“Oh, jadi kau belum menyebutkan kami dengan Hyoudou, Rias-senpai? Aneh juga untuk tidak memperhatikan kami, padahal kami juga Iblis.”

Bukankah ini orang yang bergabung dengan OSIS baru-baru ini sebagai sekretaris OSIS? Kaichou lalu memberi tahunya dengan pelan kepada si sekretaris.

“Saji, mau bagaimana lagi karena kita tidak seharusnya saling menghubungi di waktu normal. Dan belum lama ini sejak dia menjadi Iblis. Hyoudou-kun menanggapi seperti yang seharusnya.”

… Ap … apa!? Omong-omong dia baru saja menjelaskan, lalu itu berarti orang-orang dari OSIS juga …? Jadi ada Iblis lain selain aku dan anggota Klub Penelitian Ilmu Gaib!? Akeno-san menjelaskan padaku yang benar-benar terkejut.

“Kaichou, nama asli Shitori Souna-sama adalah Sona Sitri. Dia adalah Iblis Kelas Tinggi yang merupakan pewaris Keluarga Sitri.”

Iblis Kelas Tinggi!? Dan Keluarga Sitri!? Aku sebenarnya tak yakin soal itu, tapi aku tahu kalau itu adalah keluarga penting seperti Keluarga Buchou dan Keluarga Phoenix! Apa …. Aku membisu. Aku jadi sangat terkejut saat mengetahui bahwa ada Iblis Kelas Tinggi lain di sekolah ini! Akeno-san lalu menjelaskan lebih jauh padaku.

“Keluarga Sitri adalah salah satu dari 72 Pilar yang selamat dari Perang Besar seperti Keluarga Gremory dan Keluarga Phoenix. Sekolah ini sebenarnya dikendalikan oleh Keluarga Gremory, tapi di siang hari, itu dikendalikan OSIS … dengan kata lain Keluarga Sitri yang memegang kendali. Waktu penanggung jawabnya dibagi antara siang dan malam.”

Begitukah … lalu anggota OSIS … si sekretaris berbicara, “Kalian mendapatkan kehidupan sekolah yang damai berkat Kaichou dan kami, para budak Iblis Sitri, bekerja di siang hari. Tak buruk bagimu untuk mengingatnya, tahu? Omong-omong, namaku Saji Genshirou. Aku kelas dua, dan aku adalah [Pawn] Kaichou.”

“Oooh, angkatan yang sama denganku dan juga [Pawn] yang sama denganku!”

Sungguh pertemuan yang tak terduga! Aku sedikit senang. Karena akan ada [Pawn] lain selain aku dan juga satu angkatan denganku! Si cowok sekretaris, Saji, membuat reaksi berlawanan dariku dan mendesah.

“Sebenarnya, kau sangat merusak harga diriku. Sampai kau, salah satu dari si trio mesum, menjadi [Pawn] yang sama denganku ….”

“A-apa katamu!?”

Keparat ini! Aku berpikir untuk akrab dengannya!

“Oh? Kau ingin melakukannya? Biarpun aku terlihat seperti ini, aku adalah [Pawn] yang memakan 4 bidak [Pawn]. Biarpun aku baru saja berubah jadi Iblis, aku takkan kalah melawan seseorang seperti Hyoudou.”

Saji melontarkan komentar memprovokasi padaku, namun Kaichou menatapnya tajam.

“Saji, hentikan itu.”

“T-tapi Kaichou!”

“Alasan kita datang ke sini adalah untuk memperkenalkan budak baru kita di antara sesama Iblis Kelas Tinggi di mana kita berdua memiliki sekolah ini sebagai markas kita. Dengan kata lain, ini adalah pertemuan untuk memperkenalkan kau dan para budak Rias, Hyoudou-kun dan Asia-san. Kalau kau adalah budakku, lalu jangan mempermalukanku. Selain itu ….”

Kaichou lalu menatapku.

“Saji, kau tak bisa menang melawan Hyoudou-kun. Dialah orang yang mengalahkan putra ketiga Keluarga Phoenix. Memakan 8 bidak [Pawn] bukan cuma sebuah pertunjukan.”

“8 bidak!? Tunggu, inilah orang yang mengalahkan Phoenix!? Sampai orang ini mengalahkan si Riser itu …. Kupikir itu Kiba atau Himejima-senpai yang menyelamatkan Rias-senpai ….”

Apa, apa? Apa yang mereka bicarakan? Dan bisakah kau berhenti menatapku dengan mata aneh itu. Aku bukan hewan di kebun binatang yang melakukan sesuatu yang aneh. Lalu Kaichou menundukkan kepalanya.

“Maafkan aku Hyoudou Issei-kun, Asia Argento-san. Budakku belum mengalami pertarungan sebanyak kalian berdua, jadi dia masih memiliki sikap kasar. Kalau boleh, bisakah kalian berteman dengannya?”

Kaichou mengatakannya pada kami sambil tersenyum. Kupikir kau menyebut ini senyuman dingin. Aku tidak merasakan hal buruk dari senyuman itu, jadi dia pasti orang yang hanya bisa tersenyum seperti ini.

“Saji.”

“Eh? Ya … ya! Tolong akrablah denganku ….”

Saji juga menundukkan kepalanya ke arahku dengan enggan. Dia sepertinya tidak puas dengan itu.

“Iya. Mari akrab,” balas Asia dengan senyum lebar. Asia benar-benar anak yang baik.

“Jika itu Asia-san, maka aku sangat senang!”

Saji meraih tangan Asia dan membuat sikap berlawanan dengan yang dia berikan padaku. Ke … keparat ini! Aku melepaskan tangan Saji dari tangan Asia, dan menjabat tangannya sambil menggenggamnya dengan kuat.

“Hahaha! Saji-kun! Tolong jaga aku juga! Dan aku akan benar-benar membunuhmu bila kau menyentuh Asia. Oke, Saji-kun!?” kataku dengan senyum palsu. Lalu dia juga tersenyum dan memegang tanganku lebih kuat.

“Iya! Iya! Mari akrab Hyoudou-kun! Dengan memiliki bishoujo pirang hanya untuk dirimu sendiri. kau benar-benar sadis-kun! Astaga, aku berharap ada hukuman suci yang menimpamu! Aku berharap kau mati sewaktu petir menyambarmu saat kau dalam perjalanan pulang!”

Kami saling membuat komentar negatif. Itu pasti terlihat aneh. Tapi aku tak bisa memaafkan cowok ini! Dia berbeda dari Kiba tapi aku tak tahan dengan cowok seperti dia! Sebenarnya, aku sangat ingin memukulnya! Aku benar-benar takkan membiarkan dia hidup bila dia menyentuh Asia!

“Kau pasti mengalami kesulitan.”

“Kau juga.”

Buchou dan Kaichou sama-sama mendesah sambil melihat kami.

“Cih. Anggota OSIS lebih kuat dari anggota klubmu.”

Saji mengatakannya sambil melepaskan tanganku. Jadi anggota OSIS adalah anggota keluarga Kaichou dan merupakan budak-budak Kaichou. Kaichou menyesap teh hijau dan mengatakannya dengan suara pelan.

“Aku suka sekolah ini. Aku juga berpikir bahwa pekerjaan OSIS sepadan dengan usahanya. Itu sebabnya aku takkan memaafkan mereka yang merusak kehidupan damai sekolah ini. Entah mereka manusia atau Iblis. Itu berlaku untuk kalian, orang-orang di sini, dan juga Rias.”

Aku segera mengerti kalau perkataan itu ditujukan pada kami Iblis baru yaitu aku, Asia, dan Saji. Dengan kata lain, dia takkan memaafkan siapa pun yang merusak kehidupan sekolah. Jadi, orang ini sangat menyukai sekolah ini, Akademi Kuoh. Tak heran dia itu ketua OSIS.

“Kurasa ini cukup untuk memperkenalkan pemula kita. Kalau begitu kami pamit dulu. Ada juga dokumen yang ingin kuselesaikan saat makan siang.”

Kaichou berdiri dan mencoba pergi.

“Kaichou. Cop, Souna Sitri-san…-sama. Tolong jaga aku mulai sekarang.”

“Y-ya! Tolong jaga kami!”

Aku menundukkan kepala ke arah Kaichou dan menyapanya, dan Asia melakukan hal yang sama. Ini salam sebagai Iblis pemula. Dia adalah Iblis Kelas Tinggi dan juga kenalan Buchou. Biarpun budaknya “begitu”, kupikir itu hal yang jelas untuk dilakukan sebagai Iblis baru dari keluarga Gremory.

“Ya, mari akrab.”

Kaichou menjawab dan tersenyum pada kami.

“Rias, aku akan menantikan ‘Turnamen Bola’,” ucap Kaichou pada Buchou sambil tersenyum, sebelum dia meninggalkan ruangan.

“Ya, aku juga,” balas Buchou sambil tersenyum padanya. Oh. Aku langsung mengerti bahwa keduanya sangat dekat. Lalu dia bisa membantu kami dalam pertengkaran antara keluarga-keluarga lama dari kejadian sebelumnya. Tapi kemudian kupikir tak sesederhana itu memasukkan kepalamu ke dalam masalah di antara Iblis Kelas Tinggi. Atau dia percaya bahwa Buchou akan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri? Kaichou meninggalkan ruangan usai mengatakan itu.

“Ise, Asia. Akrablah dengan Saji-kun. Kalian juga akan bertemu dengan anggota OSIS lainnya yang merupakan Iblis, tapi jangan bertarung dengan mereka. Karena kita semua menghabiskan kehidupan sekolah kita di sekolah yang sama. Paham?” jelas Buchou pada kami sambil tersenyum.

“Iya!”

Kalau Buchou mengatakan itu, maka aku akan mendengarkannya tanpa mengeluh! Aku takkan melawan meskipun orang itu berengsek! Tapi akan ada Iblis selain kami di sekolah ini …. Sepertinya ada lebih banyak rahasia di sekolah ini ….

—D×D—

BANG! BANG! Suara dimulainya turnamen bola bergema di langit. Dari siaran cuaca hari ini, akan turun hujan pada sore hari. Mohon jangan hujan sampai turnamen beres.

[Tsukmoto-kun dari “Klub Penelitian Manga”, Hashioka-sensei memanggilmu. Bisakah kau segera datang ke ruang guru.]

Sistem interkom ditempatkan di seluruh halaman sekolah membuat pengumuman tanpa henti. Kami semua anggota berganti ke seragam olahraga kami dan berkumpul di satu tempat dan beristirahat sampai dimulainya pertandingan. Tapi pertandingan klub sudah berakhir. Pertama-tama, ada pertandingan kelas. Kurasa kelasku akan bertanding dalam bisbol. Aku dan Asia juga harus berpartisipasi. Latihan yang kami lakukan usai sekolah tidak sia-sia. Setelah itu ada pertandingan antargender. Lalu setelah makan siang ada pertandingan antarklub. Aku melakukan beberapa latihan ringan sebagai pemanasan. Asia melakukan peregangan dengan bantuan Akeno-san. Koneko-chan sedang duduk di kasur plastik di lantai sambil membaca buku peraturan untuk permainan bola. Kiba … masih memikirkan sesuatu. Dia telah menatap langit. Buchou pergi untuk memeriksa kategori olahraga untuk pertandingan klub …. Oh, dia kembali. Buchou, yang baru saja kembali, tersenyum tanpa rasa takut.

“Fufufu, kita sudah memenangkan pertandingan ini.”

“Buchou, jadi olahraga apa yang kita mainkan?”

Dodgeball!”

Aku cuma punya firasat buruk soal ini.

—D×D—

“Buchouuuuuu!! Kau bisa melakukannya!”

Aku bersorak untuk Buchou dari pagar lapangan tenis. Hiks … Buchou dengan seragam tenis! Rok mini yang menampakkan pahamu itu mantap banget! Buchou mewakili gadis-gadis di kelasnya, dan bersaing dengan gadis senior lainnya.

SLAM! Buchou tengah bermain-main dengan lawannya dengan gerakan mulusnya, tapi lawannya juga sangat bagus!

“Kaichou-samaaaaa! Kyaaaa!” teriak para gadis dengan suara melengking. Yep, lawan Buchou tak lain adalah ketua OSIS, Shitori Souna-senpai.

“Ufufufu. Sungguh luar biasa kita bisa melihat pertandingan antara Iblis Kelas Tinggi di tempat seperti ini.”

Akeno-san juga menikmati menontonnya di sebelahku. Seperti katanya. Aku tak pernah menyangka akan ada pertandingan di antara Iblis Kelas Tinggi di sini. Dan keduanya tidak menahan diri. Mereka dengan serius memukul bola dengan raket mereka.

“Aku datang, Sona!”

“Lakukanlah, Rias!”

Keduanya bertukar kata begitu, dan mereka berdua benar-benar menyukai pertandingan ini. Itu terlihat seperti situasi di manga komedi-olahraga! Aku pun jadi bersemangat hanya dengan menonton mereka!

“Kaichouuuuu! Tolong menanglaaaaaaah!”

Ah, Saji juga bersorak di pagar di depanku. Dia bahkan mengayunkan bendera yang bertuliskan “OSIS”. Wow, dia juga bersemangat!

“Rasakan ini! Bola putar ala Shitori!”

Bola yang baru saja Kaichou pukul meluncur menuju Buchou.

“Jangan naif! Rasakan serangan balasan ala Gremory ini!”

Buchou mencoba memukulnya kembali dengan raketnya, tapi bola mengubah arahnya dan jatuh! Uoooooo! Apa itu bola sihir!?

“15-30!”

“Tidaaaaaaak, itu poin Kaichou!”

“Kau hebat, Souna. Bagus sekali, rivalku.”

“Ufufu. Rias, kau belum lupa janji yang kalah harus mentraktir udon dengan semua topping di Kobashiya, 'kan?”

“Ya, aku tidak lupa. Akan memalukan kalau kau merasakan itu sebelum aku. Itu sebabnya aku pasti akan menang! Tahukah kau bahwa aku memiliki 108 gaya bola sihir?”

“Aku akan menerima tantangan itu. Aku akan memukul balik semua bola yang masuk ke [Zona Shitori]-ku.”

Entah kenapa tapi kedua mata mereka membara …. Tapi, para putri, kenapa kalian berdua bertaruh hal yang begitu … biasa? Mungkin itu hal baik tentang Buchou dan Kaichou. Mungkin mereka mulai memiliki indra sebagai manusia karena mereka hidup di dunia manusia begitu lama. Setelah semua pertandingan terakhir antara Buchou dan Kaichou berlangsung begitu lama, raket mereka hancur dan mereka berdua mendapat urutan pertama. Nah, tentu saja raket normal akan patah kalau mereka melakukan reli yang intens seperti itu. Lalu turnamen pindah ke pertandingan klub ….

—D×D—

Bloobloomers.”

Aku sangat terkejut usai melihat apa yang Asia kenakan. Itu bukan celana pendek seragam olahraga sekolah tapi bloomers! Sebelum dimulainya pertandingan antarklub, Asia mendadak menghilang, dan ketika kupikir dia kembali dia sudah mengenakan bloomers. Oooo … kaki putihnya … pahanya …! Astaga! Kakinya bagus seperti biasa! Asia menggeliat sambil wajahnya tersipu merah.

“… Ummm … kudengar dari Kiryuu-san. Bahwa seragam yang cocok untuk dodgeball adalah bloomers … da … dan juga Ise-san akan senang kalau aku memakai ini ….”

Ki … Kiryuuuuuuuu! Cewek sialan itu! Kenapa dia mengajari Asia-chan-ku yang imut hal menakjubkan … cop, maksudku hal memalukan ini! Sial! Kiryuu, juga dikenal sebagai “biang keladi”, tindakannya sungguh mengguncang hatiku!

“Kau tak suka?” tanya Asia dengan suara malu-malu sambil melihat ke arahku! … Aku merasakan sesuatu meledak dalam diriku.

“Enggak, enggak. Ini bagus, Asia. Terima kasih banyak. Terima kasih banyak!”

Aku menggenggam tangan Asia dan mengucapkan terima kasih banyak. Tapi, Asia sendiri tak tahu apa yang sedang terjadi.

“Tingkatkan semangatnya, kalian berdua.”

Buchou masih energik bahkan setelah tenis habis-habisan itu. Yah, aku juga bersemangat!

Osu! Aku bersemangat dengan melihat bloomers Asia! Karena itu, aku enggak bakalan kalah!”

“Balasan bagus, Ise! Aku akan memberikan hadiah kalau kau bekerja keras!”

…! A … apa!! Kau serius, Buchou!? Aku merasa ada kekuatan yang tidak diketahui mengalir dalam diriku!

“Uooooooo! Oppai!”

Aku tidak boleh kalah! Oppai Buchou adalah milikku! DUB!

“Gyaaa!” teriakku. Tentu saja, karena Asia menginjak kakiku.

“Ise-san bagaimana kalau kau memberikan ‘itu’ pada semuanya?” tanya Asia dengan suara kesal. Saat aku melihat wajahnya cemberut. Dia sedang tak senang. Hiks … akhir-akhir ini Asia-chan telah belajar cara menggunakan kekerasan padaku. Dia pasti berada pada usia memberontak. Sama seperti kata Asia, ada sesuatu yang ingin kuberikan pada semuanya. Fufufu, aku membuatnya semalam.

“Semuanya! Mari kita kenakan ini sebagai sebuah tim!”

Apa yang kukeluarkan adalah ikat kepala, yang bertuliskan “Klub Penelitian Ilmu Gaib”. Itu buatan tanganku sendiri.

“Ara, kau sudah persiapan juga.”

Orang pertama yang mengambilnya adalah Buchou.

“Ya, Ise lebih terampil daripada dugaanku. Ini dibuat dengan baik.”

“Hehehe. Aku diam-diam berlatih.”

Ya, aku menggunakan waktu luangku untuk berlatih membuatnya. Aku tidak hebat dengan kerajinan tangan, tapi aku percaya bahwa aku pasti bisa kalau aku berlatih sedikit demi sedikit setiap hari. Berkat itu aku jadi lebih terlatih. Yah, hasilnya kurang bagus kalau dibandingkan dengan hasil yang dibuat oleh orang terampil, tapi setidaknya lumayan.

“… Bagus juga.”

Terima kasih, Koneko-chan!

“Ara ara. Tentu saja klub lain mengenakan sesuatu untuk melambangkan tim. Seperti seragam dan topi.”

“Itu benar, Akeno-san! Itu sebabnya aku juga membuatnya!”

Semuanya mengambil dari tanganku dan menempatkannya di dahi mereka. Itu membuatku senang. Kerja kerasku di malam hari terbayar sudah. Lalu aku memberikannya kepada Kiba yang masih bersikap aneh.

“Nih Kiba.”

“… Ya … ya. Makasih.”

“… Mari berkonsentrasi pada menang.”

“… Menang, huh. Ya … menang itu penting.”

Hm? Nadanya seolah-olah dia memiliki makna lain. Dia tampak memikirkan sesuatu.

[Anggota Klub Penelitian Ilmu Gaib dan Klub Bisbol. Silakan berkumpul di arena.]

Pengumuman yang memanggil kami! Pertandingan kami hampir dimulai!

—D×D—

“Incar dia! Incar Hyoudou!”

“Uoooooo! Persetan dengan kalian!” teriakku pada saat yang sama sambil menangis kala aku menghindari bola yang sangat cepat. Pertandingan antarklub yang dimulai! Olahraga yang harus kami lakukan adalah menghindari bola dan lawan pertama kami adalah klub bisbol. Orang-orang ini tak mau memukul siapa pun selain aku dari sudut pandang mereka!

Buchou. Salah satu dari “Dua Onee-sama Besar”. Idola sekolah yang sangat populer. Tak bisa diincar.

Akeno-san. Salah satu dari “Dua Onee-sama Besar”. Idola sekolah. Tak bisa diincar.

Asia. Malaikat dan gadis cantik nomor wahid kelas dua. Dan juga gadis pirang! Tak bisa diincar.

Koneko-chan. Seorang gadis loli-loli yang merupakan maskot sekolah kami. Kau merasa tidak enak kalau memukulnya.

Kiba. Musuh dari setiap siswa laki-laki di sekolah kami, tapi para gadis akan membencimu bila kau memukulnya. Tak bisa diincar.

Aku, Ise. Semua orang berpikir “Aku tidak mengerti kenapa orang itu termasuk dalam Klub Penelitian Ilmu Gaib”. Tidak masalah kalau kau mengincarnya. Tidak, kau harus memukulnya. Sial. Mati sana. Arahkan setiap bola padanya! Tembak di kepala! Mati sana, mati kau monster buas!

Aku merasa seperti aku bisa mendengar pikiran mereka! Cara terbaik untuk melenyapkanku! Dan niat jahat semua orang terkonsentrasi padaku! Dari setiap siswa sekolah ini!

“Bunuh Iseeeeee!!”

“Asia-chaaaaaaaaan! Bloomers adalah yang terbaik! Iseeeeeee, mati!!”

“Tolong! Serang Hyoudou! Demi Rias-oneesama! Demi Akeno-oneesama!”

“Kau harus membawa Asia-san kembali ke sisi yang baik!”

“Mati! Kanan! Tidak, lempar ke kepala!”

“Bunuh dia!! Mati!! Seharusnya cuma ada satu lolicon, dan itu aku!”

“Kau takkan terbunuh kalau kau tidak keluar!”

Bahkan orang banyak menyuruhku mati! Persetan kalian semua! Semua mata mereka mengirimkan niat membunuh yang ditujukan padaku! Sial! Kenapa ini terjadi! Perasaan burukku berubah jadi kenyataan!

“Semua bola terkonsentrasi pada Ise! Dari segi strategi, ini akan jadi ‘pengorbanan’! Ise, ini kesempatan!”

“Buchouuuu!! Aku akan melakukan yang terbaik! Sialan! Aku tak melakukan ini buat bersenang-senang!”

Kalau Buchou mengandalkanku, maka aku harus bekerja keras biarpun itu berarti menggunakan tubuhku sebagai perisai! Bola yang diarahkan padaku diblok Koneko-chan, yang kemudian menggunakan bola itu untuk menjatuhkan lawan dalam satu tembakan! Ya! Kalau begini kami bisa mendapatkan urutan pertama! Satu-satunya hal yang mesti kulakukan adalah menghindari bola dan lari! Sewaktu aku berpikir seperti itu, seorang cowok klub bisbol berbadan besar datang dan mengincar Kiba!

“Sialan! Aku tak peduli kalau aku dibenci! Kau sangat tampan!!”

Ooou! Cowok itu sangat membenci cowok tampan hingga dia mengincar Kiba alih-alih aku! Pukul! Nah, itulah yang kupikirkan ….

“Apa yang kaulakukan menatap ke tempat lain!?”

Aku menuju Kiba sambil berteriak karena dia masih di dunianya sendiri. Aku berdiri di depannya untuk melindunginya.

“… Ah. Ise-kun?”

Ah, Ise-kun? Pantatku! Apa sih yang kaulakukan!? Dan bola itu datang ke arahku! Mau bagaimana lagi! Aku akan menggunakan tubuhku untuk menghentikan bola! Ketika aku berpikir seperti itu, bola mengubah arahnya. Bola jatuh seperti forkball dan mengarah ke selangkanganku ….

DOM!!

“…!!!”

Sebuah serangan langsung … bolaku … dihancurkan oleh … sebuah bola …. Guhaa … aku jatuh memegang selangkanganku karena nyeri yang luar biasa yang diberikan padaku … ini tak bisa menjelaskan betapa sakitnya itu … nyeri itu hanya cowok saja yang tahu …. Anggota klub bergegas ke arahku. Buchou mengangkatku.

“Bu … Buchou … bola … ku ….”

“Aku punya bolanya! Kau melakukannya dengan baik Ise! Sekarang, waktunya untuk memburu mangsa yang mengalahkan Ise-ku yang manis!”

O … Onee-sama … kau memiliki mata yang sangat menakutkan …. Tapi … sungguh bolaku … aku bahkan tak bisa bernapas … auaa auuuuu ….

“Ara ara. Buchou. Kau salah. Sepertinya bola lain sedang dalam kondisi serius.”

I … itu benar, Akeno-san … Buchou sepertinya menyadari situasinya dan menjadi terdiam.

“…! Bagaimana ini bisa terjadi! Asia, tolong kemari. Aku akan dapat masalah kalau itu jadi tidak berguna karena hal seperti ini!”

“Y … ya. Apa Ise-san terluka …?”

“Ya, rupanya bagian pentingnya. Bisakah kau menyembuhkan dia di belakang gedung?”

“Bagian penting? Aku tidak begitu mengerti tapi baiklah!”

“Koneko. Bisakah kau membawa Ise ke tempat di mana tak ada orang?”

“… Baik.”

… Sepertinya mereka sedang mendiskusikan tentang sesuatu saat aku kesakitan.

“B-Buchou … maafkan aku karena aku tidak bisa banyak berguna ….”

“Tak apa, Ise. Kau melakukannya dengan baik. Serahkan sisanya pada kami.”

Buchou mengelus lembut pipiku dengan tangannya.

CENGKERAM. Seseorang mencengkeram kerah bajuku.

SERET. Aku diseret. Tentu saja yang menyeretku adalah Koneko-chan.

“Ise-san! Tolong bertahanlah!”

Asia menyemangatiku saat mengikutiku.

“Ini adalah pertarungan balas dendam untuk Ise!”

Aku bisa mendengar suara energik dan gila Buchou dari jauh. Dia terdengar seolah-olah aku sudah mati … aaah, kalau Buchou jadi serius, lalu itu akan baik saja bahkan tanpa Koneko-chan … dengan ini, aku mundur untuk pertandingan pertama untuk sementara dan diseret ke belakang gimnasium.

—D×D—

Aku dibawa ke belakang gimnasium tempat tak ada orang lain … selangkanganku masih sakit ….

“Ise-san, aku akan mulai menyembuhkan. Tolong tunjukkan lukamu.”

…! Aku tak bisa melakukan hal seperti itu ….

“T … tidak, aku tak bisa ….”

“Apa katamu!? Kalau kau tak menunjukkan lukamu maka aku tak bisa menyembuhkanmu!”

Dia tampak sangat termotivasi tapi aku tak bisa … kita berbicara soal bola, tahu? Bolaku. Kalau aku melakukan itu maka “tongkat”-ku juga akan kelihatan …. Tak mungkin Asia bisa menangani ini ….

“… Asia … aku mohon … tolong jangan menyusahkanku lagi ….”

“T … tidak! Aku hanya mencoba membantu ….”

Aaah. Dia berwajah sangat sedih ….

“Asia, jangan menangis … bisakah kau menggunakan kekuatanmu di sekitar pinggulku …? Kupikir akan sembuh seperti itu ….”

Asia pengguna Sacred Gear [Twilight Healing] yang bahkan bisa menyembuhkan Iblis. Itu juga merupakan nyawa grup kami. Dia memiliki kemampuan penyembuhan yang luar biasa dan bisa menyembuhkan sebagian besar luka dengan segera. Aku yakin itu juga bisa menyembuhkan kerusakan “ini” tapi aku tak bisa menunjukkannya padanya …. Ada cahaya hangat keluar dari tangannya. Pada saat yang sama aku bisa merasakan sakitnya menghilang dari sana. Luar biasa … sungguh cahaya yang hangat …. Aaaah, rasa sakitnya menghilang seolah-olah itu cuma mimpi … jadi Sacred Gear Asia juga bekerja secara signifikan untuk bola yang rusak ….

“… Situasi yang tak bisa kujelaskan dengan kata-kata,” desah Koneko-chan. Itu langka.

“Ise-san. Tolong istirahat sebentar. “

Aku berbaring dan Asia mendekatiku dan mengangkat kepalaku …. Lalu aku merasakan sensasi yang sangat lembut dari kepalaku!? Sensasi ini adalah perasaan paha! Apakah aku mendapatkan “bantal pangkuan”!? Serius!?

“Ise-san, kau terlihat sangat senang saat Buchou melakukan ini padamu …. Mungkin aku tidak cukup baik ….”

Itu bohong! Ini bloomers, lho? Bantal pangkuan, lho? Mendapat bantal pangkuan saat seorang gadis mengenakan bloomers adalah mimpi!

Hiks … Terima kasih. Terima kasih.”

Aku sangat berterima kasih padanya sambil meneteskan air mata.

“Ufufufu. Ise-san sangat berterima kasih hari ini.”

[Klub Penelitian Ilmu Gaib menang!]

Kabar baik yang baru saja diumumkan juga mencapai telingaku.

—D×D—

TIK TIK. Di luar hujan deras. Kami beruntung hujan turun setelah turnamen.

PLAK! Ada juga suara pahit yang menggema mengikuti suara hujan. Buchou baru saja menampar seseorang. Bukan aku. Itu Kiba.

“Bagaimana? Kau sudah bangun?”

Buchou sangat murka. Untuk turnamen bola, kami, Klub Penelitian Ilmu Gaib, memperoleh urutan pertama. Aku, Asia, dan Koneko-chan kembali dan memperoleh urutan pertama sebagai satu tim … tapi ada satu orang yang tidak bekerja sama. Aku membicarakan Kiba. Dia memang berkontribusi beberapa kali tapi dia tidak melakukan apa-apa hampir sepanjang waktu. Buchou marah padanya beberapa kali selama pertandingan tapi Kiba sepertinya tidak peduli. Aku bakalan kesal kalau Buchou enggak begitu. Biarpun pipinya ditampar, Kiba masih tidak membuat ekspresi ataupun berbicara. Cowok ini … apa dia benar-benar Kiba? Karena perubahan mendadak tersebut, dia tampak seperti orang yang sama sekali berbeda. Dia si cowok tampan yang selalu berwajah menyegarkan. Lalu dia tiba-tiba membuat wajah tersenyum seperti biasa.

“Apa sudah beres? Turnamen bola juga sudah beres. Kita tidak akan berlatih lagi jadi bisakah aku istirahat sampai malam hari? Aku sedikit lelah jadi aku akan istirahat dari aktivitas klub yang biasa. Aku minta maaf atas perilakuku siang ini. Sepertinya aku tidak enak badan hari ini.”

“Kiba, kau benar-benar aneh belakangan ini?”

“Itu bukan urusanmu.”

Aku bertanya padanya tapi Kiba menjawab dengan dingin dengan wajah tersenyum.

“Bahkan aku mencemaskanmu.”

“Cemas? Siapa yang mencemaskan siapa? Kupikir normal bagi Iblis untuk hidup sesuai keinginan mereka. Yah, kurasa aku yang salah karena tidak mendengarkan majikanku kali ini.”

Hmmm, mungkin aku harus memberi tahunya sedikit. Tapi kenapa aku harus melakukan ini? Biasanya sebaliknya. Aku mengatakan sesuatu yang gila, dan Kiba menenangkanku.

“Ini sulit situasi seperti ini ketika kita mencoba untuk membentuk grup yang tepat. Begitulah yang kita rasakan setelah kita melalui pengalaman pahit di pertandingan sebelumnya, ingat. Bukankah kita harus saling menutupi kelemahan satu sama lain mulai sekarang? Kita 'kan teman.”

“Teman ….”

Kiba lantas membuat wajah muram.

“Ya, teman.”

“Kau selalu bersemangat … Ise-kun, akhir-akhir ini aku mulai mengingat hal dasar.”

“Dasar?”

“Ya, benar. Alasan mengapa aku bertarung.”

“Bukankah itu untuk Buchou?”

Itulah yang kupikirkan. Itulah yang kuyakini dengan keras. Hanya dengan pemikiranku sendiri. Tapi dia langsung menyangkalnya.

“Tidak. Aku hidup jadi aku bisa membalas dendam. Pedang Suci Excalibur. Menghancurkan itulah alasan mengapa aku hidup.”

Kiba memiliki wajah dengan tekad yang kuat. Saat itu, kupikir aku telah melihat wajah aslinya.

 

[1] Satu orang memukul bola, sementara yang lain menangkap bola

[2] Uke (menerima) adalah mereka yang bertindak sebagai ceweknya & seme (menyerang) adalah mereka yang bertindak sebagai cowoknya

Post a Comment

0 Comments